4.17. Hubungan Berat Badan Ideal Dengan Tekanan Darah Sistolik
Hasil analisis variabel berat badan ideal dengan tekanan darah sistolik dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.32. Berat Badan Ideal Responden dan Tekanan Darah Sistolik di Lingkungan I Pengilar X Kelurahan Amplas Kecamatan Medan
Amplas
Variabel Rata – rata
Standart Deviasi
Berat Badan Ideal Responden 24,19
0,84 Tekanan Darah Sistolik
122,38 6,328
Tabel 4.32 menunjukkan bahwa rata – rata berat badan ideal responden
24,19 dan standart deviasi 0,84. Rata – rata tekanan darah sistolik responden 122,38 mmHg dan standart deviasi 6,33.
Tabel 4.33. Korelasi Pearson Variabel Berat Badan Ideal Responden dan Tekanan Darah Sistolik di
Lingkungan I Pengilar X Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas
Variabel Correlation coefficient r
p Berat Badan Ideal
0,095 0,392
Tekanan Darah Sistolik
Tabel 4.33 menunjukkan hasil uji statistik korelasi pearson diperoleh nilai
p 0,392 0,05, artinya tidak ada hubungan berat badan ideal responden dengan tekanan darah sistolik.
4.18. Hubungan Berat Badan Ideal Dengan Tekanan Darah Diastolik
Hasil analisis variabel berat badan ideal dengan tekanan darah diastolik dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.34. Berat Badan Ideal Responden dan Tekanan Darah Diastolik di Lingkungan I Pengilar X Kelurahan Amplas Kecamatan Medan
Amplas
Variabel Rata – rata
Standart Deviasi
Berat Badan Ideal Responden 24,19
0,84 Tekanan Darah Diastolik
79,64 7,830
Tabel 4.34 menunjukkan bahwa rata – rata berat badan ideal responden
24,19 dan standart deviasi 0,84. Rata – rata tekanan darah diastolik responden 79,64 mmHg dan standart deviasi 7,83.
Tabel 4.35. Berat Badan Ideal Responden dan Tekanan Darah Diastolik di Lingkungan I Pengilar X Kelurahan Amplas Kecamatan
Medan Amplas
Variabel Correlation coefficient r
p Berat Badan Ideal
0,206 0,060
Tekanan Darah Diastolik
Tabel 4.35 menunjukkan hasil uji statistik korelasi pearson diperoleh nilai p
0,060 0,05, artinya tidak ada hubungan berat badan ideal responden dengan tekanan darah diastolik.
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Tingkat Kebisingan
Penelitian ini ada dua kelompok sampel yang diteliti, yaitu kelompok sampel pertama dengan tingkat kebisingan
≤ 55 dB A dan kelompok sampel kedua dengan tingkat kebisingan 55 dB A. Lama waktu paparan terhadap kebisingan
mempengaruhi kesehatan manusia yang terpapar. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa tingkat kebisingan di atas 85 dB A dapat mempengaruhi
kesehatan di dunia kerja seperti hilangnya kemampuan pendengaran manusia. Tetapi menurut Gunarwan 1992 bahwa kebisingan di atas 50 dB A sudah dapat dianggap
sebagai kebisingan yang perlu mendapat perhatian. Dikarenakan kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Pengaruhnya berupa peningkatan sensitivitas
tubuh seperti peningkatan sistem kardiovaskuler dalam bentuk kenaikan tekanan darah dan denyut jantung Candra, 2006.
5.2. Tekanan Darah