2.10. Kerangka Konsep
2.11. Hipotesis Penelitian
Ho : Tidak ada hubungan tingkat kebisingan dengan tekanan darah pada masyarakat Lingkungan I Pengilar X
Ha : Ada hubungan tingkat kebisingan dengan tekanan darah pada masyarakat Lingkungan I Pengilar X
- Karakteristik Responden 1. Usia
2. Lama tinggal 3. Berat badan ideal
Tingkat Kebisingan
≤ 55 dB A
55 dB A
- Jarak rumah dengan
percetakan Tekanan Darah
- Sistolik - Diastolik
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional di mana seluruh variabel dalam penelitian ini diukur satu kali pada saat
yang sama dengan tujuan untuk menganalisis hubungan dari tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh perusahaan percetakan dengan perubahan tekanan darah.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan I Pengilar X Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas, dengan pertimbangan kebisingan pada rumah yang ada di
Lingkungan I Pengilar X melebihi ambang batas Permenkes No 718 Tahun 1987 tentang kebisingan. Hari kerja perusahaan setiap hari Senin sampai hari Sabtu dengan
jam kerja mulai 08.00 WIB - 23.00 WIB.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari tahun 2012.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga yang tinggal di Lingkungan I Pengilar X Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas Tahun 2012.
3.3.2. Sampel
Jumlah sampel yang akan diteliti dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sastroasmoro dan Ismael, 1995 :
N =
�
��
�
2 �� +��
�
�1�1+�2�2
�
2 �1−P2
2
Keterangan : N = Besar sampel
P1 = Proporsi tekanan darah pada responden berdasarkan penelitian Ortiz 1974 Po = 0.72
Pa = Proporsi perubahan tekanan darah yang diharapkan peneliti Pa = 0,42
α = Tingkat kemaknaan 5 = 0.05. Zα = Nilai deviasi normal pada α 5 = 1,96.
Zβ = Nilai deviasi normal pada 20 = 0,842. Kekuatan uji power of test = 1 –
β = 1- 0,2 = 0,8. P =
p1+p2 2
P =
0,72+0,42 2
P =
1,14 2
P = 0,57 Q = 1 – 0,57 = 0, 43
N =
�
1,96
�
2 �0,57�0,43 +0,842
�
0,72 �0,28+0,42�0,58
�
2 0,72
−0,42 2
N =
�
1.96
�
0,4902 +0.842
�
0,2016+0,2436
�
2 0,3
2
N =
�
1.96
�
0,4902 +0.842
�
0,4452
�
2 0,3
2
N =
1.372+0,5622 0,3
2
N =
3.741 0.09
N= 41,57 ≈ 42 orang. Ada dua kelompok sampel yang diteliti. Tingkat Kebisingan
≤55 dB A dengan kriteria inklusi sebagai berikut :
1. Ibu rumah tangga yang terpapar dengan tingkat kebisingan ≤ 55 dB
2. Berusia 20 – 45 tahun.
3. Tidak merokok.
4. Tidak minum alkohol.
5. Tidak obesitas.
Tingkat Kebisingan ≤55 dB A dengan kriteria eksklusi sebagai berikut :
1. Ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah.
2. Ibu rumah tangga yang sedang hamil.
Jumlah sampel ini sebesar 42 orang.
Tingkat Kebisingan 55 dB A dengan kriteria inklusi sebagai berikut : 1.
Ibu rumah tangga yang terpapar dengan tingkat kebisingan 55 dB A dengan alasan kebisingan mengganggu tanpa memakai alat pelindung telinga.
2. Berusia 20 – 45 tahun.
3. Lama paparan kebisingan 8 jam sehari.
4. Tidak merokok.
5. Tidak minum alkohol.
6. Tidak obesitas.
Sampel 2 dengan kriteria eksklusi sebagai berikut : 1.
Ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah. 2.
Ibu rumah tangga yang sedang hamil. Jumlah sampel ini sebesar 42 orang.
Jumlah seluruh sampel sebesar 84 orang.
3.4.. Cara Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti di Lingkungan I Pengilar X Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas berupa data :
a. Hasil wawancara langsung dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang
berisi pertanyaan tentang tanggal lahir, pendidikan, jarak rumah responden dengan perusahaan, dan keluhan kesehatan responden.
b. Pemeriksaan tekanan darah untuk mengetahui peningkatan tekanan darah.
c. Pengukuran intensitas kebisingan di Lingkungan I Pengilar X Kelurahan
Amplas Kecamatan Medan Amplas dengan menggunakan alat sound level meter.
d. Pengukuran berat badan dan tinggi badan responden.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Kantor Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas. Data yang diambil berupa data demografi tahun 2011.
3.5. Cara Kerja Penelitian 3.5.1.
Cara Kerja Sound Level Meter
Pengukuran tingkat kebisingan di Lingkungan I Pengilar X Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas dengan menggunakan soundlevel meter. Prosedur
penggunaan soundlevel meter adalah sebagai berikut: A.
Persiapan Alat 1.
Pasang baterai pada tempatnya. 2.
Tekan tombol power. 3.
Cek garis tanda panah pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik atau tidak.
4. Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai dengan
angka kalibrator. 5.
Stel tombol pengatur tingkat kebisingan sesuai dengan skala yang diinginkan dan baca angka pada soundlevel meter.
3.5.2. Prosedur mengukur tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop
1. Beritahu dan jelaskan pada responden tindakan yang dilakukan.
2. Siapkan alat dan buku, secara ergonomis.
3. Atur posisi responden senyaman mungkin duduk atau tidur.
4. Buka lengan baju atau gulung ke atas.
5. Letakkan lengan atas sejajar dengan jantung, dengan cara diganjal bantal.
Telapak tangan menghadap ke atas. Pastikan lengan atas bebas dari pakaian untuk mencegah kontriksi dan memudahkan untuk memasang
manset, agar pengukuran lebih akurat.
6. Lakukan palpasi arteri brachial menggunakan dua ujung jari telunjuk dan
jari tengah untuk merasakan denyut kuat dibagian depan siku. 7.
Pasang manset, letakkan manset ± 2,5 cm diatas arteri tersebut dan bagian tengah bladder dipasang diatas arteri tersebut, pasang manset melingkari
lengan atas tersebut dan kaitkan ujungnya. 8.
Letakkan manometer sejajar dengan mata pemeriksaan agar pemeriksaan lebih akurat.
9. Gunakan stetoskop, agar suara terdengar jelas dan bersih.
10. Pasang stetoskop dengan meletakkan bel atau diafragma dari stetoskop
diatas arteri brachial, untuk mendapatkan suara yang maksimal. 11.
Tutup katup dengan mengunci sampai rapat, lalu pompa bola manometer sampai 30 mmHg di atas tekanan sistolik untuk menyakinkan keakuratan
pengukuran tekanan sistolik. 12.
Buka katup untuk mengeluarkan udara. Katup di buka secara perlahan – lahan ± 2-3 mmHg detik. Apabila penurunan air raksa terlalu cepat atau
terlalu lambat dapat mengakibatkan hasil yang tidak akurat. Keluarkan udara dari manset secara berangsur – angsur dan perhatikan angka pada
manometer saat terdengar bunyi dup pertama sistolik dan perhatikan suara keras yang terakhir diastolik. Kemudian keluarkan seluruh udara
dari manset dengan cepat. 13.
Buka manset dari lengan responden, beritahu hasil pemeriksaan kepada responden.
14. Rapikan responden.
15. Bereskan alat.
16. Lakukan dokumentasi tindakan yang dilakukan Yuni, 2010.
3.5.3. Prosedur pengukuran berat badan dengan timbangan berat badan
1. Timbangan berat badan harus menunjukkan angka 0,00.
2. Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah
alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca . 3.
Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap tenang jangan bergerak - gerak dan kepala tidak menunduk memandang
lurus kedepan. 4.
Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai angka tidak berubah statis.
5. Catat angka yang terakhir ditandai dengan munculnya tanda bulatan O
diujung kiri atas kaca display. 6.
Minta responden turun dari alat timbang Depkes, 2007.
3.5.4. Prosedur pengukuran tinggi badan
1. Minta responden melepaskan alas kaki sandalsepatu, topi penutup
kepala. 2.
Pastikan alat geser berada diposisi atas. 3.
Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser. 4.
Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.
5. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.
6. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden.
Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala responden. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada
dinding. 7.
Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar ke bawah Pembacaan dilakukan tepat di depan angka skala pada garis
merah, sejajar dengan peneliti. 8.
Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
9. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang
koma 0,1 cm Depkes, 2007.
3.6. Defenisi Operasional
1. Kebisingan adalah suara yang terukur yang berasal dari mesin perusahaan percetakan dapat menimbulkan keluhan gangguan kesehatan dan
kenyamanan di masyarakat. 2. Tekanan darah adalah hasil pengukuran sistolik dan diastolik responden pada
saat penelitian dilakukan. 3. Tekanan darah sistolik adalah jumlah tekanan pada pembuluh arteri ketika
jantung berkontraksi ketika pengukuran dilakukan. 4. Tekanan darah diastolik adalah jumlah tekanan pada jantung sedang
berelaksasi ketika pengukuran dilakukan. 5. Waktu pengukuran tekanan darah adalah saat di mana responden telah
beristirahat 10 menit sebelum pengkuran dilakukan.
6. Pengukur tekanan darah responden adalah seorang tenaga medis yang mengukur tekanan darah responden pada saat penelitian dilakukan.
7. Usia adalah jumlah ulang tahun yang telah dilalui responden terhitung sejak tahun kelahiran responden.
8. Lama tinggal adalah jumlah tahun responden tinggal di lingkungan II Pengilar X sampai penelitian dilakukan.
9. Jarak rumah adalah jarak dindidng rumah responden dari tembok pembatas perusahaan percetakan yang diukur secara perkiraan pada saat penelitian
dengan satuan meter. 10. Berat badan adalah ukuran tubuh responden dalam sisi berat yang ditimbang
dalam keadaan berpakaian pada saat penelitian dilakukan. 11. Tinggi badan adalah jarak vertikal dari lantai sampai bagian atas kepala,
diukur saat resoponden dalam posisi berdiri tegak lurus dan menatap lurus ke depan pada saat penelitian dilakukan.
3.7. Aspek Pengukuran