Kebiasaan Merokok Pertahanan Tubuh terhadap Paparan Partikel Debu yang Terinhalasi

mendapatkan pemajanan dan seberapa kerap pemajanan mengenai subyek dampaknyapun semakin bervariasi Kusnoputranto, 1991. Untuk mengantisipasi efek negatif paparan debu kayu di tempat kerja, maka perlu dilakukan upaya pencegahan dan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Salah satu upaya pencegahan tersebut adalah menetapkan waktu bekerja sehari-hari yaitu selama tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40 jam per minggu UU Nomor 13, 2003.

2.4 Kebiasaan Merokok

Definisi kebiasaan merokok adalah seseorang yang pernah merokok 100 atau lebih rokok selama hidupnya dan dilaporkan sekarang masih terus atau kadang- kadang merokok. Dalam beberapa penelitian menyimpulkan bahwa rokok meningkatkan kekerapan kelainan paru, dengan demikian rokok memperburuk efek debu terhadap paru Putranto, 2007. Masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok terkait dengan kandungan zat kimia yang terdapat di dalam asap rokok, kandungan zat kimia dalam asap rokok ditentukan oleh beberapa faktor karakteristik rokok, yaitu jenis tembakau, desain rokok misalnya, pemakaian filter, kertas yang dipakai dan bahan-bahan penambah dan pola menghisap rokok. Asap rokok mengandung bermacam-macam jenis senyawa diantaranya 4000 jenis senyawa yang telah di identifikasikan. Beberapa senyawa tersebut bersifat sebagai asfiksan kimiawi, iritan, siliastik, karsinogen, kokarsinogen dan senyawa aktif secara farmakologis Moeller, 1992. Universitas Sumatera Utara Lebih dari 1200 bahan merupakan campuran kompleks yang terdapat dalam asap rokok. Sebagian besar terdiri dari zat-zat organik. Partikel-partikel yang terkandung di dalamnya adalah nikotin dan tar, yang bersifat karsinogenik dan siliotoksik. Asap rokok juga mengandung oksida–oksida yang dapat mengurangi anti tripsin Alfa satu, dan juga dapat mengakibatkan kenaikan kadar enzim elastolitien yang mampu merusak jaringan alveolus Moeller, 1992. Rokok mengandung substansi yang bersifat racun terhadap silika mukosa saluran nafas sehingga dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi jalan nafas besar berupa hipertropi dan hiperplasi kelenjar mukus. Pada jalan nafas kecil yang berdiameter 2 mm akan menimbulkan efek akut berupa obstruksi parsial dan bervariasi, inflamasi ringan sampai penyempitan dan obstruksi jalan nafas karena proses inflamasi, hiperplasi sel goblet dan sekret intraluminar sehingga mempercepat penurunan faal paru. Perubahan struktur karena merokok dapat dideteksi setelah merokok 10 – 15 tahun. Komposisi kimia rokok ialah nikotin, tar dan komponen yang berisi gas. Komponen pada rokok diduga memberikan pengaruh menahun dalam paru Putranto, 2007. Secara normal faal paru akan berkurang dengan bertambahnya umur dan ini akan lebih cepat terjadi pada seorang perokok. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan bronkhitis kronik sehingga faal paru menahun dan ada hubungannya dengan penyakit obstruksi. Kebiasaan merokok berhubungan dengan keluhan saluran nafas yaitu batuk, dahak dan mengi Jeremy et. al, 2007. Universitas Sumatera Utara Asap rokok juga dapat menyebabkan iritasi persisten pada saluran pernafasan sehingga menyebabkan kerentanan terhadap berbagai penyakit.

2.5 Penggunaan Alat Pelindung Diri APD

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keadaan Lingkungan Kerja, Karakteristik Pekerja dan Kadar Debu Kayu (PM10) terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja Industri Kecil Meubel Di Kota Banda Aceh Tahun 2010

11 81 120

Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Asuhan Persalinan Normal Di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh Tahun 2008

3 82 81

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pekerja dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun 2013

2 29 157

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PERNAFASAN PADA PEKERJA INDUSTRI MEUBEL PT.ALBISINDO TIMBER (SUKUN GROUP) KUDUS

3 17 55

Hubungan Masa Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Karyawan di PT. Madubaru Kabupaten Bantul

2 10 6

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, RIWAYAT PENYAKIT, DAN MASA KERJA DENGAN GANGGUAN SALURAN PERNAPASAN Hubungan Antara Kebiasaan Merokok, Riwayat Penyakit, Dan Masa Kerja Dengan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pekerja Di Sentra Industri Mebel Di Kecam

0 2 15

SKRIPSI Hubungan Antara Kebiasaan Merokok, Riwayat Penyakit, Dan Masa Kerja Dengan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pekerja Di Sentra Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolali.

0 6 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kebiasaan Merokok, Riwayat Penyakit, Dan Masa Kerja Dengan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pekerja Di Sentra Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolali.

1 4 6

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Kebiasaan Merokok, Riwayat Penyakit, Dan Masa Kerja Dengan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pekerja Di Sentra Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolali.

0 2 4

PAJANAN DEBU KAYU (PM10) TERHADAP GEJALA PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN PADA PEKERJA MEUBEL SEKTOR INFORMAL

0 1 7