10 ditetapkan sebesar 150 µgm
3
untuk waktu pengukuran 24 jam dan 50 µgm
3
untuk waktu pengukuran 1 tahun US.EPA, 2004 dalam Putranto, 2007.
5.2 Riwayat Pekerjaan Lama Kerja dan Jam Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan riwayat pekerjaan pekerja industri meubel paling banyak dengan riwayat tidak terpapar yaitu 30 orang 60,0
dan dengan riwayat terpapar yaitu 20 orang 40. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja dengan riwayat tidak terpapar lebih banyak dari pada pekerja dengan riwayat
terpapar. Pekerja yang terpapar debu kayu secara kontinyu pada usia 15 sampai dengan
25 tahun akan terjadi penurunan kemampuan kerja, usia 25 sampai dengan 35 tahun timbul batuk produktif, usia 45 sampai dengan 55 tahun terjadi sesak hipoksemia,
usia 55 sampai dengan 65 tahun terjadi cor pulmonal sampai kegagalan pernafasan dan kematian Triatmo, 2006.
Untuk mengantisipasi efek negatif paparan debu kayu di tempat kerja, maka perlu dilakukan upaya pencegahan dan perlindungan terhadap keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja. Salah satu upaya pencegahan tersebut adalah menetapkan waktu bekerja sehari-hari yaitu selama tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40 jam per
minggu UU Nomor 13, 2003.
5.3 Kebiasaan Merokok
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50 pekerja yang menjadi sampel, jumlah yang merokok yaitu 32 orang 64,0 dan yang tidak merokok yaitu 18
Universitas Sumatera Utara
orang 36,0. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja yang merokok lebih banyak dari pada pekerja yang tidak merokok.
Masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok terkait dengan kandungan zat kimia yang terdapat di dalam asap rokok, kandungan zat kimia dalam asap rokok
ditentukan oleh beberapa faktor karakteristik rokok, yaitu jenis tembakau, desain rokok misalnya, pemakaian filter, kertas yang dipakai dan bahan-bahan penambah
dan pola menghisap rokok. Asap rokok mengandung bermacam-macam jenis senyawa diantaranya 4000 jenis senyawa yang telah di identifikasikan. Beberapa
senyawa tersebut bersifat sebagai asfiksan kimiawi, iritan, siliastik, karsinogen, kokarsinogen dan senyawa aktif secara farmakologis Moeller, 1992.
5.4 Penggunaan APD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50 pekerja yang menjadi sampel, jumlah pekerja yang tidak menggunakan APD yaitu 33 orang 66,0 dan yang
menggunakan APD yaitu 17 orang 34,0. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja
yang tidak menggunakan APD lebih banyak dari pada yang menggunakan APD.
Banyak faktor yang menentukan tingkat perlindungan dari penggunaan masker, antara lain adalah jenis dan karakteristik debu, serta kemampuan menyaring
dari masker yang digunakan. Kebiasaan menggunakan masker yang baik merupakan cara aman bagi pekerja yang berada di lingkungan kerja berdebu untuk melindungi
kesehatan Budiono, 2002.
Universitas Sumatera Utara
5.5 Gejala Gangguan Saluran Pernafasan