yaitu 26 orang 68,4. Pekerja industri meubel yang pernah bekerja di tempat sebelumnya, paling banyak yang bekerja lebih dari 8 jam setiap hari yaitu sebanyak
25 orang 65,8. Pekerja industri meubel paling banyak yang tidak pernah menderita sakit saat bekerja pada tempat sebelumnya yaitu sebanyak 28 orang
73,7. Pekerja industri meubel yang terpilih menjadi sampel adalah yang bekerja 5
tahun sebanyak 38 orang 76,0. Berdasarkan lamanya jam kerja paling banyak bekerja selama 8 jam setiap hari yaitu sebanyak 36 orang 72,0. Paling banyak
pekerja yang menyatakan banyak debu di tempat kerja yaitu 31 orang 62,0. Semua pekerja menyatakan bahwa industri meubel berada di pinggir jalan yaitu 50
orang 100,0.
Tabel 4.4 Distribusi Riwayat Pekerjaan pada Perusahaan Sebelumnya dan Perusahaan Yang Sekarang pada Pekerja Industri
Meubel di Kota Banda Aceh Tahun 2011
No Riwayat Pekerjaan
Jumlah orang
Persentase
1 Perusahaan sebelumya
36 72,0
a. Pekerjaan sebelumnya
Ya Tidak
38 12
76,20 24,0
Jumlah 50
100 b.
Kondisi Debu di Tempat Kerja
Ya Tidak
20 18
52,6 47,4
Jumlah 38
100,0 c.
Lamanya Bekerja
5 tahun 5 tahun
26 12
68,4 31,6
Jumlah 38
100,0 d. Jam Kerja Setiap Hari
8 jam 8 jam
25 13
65,8 34,2
Jumlah 38
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Lanjutan
e. Pernah
Menderita Sakit
Ya Tidak
10 28
65,8 34,2
Jumlah 38
100,0 2
Perusahaan Sekarang a. Lama Bekerja
5 tahun 5 tahun
12 38
24.0 76,0
Jumlah 50
100.0 b.
Lama Bekerja Setiap Hari
8 jam 36
72,0 8 jam
14 28,0
Jumlah 50
100,0 c.
Debu di tempat kerja
Ya 31
62,0 Tidak
19 38,0
Jumlah 50
100,0 d.
Tempat Kerja di Pinggir Jalan
Ya 50
100,0
Tidak -
- Jumlah
50 100,0
Pada Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa berdasarkan riwayat pekerjaan pekerja industri meubel paling banyak dengan riwayat tidak terpapar yaitu 30 orang 60,0.
Tabel 4.5 Distribusi Riwayat Pekerjaan Pada Pekerja Industri Meubel di Kota
Banda Aceh Tahun 2011 No
Riwayat Pekerjaan Jumlah orang
Persentase
1 Riwayat terpapar
20 40,0
2 Riwayat tidak terpapar
30 60,0
Jumlah 50
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok pada pekerja industri meubel di Kota Banda Aceh dapat dilihat pada masing-masing jawaban responden yang diuraikan pada tabel 4.6 bahwa
pekerja yang paling banyak merokok yaitu 32 orang 64,0. Jenis rokok yang dihisap paling banyak jenis rokok kretek yaitu 24 orang 48,0. Lamanya pekerja
merokok paling banyak di atas 10 tahun yaitu 26 orang 52,0. Pekerja paling banyak menghisap rokok dalam sehari di atas 10 batang yaitu 23 orang 46,0.
Paling banyak dulu pekerja merokok yaitu 32 orang 64,0. Lamanya aktifitas merokok pada pekerja paling banyak di atas 10 tahun yaitu 26 orang 52,0. Jenis
rokok yang dulu digunakan pekerja paling banyak jenis rokok kretek yaitu 24 orang 48,0. Setelah merokok, pekerja paling banyak mengalami batuk yaitu 28 orang
56,0. Setelah merokok, pekerja ada yang mengalami sesak yaitu 16 orang 32. Bila mengalami batuk dan sesak pekerja paling banyak berobat ke puskesmasrumah
sakit yaitu 40 orang 80,0.
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kebiasaan Merokok pada Pekerja Industri
Meubel di Kota Banda Aceh Tahun 2011 No
Kebiasaan merokok Jumlah
orang
Persentase 1
Pernah merokok
Ya 32
64,0 Tidak
18 36,0
Jumlah 50
100 2
Jenis rokok yang dihisap
Tidak merokok 18
36,0 Kretek
24 48,0
Filter 8
16,0
Jumlah 50
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Lanjutan 3
Lama Merokok
Tidak merokok 18
36,0 10 tahun
26 52,0
10 tahun 6
12,0
Jumlah 50
100,0 4
Jumlah rokok yang dihisap setiap hari
Tidak merokok 18
36,0 10 batang
23 46,0
10 batang 9
18,0
Jumlah 50
100,0 5
Dulu pernah merokok
Ya 32
64,0 Tidak
18 36,0
Jumlah 50
100,0 6
Lama aktifitas merokok
Tidak merokok 18
36,0 10 tahun
26 52,0
10 tahun 6
12,0
Jumlah 50
100,0 7
Jenis rokok yang digunakan dulu
Tidak merokok 18
36,0 Kretek
24 48,0
Filter 8
16,0
Jumlah 50
100,0 8
Setelah merokok mengalami batuk
Tidak merokok 18
36,0 Ya
28 56,0
Tidak 4
8,0
Jumlah 50
100,0 9
Setelah merokok, mengalami sesak
Tidak merokok 18
36,0 Ya
16 32,0
Tidak 16
32,0
Jumlah 50
100,0 10 Jika batuk dan sesak ke mana
berobat
Tidak berobat 10
20,0 PuskesmasRS
40 80,0
Jumlah 50
100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.7 paling banyak yang pekerja merokok yaitu 32 orang 64,0 dan paling sedikit yang tidak merokok yaitu 18 orang 36,0.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pekerja Berdasarkan Kategori Kebiasaan Merokok pada Industri
Meubel di Kota Banda Aceh Tahun 2011 No
Kebiasaan Merokok Jumlah
Persentase
1 Merokok
32 64,0
2 Tidak merokok
18 36,0
Jumlah 50
100,0
4.3.4 Penggunaan Alat Pelindung Diri APD
Penggunaan APD pada pekerja industri meubel di Kota Banda Aceh dapat dilihat pada masing-masing jawaban responden yang diuraikan pada tabel 4.8 bahwa
pekerja seluruhnya tidak menggunakan penutup hidung atau masker setiap hari yaitu 50 orang 100,0. Pekerja paling banyak tidak memakai penutup hidung atau
masker sewaktu bekerja yaitu 33 orang 66,0. Pekerja paling banyak tidak menggunakan penutup hidung atau masker selama 8 jam sehari selama bekerja di
bagian produksi secara terus menerus yaitu 45 orang 90,0. Pekerja paling banyak berbicara dengan teman pada saat bekerja yaitu 34 orang 68,0. Pekerja paling
banyak tidak menggunakan masker dengan benar yaitu 45 orang 90,0. Pekerja seluruhnya tidak mengganti masker setiap hari yaitu 50 orang 100,0. Pekerja
seluruhnya tidak memakai jenis masker yang terbuat dari kain dengan ukuran pori- pori yang kecil yaitu 50 orang 100,0. Pekerja mengatakan bahwa perusahaan tidak
menyediakan masker yaitu 50 orang 100,0. Pekerja juga mengatakan bahwa perusahaan tidak menyediakan tempat penyimpanan masker yaitu 50 orang 100,0.
Universitas Sumatera Utara
Pekerja paling banyak mengalami batuk dan pilek meskipun memakai masker yaitu 29 orang 58,0.
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penggunaan APD pada Pekerja Industri
Meubel di Kota Banda Aceh Tahun 2011
No Pertanyaan
Ya Tidak
n n
1 Menggunakan penutup hidung atau
masker setiap hari -
- 50
100,0 2
Menggunakan penutup hidung atau masker sewaktu bekerja
17 34,0
33 66,0
3 Menggunakan penutup hidung atau
masker selama 8 jam sehari selama bekerja di bagian produksi secara terus
menerus 5
10,0 45
90,0
4 Tidak berbicara dengan teman pada saat
bekerja 16
32,0 34
68,0 5
Menggunakan masker dengan benar 5
10,0 45
90,0 6
Masker diganti setiap hari -
- 50
100,0 7
Jenis masker terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori yang kecil
- -
50 100,0
8 Perusahaan menyediakan masker
- -
50 100,0
9 Perusahaan menyediakan tempat
penyimpanan masker -
- 50
100,0 10
Setelah memakai masker tidak mengalami batuk dan pilek
1 2,0
29 58,0
Berdasarkan tabel 4.9 paling banyak pekerja tidak menggunakan APD yaitu 33 orang 66,0 dan paling sedikit yang menggunakan APD yaitu 17 orang 34,0.
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Pekerja Berdasarkan Kategori Penggunaan APD pada Industri
Meubel di Kota Banda Aceh Tahun 2011 No.
Penggunaan APD Jumlah
Persentase
1 Tidak menggunakan
33 66,0
2 Menggunakan
17 34,0
Jumlah 50
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.3.5 Gejala Gangguan Saluran Pernafasan Gejala gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri meubel di Kota
Banda Aceh dapat dilihat pada masing-masing jawaban responden yang diuraikan pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa paling banyak pekerja industri meubel
menderita pilek sebanyak 33 orang 66,0. Pekerja paling banyak menderita demam ketika pilek yaitu 30 orang 60,0. Pekerja yang menderita batuk-batuk
paling banyak yaitu 32 orang 64,0. Pekerja paling banyak tidak menderita batuk setiap hari yaitu 49 orang 98,0. Pekerja paling banyak tidak menderita sesak nafas
yaitu 49 orang 98,0. Pekerja seluruhnya tidak menderita nyeri dada yaitu 50 orang 100,0. Pekerja paling banyak tidak merasa berat saat bernafas yaitu 49 orang
98,0. Pekerja paling banyak tidak mengeluarkan riak dahak setiap hari yaitu 49 orang 98,0.
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Gejala Gangguan Saluran Pernafasan pada Pekerja Industri
Meubel di Kota Banda Aceh Tahun 2011
No Pertanyaan
Ya Tidak
n n
1 Menderita pilek
33 66,0
17 34,0
2 Menderita demam ketika pilek
30 60,0
20 40,0
3 Menderita batuk-batuk
32 64,0
18 32,0
4 Menderita batuk setiap hari
1 2,0
49 98,0
5 Menderita sesak nafas
1 2,0
49 98,0
6 Menderita nyeri dada
0,0 50
100,0 7
Bernafas terasa berat 1
2,0 49
98,0 8
Banyak mengeluarkan riak dahak setiap hari
1 2,0
49 98,0
9 Suara nafas berbunyi mengi
1 2,0
49 9,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.11 pekerja industri meubel paling banyak dengan gejala
gangguan saluran pernafasan yaitu 33 orang 66,0. Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Pekerja Berdasarkan Kategori Gejala
Gangguan Saluran Pernafasan pada Industri Meubel di Kota
Banda Aceh Tahun 2011 No
Gejala Gangguan Saluran Pernafasan Jumlah
Persentase
1 Ada
33 66,0
2 Tidak ada
17 34,0
Jumlah 50
100,0
4.4 Analisis Bivariat
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan, riwayat pekerjaan, kebiasaan merokok dan penggunaan alat pelindung diri terhadap terjadinya
gejala gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri meubel di Kota Banda Aceh diuraikan sebagai berikut :
4.4.1 Hubungan Faktor Lingkungan dengan Gejala Gangguan Saluran Pernafasan pada Pekerja Industri
Meubel di Kota Banda Aceh
Hubungan faktor lingkungan dengan terjadinya gejala gangguan saluran
pernafasan pada pekerja industri meubel diuraikan pada tabel 4.12 bahwa dari 20 orang di lingkungan kerja dengan suhu yang tidak memenuhi syarat kesehatan, paling
banyak dengan gejala gangguan saluran pernafasan yaitu 15 orang 745,0 dan dari 30 orang di lingkungan dengan suhu memenuhi syarat kesehatan, paling banyak
dengan gejala gangguan saluran pernafasan yaitu 18 orang 60,0. Hasil analisa dengan uji Chi-square diperoleh nilai probabilitas p = 0,428 0,05 artinya tidak
Universitas Sumatera Utara
terdapat hubungan yang signifikan antara suhu dengan terjadinya gejala gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri meubel.
Bahwa dari 40 orang di lingkungan dengan kelembaban tidak memenuhi syarat kesehatan, paling banyak dengan gejala gangguan saluran pernafasan yaitu 26
orang 65 dan dari 10 orang di lingkungan dengan kelembaban yang memenuhi syarat kesehatan, paling banyak dengan gejala gangguan saluran pernafasan yaitu 7
orang 70,0. Hasil analisa dengan uji Chi-square diperoleh nilai probabilitas p = 1,000 0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
kelembaban dengan terjadinya gejala gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri meubel.
Sedangkan dari 33 pekerja yang diperiksa konsentrasi debu lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat kesehatan, paling banyak yang mengalami gejala
gangguan saluran pernafasan yaitu 27 orang 81,8. Sedangkan dari 17 pekerja yang berada di lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan paling banyak yang
tidak menunjukkan gejala ganggguan saluran pernafasan yaitu 11 orang 64,7. Hasil analisa dengan uji Chi-square diperoleh nilai probabilitas p = 0,000 0,05
artinya terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi debu dengan terjadinya gejala gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri meubel.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. Hubungan Faktor Lingkungan dengan Terjadinya Gejala
Gangguan Saluran Pernafasan pada Pekerja Industri
Meubel di Kota Banda Aceh Tahun 2011
No Faktor Lingkungan
Gejala Gangguan Saluran Pernafasan
Jumlah P
Ada Tidak Ada
N n
n
1. Suhu
Tidak memenuhi syarat
15 75,0
5 25,0
20 100,0
0,428 Memenuhi syarat
18 60,0
12 40,0
30 100,0
2. Kelembaban
Tidak memenuhi syarat
26 65,0
14 35,0
40 100,0
1,000 Memenuhi syarat
7 70,0
3 30,0
10 100,0
3 Konsentrasi debu
Tidak memenuhi syarat
≥ 10 mgm 27
3
81,8 6
18,2 33
100,0 0,000
Memenuhi syarat 10 mgm
3
6 35,3
11 64,7
17 100,0
4.4.2. Hubungan Riwayat Pekerjaan, Kebiasaan Merokok dan Penggunaan
APD dengan Gejala Gangguan Saluran Pernafasan pada Pekerja Industri
Meubel di Kota Banda Aceh
Hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya gejala ganggguan saluran pernafasan pada pekerja industri meubel dapat diuraikan pada tabel tabel 4.13 bahwa
dari 30 orang yang mempunyai riwayat pekerjaan yang tidak berisiko, paling banyak tanpa gejala gangguan saluran pernafasan yaitu 25 orang 83,3. Hasil analisa Chi-
square diperoleh nilai p = 0,004 0,05, artinya terdapat hubungan antara riwayat pekerjaan dengan gejala gangguan saluran pernafasan.
Untuk kebiasan merokok dari 32 pekerja yang merokok, paling banyak dengan gejala gangguan saluran pernafasan yaitu 27 orang 84,4. Hasil analisa
Universitas Sumatera Utara
dengan uji Chi-square diperoleh nilai probabilitas p = 0,001 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan terjadinya gejala
gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri meubel. Sedangkan dari 33 orang pekerja yang tidak menggunakan APD, paling
banyak dengan gejala gangguan saluran pernafasan yaitu 27 orang 81,8. Hasil analisa dengan uji Chi-square diperoleh nilai probabilitas p = 0,003 0,05 artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan APD dengan terjadinya gejala gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri meubel.
Tabel 4.13. Hubungan Riwayat Pekerjaan, Kebiasaan Merokok dan Penggunaan APD dengan Terjadinya Gejala Gangguan
Pernafasan pada Pekerja Industri
Meubel di Kota Banda Aceh Tahun 2011
No Perilaku
Pekerja Gejala Gangguan Saluran
Pernafasan Jumlah
P Ada
Tidak Ada n
n n
1. Riwayat
Pekerjaan Berisiko
12 60,0
8 40,0
20 100,0
0,004 Tidak berisiko
5 16,7
25 83,3
30 100,0
2. Kebiasaan
Merokok Merokok
27 84,4
5 15,6
32 100,0
0,001 Tidak merokok
6 33,3
12 66,7
18 100,0
3. Penggunaan
APD Menggunakan
6 35,3
11 64,7
17 100,0
Tidak menggunakan
27 81,8
6 18,2
33 100,0
0,003
Universitas Sumatera Utara
4.5 Analisis Multivariat