Kesimpulan Saran PETUNJUK PENGISIAN

110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai Pengaruh Program Pensiun, Jaminan Kesehatan dan Jaminan Kecelakaan Kerja Terhadap Semangat Kerja Yayasan Unggul Khairul Ummah ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai AdjustedR 2 adalah 0,264 angka ini menunjukkan bahwa sebesar 26,4 Semangat Kerja dapat dipengaruhi oleh Program Pensiun X1, Jaminan Kesehatan X2, Jaminan Kecelakaan Kerja X3 sedangkan sisanya sebesar 73,6 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti, lingkungan kerja, motivasi kerja, sistem kjera, dan lain-lain. 2. Berdasarkan uji F hitung diperoleh bahwa variabel Program Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja . 3. Berdasarkan uji t atau uji parsial menunjukkan bahwa variabel program pensiun dan jaminan kecelakaan kerja secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja, namun variabel jaminan kesehatan kerja berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap semangat kerja. Universitas Sumatera Utara 111

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang telah ada di dalam penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti dalam hal ini merekomendasikan : 1. Untuk program pensiun yang dilakukan perusahaan agar tetap dijlankan sesuai dengan peraturan yang berlaku di yayasan dalam hal pemotongan dana, namun karena masih ditemui pernyataan responden yang kurang setuju dengan tingkat pemotongan dana pensiun menjadi bahan pertimbangan perusahaan agar lebih mempertimbangkan tingkat potongan dana kepada karyawan agar lebih sesuai dengan keinginan dan kesepakatan karyawan sehingga karyawan memiliki rasa keadilan terhadap program pensiun yang dijalankan perusahaan. 2. Para manajemen perusahaan diharapkanmembuat berbagai program jaminan terhadap karyawan untuk menjaga dan meningkatkan semangat kerja karyawan agar kinerja karyawan juga meningkat. Sehingga perusahaan dapat mengalami peningkatan kinerja karena kinerja karyawan yang meningkat. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan atau mengembankan penelitian ini pada masa yang akan datang, melalui penelitian yang lebih mendalam tentang bagaimana jaminan kesehatan dapat meningkatkan semangat kerja, karena dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jaminan kesehatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap semangat kerja. Sehingga perlu penelitian yang lebih mendalam terhadap hal ini.. Universitas Sumatera Utara 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL

DAN HIPOTESIS 2.1 Program Pensiun

2.1.1 Pengertian Program Pensiun

Pada UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN dicita-citakan bahwa pada suatu saat seluruh penduduk Indonesia akan memiliki Jaminan Pensiun yang dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Menurut Wursanto 2001:134 menyatakan bahwa : “Program pensiun adalah pembayaran dana pensiun yang diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan kepada karyawan atas jasa- jasanya selama bekerja”. Menurut Mathis dan Jackson 2002:214 menyatakan bahwa : “Program pensiun adalah tunjangan pensiun yang ditetapkan dan didanai oleh pengusaha dan karyawan”. Hasibuan 2000:209 mendefenisikan “Program pensiun berupa pembayaran dana pensiun adalah pengakuan atau penghargaan atas pengabdian seseorang kepada organisasi dan memberikan sumber kehidu pan pada usia lanjut”. Sejauh ini, baru pegawai negeri sipil PNS dan anggota TNIPolri yang memiliki program jaminan pensiun wajib. Sebagian besar tenaga kerja swasta, apalagi kelompok nonformal, belum memiliki program jaminana pensiun wajib meskipun sebagian kecil sudah memiliki program jaminan pensiun sukarela, baik melalui program pensiun yang diselenggarkan oleh perusahaan asuransi swasta maupun Lembaga Dana Pensiun Lembaga KeuanganPemberi Kerja. Universitas Sumatera Utara 22 Progam Pensiun menurut Bastian 2008:116 diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi social atau tabungan wajib untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak, pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya akibat memasuki usia pension atau mengalami cacat total tetap. Peserta jaminan pension adalah pekerja yang telah membayar iuran. Berdasarkan definisi dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa program pensiun adalah sejumlah danauang tertentu yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang telah berhenti bekerja setelah bekerja dalam waktu yang lama, atau setelah mencapai suatu batas usia tertentu.

2.1.2 Tujuan Program Pensiun

Menurut Hasibuan 2000:209, program pensiun bertujuan sebagai berikut: a. Memberikan ketenangan hidup bagi karyawan dan keluarganya pada usia lanjut b. Turnover karyawan relatif rendah karena karyawan tidak tertarik pada lapangan kerja yang lain c. Sebagai daya tarik bagi tenaga skill dari luar yang diperlukan perusahaan d. Menjamin stabilitas dan kontinuitas perusahaan e. Adanya semangat dan kegairahan kerja yang efektif untuk meningkatkan produktivitas kerja. Sedangkan menurut Wursanto 2001:134, tujuan program pensiun yaitu : a. Memberikan perangsang kerja kepada karyawan b. Meningkatkan kesetiaanloyalitas karyawan Universitas Sumatera Utara 23 c. Memberikan ketenangan hidup kepada karyawan yang bersangkutan maupun keluarganya.

2.1.3 Sistem Program Pensiun

Menurut Undang-undang jaminan sosial No.40 tahun 2004 tentang program pensiun antara lain: a. Jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tanggung jawab. b. Jaminan pensiun diselenggarakan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap. c. Jaminan pensiun diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti. d. Usia pensiun ditetapkan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. e. Peserta jaminan pensiun adalah pekerja yang telah membayar iuran. f. Manfaat jaminan pensiun berwujud uang tunai yang diterima setiap bulan sebagai: 1. Pensiun hari tua, diterima peserta setelah pensiun sampai meninggal dunia; 2. Pensiun cacat, diterima peserta yang cacat akibat kecelakaan atau akibat penyakit sampai meninggal dunia; 3. Pensiun jandaduda, diterima jandaduda ahli waris peserta sampai meninggal dunia atau menikah lagi; 4. Pensiun anak, diterima anak ahli waris peserta sampai mencapai 23 tahun, bekerja, atau menikah Universitas Sumatera Utara 24 5. Pensiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta lajang sampai batas waktu tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu: a. Setiap peserta atau ahli warisnya berhak mendapatkan pembayaran uang pensiun berkala setiap bulan setelah memenuhi masa iuran minimal 15 tahun, kecuali ditetapkan lain oleh perundang-undangan. b. Manfaat jaminan pensiun dibayarkan kepada peserta yang telah mencapai usia pensiun sesuai formula yang ditetapkan. c. Apabila peserta meninggal dunia masa iuran 15 tahun ahli warisnya tetap berhak, mendapatkan manfaat jaminan pensiun. d. Apabila peserta mencapai usia pensiun sebelum memenuhi masa iuran 15 tahun, peserta tersebut berhak mendapatkan seluruh akumulasi iurannya ditambah hasil pengembangannya. e. Hak ahli waris atas manfaat pensiun anak berakhir apabila anak tersebut menikah, bekerja tetap, atau mencapai usia 23 tahun. f. Manfaat pensiun cacat dibayarkan kepada peserta yang mengalami cacat total tetap meskipun peserta tersebut belum memasuki usia pensiun. Universitas Sumatera Utara 25

2.1.4 Program-Program Pensiun

Menurut Mathis dan Jackson 2002:215, ada dua program pensiun dilihat dari segi tunjangan pensiun, yaitu: 1. Program dengan kontribusi yang ditentukan define-contribution plan Merupakan program pensiun dengan perusahaan melakukan pembayaran berkala kedalam rekening pensiun karyawan. Tunjangan pensiun karyawan ini tergantung pada kontribusi yang ditentukan dan tingkat pendapatan karyawan dan bergantung pada pengembalian modal investasi dari kontribusi sebelumnya yang dapat bervariasi sesuai dengan tingkat keuntungan dan faktor lainnya sehingga tunjangan pensiun karyawan menjadi agak kurang aman dan kurang dapat diprediksi. 2. Program dengan tunjangan yang telah ditentukan define-benefit plan Merupakan program pensiun dengan seorang karyawan dijanjikan pensiun dengan jumlah yang berdasarkan usia dan masa kerja. Program dengan tunjangan yang telah ditetapkan memberikan karyawan suatu kepastian yang lebih besar pada tunjangan ini dan lebih dapat diprediksi dalam hal besar tunjangan yang akan tersedia ketika pensiun.

2.1.5 Indikator-Indikator Program Pensiun

Menurut Sastrohadiwiryo 2002:215-217, perusahaan yang sudah menganut sistem pemberian pensiun, umumnya kontribusi pensiun dilakukan dengan memilih salah satu dari tiga cara, yaitu : Universitas Sumatera Utara 26 1. Dibiayai oleh karyawan Pembiayaan pensiun dapat dilakukan dengan sistem menabung, yaitu memotong beberapa persen upah karyawan tiap bulan yang dimasukkan pada dana jaminan hari tua karyawan. Bila sudah sampai pada masa tertentu, dana tersebut dikembalikan pada karyawan berupa cicilan tiap bulan. Pada dasarnya besarnya uang jaminan hari tua sama dengan tabungan karyawan yang bersangkutan. Ada pula perusahaan yang memberi tambahan bila karyawan yang bersangkutan sudah memenuhi syarat misalnya sudah bekerja dalam perusahaan sedikitnya lima belas tahun. Bila karyawan berhenti sebelum memenuhi saat minimal yang ditentukan, maka karyawan hanya dibayar sebesar uang yang ditabung oleh karyawan. Dengan cara ini ada dorongan bagi karyawan untuk terus bekerja dalam perusahaan untuk memenuhi masa minimal yang telah ditetapkan. Dengan pembiayaan seperti ini sesungguhnya perusahaan tidak menanggung beban dalam pemberian jaminan hari tua, perusahaan hanya sekedar memberikanpertolongansaja. 2. Dibiayai oleh perusahaan Pembayaran jaminan hari tua ada pula dengan cara memotong sebagian keuntungan perusahaan untuk disetor kepada dana jaminan hari tua. Dengan cara ini perusahaanlah yang menanggung beban dalam pemberian jaminan hari tua kepada karyawannya. 3. Dibiayai secara bersama oleh kedua belah pihak Pembiayaan jaminan hari tua dapat pula dilakukan dengan cara menggabungkan kedua cara di atas. Dengan kata lain kedua pihak bersama-sama membiayai pemensiunan tersebut. Dengan cara ini karyawan dibebankan pemotongan upah Universitas Sumatera Utara 27 beberapa persen dan perusahaan membayar sebesar yang dibayarkan oleh karyawan. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson 2002:214-215, program pensiun dapat bersifat kontributif ataupun non-kontributif. Dalam program kontributif, uang untuk tunjangan pensiun dibayarkan baik oleh perusahaan maupun karyawan. Dalam program non-kontributif, perusahaan menyediakan seluruh dana untuk tunjangan pensiun. Sebagaimana diharapkan, program non-kontributif ini lebih disukai oleh para karyawan. 2.2Jaminan Kesehatan Kerja 2.2.1 Pengertian Kesehatan Kerja Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilu kesehatan atau ilmu kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar bekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-setingginya baik fisik, mental, maupun sosial, dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,serta terhadap penyakit-penyakit umum. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa kesehatan kerja berpusat pada manusia dan bersifat medis. Sebagai pelaksana kegiatan produksi, manusia harus selalu dalam keadaan sehat baik fisik maupun mental. Dengan demikian tenaga kerja dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan apapun. Universitas Sumatera Utara 28 Husni 2005:140 menyatakan bahwa jaminankesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosialnya sehingga memungkinkan karyawan dapat bekerja secara optimal.Mathis dan Jackson 2002 menerangkan bahwa masalah kesehatan kerja pada karyawan yang beraneka jenis sangatlah susah untuk dihindari. Masalah-masalah tersebut dapat berupa masalah kesehatan yang kecil sampai pada keadaan sakit yang parah serius yang berhubungan dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Beberapa diantara masalah tersebut seperti masalah pada kesehatan emosional sampai dengan karyawan yang memiliki kecenderungan mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau alkohol. Kesehatan kerja itu sendiri berhubungan pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum dengantujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh. Sedangkan Sedarmayanti 2010, menyebutkan bahwajaminankesehatan kerja merupakan sebuah pemeliharaan dimana suatu kondisi untuk menjagakesejahteraan fisik dengan meningkatkan kondisi mental, loyalitas dan kondisifisik para pegawai agar mereka tetap ingin bekerja sampai mereka pensiun. KesehatanKerja Bastian, 2008 : JaminanKesehatanKerja, diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi social dan prinsip ekuitas dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan kerja adalah pemeliharaan suatu kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi setiap karyawan agar dapat tetap bekerja secara optimal sesuai harapan perusahaan. Universitas Sumatera Utara 29

2.2.2 Tujuan Dan Manfaat Kesehatan Kerja

Tujuan utama dari kesehatan kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Kesehatan kerja dalam hal ini berguna sebagai: a. Alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-setingginya b. Hal ini dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja c. Alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi. Menurut Konradus 2006:52-53, mengemukakan tujuan yang dicapai melalui kesehatan kerja diantaranya adalah: 1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya. 2. Mencegah timbulnya gangguan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan kerjanya. 3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. 4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya. Universitas Sumatera Utara 30 Menurut Husni 2005, menyatakan bahwa tujuan kesehatan kerja adalah: 1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi- tingginya baik fisik, mental, maupun sosial; 2. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja; 3. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja; 4. Meningkatkan kinerja Menurut Rivai 2004 manfaat-manfaat dari kesehatan kerja adalah: 1. Meningkatkan kinerja karyawan sehingga menurunnya jumlah hari kerja yang hilang. 2. Meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi. 4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim. 5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa memiliki. 6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan,dan 7. Meningkatkan keuntungannya secara substansial Universitas Sumatera Utara 31 Dengan demikian maksud dan tujuan tersebut adalah bagaimana melakukan suatu upaya dan tindakan pencegahan untuk memberantas penyakit dan kecelakaan akibat kerja, bagaimana upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan gizi, serta bagaimana mempertinggi efisiensi dan kinerja karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja

Menurut Mangkunegara 2002, faktor- faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja karyawan antara lain: 1. Pengaturan udara a. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik b. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya. 2. Kondisi fisik pegawai a. Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak sehat. b. Emosi pegawai yang tidak stabil. c. Program jaminan kesehatan. 3. Pengaturan pencahayaan dan penerangan a. Pencahayaan dan penerangan yang cukup dalam ruang yang digunakanuntuk bekerja. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja menurut Soedarmayanti 1996:112-115 adalah: 1. Kebersihan Merupakan syarat utama bagi karyawan agar tetap sehat, dan pelaksanaannya tidak memerlukan banyak biaya. Universitas Sumatera Utara 32 2. Air minum dan kesehatan Air minum yang bersih dari sumber yang sehat secara teratur hendaknya diperiksa, dan harus disediakan dekat dengan tempat kerja. 3. Urusan rumah tangga Kerapian dalam ruang kerja membantu pencapian produktivitas dan mengurangi kemungkinan kecelakaan. 4. Ventilasi, pemanas dan pendingin Untuk kesehatan dan rasa keserasian para karyawan, oleh karenanya merupakan faktor yang mempengaruhi efesiensi kerja. Pengaruh udara panas dan akibatnya dapat menyebabkan karyawan sering keluar karena keadaan kerja yang tidak nyaman. 5. Tempat kerja, raung kerja, dan tempat duduk Tempat kerja, raung kerja, dan tempat duduk dapat mempengaruhi karyawan dalam bekerja. Untuk itu disediakan tempat kerja dan ruang kerja nyaman dan aman dengan menghilangkan kepadatan disekitar tempat kerja dan ruang kerja. 6. Pencegahan kecelakaan Harus diusahakan dengan meniadakan penyebabnya, apakah sebab itu merupakan sebab teknis atau sebab yang datang dari manusia. 7. Pencegahan kebakaran Universitas Sumatera Utara 33 Merupakan salah satu masalah untuk semua yang bersangkutan dan perlu dilaksanakan dengan cepat menurut peraturan pencegahan kebakaran, seperti larangan merokok di tempat yang mudah timbul kebakaran. 8. Gizi Gizi makanan karyawan harus diperhatikan karena diharapkan dengan gizi makanan yang baik, karyawan akan sanggup menghasilkan keluaran yang memerlukan energi berat, yang biasanya dapat dihasilkan oleh karyawan yang sehat, cukup makan, dan lepas dari kesulitan akibat iklim yang dihadapi. 9. Penerangancahaya, warna, dan suara bising di tempat kerja Pemanfaatan penerangancahaya, warna, dan suara bising di tempat kerja dengan setepat-tepatnya mempunyai arti penting dalam menunjang kesehatan kerja.

2.2.4 Persoalan Dalam Kesehatan Kerja

Menurut Malthis dan Jackson 2002 : P495, persoalan kesehatan di tempat kerja terdiri atas : 1. Penyalahgunaan obat-obatan subtance abuse Berbagai masalah dan kekhawatiran para pemberi kerja yang berhubungan dengan penyalahgunaan tersebut dimana para karyawan akan menjadi lamban dalam bekerja, cara berbicara yang tidak jelas, kesulitan berjalan, ketidakkonsistensian, depresi, emosional, tingkat ketidak hadiran yang meningkat dan sebagainya. Untuk mendorong karyawan untuk menyelesaikan masalah tersebut, perusahaan memberikan beberapa opsi yang biasanya telah disahkan oleh Universitas Sumatera Utara 34 hukum. Seorang karyawan dihadapkan pada supervisor atau manajer yang berhubungan dengan perilaku dan kinerja mereka yang tidak memuaskan. 2. Persoalan kesehatan emosional mental Masalah kesehatan emosinalmental yang di miliki karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan terdiri dari: 1. Stres 2. Depresi 3. Promosi kesehatan

2.2.5 Usaha Meningkatkan Kesehatan Kerja

Menurut Hariandja 2007:313 usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan 2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran 3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan 4. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian yang berbahaya 5. Memberikan pertolongan pada kecelakaan 6. Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja 7. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai 8. Menyelenggarkan suhu dan lembab yang baik 9. Memperoleh keserasian antara proses dan kerjanya 10. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan 11. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya Universitas Sumatera Utara 35 12. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengalaman pada pekerjaan yang berbahaya kecelakaannya menjadi tambah tinggi. 13. Menyelenggarakan penyegaran udara yang baik 14. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban 15. Mengamankan dan memeperlancar pekerjaan bongkarmuat, perlakuan dan penyimpanan barang. 2.2.6 Indikator-Indikator Kesehatan Kerja Adapun 3 tiga indikator dari kesehatan kerja menurut Manullang 2006:87 yaitu : 1. Lingkungan secara medis Dalam hal ini lingkungan kerja secara medis dapat dilihat dari sikap perusahaan dalam menangani hal-hal sebagai berikut: a Kebersihan lingkungan kerja. b Suhu udara dan ventilasi di tempat kerja. c Sistem pembuangan sampah dan limbah industri. 2. Lingkungan kesehatan tenaga kerja Upaya-upaya dari perusahan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga kerja nya hal ini dapat dilihat dari penyediaan air bersih dan sarana kamar mandi 3. Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yaitu pelayanan kesehatan tenaga kerja Sedangkan menurut Soepomo 1985 : 75, yang menjadi dimensi dan indikator dari kesehatan kerja adalah: Universitas Sumatera Utara 36 1. Keadaan dan kondisi karyawan adalah keadaan yang dialami oleh karyawan yang mendukung aktifitas dalam bekerja : 1. Stres kerja 2. Pengetahuan 3. Sikap 2. Lingkungan kerja adalah lingkungan yang lebih luas dari tempat kerja yang mendukung aktivitas karyawan dalam bekerja. Variabel ini akan diukur dengan indikator : 1. Penerangan 2. Ventilasi 3. Suara – suara 3. Perlindungan karyawan merupakan fasilitas yang diberikan untuk menunjang kesejahteraan karyawan. Variabel ini akan diukur dengan indikator. 1. Fasilitas medis 2. Jaminan sosial 3. Alat pelindung kerja 2.3 Jaminan Kecelakaan Kerja 2.3.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

Dokumen yang terkait

PENGARUH UPAH, INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN Pengaruh Upah, Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Aquafarm Nusantara Klaten.

0 4 18

PENGARUH UPAH, INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN Pengaruh Upah, Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Aquafarm Nusantara Klaten.

4 14 16

PENGARUH JAMINAN SOSIAL, KESEHATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI PT. CAHAYA SURYA TUNAS TAPIOKA WONOGIRI.

0 0 13

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN JAMINAN SOSIALTERHADAP PENINGKATAN SEMANGAT KERJA Pengaruh lingkungan kerja dan jaminan sosial terhadap peningkatan semangat kerja karyawan pada CV. Teguh Karya di Surakarta.

0 0 10

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 14

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 2

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 6

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 40

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 2

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 16