Faktor fisik dan mental: kurang penglihatan, pendengaran, otot lemah, dll. Penerangan yang kurang baik b. Mesin yang tidak terjaga Kerusakan teknis 3. Faktor lingkungan kerja

39 6. Vertilasi atau saluran udara yang tidak baik. Hariandja 2002 menyatakan pada prinsipnya faktor penyebab kecelakaan kerja, berkisar pada : 1. Faktor manusia

a. Faktor fisik dan mental: kurang penglihatan, pendengaran, otot lemah, dll.

b. Pengetahuan dan keterampilan: kurang memperhatikan metode kerja yang aman atau tidak baik, kebiasaan yang salah dan kurang pengalaman. c. Sikap kurang minatperhatian: kurang teliti, malas, sombong, tidak peduli akan suatu akibat, dan hubungan yang kurang baik. 2. Faktor peralatan kerja

a. Penerangan yang kurang baik b. Mesin yang tidak terjaga

c. Kerusakan teknis 3. Faktor lingkungan kerja

Lingkungan kerja bisa menjadi ternpat yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh, penerangan dan ventilasinya tidak memadai. Selain itu, iklim psikologis diantara pekerja juga bisa kurang baik, misalnya tidak ada interaksi yang saling membantu diantara para pekerja.

2.3.3 Klasifikasi Kecelakaan Kerja

ILO International Labour Organization mengklasifikasikan kecelakaan kerja sebagai berikut : a. Kalsifikasi kecelakaan kerja menurut tipe kecelakaan Universitas Sumatera Utara 40 1. Orang jatuh 2. Terpukul benda jatuh 3. Tersentuh terpukul benda yang tidak bergerak 4. Terjepit di antara dua benda 5. Gerakan yang dipakasakan 6. Terkena suhu yang ekstrem 7. Tersengat arus listrik 8. Terkena bahan-bahan berbahaya atau radiasi 9. Lain-lain kecelakaan yang tidak termasuk golongan ini b. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut benda 1 Mesin a. Penggerak utama terkecuali motor listrik b. Gigi transmisi mesin c. Mesin pemotong pembentuk logam d. Mesin kayu e. Mesin pertanian f. Mesin pertambangan g. Lain-lain mesin yang tidak termasuk klasifikasi ini 2 Alat pengangkat dan sarana angkutan a. Mesin dan perlengkapan pengangkat Universitas Sumatera Utara 41 b. Pengangkut di atas rel c. Alat pengangkut lainnya selain di atas rel d. Pengangkut udara e. Pengangkut perairan f. Lain-lain sarana angkutan 3 Perlengakapan lainnya a. Bejana bertekanan b. Dapur, oven, pembakaran c. Pusat-pusat pendingin d. Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi tidak termasuk peralatan listrik e. Alat-alat listrik tangan f. Alat-alat listrik tangan g. Alat-alat, perkakas, perlengkapan listrik h. Tangga, jalur landai ramp i. Perancah 4 Material, bahan dan radiasi a. Bahan peledak b. Serbuk, gas, cairan dan kimia c. Pecahan terpelanting Universitas Sumatera Utara 42 d. Radiasi e. Lain-lain 5 Lingkungan kerja a. Di luar gedung b. Di dalam gedung c. Di bawah tanah 6 Lain-lain a. Hewan b. Lain-lain c. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut jenis luka-luka 1. Frakturretak 2. Diskolasi 3. Terkilir 4. Geger otak dan luka di dalam lainnya 5. Amputasi dan enukleasi 6. Luka-luka lainnya 7. Luka-luka ringan 8. Memar dan remuk 9. Terbakar 10. Keracunan akut Universitas Sumatera Utara 43 11. Pengaruh cuaca 12. Sesak nafas 13. Akibat arus listrik 14. Akibat radiasi 15. Lain-lain luka d. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut lokasi luka pada bagian 1. Kepala 2. Leher 3. Badan 4. Tangan 5. Tungkai 6. Aneka lokasi 7. Luka-luka lainnya

2.3.4 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

Husni 2005 akibat dari kecelakaan kerja atau industri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Kerugian yang bersifat ekonomis, antara lain: a. Kerusakan kehancuran mesin, peralatan, bahan, dan bangunan. b. Biaya pengobatan dan perawatan korban akibat dari kecelakaan. c. Tunjangan kecelakaan. d. Hilangnya waktu kerja Universitas Sumatera Utara 44 e. Menurunnya jumlah maupun mutu produksi. 2. Kerugian yang bersifat non ekonomis: Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yang bersangkutan, baik itu merupakan kematian, lukacedera berat, maupun luka ringan.

2.3.5 Usaha Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja

Untuk mengurangi terjadinya kecelakaan kerja harus dilakukan segala upaya untuk mencegah kecelakaan kerja, antara lain dengan: a. Peraturan, yaitu ketentuan yang diwajibka mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, kostruksi, perawatan dan pemeliharaa, pengawasan, pengujian dan cara kerja perlaatan industri, tugas-tugas pengawas dan buruh, latihan, supervisi medis, pertolongan pertama pada kecelakaan dan pemeriksaan dan pemeriksaan keselamatan. b. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tidak resmi misalnya mengenai kontruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan, jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek keselamatan dan hygiene umum, atau alat-alat perlindungan diri. c. Pengawasan, yaitu pengawasan yang bertujuan agar dipatuhinya ketentuan- ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan. d. Penelitian yang bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar tanaman, pengujian alat-alat perlindungan diri,penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu, atau Universitas Sumatera Utara 45 pemilihan tentang bahan dan desain paling tepat untuk tambang-tambang pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya. e. Riset medis, yang meliputi penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis faktor-faktor lingkungan dan teknologis, serta keadaa-keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan f. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan g. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya kecelakaan, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa dan apa penyebabnya h. Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga kerja-kerja yang baru dalam keselamatan kerja i. Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan untuk menumbuhkan sikap untuk selamat j. Asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatakan pencegahan kecelakaan, misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaa, jika tindakan-tindakan keselamatan sangat baik k. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja. Kecelakaan terjadi pada perusahaan, sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu perusahaan sangat Universitas Sumatera Utara 46 tergantung kepada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja oleh semua pihak yang bersangkutan.

2.3.6 Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan resiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya resiko-resiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab perusahaan sehingga pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24-1,4 sesuai kelompok jenis usaha. Tenaga kerja mempunyai peranan dan arti yang penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional pada umumnya dan dalam peningkatan produksi dan produktivitas khususnya, sehingga perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan, dan perawatan dengan cara menyelenggarakan jaminan sosial, baik bagi tenaga kerja maupun keluarganya. Pemberian jaminan ini sebenarnya adalah untuk melindungi tenaga kerja terhadap resiko akan hilang atau berkurangnya penghasilan dari tenaga kerja bersangkutan karena adanya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh penggunaan alat-alat besar dan teknologi modern serta bahan-bahan kimia. Sedangkan manfaat dan jaminan kecelakaan kerja ini mamberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit Universitas Sumatera Utara 47 akibat hubungan kerja. Iuran untuk program JKK Jaminan Kecelakaan Kerja ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Perincian iuran berdasarkan besarnya kelompok usaha sebagaimana tercantum pada iuran. a. Biaya transport maksimum  Darat Rp.750.000  Laut Rp. 1.000.000  Udara Rp. 2.000.000 b. Sementara tidak mampu bekerja  Empat 4 bulan pertama, 100 x upah sebulan  Empat 4 bulan kedua, 75 x upah sebulan  Seterusnya 50 x upah sebulan c. Biaya pengobatanperawatan Rp.20.000.000maksimum d. Santunan cacat 1. Sebagian- tetap: tabel x 80 bulan upah 2. Total- tetap o Sekaligus: 70 x 80 bulan upah o Berkala 2 tahun Rp.200.000 perbulan 3. Kurang fungsi : kurang fungsi x tabel x 80 bulan upah e. Santunan kematian  Sekaligus 60 x 80 bulan upah  Berkala 24bulan Rp.200.000 per bulan Universitas Sumatera Utara 48  Biaya pemakaman Rp.2.000.000 f. Biaya rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan patokan harga yang ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi RS Umum Pemerintah dan ditambah 40 dari harga tersebut, serta biaya rehabilitas medik maksimum sebesar Rp.2.000.000  Prothesealat pengganti anggota badan  Alat bantuorthose kursi roda g. Penyakit akibat kerja, besarnya santunan dan biaya pengobatanbiaya perawatan sama dengan poin ke-2 dan ke-3. Iuran 1. Kelompok I:0.24 dari upah sebulan; 2. Kelompok II:0.54 dari upah sebulan; 3. Kelompok III: 0,89 dari upah sebulan; 4. Kelompok IV: 1.27 dari upah sebulan; 5. Kelompok V: 1.74 dari upah sebulan; Sesuai dengan PP Nomor 84 tahun 2010

2.3.7 Indikator-IndikatorKecelakaanKerja

MenurutSiswanto 2001 dalam Khasnah 2004:34 mengartikan bahwa jaminan kecelakaan kerja adalah pemberiaan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Universitas Sumatera Utara 49 Pemberiaan kompensasi terdiridari: a. Insentif b. Biaya transportasi c. Sementara tidak mampu bekerja d. Biaya pengobatan atau perawatan Sedangkan pemberiaan rehabilitasi terdiri dari: a. Santunan cacat b. Santunan kematian 2.4 Semangat Kerja 2.4.1 Pengertian Semangat Kerja

Dokumen yang terkait

PENGARUH UPAH, INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN Pengaruh Upah, Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Aquafarm Nusantara Klaten.

0 4 18

PENGARUH UPAH, INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN Pengaruh Upah, Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Aquafarm Nusantara Klaten.

4 14 16

PENGARUH JAMINAN SOSIAL, KESEHATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI PT. CAHAYA SURYA TUNAS TAPIOKA WONOGIRI.

0 0 13

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN JAMINAN SOSIALTERHADAP PENINGKATAN SEMANGAT KERJA Pengaruh lingkungan kerja dan jaminan sosial terhadap peningkatan semangat kerja karyawan pada CV. Teguh Karya di Surakarta.

0 0 10

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 14

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 2

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 6

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 40

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 2

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 16