Hasil Uji Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

94 menyatakan setuju pada seluruh butir pernyataan pada variabel semangat kerja. 4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan grafik Histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Selain itu uji normalitas dilakukan juga dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov . Uji normalitas dilakukan dengan bantuan software SPSS 17.0 for Windows dan hasilnya ditunjukkan sebagai berikut:

4.3.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Jika bentuk grafik tidak melenceng ke kiri dan ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal. Sebaliknya, jik bentuk grafik melenceng ke kiri atau ke kanan menunjukkan bahwa variabel tidak berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 95 Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Pada Gambar 4.1 terlihat grafik tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan, hal ini menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal.

4.3.1.2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual

Jika titik masih menyebar di sekitar garis diagonal, maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika tidak menyebar di sekitar garis diagonal, maka data tidak berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 96 Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Pada Gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 97

4.3.13 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov- Smirnov Test Tabel 4.8

Uji Kolmogorv - Smirnov Unstandardize d Residual N 95 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 4.52927680 Most Extreme Differences Absolute .148 Positive .091 Negative -.148 Kolmogorov-Smirnov Z 1.447 Asymp. Sig. 2-tailed .030 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig 2-tailed adalah 0,30 dan diatas nilai signifikan 0,05 atau 0,30 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat apakah heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 98 Gambar 4.3 : Scatterplot Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 data diolah Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen, berdasarkan masukan variabel independennya.

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah Universitas Sumatera Utara 99 yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance 0,1 sedangkan Variance Inflation Factor VIF 5. Tabel 4.9 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 10.969 9.150 1.199 .234 Program_Pensiun .608 .150 .377 4.060 .000 .909 1.100 Jaminan_Kesehatan_Kerja -.493 .278 -.158 -1.777 .079 .993 1.007 Jaminan_Kecelakaan_Kerj a .705 .132 .495 5.323 .000 .906 1.104 a. Dependent Variable: Semangat_Kerja Berdasarkan pada Tabel 4.9 di atas diketahui bahwa: a. Variabel Program Pensiun tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 0,909 0,1 dan nilai VIF = 1,100 5. b. Variabel Jaminan Kesehatan Kerja tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 0,993 0,1 dan nilai VIF = 1.007 5. c. Variabel Jaminan Kecelakaan Kerja tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 0,906 0,1 dan nilai VIF = 1.104 5.

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

PENGARUH UPAH, INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN Pengaruh Upah, Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Aquafarm Nusantara Klaten.

0 4 18

PENGARUH UPAH, INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN Pengaruh Upah, Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Aquafarm Nusantara Klaten.

4 14 16

PENGARUH JAMINAN SOSIAL, KESEHATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI PT. CAHAYA SURYA TUNAS TAPIOKA WONOGIRI.

0 0 13

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN JAMINAN SOSIALTERHADAP PENINGKATAN SEMANGAT KERJA Pengaruh lingkungan kerja dan jaminan sosial terhadap peningkatan semangat kerja karyawan pada CV. Teguh Karya di Surakarta.

0 0 10

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 14

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 2

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 6

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 40

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 2

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 16