Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1:

KUESIONER

PENGARUH PROGRAM PENSIUN, JAMINAN KESEHATAN

KERJA DAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA TERHADAP

SEMANGAT KERJA KARYAWAN YAYASAN UNGGUL

KHAIRUL UMMAH MEDAN

Guna menyusun skripsi dalam rangka memenuhi syarat untuk dapatmenyelesaikan program studi S1 pada Universitas Sumatera Utara,diperlukan data-data dan informasi-informasi yang mendukung penelitianini. Demi tercapainya tujuan penelitian ini maka penyusun mohon kesediaan dariBapak/Ibu/Saudara untuk mengisi angket atau daftar pertanyaan yang telah disediakan (terlampir berikut ini).Kemudian atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara,yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi angket penelitian ini, penyusunmengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf apabila ada pertanyaan yangtidak berkenan di hati Bapak/Ibu/Saudara.


(2)

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ... 2. Jenis Kelamin : ...

3. Status : a. Menikah b.BelumMenikah

4. Umur : a. 20-35 thn

b. 36-50thn c. Di atas 50thn

5. Pendidikan Terakhir : a. SMA b. D3

c. S1 (Sarjana) d.S2 (Pasca Sarjana) e. S3 (Doktor)

6. Jabatan/Pangkat :... 7. Alamatsekarang : ...


(3)

II. PETUNJUK PENGISIAN

a. Untuk pertanyaan dibawah ini pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat degan cara memberi tanda (√) pada pilihan jawaban yang tersedia. Isilah jawaban dengan keadaan yang sebenarnya.

Keterangan : SS =SangatSetuju ST =Setuju

KS =KurangSetuju TS = TidakSetuju STS = SangatTidakSetuju

No. Pernyataan SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

Program pensiun

1 Program Pensiun yang ada di yayasan cukup baik

2 Pemotongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai undang undang yang berlaku

3 Yayasan menyediakan asuransi jiwa yang berkualitas 4 Besaran dana yang akan diperoleh saat pensiun sesuai

harapan

5 Anda sudah merasa puas dengan program pensiun yang di beri yayasan


(4)

7 Pemotongan yang dilakukan perusahaan terhadap gaji karyawan untuk uang pensiun mencerminkan keadilan

Jaminan Kesehatan Kerja 1

Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kesehatan secara maksimal

2

Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kesehatan dalam bekerja di yayasan

3

Yayasan sangat memperhatikan aspek kesehatan kerja karyawan

4

Jaminan kesehatan yang disediakan yayasan sesuai dengan harapan

5 Yayasan rutin menyediakan pemerikasaan kesehatan gratis

6 Potongan dana untuk jaminan kesehatan yang dilakukan oleh yayasan secara adil

Jaminan Kecelakaan Kerja

1 Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kecelakaan secara maksimal

2 Merasa terlindungi dengan adanya jaminan kerja di yayasan

3 Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan harapan

4 Yayasan sangat memperhatikan aspek kecelakaan kerja

5 Yayasan menyediakan alat-alat yang aman secara berkala

6 Yayasanmemberikansantunankematian yang memuaskan


(5)

1 Dengan program program yang di sediakan yayasan dapat meningkatkan semagat kerja

2

Program jaminankesehatankerjamempengaruhi semangat kerja karyawan tinggi dalam melakukan pekerjaan

TerimaKasih 3 Pimpinan selalu memberikan dorongan motivasi dan

semangat untuk bekerja lebih baik

4

Kepemimpinan di yayasan mempengaruhi semangat kerja

5 Gaji yang diberikan sesuai dengan harapan

6 Semangat kerja mempengaruhi konsentrasi kerja karyawan

7 Semangat kerja penting untuk menjaga absensi seorang karyawan


(6)

Lampiran 2:

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Program Pensiun :

Pernyataan STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

Program Pensiun yang ada di yayasan cukup baik

0 0 1 1,1 4 4,2 59 62 31 33 95 100

Pemotongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai undang undang yang berlaku

0 0 2 2,1 19 20 57 60 17 18 95 100

Yayasan menyediakan asuransi jiwa yang berkualitas

0 0 3 3,2 7 7,4 62 65 22 23 95 100

Besaran dana yang akan diperoleh saat pensiun sesuai harapan

0 0 3 3,2 14 15 58 61 19 20 95 100

Anda sudah merasa puas dengan

program pensiun yang di beri yayasan

2 2,1 4 4,2 17 18 52 55 20 21 95 100

Uang pensiun dari perusahaan

memuaskan

0 0 1 1,1 15 16 62 65 17 18 95 100

Pemotongan yang dilakukan

perusahaan terhadap gaji karyawan untuk uang pensiun

mencerminkan keadilan


(7)

Frekuensi JawabanResponden TerhadapVariabel Jaminan Kesehatan Kerja:

Pernyataan STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

Selama bekerja di yayasan

mendapatkan jaminan kesehatan secara maksimal

0 0 0 0 2 2,1 55 57 39 42 95 100

Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kesehatan dalam bekerja di yayasan

0 0 0 0 2 2,1 51 54 42 44 95 100

Yayasan sangat memperhatikan aspek kesehatan kerja karyawan

0 0 0 0 1 1,1 54 57 40 42 95 100

Jaminan kesehatan yang disediakan yayasan sesuai dengan harapan

0 0 0 0 2 2,1 48 51 45 47,4 95 100

Yayasan rutin menyediakan pemerikasaan kesehatan gratis

0 0 0 0 1 1,1 61 64 33 35 95 100

Potongan dana untuk jaminan kesehatan yang dilakukan oleh yayasan secara adil


(8)

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Jaminan Kecelakaan Kerja:

Pernyataan STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

Selama bekerja di yayasan

mendapatkan jaminan kecelakaan secara maksimal

0 0 3 3,2 10 11 63 66 19 20 95 100

Merasa terlindungi dengan adanya jaminan kerja di yayasan

1 1,1 2 2,1 14 15 50 53 28 30 95 100

Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan harapan

2 2,1 1 1,1 13 14 58 62 21 22 95 100

Yayasan sangat memperhatikan aspek kecelakaan kerja

3 3,2 1 1,1 16 17 41 43 34 36 95 100

Yayasan

menyediakan alat-alat yang aman secara berkala

1 1,1 2 2,1 13 14 45 47,5 34 36 95 100

Yayasanmemberikan santunankematian yang memuaskan


(9)

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Semangat Kerja:

Pernyataan STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

Dengan program program yang di sediakan yayasan dapat meningkatkan semagat kerja

1 1,1 2 2,1 25 26,3 60 63,1 7 7,3 95 100

Program jaminankesehatanker jamempengaruhi semangat kerja karyawan tinggi dalam melakukan pekerjaan

1 1,1 2 2,1 41 43,2 45 47,3 6 6,3 95 100

Pimpinan selalu memberikan dorongan motivasi dan semangat untuk bekerja lebih baik

4 4,2 1 1,1 38 40 43 45,2 9 9,5 95 100

Kepemimpinan di yayasan

mempengaruhi semangat kerja

2 2,1 4 4,2 42 44,2 41 43 6 6,3 95 100

Gaji yang diberikan sesuai dengan harapan

3 3,2 1 1,1 28 30 55 58 8 8,4 95 100

Semangat kerja mempengaruhi konsentrasi kerja karyawan

4 4,2 1 1,1 40 42,1 41 43 6 6,3 95 100

Semangat kerja penting untuk menjaga absensi seorang karyawan

1 1,1 2 2,1 26 27,3 59 62,1 7 7,3 95 100

Sistem pengawasan mempengaruhi semangat kerja


(10)

Lampiran 3 : Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 114.7000 245.941 .582 .946

P2 115.2667 242.340 .735 .945

P3 114.8000 242.028 .593 .946

P4 115.1000 238.576 .815 .944

P5 114.7000 262.562 .556 .951

P6 115.1333 247.913 .528 .947

P7 115.2667 242.340 .735 .945

P8 114.7667 245.495 .502 .947

P9 114.7000 262.562 -.158 .951

P10 114.5333 253.499 -192 .948

P11 114.9667 250.654 -060 .948

P12 114.8000 242.028 .593 .946

P13 115.1000 238.576 .815 .944

P14 114.7000 245.941 .582 .946

P15 115.2667 242.340 .735 .945

P16 115.4333 236.806 .746 .944

P17 114.5000 262.466 .379 .951

P18 115.4333 236.806 .746 .944

P19 115.1000 238.576 .815 .944

P20 115.3333 260.437 .364 .951

P21 115.2667 245.237 .565 .946

P22 115.7333 236.616 .728 .945

P23 115.5000 236.466 .808 .944

P24 115.5667 244.392 .556 .946

P25 115.2667 242.340 .735 .945

P26 114.8000 242.028 .593 .946

P27 115.1000 238.576 .815 .944

P28 115.4333 236.806 .746 .944

P29 115.1333 247.913 .528 .947


(11)

Hasil Uji Realibilitas

Cronbach's Alpha

N of Items


(12)

Lampiran 4: Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 10.969 9.150 1.199 .234

Program_Pensiun .608 .150 .377 4.060 .000

Jaminan_Kesehatan

_Kerja -.493 .278 -.158 -1.777 .079

Jaminan_Kecelakaa


(13)

Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik


(14)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 95

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation 4.52927680 Most Extreme

Differences

Absolute .148

Positive .091

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z 1.447


(15)

2. Uji Heteroskedastisitas

3. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 10.969 9.150 1.199 .234

Program_Pensiun .608 .150 .377 4.060 .000 .909 1.100

Jaminan_Kesehatan_Kerja -.493 .278 -.158 -1.777 .079 .993 1.007

Jaminan_Kecelakaan_Kerja .705 .132 .495 5.323 .000 .906 1.104


(16)

Lampiran 6: Hasil Uji Hipotesis 1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 777.588 3 259.196 12.232 .000(a)

Residual 1928.349 91 21.191

Total 2705.937 94

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji – T)

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 10.969 9.150 1.199 .234

Program_Pensiun .608 .150 .377 4.060 .000

Jaminan_Kesehatan

_Kerja -.493 .278 -.158 -1.777 .079

Jaminan_Kecelakaa

n_Kerja .705 .132 .495 5.323 .000

Lampiran 7: Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. Cetakan Pertama. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.

As’ad Moh. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Ghalia Indonesia

Dessler, Gary. 1997. Manajemen Personalia, Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama

Djalil. 2005.” Increasing Employee Productivity, Job Satisfaction and Organizational Commitment”, Hospital & Health Services Administration,41:2, pp.160-175, summer

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Grasindo: Jakarta

Hasibuan Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Sinar Grafika Offset.

Hasibuan. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Husni, Lalu. 2005. Hukum Ketenagakerjaan, Ed Rwvisi, Jakarta: Pt.Raja Grafindo

Ngurah, Igusti. 2014. “Penerapan Jaminan Kecelakaan Kerja di PT.Narmada Awet Muda Ditinjau Dari Undang-Undang No.3 Tahun 1992 Tentang Jamsostek”. Jurnal Ilmiah: Universitas Mataram

ILO. Encyclopedia Of Occupotional Health adn Safety Vol 1. Luigi Parmeggiani (editor). Third ed Geneva, 1983

Khasanah. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, PT. Pustaka Gramedia Utama.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Rosda Karya: Bandung.

Malthis, Robert L & Jhon H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku 1 & Buku 2, Jakarta : Salemba Empat.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori Ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.


(18)

Sastrohadiwiryo, Siswanto B. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Setiawan Ari, (2011). “Jaminan Sosial Kesehatan Sebagai Hak Masyarakat Dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2004”. Skripsi. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kelima, Jakarta: Bumi Aksara

Siagian S.P 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. CV. Alfabeta: Bandung.

Sedarmayanti. 1996. Pengembangan Kepribadian Pegawai. Cetakan Pertama. Mandar Maju: Bandung.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. CV. Alfabeta: Bandung.

Suma’mur, 2000. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Haji Masagung,

Jakarta

Tohardi. 2002.Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung, Mandar Baru. Westra. 2006.Human Resources Management & Development Handbook,

American Management Association Printed in the United States of America. Wursanto, IG. 2001. Manajemen Kepegawaian 2, Yogyakarta : Kanisius.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini meneliti mengenai ”Pengaruh Program Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, Jaminan Kecelakaan Kerja, Terhadap Semangat Kerja Pada Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan”, dengan penelitian kuantitatif.

Pendekatan penelitian yang dilakukan ini melalui beberapa tahapan, yakni diawali dengan mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner kepada sejumlah responden yang menjadi sampel penelitian, menentukan instrumen penelitian, menentukan metode yang dipergunakan, serta menganalisis data yang sudah terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk skripsi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat/objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah YayasanUnggulKhairulUmmahberlokasidi Medan jalan iskandar muda nomor 3c-d-e-f. Sedangkan waktu penelitian yang digunakan mulai bulan Februari tahun 2015 sampai dengan selesai.

3.3Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada berjumlah sebanyak 125 orang karyawan. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar 2003:78 ) yaitu :


(20)

N n = 1 + N.e2

dimana : n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Prosentase (%), toleransi ketidaktelitian karena kesalahan dalam pengambilan sampel.

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah :

125 n = 1 + 125.(5 % )2

125

n = = 95,2 = 95 responden 1,3125

3.4 Metode Pengumpulan Data

Adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Kuisioner

Metode kuisioner yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara tertulis yang telah disusun secara sistematik untuk memberikan keterangan kepada peneliti secara benar (Sugiyono 2005 : 135). Kuisioner ini disebarkan langsung pada karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan. Responden diminta menjawab sendiri atas pertanyaan yang ada dalam kuisioner yang diberikan pada responden yaitu tentang variabel


(21)

program pensiun, jaminan kesehatan kerja dan jaminan kecelakaan kerja serta semangat kerja karyawan.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara wawancara langsung baik terstruktur maupun tidak terstruktur (Sugiyono 2005:130). 3. Metode Dokumentasi

Cara pengumpulan data yang dilakukan secara luas dengan jalan pencatatan terhadap objek penelitian untuk mengetahui keadaan perusahaan.

3.5 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan tertarik kesimpulan (Sugiyono 2005:32).

1. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Program Pensiun (X1) Program Pensiun adalah sejumlah dana/uang tertentu yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang telah berhenti bekerja setelah bekerja dalam waktu yang lama, atau setelah

a. Harapan dari program dan potongan dana

1. Program sesuai harapan

2. Potongan dana untuk progarm

Likert b. Layanan 3. Terdapat asuransi jiwa

4. Pelayanan dari pengelola dana pensiun


(22)

mencapai suatu batas usia tertentu.

yang akan diperoleh Jaminan Kesehatan Kerja (X2) Jaminan kesehatan kerja adalah pemeliharaan suatu kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi setiap karyawan agar dapat tetap bekerja secara optimal sesuai harapan perusahaan.

a. Harapan dari jaminan kesehatan dan potongan dana

1.Jaminan kesehatan sesuai harapan

2. Potongan dana untuk jaminan kesehatan Likert b. Kerjasama dengan perusahaan jaminan kesehatan

3.Jalinan kerjasama antara

yayasan dengan

perusahaan jaminan sosial

c. Kegiatan

pendukung jaminan kesehatan

4. Menyediakan obat-obatan ringan

5. Pemeriksaan kesehatan gratis Jaminan Keselamatan Kerja (X3) Jaminan keselamatan kerja adalah pemberian kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami keselamatan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja

a. Program sesuai harapan

1. Program jaminan keselamatan sesuai harapan

Likert b. Kegiatan

pendukunga jaminan keselamatan

2. Tata ruang 3. Waktu istirahat

4. Tanda untuk alat yang berbahaya

5. Perbaikan alat secara berkala Semangat Kerja (Y) Semangat kerja adalah gambaran perasaan, keinginan atau kesungguhan serta dorongan kerja keras yang kuat yang timbul dari hati setiap individu/kelompok dalam bekerja terhadap organisasi yang akan mempengaruhi kedisiplinan dan kesediaan individu dalam kegiatan organisasi untuk mengerjakan tugas dengan lebih baik dan lebih cepat.

a. Dampak semangat kerja

1. Menyelesaikan kerja tepat waktu

Likert b. Faktor

penyebab semangat kerja

2.Gaji sesuai harapan 3. Kepemimpian 4.Semangat kerja 5.Sistem pengawasan

Sumber : Wursanto (2001:134)Mathis dan Jackson (2002:214),Husni (2005:140),


(23)

(2004:2),Hasibuan (2002:194),(Bastian, 2008)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengukur data yaitu kuesioner yang diberikan langsung kepada karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan. Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam kuesioner telah mencakup variabel program pensiun, jaminan kesehatan kerja dan jaminan kecelakaan kerja dan variabel semangat kerja.

Tipe skala penelitian ini diukur dengan menggunakan model Skala Likert. Skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (Sugiyono, 2005:86). Responden memberikan tanggapan positif dan negatif atau menyatakan persetujuan atau ketidaksetujuan dengan 5skala angka yang selanjutnya setiap jawaban diberi bobot sebagai berikut :

Tabel 3.2

Jawaban Bobot

SangatSetuju 5

Setuju 4

CukupSetuju 3

TidakSetuju 2

SangatTidakSetuju 1

3.7 Uji Validitas Dan Reliabilitas a. Uji Validitas


(24)

Uji validitas dilakukan terhadap kuisioner yang bertujuan untuk menguji apakah kuisioner layak atau tidak sebagai instrument penelitian, karena data yang diperoleh dari instrumen yang baik pula. Menurut Sugiyono (2008), suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas menggunakan bantuan program SPSS. Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah berlokasidi Medan.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulangkali mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008). Pengujian realibilitas dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden, yaitu karyawanperusahaan.

3.7.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas a. Hasil uji validitas

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 114.7000 245.941 .582 .946


(25)

Terlihat pada variabel 9, 10, dan 11 data tidak valid karena tabel R untuk sampel 30 sebesar 0,361, sedangkan nilai corrected item total correlation variabel 9,10, dan11 dibawah 0,361. Berarti data variabel 9,10,11 harus dibuang. Setelah itu dilakukan pengujian kembali.

b. Hasil uji realibilitas

Tabel 3.4 Hasil Uji Realibitas

P3 114.8000 242.028 .593 .946

P4 115.1000 238.576 .815 .944

P5 114.7000 262.562 .556 .951

P6 115.1333 247.913 .528 .947

P7 115.2667 242.340 .735 .945

P8 114.7667 245.495 .502 .947

P9 114.7000 262.562 -.158 .951

P10 114.5333 253.499 -192 .948

P11 114.9667 250.654 -060 .948

P12 114.8000 242.028 .593 .946

P13 115.1000 238.576 .815 .944

P14 114.7000 245.941 .582 .946

P15 115.2667 242.340 .735 .945

P16 115.4333 236.806 .746 .944

P17 114.5000 262.466 .379 .951

P18 115.4333 236.806 .746 .944

P19 115.1000 238.576 .815 .944

P20 115.3333 260.437 .364 .951

P21 115.2667 245.237 .565 .946

P22 115.7333 236.616 .728 .945

P23 115.5000 236.466 .808 .944

P24 115.5667 244.392 .556 .946

P25 115.2667 242.340 .735 .945

P26 114.8000 242.028 .593 .946

P27 115.1000 238.576 .815 .944

P28 115.4333 236.806 .746 .944

P29 115.1333 247.913 .528 .947


(26)

Cronbach's Alpha

N of Items

,961 30

Suatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Croncbach Alpha > 0,8 realibilitas sangat baik atau sangat meyakinkan 0,7< Croanchbach Alpha <0,8 realibilitas baik, dan Croanbach Alpha 0,7 realibilitas kurang meyakinkan (Situmorang dan Lutfi, 2014: 92). Berdasarkan tabel 3.8 dapat dilihat Croancbach Alpha > 0,8 maka dinyatakan realibilitas sangat baik.

3.8 Metode Analisis Data

Untukmenganalisis data yang telahdikumpulkan agar diketahui pengaruh antara variable X dengan variable Y, digunakan metode :

1. Analisis deskriptif adalah suatu analisis yang dilakukan untuk memberikan gambaran secara umum terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi yang diteliti, khususnya mengenai pengaruh program pensiun, jaminan kesehatan kerja, dan jaminan kecelakaan kerja terhadap semangat kerja.

2. Analisis regresi linear gandamerupakan analisis yang digunakan penulis untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel X1(program pensiun), X2 (jaminan kesehatan kerja), X3(jaminan kecelakaan kerja) dan Y(semangat kerja) maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS.

Rumus yang digunakanadalah

3 3 + e


(27)

Y = VariabelTerikat (Semangat Kerja) a = BilanganKonstanatauNilaiTetap

= KoefisienRegresi/KoefisienPengaruhdariX1, X2& X3

X = VariabelBebas (Program Pensiun)

X2 = VariebelBebas (Jaminan Kesehatan Kerja) X3 = VariebelBebas (Jaminan Kecelakaan Kerja) E = Standar Eror

3. Pengujian hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menetukan apakah suatu hipotesis sebaiknya diterima atau ditolak. Maka pengujian hipotesis dilakukan melalui:

a. Uji F (Uji Serempak) untuk pengujian hipotesis pertama

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebasnya secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada derajat kesalahan 5% dalam arti (α = 0.05). Apabila nilai Fhitung ≥ dari nilai Ftabel, maka berarti variabel bebasnya secara bersama-sama memberikan pengaruh yang bermakna terhadapvariabel terikat atau hipotesis pertama sehingga dapat diterima.

b. Uji T (Uji Parsial) untuk pengujian hipotesis kedua

Uji ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat apakah bermakna atau tidak. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung masing-masing variabel bebas dengan nilai ttabel dengan derajat kesalahan 5% dalam arti (α= 0.05).


(28)

Apabila nilai thitung ≥ ttabel, maka variabelbebasnya memberikan pengaruh bermakna terhadap variabel terikat.

c. Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5%, artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Ginting, 2008).

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas artinya varibel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah Tolerance > 1 atau Tolerance < 5, maka tidak terjadi multikolineritas (Situmorang dan Ginting, 2008).


(29)

Uji heteroskedastisitas varians variabel independen adalah konstanta untuk setiap nilai tertentu variabel independen. Model regresi yang baik adalah tidak terjalian heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Nilai probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan varians residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lainnya

4. Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi, maka dapat dihitung koefisien determinasi yaitu untuk melihat presentase pengaruh variabel X1 (program pensiun), X2 (jaminan kesehatan kerja), X3 (jaminan kecelakaan kerja) terhadap Y (semangat kerja). Adapun koefisien determinasi yang digunakan adalah :

Kd = R2xl00% Dimana:

Kd = Koefisiendeterminasi


(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 GambaranUmumYayasanUnggul KhairulUmmah

Yayasan Unggul Khairul Ummah didirikan pada tanggal 5 Februari 2002.

Yayasan ini menaungi Politeknik Unggul LP3M yang juga dibentuk pada tanggal

yang sama. Kantor Yayasan Unggul Khairul Ummah terletak di bangunan yang sama

dengan Politeknik Unggul LP3M di Jalan Iskandar Muda No.3 CDEF Medan.

Politeknik Unggul LP3M saat ini memiliki lima program studi yang semuanya telah

terakreditasi di Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Kelima program studi tersebaut

adalah:

1. Program Studi Akuntansi

2. Program Studi Komputerisasi Akuntansi

3. Program Studi Manajemen Informatika

4. Program Studi Skretaris


(31)

Sedangkan visi dari Yayasan Unggul Khairul Ummah adalah Menjadi Politeknik

yang Terdepan, Terunggul dan Terkenaldalam Pendidikan Vokasi dan Profesi.

Kemudian misi yang dimiliki yaitu:

1. Melaksanakan pendidikan dengan iklim budaya kerja yang “PASTI” (Patonah, Amanah, Siddik, Tabligh dan Istiqomah).

2. Menyelenggarakan pendidikan dengan kelembagaan dan manajemen yang profesional dan modern.

3. Menyelenggarakan pendidikan vokasional berbasis kompetensi yang menciptakan manusia intelektual, profesional,berbudaya serta mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.

4. Menyelenggarakan kegiatan penelitian untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi danmeningkatkan daya saing bangsa di dunia internasional.

5. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermutudan relevan bagi kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan yang dimiliki Yayasan Khairul Ummah:

1. Berperan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni bidang vokasi dan profesi.

2. Mewujudkan Perguruan Tinggi yang mandiri dan berbudaya “PASTI” (Patonah, Amanah, Siddik, Tabligh dan Istiqomah).


(32)

3. Menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional serta berbudaya “PASTI” (Patonah, Amanah, Siddik, Tabligh dan Istiqomah).

4. Menghasilkan penelitian inovatif yang mendorong pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam skala nasional maupun internasional; 5. Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat yang mampu meningkatkan

daya saing masyarakat di dunia internasional dengan menerapkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4.2 Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 19 butir untuk variabel X dan 8 butir untuk variabel Y, jadi total seluruh pernyataan adalah sebanyak 27 butir. Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden berisikan pernyataan mengenai program pensiun(X1), jaminan kesehatan kerja (X2), jaminan kecelakaan kerja (X3) terhadap Semangat Kerja(Y). Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah.

4.2.1 Karakteristik Responden

Analisis data dilakukan dalam dua kelompok, yaitu analisis responden dan analisis pengaruh program pensiun, jaminan kesehatan kerja, dan jaminan kecelakaan kerja terhadap semangat kerja. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penelitian dilakukan yaitu pada bulan Desember 2015- Januari 2016.


(33)

Responden dalam penelitian ini adalah 95 karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari usia,jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir, dan jabatan kerja.

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1

Karakteristrik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah

Nominal Persentase

20-35 tahun 27 orang 28%

36-50 tahun 39 orang 41%

>51 tahun 29 orang 31%

Sumber: HasilPenelitian, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa karakteristik usia dariresponden

yang paling banyak di teliti adalah responden yang berusia36-50Tahun yaitu

sebanyak 39 responden.

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Pekerjaan Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Pekerjaan Jabatan Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid DosenTetap 48 50 50 50

DosenTidakTet ap

24 26 26 76

Pegawai 23 24 24 100.0

Total 95 100.0 100.0


(34)

Pada Tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak diteliti adalah Dosen Tetap yaitu sebanyak 48 responden.

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LK 63 66 66 66

PR 32 34 34 100.0

Total 95 100.0 100.0

Sumber: HasilPenelitian, 2015 (data diolah)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden laki-laki berjumlah 63 responden dengan tingkat persentasi sebanyak 66% dan responden perempuan berjumlah 32 responden dengan tingkat persentasi 34%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden Laki-laki lebih dominan dalam penelitian ini.

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMA 8 8 8 8

D3 18 19 19 27

S1 S2 22 47 23 50 23 50 50 100


(35)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang tingkat pendidikan SMA berjumlah 8 orang dengan tingkat persentasi 8%, dan responden yang tingkat pendidikan D3 sebanyak 18 atau 19%, selanjutnya yang tingkat pendidikan S1 berjumlah 22 atau 23% dan tingkat pendidikan S2 sebanyak 47 orang atau 50%. 4.2.2 Deskriptif Variabel

RespondendaripenelitianiniadalahKaryawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan. Terdapat 27 butir pernyataan: 7 butir pernyataan untuk variabel Program Pensiun (X1), 6 butir pernyataan untuk variabel Jaminan Kesehatan Kerja (X2), 6 butir pernyataan untuk variabel Jaminan Kecelakaan Kerja (X3), dan 8 butir pernyataan untuk variabel Semangat Kerja (Y). Dan kuisioner disebarkan kepada 95 orang sampel. Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan Y:

4.2.2.Program Pensiun (X1)

Tanggapan responden mengenai Program Pensiun:

Tabel 4.5

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Program Pensiun :

Pernyataan STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

Program Pensiun yang ada di yayasan cukup baik

0 0 1 1,1 4 4,2 59 62 31 33 95 100

Pemotongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai undang undang yang berlaku

0 0 2 2,1 19 20 57 60 17 18 95 100

Yayasan menyediakan asuransi jiwa yang


(36)

berkualitas

Besaran dana yang akan diperoleh saat pensiun sesuai harapan

0 0 3 3,2 14 15 58 61 19 20 95 100

Anda sudah merasa puas dengan

program pensiun yang di beri yayasan

2 2,1 4 4,2 17 18 52 55 20 21 95 100

Uang pensiun dari perusahaan

memuaskan

0 0 1 1,1 15 16 62 65 17 18 95 100

Pemotongan yang dilakukan

perusahaan terhadap gaji karyawan untuk uang pensiun

mencerminkan keadilan

0 0 2 2,1 16 17 58 61 19 20 95 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataansatu “Program Pensiun yang ada di yayasan

cukup baik” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 31 (33%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaProgram Pensiun yang ada di yayasan cukup baik. Terdapat 59 (62%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu4 (4,2%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaProgram Pensiun yang ada di yayasan cukup baik.


(37)

b. Pada butir pernyataan dua “Pemotongan dana pensiun yang dilakukan

yayasan sesuai undang undang yang berlaku” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 17 (18%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Pemotongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai undang undang yang berlaku. Terdapat 57 (60%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 19 (20%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Pemotongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai undang undang yang berlaku.

c. Pada butir pernyataan tiga “Potongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai dengan yang di beri yayasanPotongan dana pensiun

yang dilakukan yayasan sesuai dengan yang di beri yayasan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 22 (23%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Potongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai dengan yang di beri yayasan. Terdapat 62 (65%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 7 (7,4%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 3 (3,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Potongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai dengan yang di beri yayasan.


(38)

d. Pada butir pernyataanempat “Yayasan sangat memperhatikan program

pensiun kerja karyawan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 19 (20%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Yayasan sangat memperhatikan program pensiun kerja karyawan. Terdapat 58 (61%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 14 (15%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 3 (3,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Yayasan sangat memperhatikan program pensiun kerja karyawan.

e. Pada butir pernyataan lima “Anda sudah merasa puas dengan program

pensiun yang di beri yayasan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 20 (21%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Anda sudah merasa puas dengan program pensiun yang di beri yayasan. Terdapat 52 (55%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 17 (18%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, 4 (4,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut, dan 2responden (2,1%) menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Anda sudah merasa puas dengan program pensiun yang di beri yayasan.

f. Pada butir pernyataan enam “Uang pensiun dari perusahaan


(39)

(18%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaUang pensiun dari perusahaan memuaskan. Terdapat 62 (65%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 15 (16%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaUang pensiun dari perusahaan memuaskan.

g. Pada butir pernyataan tujuh “Pemotongan yang dilakukan perusahaan terhadap gaji karyawan untuk uang pensiun mencerminkan keadilan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 19 (20%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaPemotongan yang dilakukan perusahaan terhadap gaji karyawan untuk uang pensiun mencerminkan keadilan. Terdapat 58 (61%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 16 (17%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaPemotongan yang dilakukan perusahaan terhadap gaji karyawan untuk uang pensiun mencerminkan keadilan.

h. Berdasarkan jawaban responden pada seluruh butir pernyataan tentang variabel program pensiun menyimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju pada seluruh butir pernyataan pada variabel program pensiun.


(40)

4.2.1.1 Jaminan Kesehatan Kerja (X2)

Tanggapan responden mengenai Jaminan Kesehatan Kerja:

Tabel 4.6

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Jaminan Kesehatan Kerja :

Pernyataan STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

Selama bekerja di yayasan

mendapatkan jaminan kesehatan secara maksimal

0 0 0 0 2 2,1 55 57 39 42 95 100

Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kesehatan dalam bekerja di yayasan

0 0 0 0 2 2,1 51 54 42 44 95 100

Yayasan sangat memperhatikan aspek kesehatan kerja karyawan

0 0 0 0 1 1,1 54 57 40 42 95 100

Jaminan kesehatan yang disediakan yayasan sesuai dengan harapan

0 0 0 0 2 2,1 48 51 45 47,4 95 100

Yayasan rutin menyediakan pemerikasaan kesehatan gratis

0 0 0 0 1 1,1 61 64 33 35 95 100

Potongan dana untuk jaminan kesehatan yang dilakukan oleh yayasan secara adil

0 0 0 0 1 1,1 52 55 42 44,2 95 100


(41)

Berdasarkan Tabel 4.5dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataansatu “Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan

kesehatan secara maksimal” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 39 (42%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kesehatan secara maksimal. Terdapat 54 (57%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 2 (2,1%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kesehatan secara maksimal.

b. Pada butir pernyataan dua “Merasa terlindungin dengan adanya jaminan

kesehatan dalam bekerja di yayasan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 42 (44%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kesehatan dalam bekerja di yayasan. Terdapat 51 (54%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 2 (2,1%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kesehatan dalam bekerja di yayasan.

c. Pada butir pernyataan tiga “Yayasan sangat memperhatikan aspek kesehatan

kerja karyawan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 40 (42%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Yayasan sangat memperhatikan aspek kesehatan kerja karyawan. Terdapat 54 (57%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 1 (1,1%)responden menyatakan kurangsetuju


(42)

pada tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Yayasan sangat memperhatikan aspek kesehatan kerja karyawan.

d. Pada butir pernyataan empat “Yayasan menetapkan jumlah jam kerja sesuai

dengan peraturan yang berlaku” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 45 (47,4%) responden setuju pada tingkat angka 5bahwa Yayasan menetapkan jumlah jam kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. Terdapat 48 (51%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 2 (2,1%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Yayasan menetapkan jumlah jam kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

e. Pada butir pernyataan lima “Yayasan memberikan waktu istirahat yang

cukup” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 33 (35%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Yayasan memberikan waktu istirahat yang cukup. Terdapat 61 (64%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 1 (1,1%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Yayasan memberikan waktu istirahat yang cukup.

f. Pada butir pernyataan enam “Yayasan memberikan kondisi lingkungan kerja yang baik” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 42 (44,2%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaYayasan memberikan kondisi lingkungan kerja yang baik. Terdapat 52 (55%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 1 (1,1%)responden menyatakan kurangsetuju pada


(43)

tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaYayasan memberikan kondisi lingkungan kerja yang baik.

g. Berdasarkan jawaban responden pada seluruh butir pernyataan tentang variabel jaminan kesehatan menyimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju pada seluruh butir pernyataan pada variabel jaminan kesehatan.

4.2.1.2 Jaminan Kecelakaan Kerja (X3)

Tanggapan responden mengenai Jaminan Kecelakaan Kerja:

Tabel 4.7

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Jaminan Kecelakaan Kerja :

Pernyataan STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

Selama bekerja di yayasan

mendapatkan jaminan kecelakaan secara maksimal

0 0 3 3,2 10 11 63 66 19 20 95 100

Merasa terlindungi dengan adanya jaminan kerja di yayasan

1 1,1 2 2,1 14 15 50 53 28 30 95 100

Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan harapan

2 2,1 1 1,1 13 14 58 62 21 22 95 100

Yayasan sangat memperhatikan aspek kecelakaan kerja


(44)

Yayasan

menyediakan alat-alat yang aman secara berkala

1 1,1 2 2,1 13 14 45 47,5 34 36 95 100

Yayasan memberikan santunan kematian yang memuaskan

2 2,1 2 2,1 13 14 52 55 26 27,5 95 100

Sumber: HasilPenelitian, 2015 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.6dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataansatu “Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan

kecelakaan secara maksimal” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 19 (20%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kecelakaan secara maksimal. Terdapat 63 (66%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 10 (11%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 3 (3,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kecelakaan secara maksimal.

b. Pada butir pernyataan dua “Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kerja

di yayasan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 28(30%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kerja di yayasan. Terdapat 50 (53%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 14 (15%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1. (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada


(45)

tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kerja di yayasan.

c. Pada butir pernyataan tiga “Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai

dengan resiko pekerjaan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 21 (22%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan resiko pekerjaan. Terdapat 58 (62%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 13 (14%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 2. (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan resiko pekerjaan.

d. Pada butir pernyataan empat “Yayasan sangat memperhatikan aspek

kecelakaan kerja” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 34 (36%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Yayasan sangat memperhatikan aspek kecelakaan kerja. Terdapat 41 (43%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 16 (17%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 3. (3,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Yayasan sangat memperhatikan aspek kecelakaan kerja.


(46)

e. Pada butir pernyataanlima “Yayasan menanggung penuh biaya pengobatan

dan perawatan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 34 (36%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Yayasan menanggung penuh biaya pengobatan dan perawatan. Terdapat 45 (47,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 13 (14%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1. (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Yayasan menanggung penuh biaya pengobatan dan perawatan.

f. Pada butir pernyataan enam “Yayasan memberikan santunan kematian yang memuaskan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 26 (27,5%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaYayasan memberikan santunan kematian yang memuaskan. Terdapat 52 (55%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 13 (14%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 2. (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut.Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaYayasan memberikan santunan kematian yang memuaskan.

g. Berdasarkan jawaban responden pada seluruh butir pernyataan tentang variabel jaminan kecelakaan kerja menyimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju pada seluruh butir pernyataan pada variabel jaminan


(47)

4.2.1.3 Semangat Kerja (Y)

Tanggapan responden mengenai Semangat Kerja:

Tabel 4.8

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Semangat Kerja:

Pernyataan STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

Dengan program program yang di sediakan yayasan dapat meningkatkan semagat kerja

1 1,1 2 2,1 25 26,3 60 63,1 7 7,3 95 100

Program jaminankesehatanker jamempengaruhi semangat kerja karyawan tinggi dalam melakukan pekerjaan

1 1,1 2 2,1 41 43,2 45 47,3 6 6,3 95 100

Pimpinan selalu memberikan dorongan motivasi dan semangat untuk bekerja lebih baik

4 4,2 1 1,1 38 40 43 45,2 9 9,5 95 100

Kepemimpinan di yayasan

mempengaruhi semangat kerja

2 2,1 4 4,2 42 44,2 41 43 6 6,3 95 100

Gaji yang diberikan sesuai dengan harapan

3 3,2 1 1,1 28 30 55 58 8 8,4 95 100

Semangat kerja mempengaruhi konsentrasi kerja karyawan

4 4,2 1 1,1 40 42,1 41 43 6 6,3 95 100

Semangat kerja penting untuk


(48)

menjaga absensi seorang karyawan Sistem pengawasan mempengaruhi semangat kerja

2 2,1 2 2,1 43 45,2 41 43,1 7 7,3 95 100

Sumber: HasilPenelitian, 2015 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.7dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataansatu “Dengan program program yang di sediakan

yayasan dapat meningkatkan semagat kerja” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 7 (7,3%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Dengan program program yang di sediakan yayasan dapat meningkatkan semagat kerja. Terdapat 60 (63,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 25 (26,3%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaDengan program program yang di sediakan yayasan dapat meningkatkan semagat kerja.

b. Pada butir pernyataan dua “Program jaminan kesehatan kerja mempengaruhi

semangat kerja karyawan tinggi dalam melakukan pekerjaan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 6 (6,3%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Program jaminan kesehatan kerja mempengaruhi semangat kerja karyawan tinggi dalam melakukan pekerjaan. Terdapat 45 (47,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 41 (43,2%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,2 (2,1%) responden


(49)

menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaProgram jaminan kesehatan kerja mempengaruhi semangat kerja karyawan tinggi dalam melakukan pekerjaan. c. Pada butir pernyataan tiga “Pimpinan selalu memberikan dorongan motivasi

dan semangat untuk bekerja lebih baik” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 9 (9,5%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaPimpinan selalu memberikan dorongan motivasi dan semangat untuk bekerja lebih baik. Terdapat 43 (45,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 38 (40%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 4 (4,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut.Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaPimpinan selalu memberikan dorongan motivasi dan semangat untuk bekerja lebih baik.

d. Pada butir pernyataan empat “Karyawan berusaha untuk melaksanakan semua

tugas dan pekerjaan di yayasan dengan penuh tanggung jawab” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 6 (6,3%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Karyawan berusaha untuk melaksanakan semua tugas dan pekerjaan di yayasan dengan penuh tanggung jawab. Terdapat 41 (43,15%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 42 (44,2%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, 4 (4,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 2 (2,1%) responden


(50)

menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Karyawan berusaha untuk melaksanakan semua tugas dan pekerjaan di yayasan dengan penuh tanggung jawab.

e. Pada butir pernyataan lima “Semangat kerja turut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 8 (8,4%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaSemangat kerja turut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Terdapat 55 (58%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 28 (30%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 3 (3,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut.Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaSemangat kerja turut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

f. Pada butir pernyataan enam “Semangat kerja mempengaruhi konsentrasi kerja karyawan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 9 (9,5%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaSemangat kerja mempengaruhi konsentrasi kerja karyawan. Terdapat 41 (43,15%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 40 (42,1%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 4 (4,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden


(51)

g. Pada butir pernyataan tujuh “Semangat kerja penting untuk menjaga absensi seorang karyawan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 7 (7,3%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaSemangat kerja penting untuk menjaga absensi seorang karyawan. Terdapat 59 (62,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 43 (45,2%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, 2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaSemangat kerja penting untuk menjaga absensi seorang karyawan.

h. Pada butir pernyataan delapan “Perlakuan yang baik dari atasan dan rekan kerja mempengaruhi semangat kerja” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 7 (7,3%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaPerlakuan yang baik dari atasan dan rekan kerja mempengaruhi semangat kerja. Terdapat 41 (43,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 26 (27,3%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, 2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaSemangat kerja penting untuk menjaga absensi seorang karyawan. i. Berdasarkan jawaban responden pada seluruh butir pernyataan tentang


(52)

menyatakan setuju pada seluruh butir pernyataan pada variabel semangat kerja.

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan grafik Histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Selain itu uji normalitas dilakukan juga dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov . Uji normalitas dilakukan dengan bantuan software SPSS 17.0 for Windows dan hasilnya ditunjukkan sebagai berikut:

4.3.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Jika bentuk grafik tidak melenceng ke kiri dan ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal. Sebaliknya, jik bentuk grafik melenceng ke kiri atau ke kanan menunjukkan bahwa variabel tidak berdistribusi normal.


(53)

Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada Gambar 4.1 terlihat grafik tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan, hal ini menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal.

4.3.1.2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual

Jika titik masih menyebar di sekitar garis diagonal, maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika tidak menyebar di sekitar garis diagonal, maka data tidak berdistribusi normal.


(54)

Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada Gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.


(55)

4.3.13 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov- Smirnov Test Tabel 4.8

Uji Kolmogorv - Smirnov Unstandardize

d Residual

N 95

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation 4.52927680 Most Extreme

Differences

Absolute .148

Positive .091

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z 1.447

Asymp. Sig. (2-tailed) .030

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,30 dan diatas nilai signifikan (0,05) atau 0,30> 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat apakah heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut :


(56)

Gambar 4.3 : Scatterplot

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen, berdasarkan masukan variabel independennya.

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah


(57)

yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance < 0,1 sedangkan Variance Inflation

Factor (VIF) > 5.

Tabel 4.9 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 10.969 9.150 1.199 .234

Program_Pensiun .608 .150 .377 4.060 .000 .909 1.100

Jaminan_Kesehatan_Kerja -.493 .278 -.158 -1.777 .079 .993 1.007 Jaminan_Kecelakaan_Kerj

a

.705 .132 .495 5.323 .000 .906 1.104

a. Dependent Variable: Semangat_Kerja

Berdasarkan pada Tabel 4.9 di atas diketahui bahwa:

a. Variabel Program Pensiun tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 0,909 > 0,1 dan nilai VIF = 1,100 < 5.

b. Variabel Jaminan Kesehatan Kerja tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 0,993 > 0,1 dan nilai VIF = 1.007 < 5.

c. Variabel Jaminan Kecelakaan Kerja tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 0,906 > 0,1 dan nilai VIF = 1.104 < 5.


(58)

Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang terdiri dari Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) dan variabel terikat yaitu Semangat Kerja (Y). Yang nantinya berguna untuk dapat mengetahui pengaruh positif atau negatif faktor-faktor tersebut. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10

Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 10.969 9.150 1.199 .234

Program_Pensiun .608 .150 .377 4.060 .000

Jaminan_Kesehatan

_Kerja -.493 .278 -.158 -1.777 .079

Jaminan_Kecelakaa

n_Kerja .705 .132 .495 5.323 .000

a Dependent Variable: Semangat_Kerja

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 4.9 kolom (unstandardized coefficients) bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:


(59)

Y= 10,969 + 0,608 X1 + -0,493 X2 + 0,705 X3

Pada persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien Regresi X1 (Program Pensiun) = 0,608 menunjukkan bahwa variabel Program Pensiun berpengaruh positif terhadap Semangat Kerja (Y), artinya jika perusahaan meningkatkan Program Pensiun maka Semangat Kerja akan meningkat.

b. Koefisien Regresi X2 (Jaminan Kesehatan Kerja) = -0,493 menunjukkan bahwa variabel Jaminan Kesehatan Kerja berpengaruh negatif terhadap Semangat Kerja (Y), artinya jika perusahaan meningkatkan Message Capacity maka Semangat Kerja akan menurun.

c. Koefisien Regresi X3 (Jaminan Kecelakaan Kerja) = 0,705 menunjukkan bahwa variabel Jaminan Kecelakaan Kerja berpengaruh positif terhadap Semangat Kerja (Y), artina jika perusahaan meningkatkan Jaminan Kecelakaan Kerja maka Semangat Kerja akan meningkat.

4.4.1 4 Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut :


(60)

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) terhadap variabel dependent yaitu Semangat Kerja.

H0 : b1≠ b2≠ b3≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) terhadap variabel dependent yaitu Semangat Kerja. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :

H0 diterima apabila Fhitung< Ftabelpada α = 5%

H0 ditolak apabila Fhitung> Ftabelpada α = 5%

Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 95 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4 sehingga diperoleh:

a. Df (Pembilang) = k – 1 4 – 1 = 3 b. Df (Penyebut) = n – k 95 – 4 = 91

Diperoleh nilai Ftabelpada tingkat α = 5% (3:89) = 2,704703. Berikut ini merupakan hasil pengujian uji-F pada Tabel 4.10:

Tabel 4.10 Uji Simultan (Uji-F)


(61)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 777.588 3 259.196 12.232 .000(a)

Residual 1928.349 91 21.191

Total 2705.937 94

a Predictors: (Constant), Jaminan_Kecelakaan_Kerja, Jaminan_Kesehatan_Kerja, Program_Pensiun b Dependent Variable: Semangat_Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 12,232 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel adalah 2,7047. Dari hasil tersebut Fhitung (12,232) > Ftabel (2,7047) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa variabel Program Pensiun(X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), Jaminan Kecelakan Kerja (X3), secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja.

2. Uji Ssignifikansi Parsial (Uji-T)

Uji t dilakukan untuk mengetaui signifikansi dari pengaruh variabel independent yaitu Program Pensiun (X1), Program Kesehatan Kerja (X2), Program Kecelakaan Kerja (X3) terhadap variabel dependent yaitu Semangat Kerja.

Kriteria pengambilan keputusan, yaitu: H0 diterima apabila thitung< ttabelpada α = 5%

H0 ditolak apabila thitung> ttabelpada α = 5%

Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 95 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4 sehingga diperoleh:


(62)

Diperoleh nilai t tabelpada tingkat α = 5% (95) = 1.986

Berikut merupakan hasil pengujian uji-T pada Tabel 4.11, yaitu: Tabel 4.11

Uji Parsial (Uji-T) Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 10.969 9.150 1.199 .234

Program_Pensiun .608 .150 .377 4.060 .000

Jaminan_Kesehatan

_Kerja -.493 .278 -.158 -1.777 .079

Jaminan_Kecelakaa

n_Kerja .705 .132 .495 5.323 .000

a Dependent Variable: Semangat Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Tabel 4.11 menunjukkan nilai t hitung yang diperoleh dari masing-masing variabel yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Variabel Program Pensiun (X1) memiliki t hitung sebesar 4,060 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t table adalah sebesar 1,986. Oleh karena itu t hitung (4,060) > t table (1,986) dan tingkat signifikansiya 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Program Pensiun secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja. b. Variabel Jaminan Kesehatan Kerja (X2) memiliki t hitung sebesar -1,777 dengan


(63)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Jaminan Kesehatan Kerja secara individual atau secara parsial berpengaruh negatif terhadap Semangat Kerja. c. Variabel Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) memiliki t hitung sebesar 5,323

dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t table adalah sebesar 1,986. Oleh karena itu t hitung (5,323) > t table (1,986) dan tingkat signifikansiya 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Jaminan Kecelakaan Kerja secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel. Koefisien determinasi melihat seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Koefisien determinan berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), 0 < R2< 1.

Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12

Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .536(a) .287 .264 4.60333

a Predictors: (Constant), Jaminan_Kecelakaan_Kerja, Jaminan_Kesehatan_Kerja, Program_Pensiun b Dependent Variable: Semangat_Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah) Tabel 4.12 menunjukkan bahwa:


(64)

a. Nilai R adalah 0,536 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) dengan Semangat Kerja (Y) sebesar 53,6 %, artinya hubungannya Cukup erat. Sedangkan sisanya sebesar 46,4 % adalah hubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Nilai Adjusted R Square adalah 0,264 angka ini menunjukkan bahwa sebesar 26,4 % Semangat Kerja (Y) dapat dipengaruhi Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), dan Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) sedangkan sisanya sebesar 73,6 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.4 Pembahasan

1. Pengaruh Program Pensiun terhadap semangat kerja

Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh bahwa program pensiun berpengaruh positif dan signifikan, ditunjukkan dari pernyataan responen yang dominan setuju untuk pernyataan bahwa karyawan merasa puas terhadap program pensiun yang dilakukan oleh yayasan, uang pensiun dari yayasan memuaskan, pemotongan yang dilakukan yayasan sudah sesuai keadilan, dan yayasan menyediakan asuransi jiwa yang berkualitas yang dapat mempengaruhi semangat kerja yang ditunjukkan secara dominan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus bisa membuat program pensiun yang baik agar meningkatkan semangat kerja karyawan di perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Wahyuni (2008) yang menyatakan bahwa program pensiun berpengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan. Hal tersebut juga didukung oleh Hasibuan (2000:209) yang menyatakan bahwa program pensiun


(65)

bertujuan untuk menciptakan semangat dan kegairahan kerja yang efektif untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Secara teori Hasibuan (2009:209) menyatakan bahwa program pensiun adalah pengakuan atau penghargaan atas pengabdian seorang kepada organisasi dan memberikan sumber kehiduan pada usia lanjut. Hal itu sesuai dengan data deskriptif variabel bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan-pernyataan bahwa karyawan merasa puas terhadap program pensiun yang dilakukan oleh yayasan, uang pensiun dari yayasan memuaskan, pemotongan yang dilakukan yayasan sudah sesuai keadilan, dan yayasan menyediakan asuransi jiwa yang berkualitas. Sehingga ini berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan di perusahaan. Semangat kerja yang baik juga akan menurunkan angka turnover karyawan sesuai dengan kesimpulan dari penilitian wahyuni (2008) yang menyatakan

adanya uang pensiun akan memberikan ketenangan bagi karyawan sehingga turnover

karyawan relatif rendah.

2. Pengaruh Jaminan Kesehatan terhadap Semangat Kerja

Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh bahwa jaminan kesehatan berpengaruh positif dan signifikan, ditunjukkan dari pernyataan responen yang dominan setuju untuk pernyataan bahwa mendapatkan jaminan kesehatan secara maksimal dari yayasan, merasa terlindungi dengan adanya jaminan kesehatan, yayasan sangat memperhatikan aspek kesehatan, jaminan kesehata yang disediakan sesuai dengan harapan, dan pemotongan dana yang dilakukan oleh yayasan secara adil. Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa jaminan kesehatan kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap semangat kerja karyawan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian


(66)

Malisa (2009) yang menyatakan bahwa program kesejahteraan karyawan berpengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan. Hal ini bisa disebabkan karena perusahaan yang diteliti adalah perusahaan jasa pendidikan yang mayoritasnya adalah dosen, sehingga pemberian jaminan kesehatan tidak terlalu mempengaruhi semangat kerja karyawan.

Walaupun dari mayoritas responden menyatakan setuju pada seluruh butir pernyataan tentang jaminan kesehatan di kuesioner, namun hasil penelitian menyatakan bahwa jaminan kesehatan kerja berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap semangat kerja. Hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rivai (2004) bahwa jaminan kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja yang juga bersumber dari semangat kerja. Berarti ada faktor lain yang dapat meningkatkan semangat kerja karyawan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan.

3. Pengaruh Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja

Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh bahwa kecelakaan kerja berpengaruh positif dan signifikan, ditunjukkan dari pernyataan responen yang dominan setuju untuk pernyataan bahwa selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kecelakaan secara maksimal, merasa terlindungi dengan adanya jaminan kerja, besarnya jamian kecelakaan kerja sesuai dengan harapan, yayasan menyediakan alat-alat yang aman, dan yayasan memberikan santunan kematian secara memuaskan. Hal ini sesuai dengan penelitian Iffani dan Nugraheni (2013) yang menyatakan bahwa jaminan kecelakaan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja usaha..Dewi (2006) juga mendukung pernyataan tersebut dengan mengatakan adanya pengaruh positif dan signifikan antara keselamatan kerja dan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin merasa


(67)

aman karyawan melaksanakan pekerjaanya akan meningkatkan semangat kerjanya yang berarti meningkatkan kinerja seorang karyawan tersebut.

Jika dilihat dari tanggapan responden berdasarkan kuesioner yang telah disebar, mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa mendapatkan jaminan kecelakaan secara maksimal, terlindungi dengan adanya jaminan kerja di yayasan, Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan resiko pekerjaan, Yayasan sangat memperhatikan aspek kecelakaan kerja,

Yayasan menyediakan alat-alat yang aman secara berkala, Yayasan memberikan santunan kematian yang memuaskan. Fakta tersebut sesuai dengan teori bahwa tenaga kerja mempunyai peranan dan arti yang penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional pada umumnya dan dalam peningkatan produksi dan produktivitas khususnya, sehingga perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan, dan perawatan dengan cara menyelenggarakan jaminan social bastian (2008) berdasarkan prinsip asuransi social untuk menjamin manfaat pelayanan kesehatan dansantunan uang tunai, apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.


(68)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai Pengaruh Program Pensiun, Jaminan Kesehatan dan Jaminan Kecelakaan Kerja Terhadap Semangat Kerja Yayasan Unggul Khairul Ummah ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai AdjustedR2adalah 0,264 angka ini menunjukkan bahwa sebesar 26,4 % Semangat Kerja dapat dipengaruhi oleh Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan (X2), Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) sedangkan sisanya sebesar 73,6 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti, lingkungan kerja, motivasi kerja, sistem kjera, dan lain-lain.

2. Berdasarkan uji F hitung diperoleh bahwa variabel Program Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja .

3. Berdasarkan uji t atau uji parsial menunjukkan bahwa variabel program pensiun dan jaminan kecelakaan kerja secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja, namun variabel jaminan kesehatan kerja berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap semangat kerja.


(69)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang telah ada di dalam penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti dalam hal ini merekomendasikan :

1. Untuk program pensiun yang dilakukan perusahaan agar tetap dijlankan sesuai dengan peraturan yang berlaku di yayasan dalam hal pemotongan dana, namun karena masih ditemui pernyataan responden yang kurang setuju dengan tingkat pemotongan dana pensiun menjadi bahan pertimbangan perusahaan agar lebih mempertimbangkan tingkat potongan dana kepada karyawan agar lebih sesuai dengan keinginan dan kesepakatan karyawan sehingga karyawan memiliki rasa keadilan terhadap program pensiun yang dijalankan perusahaan.

2. Para manajemen perusahaan diharapkanmembuat berbagai program jaminan terhadap karyawan untuk menjaga dan meningkatkan semangat kerja karyawan agar kinerja karyawan juga meningkat. Sehingga perusahaan dapat mengalami peningkatan kinerja karena kinerja karyawan yang meningkat. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan atau mengembankan

penelitian ini pada masa yang akan datang, melalui penelitian yang lebih mendalam tentang bagaimana jaminan kesehatan dapat meningkatkan semangat kerja, karena dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jaminan kesehatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap semangat kerja. Sehingga perlu penelitian yang lebih mendalam terhadap hal ini..


(1)

2.5 Penelitian Terdahulu ... 43

2.6 Kerangka Konseptual... ... 45

2.7 Hipotesis... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

3.1 Jenis Penelitian ... 48

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 48

3.3 Populasi Dan Sampel ... 48

3.4 Metode Pengumpulan Data... 49

3.5 Operasionalisasi Variabel ... 50

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 523.7 Uji Validitas Dan Reliabilitas………... 52

3.7.1 Hasil Uji Validitas Dan Realiabilitas... ... 53

3.8 Metode Analisis Data... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1

Gambaran Umum Yayasan Khairul Ummah ... 59


(2)

4.2.2.2. Jaminan Kesehatan Kerja (X2) ... 69

4.2.2

.3. Jaminan Kecelakaan Kerja (X3)……….

.72

4.2.2.4. Semangat Kerja (Y)...76

4.3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 81

4.3.1.1 Uji Normalitas ... 81

4.3.1.1. Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ... 81

4.3.2.2. Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot

Of Regression Standarizied Residual ... 82

4.3.3.3. Hasil Uji Normalitas dengan

Kolmogorov-Smirnov Test ... 83

4.4.1. Uji Heteroskedostisitas ... 84

4.5.1. Uji Multikolinearitas. ... 85

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 86

4.5 Pengujian Hipotesis...88

4.5.1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 88

4.5.1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 90

4.5.3. Koefisien Determinasi (R²) ... 91

4.5 Pembahasan ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

5.1

Kesimpulan ... 96

5.2

Saran ... 97

DAFTARPUSTAKA………...98


(3)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

. Tabel Pe elitia Terdahulu ……… . Tabel Operasio al Variabel ………

3.2 Tabel Skala Likert ... 54

3.3 Hasil Pengujian Validitas Tiap Butir Pernyataan ... 56

3.4 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 57

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 47

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Pekerjaan ... 48

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 48

4.5 Frekue si Jawaba Respo de Terhadap Variabel Progra Pe siu …. 50 4.6 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Jaminan Kesehatan Kerja ... 55

4.7 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Jaminan Kecelakaan Kerja

78


(4)

4.13 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 71 4.14 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 72


(5)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

. Kera gka Ko septual……….. 8

4.1 Uji Normalitas dengan Histogram ... 63 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of

Regression Standarizied Residual ... 64 4.3 Uji Heteroskedostisitas dengan Scatterplot ... 66


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul

1 Kuesioner Penelitian 2 Uji Validitas Dan Reliabilitas 3 Distribusi Jawaban Responden 4 Uji Asumsi Klasik


Dokumen yang terkait

PENGARUH UPAH, INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN Pengaruh Upah, Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Aquafarm Nusantara Klaten.

0 4 18

PENGARUH UPAH, INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN Pengaruh Upah, Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Aquafarm Nusantara Klaten.

4 14 16

PENGARUH JAMINAN SOSIAL, KESEHATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI PT. CAHAYA SURYA TUNAS TAPIOKA WONOGIRI.

0 0 13

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN JAMINAN SOSIALTERHADAP PENINGKATAN SEMANGAT KERJA Pengaruh lingkungan kerja dan jaminan sosial terhadap peningkatan semangat kerja karyawan pada CV. Teguh Karya di Surakarta.

0 0 10

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 14

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 2

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 6

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 40

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 2

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

0 0 16