2.4 Relationship Marketing
Seiring dengan perkembangan tekonologi dan informasi yang semakin mudah diakses, nasabah juga semakin kritis dalam memilih dan mengunakan
berbagi produk yang membawa manfaat terbaik bagi mereka. Maka dari itu, perlu di perhatikan bagi perusahaan agar mampu membina hubungan relationship
yang baik dengan nasabahnya. Peningkatan hubungan dengan nasabah nampaknya menjadi salah satu faktor penting untuk tetap mempertahankan loyalitas nasabah.
Hubungan yang dibina tidak hanya sekedar hubungan jangka pendek, melainkan hubungan jangka panjang. Untuk mewujudkan hal tersebut, perusahaan tidak
hanya berorientasi pada transaksi penjualan saja, melainkan menjalin hubungan jangka panjang dengan nasabahnya. Maka, pendekatan Relationship Marketing
perlu diterapkan di dalam perusahaan guna untuk untuk menjalin hubungan dan komunikasi yang harmonis.
Relationship marketing sebagai pengenalan bagi setiap nasabah secara lebih dekat dan memuaskan dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan
mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara nasabah dan perusahaan Chan, 2003.
Tujuan perusahaan menerapkan relationship marketing adalah agar perusahaan tersebut dapat membangun dan mempertahankan basis nasabah yang
dimiliki. Menurut Ford 2003 Relationship Marketing bisa berkembang melalui tiga cara yaitu:
1. Interaction customer relationship, dimulai dari kontak pertama antara
sebuah kelompok dengan kelompok lain, di mana interaksi tersebut merupakan komunikasi dua arah.
Universitas Sumatera Utara
2. Coordinating activities, interaksi antara dua perusahaan yang berbeda
membutuhkan koordinasi aktivitas yang membantu terjalinnya hubungan yang alami.
3. Adaptions, inti utama dari bisnis yang dilakukan oleh perusahaan adalah
menciptakan kepuasan bersama. Tidak ada hubungan yang dilakukan tanpa melalui adaptasi karena adaptasi dapat menciptakan kondisi yang
menguntungkan.
2.4.1 Metode Pendekatan Relationship marketing
Menurut kotler dan amstong 2006 dalam membentuk ikatan atau membina hubungan yang kuat dengan nasabah, relationship marketing dilakukan melalui
tiga metode pendekatan yaitu: 1.
Financial benefit manfaat keuangan dan ekonomis Pendekatan yang pertama untuk membangun suatu hubungan nilai
dengan nasabah adalah dengan memberikan manfaat keuangan atau ekonomi. Manfaat ekonomis ini dapat berupa penghematan biaya yang di
keluarkan oleh nasabah, pemberian discount-discount khusus pada saat- saat tertentu, pemberian voucher, promo, serta manfaat ekonomis lainya.
Penghematan atas uang yang dikeluarkan merupakan alasan dasar dalam mengadakan hubungan antara nasabah dengan penyedia layanan.
Financial benefit merupakan relational benefit tingkat pertama dimana penyedia layanan menggunakan insentif harga untuk mendorong nasabah
melakukan bisnis terus-menerus dengan penyedia layanan. Financial benefit dapat juga disebut economic benefits.
Universitas Sumatera Utara
2. Social benefit manfaat sosial
Manfaat ekonomi diatas memang sangat perlu tetapi tidak cukup sampai disini saja karena akan mudah ditiru oleh badan usaha lain,
sehingga perlu pendekatan yang lain yaitu manfaat sosial. Manfaat sosial membantu badan usaha untuk meningkatkan hubungan dengan
mempelajari kebutuhan dan keinginan nasabah, bahkan memberikan sesuatu yang sifatnya pribadi atau perindividu. Mengetahui secara lebih
detail apa yang sekarang ini dibutuhkan oleh para nasabah tersebut. Social benefit adalah relational benefit tingkat dua dimana penyedia layanan
tidak hanya mengunakan insentif harga, tetapi mencari sesuatu usaha untuk membangun ikatan sosial antar penyedia layanan dengan nasabah.
Persahabatan yang dibina melalui ikatan antara nasabah dengan penyedia layanan akan menghasilkan manfaat sosial seperti mengingat nama
nasabah, biasanya dijadikan ukuran untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang diterina nasabah. Social benefit mencakup perasaan
kekeluargaan, pengakuan secara individual, dan dukungan sosial. Ukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar
manfaat sosial yang diperoleh nasabah adalah: a.
Friendship, adalah hubungan yang erat antara penyedia layanan dengan nasabah, dimana penyedia layanan mengenal nasabah
dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa persahabatan sering terjadi dalam hubungan antara penyedia layanan dengan nasabah
dalam badan usaha jasa, yang merupakan bonus yang tidak
Universitas Sumatera Utara
Nampak intangible sebagai layanan tambahan dari layanan inti, seperti mengingat nama nasabah.
b. Fraternization, adalah perasaan kekelurgaan yang erat sebagai
bagian hubugan yang di bangun dalam jangka panjang, seperti keramahan karyawan kepada nasabah.
c. Personal recognition, adalah menerima apa adanya semua pola
prilaku, emosi, dan motivasi yang unik dari nasabah, seperti keluhan-keluhan nasabah.
3. Structural ties ikatan struktural
Pendekatan yang ketiga ini bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan nasabah melalui ikatan struktural. Dalam ikatan
struktural, badan usaha berusaha untuk membantu nasabah dan selalu memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang diperlukan, sehingga
nasabah yang dibantu dan diperhatikan akan merasa sangat dihargai dan lebih puas pada badan usaha, seperti memberikan informasi mengenai
produk terbaru. Structural ties dibagi menjadi dua, yakni: a.
Psychological benefit Perasaan aman atau perasaan nyaman nasabah terhadap penyedia
layanan merupakan hal yang perlu diperhatikan. Jika nasabah merasa tidak nyaman dalam berhubungan dengan penyedia
layanan, maka nasabah bisa meninggalkan penyedia layanan dan akan beralih ke pesaing. Salah satu manfaat yang diterima nasabah
dengan hubungannya
dengan penyedia
layanan adalah
Universitas Sumatera Utara
psychological benefit atau manfaat secara psiklogis yang diperoleh dari hubungan erat antar penyedia layanan dengan nasabah adalah
perasaan aman atau perasaan nyaman. Semakin aman atau nyaman seorang nasabah berinteraksi dengan penyedia layanan, maka
nasabah tersebut semakin setia kepada penyedia layanan. Maka dari itu, psychological benefit diartikan sebagi perasaan untuk
mengurangi ketidakpastian, peningkatan kepercayaan, dan merasa nyaman yang ditunjukan dengan membangun terus-menerus
komunikasi antara nasabah dengan organisasi atau badan usaha penyedia layanan.
Ukuran yang dipakai untuk mengetahui seberapa besar manfaat secara psikologis yang diterima oleh nasabah adalah:
a Reduced anxienty, adalah mengurangi ketidakpastian
nasabah yang mengacu pada suatu keadaan. b
Trust, adalah kemauan nasabah untuk berhubungan dengan penyedia layanan, dimana nasabah merasa perkataan dari
penyedia layanan dapat dipercaya atau dapat dipegang dan dapat dilaksanakan.
b. Customization benefit
Manfaat kedua yang diterima nasabah dalam structural ties selain psychological benefit adalah Customization benefit. Customization
benefit adalah cara penyedia layanan memberikan perlakuan khusus kepada nasabah atas kesetiaan nasabah. Customization
benefit yang diterima nasabah bisa termasuk persepsi nasabah dari
Universitas Sumatera Utara
perlakuan secara preferential, perhatian khusus atau penghargaan yang bersifat individual dan layanan secara khusus yang tidak
diberikan kepada nasabah yang lain. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui seberapa besar manfaat
Customization benefit yang diterima oleh nasabah adalah: a
Preferential treatment, adalah perlakuan secara khusus yang diberikan oleh penyedia layanan kepada nasabah yang
disebabkan oleh hubungan baik antar keduanya. Perlakuan secara preferensial diterima oleh nasabah bila penyedia
layanan berusaha memenuhi permintaan layanan secara mendetail dari nasabah.
b Special service, adalah layanan tambahan yang tidak
Nampak secara fisik yang diberikan kepada nasabah. c
Extra attention, adalah perhatian yang lebih terhadap nasabah yang diberikan oleh penyedia layanan.
2.4.2 Karakteristik Relationship Marketing
Dalam menerapakan strategi pemasaran berupa relationship marketing ada beberapa karakteristik yang harus menjadi focus perusahaan atau badan usaha.
Menurut Kotler dan Amstorng 2006 karakteristik relationship marketing adalah sebagai berikut:
a. Memfokuskan diri pada partner dan nasabah bukan pada produk-produk
yang dihasilkan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Memberikan penekanan terhadap bertahannya dan pertumbuhan nasabah
dari pada perolehan nasabah baru. c.
Mengandalkan lebih banyak mendengarkan dan belajar dibandingkan berbicara.
2.4.3 Konsep Relationship Marketing
Relationship marketing merupakan usaha pemasaran pada nasabah yang meningkatkan pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasaan maksimun
nasabah. Menurut Little dan Marandi 2003 ada beberapa konsep inti dari relationship marketing, diantaranya yakni:
1. Orientasi jangka panjang
Orientasi jangka panjang merupakan ciri utama relationship marketing. Keberhasilan relationship marketing di ukur dari seberapa lama nasabah
terjaga dalam hubugan dengan perusahaan. Dengan demikian relationship marketing juga menyangkut nilai estimasi mengenai nilai sepanjang hidup
nasabah. 2.
Komitmen dan pemenuhan janji Untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang, relationship marketing
menekankan upaya pemeliharaan sikap percaya atau kepercayaan, komitmen dengan menjaga intergritas masing-masing melalui pemenuhan
janji atau timbal balik, empati diantara kedua belah pihak.
Universitas Sumatera Utara
3. Nilai sepanjang hidup nasabah
Perlunya mengidentifikasi nasabah baru yang berpotensi menjalin hubungan jangka panjang dan kemudian menghitung nilai hidup nasabah
agar menguntungkan perusahaan. 4.
Pangsa nasabah buka pangsa pasar Relationship marketing tidak lagi pada konsentrasi pada pencapaian
pangsa melainkan pada upaya untuk mempertahankan nasabah. 5.
Dialog dua arah Untuk mencapai hubungan yang diinginkan, maka di perlukan komunikasi
dua arah. Relationship marketing memberikan pemahaman yang lebih baik akan tuntutan dan keinginan nasabah, sehingga memungkinakan
penyediaan produk yang sesuai dengan spesifikasi nasabah.
2.4.4 Manfaat dan Tujuan Relationship Marketing
Zeithaml, dkk. 2006 mengemukanan bahwa manfaat relationship marketing baru akan dirasakan oleh nasabah ketika menerima layanan yang
memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan apa yang mereka harapkan atau dapatkan dari perusahaan lainnya.
Nasabah lebih menyukai untuk menjalin hubungan dengan suatu perusahaan yang mampu memberikan layanan berkualitas, kepuasan, dan
keuntungan spesifik yang lebih besar dibandingkan pengorbanan yang dikeluarkannya. Ketika perusahaan mampu dengan konsisten menyampaikan nilai
dari sudut pandangan nasabah, maka suatu manfaat akan dirasakan nasabah dengan lebih jelas yang akan mendorong mereka untuk mempertahankan
Universitas Sumatera Utara
hubungan. Nasabah juga merasakan adanya manfaat dengan cara yang berbeda yaitu melalui asosiasi atau hubungan jangka panjang dengan perusahaan.
Terkadang dari hubungan ini lebih mampu menjaga nasabah untuk loyal terhadap perusahaan dari pada atribut pada jasa inti yang ditawarkan.
Tujuan utama relationship marketing menurut Sivesan 2012 adalah untuk meningkatkan hubungan yang kuat antara pemasaran dan nasabah dengan
cara mengkonversi atau menjadikan nasabah yang acuh menjadi lebih loyal. Sisi lain dari tujuan utama relationship marketing sebenarnya adalah untuk
menemukan lifetime value masing-masing kelompok nasabah dapat terus diperbesar dari tahun ke tahun. Setelah itu, tujuan ketiga adalah bagaimana
mengunakan profit yang di dapat dari dua tujuan pertama untuk mendapatkan nasabah baru dengan biaya yang relative murah. Dengan demikian, tujuan jangka
panjangnya adalah menghasilkan keuntungan terus menerus dari dua kelompok nasabah: nasabah yang sekaranng dan nasabah baru.
2.5 Loyalitas Nasabah