29
2.2 Sistem Kepercayaan
Sebelum agama Islam dan Kristen masuk ke wilayah Pakpak, masyarakat setempat menganut kepercayaan yang disebut persilihi atau perbegu. Persilihi atau
perbegu ini ialah suatu kepercayaan yang meyakini bahwa alam ini berada di bawah kuasa pengaruh roh-roh gaib atau dengan adanya Dewa-Dewa maupun roh-
roh nenek moyang yang dikultuskan Naiborhu, 1988 : 22-26.
1
2.2.1 Kepercayaan Terhadap Dewa-dewa
Sebelum agama Kristen dan Islam masuk ke lingkungan masyarakat Pakpak, masyarakat mempercayai kekuatan gaib dan percaya bahwa alam adalah
sumber kehidupan. Masyarakat Pakpak percaya terhadap Debata GuruSinembe nasa si lot yang artinya maha pencipta segala sesuatu yang ada di bumi ini yang
diklasifikasikan atau diistilahkan sebagai berikut. Debata Guru atau Batara Guru menjadikan wakilnya untuk menjaga dan
melindungi, yaitu: 1.
Beraspati Tanoh Diberi simbol dengan menggambar cecak yang berfungsi melindungi segala
tumbuh-tumbuhan. Jadi, jika seorang orang tua menebang pohon bambu, kayu atau tumbuhan lainnya, maka ia harus permisi kepada Beraspati Tanoh.
2. Tunggung Ni Kuta
Tunggung Ni Kuta ini diyakini mempunyai peranan untuk menjaga dan melindungi kampung atau desa serta manusia sebagai penghuninya. Karena itu,
1
Skripsi Sarjana Kajian Organologi Kucapi Pakpak Buatan Bapak Kami Capah di Kecamatan Kerajaan Pakpak Bharat, oleh Batoan Sihotang 2013:30.
Universitas Sumatera Utara
30
maka Tunggung Ni Kuta memberikan kepada manusia beberapa benda yaitu sebagai berikut:
a. Lapihen, yaitu terbuat dari kulit kayu yang di dalamnya terdapat tulisan-
tulisan yang berbentuk mantra ataupun ramuan obat-obatan serta ramalan- ramalan.
b. Naring, yaitu wadah berisi ramuan untuk pelindung kampung. Apabila
suatu kampung akan mendapat ancaman, maka naring akan memberikan pertanda berupa suara gemuruh ataupun siulan.
c. Penghulu balang, yaitu sejenis patung yang terbuat dari batu yang
berfungsi untuk memberikan sinyal berupa gemuruh sebagai tanda gangguan, bala, musuh, atau penyakit bagi suatu desa.
d. Sibiangsa, yaitu wadah berbentuk guci yang diisi ramuan yang ditanam di
dalam tanah yang bertugas mengusir penjahat yang datang. e.
Sembahen ni ladang, yaitu roh halus dan penguasa alam sekitarnya yang diyakini dapat menggangu kehidupan dan sekaligus dapat melindungi
kehidupan manusia apabila diberi sesajian. f.
Tali solang, yaitu tali yang disimpul di ujungnya, mempunyai kepala ular yang digunakan untuk menjerat musuh.
g. Tongkat balekat, yaitu terbuat dari kayu dan hati ular yang berukuran lebih
kurang satu meter yang diukir dengan ukiran Pakpak dan dipergunakan untuk menerangi jalan.
h. Kahal-kahal, yaitu menyerupai telapak kaki manusia untuk melawan
musuh.
Universitas Sumatera Utara
31
i. Mbarla, yaitu roh yang berfungsi untuk menjaga ikan di laut, sungai dan
danau. j.
Sineang Naga Lae, yaitu roh yang menguasai laut, danau dan air.
2.2.2 Kepercayaan Terhadap Roh- Roh