1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pakpak adalah salah satu etnik
1
yang mendiami daerah geografis Provinsi Sumatera Utara. Etnik Pakpak memiliki budaya yang diwariskan secara turun-
temurun dari nenek moyangnya. Salah satu bentuk dari warisan budaya tersebut adalah kesenian dalam beberapa bentuk, di antaranya adalah seni tari tatak, seni
ukir, seni tekstil, seni patung, dan seni musik genderang. Pada umumnya etnik yang ada di Sumatera Utara, memiliki beragam jenis
upacara adat. Suku Pakpak memiliki dua jenis kelompok upacara berdasarkan fungsinya
—yaitu, kerja njahat atau jenis upacara adat yang bersifat duka cita seperti kematian, mangongkal tulan, hilangnya seseorang tanpa terlacak, sedang
sakit keras, dan lainnya dan kerja mbaik atau jenis upacara yang bersifat suka cita
1
Dalam skripsi sarjana ini, yang penulis maksud dengan etnik, kelompok etnik ethnic group atau dalam bahasa Indonesia suku bangsa atau suku menurut disiplin ilmu antropologi
adalah misalnya Narroll, 1964, sebagai populasi yang: 1 secara bilogis mampu berkembang biak dan bertahan; 2 mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam
sebuah bentuk budaya; 3 membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri; dan 4 menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari
kelompok populasi lain.Dalam konteks menganalisis kelompok etnik ini adalah pentingnya asumsi bahwa mempertahankan batas etnik tidaklah penting, karena hal ini akan terjadi dengan sendirinya,
akibat adanya faktor-faktor isolasi seperti: perbedaan ras, budaya, sosial,dan bahasa. Asumsi ini juga membatasi pemahaman berbagai faktor yang membentuk keragaman budaya. Ini mengakibatkan
seorang ahli antropologi berkeimpulan bahwa setiap kelompok etnik mengembangkan budaya dan bentuk sosialnya dalam kondisi terisolasi. Ini terbentuk karena faktor ekologi setempat yang
menyebabkan berkembangnya kondisi adaptasi dan daya cipta dalam kelompok tersebut. Kondisi seperti ini telah menghasilkan suku bangsa dan bangsa yang berbeda-beda di dunia. Tiap bangsa
memiliki budaya dan masyarakat pendukung tersendiri. Dalam rangka penelitian ini, orang-orang Pakpak secara keseluruhan dapat dipandang sebagai sebuah kelompok etnik. Namun demikian,
mereka bisa saja dipandang dan menganggap dirinya sebagai bagian dari masyarajat Batak yang lebih luas. Mereka menjadi bagian dari bangsa Indonesia, yang wilayah budayanya ada di Provinsi
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
2
seperti perkawinan, mendapat hasil panen yang banyak, mencapai cita-cita, dan lainnya.
Sebelum melaksanakan kegiatan-kegiatan upacara adat biasanya ada perencanaan-perencanaan. Sebelum upacara adat dilaksanakan, dibentuklah
perkumpulan untuk merencanakannya, masyarakat Pakpak menyebutnya dengan istilah tenggo raja. Ini harus dilaksanakan apabila ingin membuat suatu upacara
adat kerja njahat maupun kerja mbaik, karena di sinilah saat semua orang yang akan terlibat dalam upacara tersebut membahas dan merencanakan kegiatan apa
saja yang akan dilaksanakan dan juga membahas apa saja yang diperlukan dalam upacara tersebut.
2
Mengenai hal penyajian dan penyertaan musik dalam kegiatan upacara tersebut, juga turut dibahas dalam kegiatan tenggo raja tersebut.
Dalam upacara adat kerja njahat maupun kerja mbaik pada masyarakat Pakpak, ada istilah yang disebut mengkerboi, yaitu acara proses penyembelihan
kerbau yang dibawa oleh kula-kula
3
untuk dijadikan persulangen. Istilah persulangen pada masyarakat Pakpak berarti bagian-bagian tubuh hewan yang
sudah ditentukan siapa-siapa saja yang berhak menerimanya. Mengkerboi ini akan dilaksanakan atau tidak, termasuk hal yang dibahas
pada acara tenggo raja karena proses mengkerboi ini akan dilaksanakan jika memang kemampuan ekonomi yang membuat pesta mencukupi untuk
menyelenggarakannya dan disepakati semua pihak yang terlibat untuk mengadakan
2
Hasil wawancara dengan Dayo Sinamo, pada tanggal 20 Agustus 2015.
3
Istilah kula-kula ini adalah merujuk kepada kelompok sosial kemasyarakatan Pakpak, yang terdiri dari tiga kelompok utama dalam hubungan darah dan perkawinan, yang disebut dengan
daliken sitelu tungku yang tiga. Ketiga kelompok sosial itu adalah: 1 dengan sibeltek, adalah saudara kandung dan saudara luas satu merga klen yang ditarik secara patrilineal berdasarkan
garis keturunan ayah; 2 kula-kula adalah pihak keluarga luas yang memberikan istri kepada pihak kita; dan 3 berru, adalah pihak keluarga luas yang menerima istri yang erasal dari pihak kita.
Universitas Sumatera Utara
3
pesta, yaitu antara keluarga yang membuat pesta dan pihak keluarga yang memberi istri atau dalam bahasa Pakpak disebut kula-kula. Pada acara mengkerboi ini
nantinya ada empat tahapan yang harus dilaksanakan yaitu: 1 acara membawa kayu jeretten sebagai tiang untuk tempat diikatnya kerbau yang akan disembelih,
2 urutan kedua yaitu mengiring ke tiang jeretten, 3 urutan ketiga yaitu penyembelihan kerbau; dan 4 yang terakhir adalah menampakken page tumpar, di
bagian ini padi akan ditumpahkan ke sekeliling tempat penyembelihan kerbau. Keempat urutan yang ada dalam acara mengkerboi ini harus diiringi oleh
genderang ensambel musik Pakpak karena masing-masing mempunyai reportoar yang khusus.
Jika mengkerboi sudah ditetapkan dalam suatu upacara adat di Pakpak, maka upacara tersebut sudah tergolong upacara yang besar dan harus turut
mengundang para pergotci,
4
karena selama proses mengkerboi mulai dari kerbau diarak menuju tempat penyembelihan sampai akhirnya disembelih harus diiringi
oleh musik tradisional yang dimainkan secara langsung live oleh para pergotci. Genderang yang dipakai pergocci juga harus sesuai dengan upacara yang
dilaksanakan, jika upacara yang akan dilaksanakan adalah upacara yang bersifat suka cita, maka yang dipakai adalah genderang sisibah atau genderang sipitu.
Sebaliknya jika upacara yang akan dilaksanakan bersifat duka cita, maka genderang yang dipakai adalah genderang silima.
4
Sebutan untuk para pemusik tradisional musik Pakpak, kata bentukan ini terdiri dari dua unsur yaitu awal per yang artinya orang atau ahli dan gocci, yang maknanya adalah musik. Jadi
pergocci secara harfiah etimologis adalah pemusik atau musisi. Mereka ini memiliki kedudukan yang khas di dalam sistem sosial masyarakat Pakpak. Mereka dihormati, dihargai, dan diberi materi
atas kegiatan yang mereka lalukan di dalam sebuah upacara. Di dalam kebudayaan Batak Toba, istilah yang memiliki arti yang hampir sama adalah pargonsi, dan di dalam kebudayaan Karo
disebut dengan sierjabaten.
Universitas Sumatera Utara
4
Bagi suku Pakpak, musik mempunyai peranan yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya, karena hampir seluruh kegiatan adat,
ritual, dan hiburan selalu menggunakan musik. Masyarakat Pakpak mempunyai budaya musikal sendiri. Dalam penyajiannya ada yang menggunakan alat musik,
vokal, dan gabungan vokal dengan musik, dalam penggunaan alat musiknya ada yang dimainkan secara ensambel ada juga yang secara tunggal solo instrumen.
5
Masyarakat Pakpak membagi alat musiknya berdasarkan bentuk penyajian dan cara memainkannya. Berdasarkan bentuk penyajiannya, alat-alat musik
tersebut dibagi menjadi beberapa ensambel dan solo instrumen,
6
yakni genderang sisibah, genderang sipitu-pitu, genderang silima, gendang sidua-dua, gerantung,
mbotul, dan gung. Di sisi lain, berdasarkan cara memainkannya, instrumen musik tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: sipaluun alat musik yang
dimainkan dengan cara dipukul, sisempulen alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup, dan sipiltiken alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik.
Alat-alat musik yang digunakan di dalam ensambel genderang sisibah ini, terdiri dari: alat musik sipaluan dan sisempulen saja. Adapun alat-alat musik itu
adalah: genderang sisibah conical single headed drums yang terdiri dari sembilan buah gendang yang berbentuk konis satu sisi membrannya, gung sada rabaan
idiofon yang teridiri dari empat buah gung knobbed suspended gongs yaitu
5
Istilah instrument dalam Kamus Musik yang ditulis oleh M. Soeharto 1992:54 adalah istilah dalam bahasa Inggris, yang artinya adalah alat musik yang digolongkan berdasarkan cara
memakainya. Kadangkala istilah ini diserap di dalam Bahasa Indonesia menjadi instrumen, dengan makna yang sinonim dengan alat musik.
6
Terminologi ensambel atau ansambel pada Kamus Musik yang ditulis oleh M. Soeharto, 1992:4 adalah berasal dari bahasa Prancis, yang kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris dan
kemudian diserap pula ke dalam Bahasa Indonesias, artinya adalah kelompok kegiatan seni musik, dengan jenis kegiatan seperti tercantum dalam sebutannya. Biasanya tampil sebagai kerjasama
pesertanya di bawah pimpinan seorang pelatih.
Universitas Sumatera Utara
5
panggora, poi, tapudep, dan pong-pong, sarune double reed shawm, dan cilatcilat concussion idiophone.
Dalam penyajiannya, ensambel ini dipakai pada jenis upacara sukacita kerja mbaik saja pada tingkatan upacara terbesar atau tertinggi saja. Ensambel
genderang sipitupitu dan genderang silima terdiri dari alat musik yang terdapat pada ensambel genderang sisibah, perbedaannya hanya terdapat pada penggunaan
genderang saja. Genderang sipitu-pitu menggunakan 7 dari 9 gendang yang terdapat pada genderang sisibah, sedangkan genderang silima menggunakan 5 dari
9 buah gendang gendang yang digunakan gendang pada bilangan ganjil saja diurut dari gendang terbesar. Ensambel ini digunakan pada upacara duka cita kerja
njahat, seperti upacara kematian dan mengongkal tulan menggali tulang- belulang. Selanjutnya adalah ensambel gendang sidua-dua.
Ensambel gendang ini terdiri dari sepasang gendang dua sisi berbentuk barrel double head barrel drums. Kedua gendang ini terdiri dari gendang
inangna gendang induk, gendang ibu yaitu gendang terbesar dan gendang anakna gendang anak, jantan yaitu gendang terkecil. Instrument lainnya yang terdapat
dalam ensambel ini adalah gung sada rabaan, dan sepasang cilat-cilat. Ensambel ini digunakan pada upacara ritual, seperti upacara mendeger uruk
upacara mengusir roh penunggu hutan sebelum diolah menjadi lahan pertanian dan hiburan saja seperti upacara penobatan raja atau mengiringi tarian pencak.
Ensambel yang terakhir adalah oning-oningen. Ensambel ini terdiri dari gendang sitelu-telu, gung sada rabaan, lobat aerophone, kalondang xylophone,
7
dan
7
Xilo kayu fon suarabunyi yang artinya adalah kayu atau bilah kayu yang bersuara, www.wilkipedia.com. Xilofon ini dalam konteks musik di seluruh dunia biasanya berbetuk
Universitas Sumatera Utara
6
kucapi short neck lute. Ensambel ini digunakan pada upacara suka cita kerja mbaik seperti upacara penikahan dan untuk mengiringi tarian.
Oleh karena data yang didapat penulis adalah upacara yang bersifat duka cita atau kerja njahat ncayur tua
8
yang berlokasi di desa Natam Jehe, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat. dan pada upacara tersebut melaksanakan salah
satu kegiatan adat mengkerboi, maka penulis memfokuskan untuk membahas tentang musik yang yang dimainkan pergotci pada saat proses upacara mengkerboi
berlangsung untuk dijadikan tulisan ilmiah. Terlebih karena acara ini tergolong jarang dilaksanakan di daerah Pakpak sendiri, dan sebagai orang yang bersuku
Pakpak, penulis merasa ini menjadi beban moral dan tanggung jawab untuk memelihara dan meregenerasikan Budaya Pakpak.
Kajian ini tentu saja menggunakan disiplin ilmu etnomusikologi, yaitu ilmu yang penulis pelajari selama kurun empat tahun terakhir ini. Untuk itu, konsep
keilmuan saintifk tentang apa itu etnomusikologi, yang kemudian penulis gunakan dalam mengkaji musik dalam upacara mengkerboi ini, adalah menggunakan konsep
yang diajukan oleh Society for Ethnomusicology SEM dalam websitenya webdb.iu.edu.
bilahan-bilahan kayu. Sedangkan alat-alat musik yang terbuat dari logam ada pula yang bberbetuk bilahan, misalnya saron dalam musik Jawa. Untuk membedakan alat-alat musik bilahan yang terbuat
dari kayu dan logam ini, maka xilofon biasanya merujuk kepada alat musik berbilahan kayu, dan metalophone keys merujuk kepada alat musik berbilahan logam.
8
Jenis upacara kematian orang tua yang sudah lanjut usia dan semua keturunannya telah berumah tangga, dan sudah memiliki cucu maupun cicit. Di kalangan masyarakat lain di Sumatera
Utara, terdapat pula upacara sejenis, yaitu di dalam kebudayaan Batak Toba disebut saur matua, di dalam kebudayaan Simalungun disebut sayur matua, dan di dalam kebudayaan Karo disebut cawir
metua.
Universitas Sumatera Utara
7
Dalam konteks perkembangan disiplin etnomusikologi masa kini, penjelasan mengenai apa itu etnomusikologi adalah seperti kutipan dari laman web
resmi Society for Ethnomusicology sebagai berikut.
Ethnomusicology encompasses the study of music-making throughout the world, from the distant past to the present.
Ethnomusicologists explore the ideas, activities, instruments, and sounds with which people create music.European and Chinese
classical musics, Cajun dance, Cuban song, hip hop, Nigerian juju, Javanese gamelan, Navajo ritual healing, and Hawaiian chant are a few
examples of the many varieties of music-making examined in ethnomusicology. Ethnomusicology is interdisciplinary
—many ethno- musicologists have a background not only in music but in such areas
as anthropology, folklore, dance, linguistics, psychology, and history.Ethnomusicologists generally employ the methods of
ethnography in their research. They spend extended periods of time with a music community, observe and document what happens, ask
q
uestions, and sometimes learn to play the community‘s types of music. Ethnomusicologists may also rely on archives, libraries, and
museums for resources related to the history of music traditions. Sometimes ethnomusicologists help individuals and communities to
document and promote their musical practices.Most ethnomusicolo- gists work as professors at colleges and universities, where they teach
and carry out research. A significant number work with museums, festivals, archives, libraries, record labels, schools, and other
institutions, where they focus on increasing public knowledge and
appreciation of the world‘s music.Many colleges and universities have programs in ethnomusicology. To see a list of some of these programs,
visit our guide to Program in Ethnomusicology http:webdb.iu.edu
Dalam situs web tersebut dipaparkan dengan tegas bahwa etnomusikologi adalah kajian keilmuan yang menjangkau terbentuknya musik di seluruh dunia ini,
dari masa dahulu hingga sekarang. Etnomusikologi mengeksplorasi segala gagasan, kegiatan, alat-alat musik, dan suara yang dihasilkan alat-alat musik atau vokal,
dengan masyarakat yang menghasilkan musik tersebut. Musik klasik Eropa dan China, tarian Cajun, nyanyian masyarakat Kuba, hip hop, juju dari Nigeria,
Universitas Sumatera Utara
8
gamelan Jawa, ritual penyembuhan penyakit masyarakat Indian Navaho, nyanyian keagamaan Hawaii, adalah beberapa contoh kajian terhadap musik di seluruh dunia,
yang dilakukan oleh para etnomusikolog. Etnomusikologi merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang sifatnya
interdisiplin. Beberapa etnomusikolog mempunyai latar belakang tidak hanya di dalam musik saja, tetapi ada yang berasal dari bidang ilmu antropologi, folklor, tari,
linguistik, psikologi, dan sejarah. Etnomusikologi secara umum melibatkan metode etnografi dalam penelitiannya. Para etnomusikolog mengkaji musik dalam dimensi
waktu dan komunitas pendukungnya, mengamati, mengumpulkan dokumen tentang apa yang terjadi, bertanya tentang apa yang diteliti, dan juga turut terlibat
memainkan musik seperti yang dilakukan komunitasnya. Para etnomusikolog juga melakukan studi terhadap arsip, perpustakaan, dan museum, untuk mencari sumber-
sumber yang berkaitan dengan sejarah musik. Kadangkala etnomusikolog melakukan dokumentasi dan mempromosikan pertunjukan musik. Sebahagian besar
etnomusikolog biasanya menjadi ilmuwan di berbagai jenis pendidikan dan universitas. Sejumlah karya penting mereka berkaitan dengan museum, festival,
arsip, perpustakaan, label rekaman, sekolah, berbagai institusi, di mana mereka memfokuskan pencerahan untuk ilmu pengetahuan dan apresiasi musik di seluruh
dunia. Beberapa perguruan tinggi dan universitas mempunyai program etnomusikologi.
Dalam kaitannya dengan musik dalam upacara mengkerboi di dalam budaya etnik Pakpak, maka disiplin etnomusikologi sangat relevan digunakan untuk
mengkaji fenomena budaya, sosial, dan seni. Studi musik dalam kebudayaan adalah
Universitas Sumatera Utara
9
salah satu pendekatan di dalam etnomusikologi. Demikian pula yang penulis terapkan di dalam meneliti dan menulis skripsi sarjana ini.
Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam sebuah tulisan ilmiah yang berbentuk skripsi sarjana, dengan judul:
―Analisis Fungsi dan Struktur Ritme Repertoar Gendang Mengkerboi dalam Upacara Ncayur Ntua Masyarakat Pakpak di Desa Natam Jehe, Kecamatan
Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat. ‖
1.2 Pokok Permasalahan