122
perbedaannya dengan baris pertama dimana gendang yang pertama dipukul adalah gendang ke IV dan kemudian gendang ke III pada ansambel gendang silima.
Ketiga repertoar Gendang Megkerboi ini selanjutnya seperti sudah diurai di dalam Baba I skripsi ini, dianalisis menggunakan teori analisis waktu dalam music
yang ditawarkan Malm. Analisis itu mencakup: 1 meter, 2 pulsa dasar, dan 3 unit-unit pembentuk birama. Berikut analisis tersebut.
5.2 Analisis Meter
Meter atau birama adalah unit-unit ketukan yang telah mengandung aksentuasi-aksentuasi kuat dan lemah yang dijadikan dasar perulangan di dalam
pertunjukan music yang terikat dengan meter. Misalnya meter dua, tiga, empat, enam, tujuh, dan seterusnya. Meter ini di dalam tanda bira bisa ditulis seperti
contoh 22; 24; ¾; 68; 78; 118, dan lain-lainnya. Jika music disajikan tanpa terikat kepada meter maka music seperti ini selalu diistilahkan secara
etnomusikologis, free meter meter bebas. Ketiga gendang pada repertoar Gendang Mengkerboi, yaitu Gendang Raja,
gendang Mangiring Gajah, dan Gendang Gajah Mangiring, adalah menggunakan meter empat. Artinya dalam setiap birama terdapat empat ketukan dasar, yaitu
dimulai dengan ketukan pertama dengan intensitas kuat, baru disertai dengan ketukan kedua, ketiga, dan keempat dengan intensitas yang lebih lirih. Adapun
meter empat ini, di dalam transkripsi ditandai dengan tanda birama 44. Analisis ketiga gendang tersebut dalam mewujudkan meternya yang
repetitif dan sama di dalam keseluruhan pertunjukan adalah seperti berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
123
Universitas Sumatera Utara
124
Universitas Sumatera Utara
125
Ketiga repertoar Gendang Mengkerboi tersebut, yaitu Gendang Raja, Gendang Gajah Mangiring, dan Gendang Mangiring Gajah, dapat diklasifikasikan
ke dalam meter empat dan ditulis dalam tanda birama 44. Meter empat ini adalah meter yang juga umum digunakan di dalam berbagai repertoar musik Pakpak pada
umumnya yang terikat dengan birama. Jadi ketiga repertoar gendang ini mengacu pada struktur meter yang umum di dalam musik Pakpak.
Universitas Sumatera Utara
126
5.3 Analisis Taktus Pulsa Dasar
Taktus atau pulsa dasar adalah unit kecil yang menjadi dasar bergeraknya waktu di dalam music. Misalnya taktus music Metronom Maelzel M.M. 60 berarti
di dalam satu menit terdapat taktus sebanyak 60 artinya taktus music tersebut adalah satu detik dalam satu ketukan dasar. Kelipatannya adalah M.M. 120, yang
artinya dalam setiap menit terjadi 120 kali ketukan dasar pulsa, atau dalam satu detik terdapat dua ketukan dasar, dalam setengah detik terjadi satu ketukan dasar.
Ketiga repertoar Gendang Mengkerboi ini, menggunakan taktus yang bervariasi, ada yang relatif lambat dan ada pula yang relative cepat. Ketiganya
menggunakan pulsa dasar seperti berikut ini. 1. Gendang Raja menggunakan pulsa dasar 200 ketukan dasar per menit; artinya
dalam tempo yang cepat; atau akuratnya secara kuantitatif satu ketukan dasar adalah menggunakan waktu 60200 x 1 = 0,30 detik. Ini dapat diperoleh melalui
rumus satu menit dibagi dengan pulsa dasar yang digunakan oleh komposisi musik yang terikat meter dikali satu.
2. Gendang Gajah Mangiring menggunakan pulsa dasar taktus 120 per menit; artinya dalam tempo yang sedang; atau akuratnya secara kuantitatif satu ketukan
dasar membutuhkan waktu 60120 x 1 = 0,5 detik. 3. Gendang Mangiring Gajah juga sama kecepatan taktusnya dengan Gendang
Gajah Mangiring, yaitu menggunakan pulsa dasar 120 per menit; yang artinya adalah dalam tempo yang sedang; atau akuratnya secara kuantitatif satu ketukan
dasar membutuhkan waktu 60120 x 1 = 0,5 detik. Selengkapnya analisis taktus ketiga repertoar Gendang Mengkerboi itu adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
127
Universitas Sumatera Utara
128
Universitas Sumatera Utara
129
Dari ketiga analisis taktus atau pulsa dasar di atas, maka dapat dikatakan bahwa rata-rata setiap taktus yang dibutuhkan di dalam Gendang mengkerboi adalah
0,3 + 0,5 + 0,5: 3 = 0,43 detik setiap taktus
Jika dideskripsikan secara kualitatif taktus yang digunakan cenderung bertempo sedang.
Universitas Sumatera Utara
130
5.4 Analisis Unsur-unsur Pembentuk Waktu