Kesenian bidang tari juga kerap dipertunjukkan dalam acara Pekan Raya Sumatera Utara PRSU. Dari hal tersebut bisa dilihat bahwa Dairi memiliki potensi manusia
yang bisa diandalkan untuk menciptakan daya tarik wisatawan guna menghidupkan seluruh wisata khususnya Taman Wisata Iman Sitinjo.
4.4 Strategi Pengembangan Produk Taman Wisata Iman Sitinjo
Strategi pengembangan produk adalah strategi bagaimana organisasi menciptakan produk baru atau memodifikasi sesuai kebutuhan pasar. Sesuai dengan
apa yang dikatakan oleh Marulak Situmorang selaku pengelola Taman Wisata Iman Sitinjo
“Tidak ada strategi khusus, namun tetap dilakukan secara terorganisir. Dalam pengembangan telah disusun target kerja, dimana pengembangan dibagi
menjadi dua 2 yaitu jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek dengan kinerja per tahun anggaran”.
Sesuai dengan data yang didapat dari hasil penelitian baik data primer maupun data sekunder yang di peroleh dari pengelola Taman Wisata Iman Sitinjo dan
wisatawan yang diikuti dengan wawancara, maka dapat dijabarkan mengenai lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan wisata religi
ini.
4.4.1 Faktor Internal Yang Menjadi Kekuatan dan Kelemahan
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada di dalam pengembangan Taman Wisata Iman Sitinjo yang mencakup kekuatan dan kelemahan ditinjau dari
analisis lingkungan internal. Faktor-faktor internal pada pengembanga TWI Sitinjo yang dimonitor oleh peneliti yaitu, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1 Manajemen
Manajemen yang dilakukan dalan pengelolaan TWI Sitinjo dilakukan dengan membuat program kerja perencanaan per tahun anggaran, target kerja dan
kemudian merealisasikannya. Perencanaan disusun dengan segala pertimbangan, seperti dana yang dimasukkan ke dalam RAPD, lokasi, dan lain-lain.
Dalam manajemen pengembangan wisata ini dipegang oleh Disbudparpora, khususnya bidang Pariwisata, dimana para pengelola adalah orang-orang yang
telah menguasai hal-hal yang diperlukan untuk pengembangan. 2
Pemasaran Pemasaran yang dilakukan dengan melakukan kerjasama antara pemerintah
Kabupaten Dairi, Disbudparpora Dairi serta masyarakat setempat. Dari hasil wawancara dan observasi mengenai kondisi yang ada, pemasaran ini berjalan
dengan baik saat ini, karena masyarakat memiliki antusiasme dan menerima adanya Taman Wisata Iman Sitinjo. Sehingga pengembangan tidak mengalami
hambatan dalam pemasarannya. 3
Product Berdasarkan hasil wawancara terhadap pengelola dan wisatawan, bahwa TWI
Sitinjo merupakan produk wisata Dairi yang unik ditengah hutan pinus dan memiliki kelebihan dari segi rumah ibadah 5 agama di Dairi, miniatur tokoh
agama, Taman Firdaus, fasilitas keamanan, fasilitas umum, lokasi rekreasi, kebun binatang mini, akomodasi penginapan, souvenir, pemandangan alam yang
indah. Namun informasi yang di dapat dari para informan mengatakan produk wisata unggulan Dairi ini masih minim akan sarana penunjuk arah, beberapa
Universitas Sumatera Utara
bangunan mengalami kerusakan, posisi denah lokasi yang kurang strategis, toilet umum yang berbayar, terdapat jalan berbatu dan belum di aspal, sarana
penerangan di sekitar area wisata, jumlah tempat sampah yang minim, kandang kebun binatang mini yang rusak.
4 Price
Price atau harga merupakan salah satu komponen pertimbangan dalam membeli sesuatu. Begitu juga halnya dengan kawasan wisata bahwa retribusi
menjadi pertimbangan bagi wisatawan. Dari data yang diperoleh mengenai tarif retribusi
memasuki kawasan
Taman Wisata
Iman Sitinjo
serta membandingkannya dengan pendapat wisatawan, bahwa tarif tersebut
dikategorikan mahal. Wisatawan harus membayar retribusi sesuai tarif yang ditentukan dan juga harus membayar ketika menggunakan toilet umum. Retribusi
ini juga semakin jelas tingkat kemahalannya ketika membawa rombongan keluarga, keluh beberapa wisatawan.
5 Place
Place atau lokasi merupakan bagian penting dalam pengembangan wisata. Sesuai dengan data yang diperoleh dan hasil wawancara bahwa lokasi Taman
Wisata Iman Sitinjo ini adalah lokasi yang strategis. Hal ini dikarenakan lokasi dekat dengan akses jalan raya dan angkutan umum serta tidak jauh dari Kota
Sidikalang. Lokasi wisata religi ini juga menjadi potensi yang dapat dikembangkan karena berada di perbukitan hutan pinus. Bagi wisatawan yang
datang mengatakan merasa nyaman dan teduh saat beribadah, berdoa dan
Universitas Sumatera Utara
berekreasi di lokasi TWI Sitinjo yang kerap sekali digunakan juga sebagai lokasi prawedding.
6 Promotion
Promosi sebagai upaya untuk memperkenalkan usaha kepada para konsumen. Begitu halnya dengan promosi yang dilakukan untuk pengembangan Taman
Wisata Iman Sitinjo, dilakukan oleh pihak pengelola sedemikian rupa. Promosi dilakukan lewat media sosial, melalui pagelaran budaya, melalui
sosialisasi bahkan promosi juga dilakukan oleh masyarakat yang telah mengunjungi wisata religi ini. Namun menurut beberapa wisatawan promosi
yang dilakukan oleh pihak pengelola masih belum maksimal. 7
People People merupakan bagian dari pelayanan dalam suatu usaha yang dapat
mempengaruhi kepuasaan konsumen. Sama halnya dengan wisata, terutama Taman Wisata Iman Sitinjo, pelayanan menjadi salah satu komponen kepuasan
bagi wisatawan. Berdasarkan informasi dari wisatawan secara umum pelayanan yang diberikan oleh petugas yang ada sudah cukup baik.
Namun dari beberapa wisatawan yang diwawancarai mengatakan petugas retribusi terkesan kurang ramah dan tidak jarang petugas retribusi tidak
memberikan tiket. Selain petugas retribusi, photografer juga menjadi hal yang mempengaruhi kepuasan wisatawan. Dikatakan bahwa photografer memiliki
penampilan yang terkesan tidak rapi, sehingga wisatawan terlebih dahulu berprasangka buruk. Photografer yang sekaligus menjadi guide tersebut kerap
sekali mengarahkan wisatawan hanya ke lokasi yang tidak jauh dari tempat
Universitas Sumatera Utara
mangkal. Namun wisatawan mengatakan sisi positif adanya photografer adalah menambah daya tarik karena memudahkan wisatawan dalam mengambil foto
sebagai kenang-kenangan pernah mengunjungi TWI Sitinjo. Beberapa wisatawan mengatakan perlu adanya guide di lokasi TWI Sitinjo. Namun untuk pelayanan
penjual souvenir, wisatawan mengatakan mendapatkan pelayanan yang ramah. 8
Keuangan Keuangan adalah salah satu komponen yang sangat berpengaruh bagi
pengembangan Taman Wisata Iman Sitinjo. Pada saat ini sedang dilakukan pembenahan di lokasi TWI Sitinjo ini, dan beberapa rencana pembenahan telah
dimasukkan kedalam RAPBD. Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelola dikatakan minimnya keuangan membuat pembangunan sedikit lambat,
seperti pembenahan pada Taman Firdaus. 9
Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan merupakan suatu wadah bagi pihak pengelola
untuk lebih memahami kekurangan dan kelebihan wisata yang dikelolanya. Berdasarkan hasil wawancara, kegiatan litbang ini dilakukan oleh pihak
pengelola, misalnya dengan melakukan kunjungan ke wisata di luar Dairi guna melihat hal apa yang perlu dibenahi di Taman Wisata Iman Sitinjo.
10 Kelebihan lainnya
Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan internal Taman Wisata Iman Sitinjo, peneliti berusaha menggali lebih dalam mengenai kelebihan yang
dimiliki wisata religi ini. Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelola dkatakan bahwa dengan adanya TWI Sitinjo ini menjadi hal positif bagi
Universitas Sumatera Utara
masyarakat setempat, menaikkan taraf hidup, dan membuat masyarakat berkembang dengan cepat.
Sungai yang ada di lokasi ini juga menjadi sarana pengairan bagi penduduk setempat dan sarana rekreasi bagi wisatawan. Jika berdasarkan informasi dari
wisatawan dikatakan bahwa sejak adanya TWI Sitinjo ini, masyarakat memiliki tempat berdoa yang teduh, tempat berkumpul yang tenang dengan suasana hutan
pinus. Dilokasi wisata ini juga terdapat penjual souvenir keagamaan dan miniatur rumah ibadah dan rumah adat Batak.
11 Kekurangan lainnya
Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan internal Taman Wisata Iman Sitinjo, peneliti berusaha menggali lebih dalam mengenai kekurangan yang
dimiliki wisata religi ini. Berdasarkan hasil wawancara terhadap wisatawan, maka peneliti mendapatkan informasi bahwa tidak adanya bus khusus untuk
wisatawan menjadi kekurangan bagi TWI Sitinjo. Hal ini dikarenakan jarak antara pintu masuk menuju lokasi wisata dikategorikan jauh jika berjalan kaki.
Hal lain yang bisa mengurangi daya tarik adalah kebersihan lokasi wisata, dimana masih terdapat sampah yang berserakan, terutama di lokasi air terjun
dibawah jembatan, jelas terlihat tumpukan sampah. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah mengenai sistem informasi, yaitu informasi mengenai Taman Wisata
Iman Sitinjo di website resmi yang dimiliki kurang up to date. Hal yang perlu dibenahi juga adalah mengenai fungsi pelayanan pusat informasi yang kurang
aktiv dalam memberikan pelayanan bagi pengunjung.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Faktor Eksternal Yang Menjadi Peluang dan Ancaman