Potensi kebudayaan Potensi Taman Wisata Iman Sitinjo

4.3.2 Potensi kebudayaan

Jika ada satu kata yang menjelaskan karakteristik utama orang Batak, itulah adat, tradisi, budaya, serta peninggalan sejarah. Begitu juga di Dairi yang dikenal juga dengan kental dengan kebudayaan. Kabupaten Dairi adalah sebuah daerah multietnik, terdiri dari Toba, Pakpak. Karo, Simalungun, Angkola-Mandailing dan etnis Tionghoa. Suku yang menjadi ciri khas Kabupaten Dairi adalah Batak pada umumnya dan Pakpak pada khususnya. Pakaian, bahasa, makanan khas, senjata, rumah, makam dan alat-alat musik semuanya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan adat lokal yang diwariskan turun temurun.  Pakaian Pakpak: pakaian tradisional yang didominasi oleh warna hitam. Pakaian ini kerap kali digunakan untuk menari, acara pernikahan, dan atraksi kebudayaan lainnya. Ketika pakaian modern sudah dikenal maka oles ulos tradisional ukup menjadi penanda busana yang khas.  Bahasa Pakpak: bahasa yang cukup khas dibandingkan dengan bahasa sub- etnik Batak lainnya. Secara intonasi dan kosa kata lebih dekat dengan bahasa Karo dan Simalungun namun tetap memeliki kekerabatan yang kuat dengan bahasa Toba dan Angkola-Mandailing.  Rumah Pakpak: merupakan rumah adat yang arsitekrurnya secara kategorial mirip dengan rumah adat Batak pada umumnya dengan perbedaan khas pada mahkota atapnya.  Pelleng: merupakan makanan khas tradisional Pakpak yang paling dikenal. Pada era pra-agama samawi dahulu, makanan ini diniatkan untuk Universitas Sumatera Utara membangkitkan semanga dan keberanian, utamanya sebelum berperang. Makanan pedas berkunyit ini tetap digemari masyarakat hingga kini meskipun perang tak ada lagi, karena cita rasanya memang unik.  Kesenian Pakpak: memiliki Genderang Pakpak alat musik dimainkan bila ada upacara adat seperti perkawinan, kematian, peresmian gedung publik, penyambutan tamu agung dan sebagainya. Selain alat musik, dairi juga memiliki kesenian berupa tarian seperti: Tatak Motik Kopi tarian memetik kopi; Tatak Manabi tarian menyabit renggisa; Tatak Garo-garo tarian burung garo-garo; Tatak Renggisa tarian burung renggisa; Tatak Tintoa Serser tarian mengirik padi; Tor-tor Si Raja Doli tarian daerah Tapanuli Utara; Tor-tor Sitalasari tarian daerah Simalungun; dan Tarian Siterang Bulan tarian daerah Karo.  Gedung Nasional Djauli Manik dan Mejan Galery: berlokasi di Kota Sidikalang yang berungsi sebagai gedung serbaguna, baik untuk pesta adat, pagelaran budaya dan lain sebagainya. Mejan Galery yang berada satu lokasi dengan Gedung Nasional Djauli Manik digunakan sebagai wadah “museum min i” penyimpanan peninggalan sejarah dan hasil karya tangan anak daerah dengan keunikannya masing-masing. Lokasi ini telah mengalami perubahan yang signifikan baik dari tata ruang, kebersihan serta fungsinya, jika sebelumnya lokasi ini kurang terawat. Lokasi ini menjadi salah satu ciri khas Kabupaten dairi dan menjadi potensi wisata kebudayaan. Universitas Sumatera Utara Potensi kebudayaan yang juga dimiliki oleh Dairi adalah peninggalan sejarah seperti:  Sikabeng-kabeng: berlokasi di desa Sikabeng-kabeng kecamatan Sumbul yang berjarak 20 km dari Kota Sidikalang. Sikabeng-kabeng merupakan rumah adat peninggalan khas Pakpak.  Mejan Candi: berlokasi di berbagai daerah yang ada di Dairi dan memiliki potensi dalam membantu pengembangan pariwisata dan khususnya berimbas bagi Taman Wisata Iman Sitinjo.  Situs-situstugu yang ada dijumpai di beberapa tempat seperti Bau Tettal, Mummi, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Peta Situs Cagar Budaya Kabupaten Dairi Gambar 4.2 Peta Situs Cagar Budaya Kabupaten Dairi Sumber: Disbuparpora, bidang Pariwisata 2016 Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Potensi Manusia

Dokumen yang terkait

Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dairi Oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Dairi

23 144 112

Ekotaksonomi Tumbuhan Paku Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara

5 87 89

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 0 15

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 1 2

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 0 9

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

1 6 37

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

1 1 2

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 0 9

Strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Dairi Terkait Pengembangan Taman Wisata Iman (TWI) dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan

0 0 4

Strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Dairi Terkait Pengembangan Taman Wisata Iman (TWI) dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan

0 0 2