4.2 Penyajian Data
Pada bab ini akan disajikan data dan informasi yang telah diperoleh selama melakukan penelitian dilapangan untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang
ada. Data tersebut teridiri dari data primer dan data sekunder. Yang dimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawanara dengan para informan
dan observasi, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber- sumber tertulis yang mendukung data primer. Adapun permasalahan utama yang
disajikan dalam bab ini yaitu Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata Studi Kasus Taman Wisata Iman Sitinjo, Kabupaten Dairi.
4.2.1 Profil Informan
1. Nama
: Marulak Situmorang
Usia : 47 tahun
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Jabatan : Kepala Seksi Pengelola Sarana Prasarana Pariwisata
Bapak Marulak Situmorang adalah salah satu pengelola Taman Wisata Iman Sitinjo bagian sarana dan prasarana. Beliau turut serta dalam pengelolaan ini sejak
dibukanya TWI, oleh sebab itu Pak Tumorang sudah mengetahui banyak tentang wisata yang menjadi unggulan Dairi ini.
Beliau mengatakan dalam pengembangan TWI Sitinjo tidak ada strategi khusus, namun tetap dilakukan secara terorganisir. Dalam pengembangan telah
disusun target kerja, dimana pengembangan dibagi menjadi dua 2 yaitu jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek dengan kinerja per tahun anggaran.
Seperti program pembangunan Taman Firdaus yang merupakan pembangunan yang
Universitas Sumatera Utara
dibagi ke dalam beberapa tahap sampai selesai, saat ini direncanakan untuk menambah patung yaitu patung ular agar semakin memunculkan makna patung Adam
dan Hawa yang telah lebih dulu dibangun di lokasi Taman Firdaus. Adapun yang menjadi kendala adalah mengenai dana, dimana APBD Dairi tidak memiliki dana jika
dibangun sekaligus, jadi dilakukan pembangunan secara bertahap sesuai dana yang ada. Untuk tahun ini juga telah dimasukkan ke dalam anggaran untuk pembangunan
gerbang pintu masuk TWI Sitinjo dari Jalan Toba dan akan dibangun tahun depan. Mengenai sarana penunjuk arah, keterangan, denah akan dilakukan tinjauan
ulang mengenai posisinya. Hal ini juga dikarenakan anggaran daerah tidak hanya untuk pembenahan wisata, melainkan pengembangan di segala sektor, baik sektor
pendidikan, kesehatan dan segala pembangunan fasilitas lainnya. Masyarakat sangat mendukung adanya Taman Wisata Iman Sitinjo, baik
dalam hal mendukung kinerja pengelola, turut serta menyediakan dagangan, menyediakan photografer, dan turut menjaga kebersihan guna memberi kenyamanan
pengunjung. Taman Wisata Iman Sitinjo telah memberikah imbas positiv bagi masyarakat, taraf hidup masyarakat semakin meningkat, dan mampu memenuhi
kebutuhan hidup. Berbeda halnya disaat TWI Sitinjo belum ada, kehidupan masyarakat masih terbilang lemah, bahkan hanya mengandalkan hasil tani yang pas-
pasan untuk memenuhi kehidupan. Dengan adanya wisata ini juga telah mengubah pola pikir masyarakat menjadi lebih maju, karena adanya wisatawan dari dalam
mupun luar Dairi yang berinteraksi dengan masyarakat. TWI Sitinjo juga kerap dijadikan sebagai lokasi beribadah bagi korban
bencana alam, misalnya korban bencana Gunung Sinabung. Untuk hal seperti ini,
Universitas Sumatera Utara
pihak pengelola tidak mengenakan retribusi bagi mereka, dan ini menjadi wujud sosial yang dilakukan pengelola.
Di lokasi TWI Sitinjo ini ada koperasi yang berdiri secara hukum serta UKM. Adapun souvenir yang didagangkan di lokasi ini merupakan masukan dari luar Dairi,
seperti dari Tarutung. Bagi masyarakat yang berdagang serta para photografer keliling yang ada di TWI Sitinjo tidak ada peraturan khusus untuk mengatur kinerja
mereka, hanya saja selalu disosialisasikan agar memperhatikan kerapian dagangannya, memperhatikan penampilan, bertata krama yang ramah kepada
pengunjung karena ini juga menjadi penilaian bagi pengunjung. Taman Wisata Iman Sitinjo ini merupakan wisata yang dikenakan retribusi,
berbeda halnya dengan Silalahi yang juga tanggung jawab Disbudparpora Dairi, khususnya bidang pariwisata, lokasi ini tidak dikenakan retribusi. Sebenarnya sudah
disusun retribusi sesuai dengan Perbup Dairi Nomor 24 tahun 2015, hanya saja untuk saat ini belum berjalan. Hal ini dikarenakan masyarakat menolak diadakannya
retribusi bagi pengunjung, masyarakat beranggapan jika retribusi ada, maka wisatawan tidak akan membeli apapun di lokasi karena dana yang dibawa habis untuk
membayar retribusi. Sebenarnya pemikiran masyarakat seperti itu perlu diarahkan, karena setiap orang yang hendak berwisata telah mempersiapkan dana untuk retribusi
dan dana lainnya. Namun pihak pariwisata tetap melakukan pendekatan kepada masyarakat lewat sosialisasi, karena akan ada dampak positiv bagi masyarakat jika
Silalahi dikelola secara baik. Sosialisasi pada masyarakat telah dilakukan pada bulan Mei 2016 dan telah dilakukan juga sosialisai pada 16 Juni 2016 di Silalahi mengenai
Geopark Toba Kaldera yang sekaligus dibahas mengenai retribusi daerah. Diharapkan
Universitas Sumatera Utara
dari sosialisasi yang dilakukan adalah untuk menghindari perselisihan pendapat dikemudian hari antara pihak pemerintah dan masyarakat. Sedangkan pendapatan dari
retribusi TWI Sitinjo akan dimasukkan kedalam kas daerah. Wisata religi yang ada di luar Dairi tidaklah menjadi pesaing, melainkan
menjadi potensi bagi TWI Sitinjo untuk mendatangkan wisatawan. Karena pada umumnya sifat manusia ingin mengunjungi wisata lebih dari satu apalagi lokasi
wisata tersebut dikatakan dekat dan tersedia akomodasi. Akomodasi yang ada di TWI Sitinjo, seperti penginapan, akan direnovasi tahun ini dan diselesaikan tahun ini juga.
Mengenai akomodasi seperti bus untuk pengunjung masih dalam tahap perencanaan. Bus ini gambarannya akan digunakan tidak hanya untuk ke lokasi TWI Sitinjo saja,
melainkan ke Silalahi dan lokasi wisata Dairi lainnya. Tapi hal tersebut akan direalisasikan setelah pembangunan Taman Firdaus dan sarana lainnya selesai
sehingga keseluruhan menjadi satu paketan wisata. Dalam hal pengembangan juga dilakukan riset dan pelatihan bagi pengelola
TWI Sitinjo, seperti mengikuti kegiata sosialisasi di lokasi wisata lainnya, melakukan kunjungan ke wisata luar Dairi. Namun karena keterbatasan dana, hanya beberapa
saja yang diberangkatkan untuk mengikuti riset tersebut. Ada beberapa hal yang mempengaruhi TWI Sitinjo, seperti perubahan
ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat mempengaruhi jumlah pengunjung dan pendapatan TWI Sitinjo meskipun retribusi tidak berubah. Namun naik turunnya
pendapatan masyarakat lah yang mempengaruhi niat masyarakat untuk berwisata. Jika dilihat dari segi pengaruh politik untuk pengembangan TWI Sitinjo tidak ada,
Universitas Sumatera Utara
namun pengaruh dari segi hukum jelas ada, misalnya mengenai perubahan retribusi yang harus didasari dengan Peraturan Bupati.
Komunitas pecinta alam yang peduli akan lingkungan menjadi salah satu hal yang berpengaruh bagi pengembangan wisata terutama TWI Sitinjo. Dalam tahun ini
telah dilakukan dua kali kegiatan peduli lingkungan, yaitu pertama aksi bersih dalam peringatan Hari Bebas Sampah pada Februari 2016 dan yang kedua penanaman
pohon memperingati Hari Lingkungan Hidup pada Juni 2016 dikawasan TWI Sitinjo yang dilakukan oleh komunitas Khatulistiwa. Komunitas peduli lingkungan seperti
ini sangat dibutuhkan untuk pengembangan TWI Sitinjo, dan diharapkan melakukan aksi serupa secara berulang.
2.
Nama : Roy France Sitohang, SH
Usia : 31 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Jabatan : Kepala Seksi Promosi Bidang Pariwisata
Bapak Roy adalah salah satuh pihak pengelola Taman Wisata Iman Sitinjo yang berfokus pada promosi. Ia mengatakan bahwa promosi dalam pengembangan
TWI ini adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan agar para konsumenwisatawan mengetahuai aware adanya produk dan jasa yang ditawarkan kemudian
menjadikannya, dimana yang menjadi target promosi adaah wisatawan domestik dan mancanegara. Beliau mengatakan bahwa output yang diharapkan untuk jangka
panjang adalah meningkatkan angka pengunjung wisatawan yang berkontribusi langsung kepada Pendapatan Asli Daerah PAD.
Universitas Sumatera Utara
Promosi TWI yang dilakukan didasari dengan pemetaan masalah pariwisata yang berupa melihat kekuatan potensi obyek wisata unggulan yang bisa
dikembangkan di Dairi, kemudian melihat kelemahan yang ada dan melihat kelemahan yang ada serta melihat peluang yang baik dalam kepariwisataan serta
melihat ancaman yang akan mengganggu dalam pariisata. Kemudian solusi yang ditempuh tertuang dalam rencana strategi jangka panjang atau renstra melalui
pengembangan wisata dengan memperbaiki image Kabupaten Dairi, sedangkan rencana strategi jangka pendek melalui rencana kerja atau Renja yaitu pengembangan
pemasaran pariwisata, pengembangan kemitraan dan rehabilitasi dan pemeliharaan objek wisata. Pemanfaatan branding image baik melalui media elektronik dan media
cetak lainnya. Pemanfaatan media sosial melalui akun resmi Disbudparpora Dairi, dengan penggunaan satu nama akun yaitu disbudparporadairi.
Salah satu keunggulan Kabupaten Dairi adalah memiliki pesona alam yang masih sangat natural dimana keadaan tersebut digemari oleh para wisatawan saat ini.
Dengan berbagai keindahan tersebut peran teknologi sangat berpengaruh untuk menampilkan originalitas objek-objek tersebut, antara lain seperti:
Media cetak yang mampu menghasilkan kalibrasi warna yang baik untuk hasil akhir khusunya untuk cetak brosur, booklet maupun media cetak lainnya;
Peningkatan audio visual melalui cinematography dan photography yang mampu memberikan kesan easy listening easy looking hingga mampu
memikat calon wisatwan.
Universitas Sumatera Utara
Namun, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam melakukan promosi yaitu kurangnya peranan masyarakat dan pelaku pariwisata serta belum sepenuhnya objek
wisata unggulan mampu bersaing dengan objek wisata lainnya diseputaran Kabupaten Dairi.
3. Nama
: Jemsen Simamora
Usia : 45 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Posisi : Petugas Retribusi
Bapak Jemsen adalah petugas retribusi yang sejak tahun 2004 menjadi honor dan pada tahun 2012 diangkat menjadi PNS. Bekerja di Taman Wisata Iman Sitinjo
telah menaikkan taraf hidup kata beliau. Selama bekerja di lokasi wisata tersebut, Pak Jemsen telah menyaksikan perkembangan tiap perkembangan yang ada dan semakin
maju. Sebagai wisata religi di tengah hutan pinus dan cukup unik dengan
menyuguhkan rumah ibadah berbagai agama serta miniatur tokoh agama semakin memperindah lokasi ini, tambahnya. Namun tak jarang beliau menerima keluhan dari
wisatawan yang mengatakan jalan di lokasi Kapal Nabi Nuh yang belum di aspal, toilet umum yang berbayar, serta penampilan photografer yang membuat pengunjung
merasa tidak nyaman. Bapak Jemsen mengatakan ada kalanya pihak pengelola lebih memperhatikan hal-hal yang dikeluhkan oleh wisatawan. Sejauh ini memang selau
diadakan evaluasi bagi semua petugas yang ada di lokasi ini guna menegaskan tugas masing-masing dan tujuan untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
Universitas Sumatera Utara
4. Nama
: Sibarani
Usia : 38 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang Souvenir
Bapak Sibarani adalah pedagang souvenir yang bertempat tinggal dilokasi Taman Wisata Iman Sitinjo sejak tahun 2004. Beliau mengatakan puncak datangnya
wisatawan ke lokasi wisata ini pada saat libur panjang serta hari besar keagamaan, seperti Paskah, Lebaran, Natal dan Tahun baru. Disaat itu jugalah puncak penjualan
mereka meningkat. Saat ini tidak ada peraturan khusus bagi setiap pedagang, hanya saja
dilakukan sosialisasi agar selalu menjaga kebersihan dan kerapian dagangan agar memberi kenyamanan bagi wisatawan yang hendak bebelanja. Pada masa mantan
Bupati Dairi MP. Tumanggor pernah dilakukan arahan, bimbingan terkait wisata agar semua pedagang yang ada disini turut serta mengembangkan TWI Sitinjo, tambah
Pak Sibarani. Bapak Sibarani mengatakan TWI Sitinjo ini memiliki potensi yang banyak,
dari segi lokasi yang asri, bangunan rumah ibadah, miniatur tokoh agama, tempat berdoa, lapangan untuk rekreasi, ditambah Taman Firdaus yang semakin
memperindah lokasi ini, dimana ada wisata seunik ini. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditinjau lagi di lokasi wisata
ini, misalnya mengenai retribusi yang harganya terlalu mahal, ini juga merupakan keluhan wisatawan saat berbelanja di toko ini. Mengenai sarana seperti denah lokasi
yang posisinya teralu tinggi sehingga membuat wisatawan kesulitan melihatnya.
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan TWI Sitinjo ini mengalami kenaikan, tapi pengunjung menurun, ini jelas kita lihat bahwa pendapatan naik karena retribusi dinaikkan. Namun
bagaimana cara agar wisatawan kembali meningkat dan wisatawan melakukan kunjungan berulang? Dengan cara menambah destinasi, seperti wahana rekreasi baik
untuk anak-anak maupun orang dewasa, kebun binatang yang ada di Taman Firdaus itu ditambah jenis hewannya, dan lain-lain yang bisa menarik perhatian wisatwan.
Masih terkait dengan retribusi, Bapak Sibarani mengatakan kejujuran petugas retribusi dalam memberikan tiket masuk bagi wisatawan juga berpengaruh dalam
perhitungan jumlah wisatawan dan pendapatan TWI Sitinjo.
5. Nama
: Parulian Kudadiri
Usia : 47 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Photografer
Bapak Parulian adalah salah satu masyarakat yang sejak tahun 2003 tinggal dikawasan wisata sekaligus photografer yang bekerja di Taman Wisata Iman Sitinjo.
Photografer yang bekerja di TWI ini sekaligus menjadi guide bagi pengunjung, namun tidak terikat dengan Disbudparpora, bersifat lepas sebelum dulunya terikat
dengan Disbudparpora kata Bapak Parulian. Bagi photografer tidak ada kebijakan khusus yang ditetapkan oleh Disbudparpora, namun selalu diberikan arahan dan
diawasi agar selalu ramah pada pengunjung dan menjaga penampilan agar terlihat rapi sehingga menghilangkan prasangka buruk pengunjung.
Taman Wisata Iman Sitinjo menurut Bapak Parulian secara pribadi memiliki kelebihan seperti tempat ibadah yang teduh, membuat seseorang sadar akan iman dan
Universitas Sumatera Utara
menenangkan diri. Jika dilihat dari segi fasilitas sudah cukup bagus, namun perlu adanya perkembangan dengan menambah objek agar pengunjung melakukan
kunjungan berulang. Dengan catatan menambah sarana keluarga pada lokasi sendiri, tidak berdekatan dengan bangunan religi. Jika tidak ada perubahan, maka
mengakibatkan penurunan wisatawan. Pada beberapa tahun yang menjadi kendala adalah kelancaran air, namun
sekarang air sudah lancar dan tidak menjadi kendala. Menurut beliau, issu penurunan TWI bisa saja terjadi jika pihak pengelola tidak melakukan pengembangan
penambahan objek. Dari segi penginapan, biasanya banyak wisatawan pada akhir tahun atau hari-hari besar keagamaan yang menyewa penginapan. Berdasarkan
keluhan wisatawan kepada beliau, yang menjadi kendala menuju TWI adalah keadaan jalan Medan-Sidikalang yang masih ada beberapa jalan rusak.
Bapak Parulian mengatakan ada imbas positif yang didapat dari adanya Taman Wisata Iman Sitinjo bagi masyarakat sekitar, seperti yang dulunya petani, kini
bisa membuka UKM sehingga menaikkan taraf hidup, dan mampu memenuhi kebutuhan hidup. Tidak ada sisi negativ yang dirasakan masyarakat sejauh
didirikannya Taman Wisata Iman Sitinjo.
6. Nama
: Ruben P. Napitupulu
Usia : 26 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
Ruben merupakan wisatawan yang berasal dari Sidikalang yang memiliki aktivitas sebagai anggota salah satu komunitas pecinta alam di Dairi yaitu
Universitas Sumatera Utara
Khatulistiwa. Dia memperoleh informasi mengenai TWI dari pihak pemerintah yang menelola wisata tersebut. Dia mengatakan bahwa komunitas yang peduli lingkungan
dan aksi langsung di Taman Wisata Iman Sitinjo itu sangat perlu dan mampu meningkatkan citra. Hal itu dapat terjadi jika terjalin kerjasama antar komunitas di
daerah, dan komunitas tersebut betul-betul peduli terhadap potensi yang dimiliki TWI. Ruben mengatakan akan melakukan kunjungan secara berulang dikarenakan
TWI merupakan wisata yang unik karena menyuguhkan makna-makna keagamaan. Namun ruben mengatakan wisata ini masih perlu dibenahi, dari segi
pelayanan yang dianggapnya tata krama dan kerapian petugas retribusi yang masih kurang, layanan informasi yang kurang sehingga publik tidak sepenuhnya paham
mengenai TWI. Terkait dengan fasilitas, seperti tempat beribadah yang kurang dijaga
kebersihannya, jalan rusak masih terdapat dibeberapa lokasi, pamplet informasi penunjuk arah masih minim dan sampah pengunjung masih ada di beberapa tempat
baiknya disediakan tempat sampah di kawasan yang sering dikunjungi. Sebagai anggota komunitas peduli lingkungan, ruben juga mengatakan potensi alam yang
dimiliki TWI perlu dijaga kelestariannya, seperti menjaga kebersihan sungai. Dikarenakan lokasi TWI yang luas maka Ruben mengatakan perlunya guide untuk
mengarahkan wisatawan mengunjungi tiap bagian dari TWI. Di akhir wawancara, Ruben mengatakan perlunya menyediakan paket
perjalanan dengan catatan menambah bjek wisata seperti outbond, jelajah sungai, potensi air terjun yang ada juga dikembangkan.
Universitas Sumatera Utara
7. Nama
: Nickson S.P. Silitonga
Usia : 35 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Photografer
Nickson merupakan salah satu wisatawan yang berprofesi sebagai photografer yang memperoleh informasi mengenai TWI dari publikasi media sosial dan dinas
pariwisata. Adapun tujuan Nickson mengunjungi wisata ini adalah untuk beribadah mengenal ragam rumah ibadah dan menikmati pemandangan alam. Kunjungan ini
merupakan yang sekian kali dilakukan karena ia mengatakan selalu ada hal-hal baru yang dibangun di TWI.
Menurut Nickson, pelayanan didapat sudah cukup bagus, namun jika dilihat dari segi penataan tempat penjual souvenir yang kurang tertata rapi sehingga
mengurangi daya tarik. Dia juga berpendapat bahwa selama ini jarak tidak lah menjadi kendala karena sudah di niatkan untuk berwisata religi dan mengambil potret
sebagai koleksi, dan dikarenakan TWI memiliki potensi alam yang sangat menjanjikan, tambahnya.
Jika dilihat dari segi penyediaan akomodasi bus Nickson mengatakan sangat perlu, karena jarak antara pintu masuk sampai ke lokasi wisata terbilang jauh jika
dijangkau dengan jalan kaki dan jalan menanjak. Untuk menambah daya tarik, dia juga mengatakan perlunya penambahan wisata keluarga seperti camping ground yang
bersifat umum disamping tujuannya merupakan wisata religi. Disisi lain yaitu mengenai nilai yang dibeli dengan retribusi yang ditetapkan, menurutnya belum
sesuai.
Universitas Sumatera Utara
Dikarenakan belum terpenuhinya kenyamanan dalam menggunakan fasilitas seperti toilet yang berbayar. Mengenai fasilitas lain seperti jalan dikatakan cukup baik
namun perlu dilakukan pelebaran jalan. Sepakat dengan wisatawan lain yang mengatakan fasilitas penunjuk arah dan sarana kebersihan yang masih minim.
8. Nama
: Hendra Mulyadi
Usia : 27 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
Hendra merupakan anggota Khatulistiwa Dairi sama dengan informan Ruben Napitupuluu. Hendra mengatakan bahwa Khatulistiwa adalah komunitas pecinta alam
yang terbentuk dengan didasari kepedulian terhadap lingkungan. Khatulistiwa merupakan sebuah komunitas yang kerap mengkampanyekan budaya bebas sampah.
Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2016, 22 Februari, Khatulistiwa memilih Taman Wisata Iman Sitinjo sebagai tempat kegiatan HPSN 2016 karena
TWI merupakan destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Sebagai salah satu pusat aktivitas yang kerap menimbulkan potensi sampah
ataupun material sisa, sehingga dapat mengurangi daya tarik sebagai daerah destinasi wisata. Lingkungan yang dijaga kelestariannya merupakan harga mutlak untuk
mendorong daya tarik daerah wisata. Dari kegiatan tersebut, Khatulistiwa melihat ada beberapa hal yang perlu dibenahi seperti, penambahan tong sampah, jadwal
pengangkatan sampah, serta himbauan tentang potensi bencana yang disebabkan oleh sampah. Masih terkait dengan fasilitas, Hendra menambahkan bahwa kendala yang
dihadapi selama kegiatan 2 hari 1 malam tersebut berlangsung adalah penerangan,
Universitas Sumatera Utara
jadi perlu adanya penambahan sarana penerangan di jalan maupun di lokasi wisata tambahnya.
Adapun, harapan dari kegiatan tersebut bahwa para stakeholder tetap konsisten untuk membangun kesadaran betapa pentingnya menciptakan gaya hidup
bebas sampah dan pengelolaan sampah berkelanjutan agar sejalan dengan pengembangan Taman Wisata Iman Sitinjo oleh pihak pengelola dan masyarakat.
Dari segi petugas retribusi, Hendra berpendapat bahwa perlunya dilakukan pengawasan kinerja petugas tersebut, karena kerap sekali petugas tidak memberikan
tiket masuk bagi pengunjung yang telah membayar sesuai tarif yang ditetapkan. Mengapa perlu dilakukan pengawasan atas persoalan seperti ini, karena jelas ini
berpengaruh terhadap pendapatan Taman Wisata Iman Sitinjo.
9. Nama
: Jetun Tampubolon
Usia : 30 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : NGO Non-Governmental Organization
Jetun merupakan wisatawan yang berkunjung ke Taman Wisata Iman Sitinjo dengan memperoleh informasi dari masyarakat mouth to mouth. Jetun merupakan
wisatawan yang dapat dikatakan jarang berkunjung selain untuk mengambil foto-foto. Dia mengatakan bahwa TWI memiliki potensi yang mampu menarik wisatawan, baik
itu alam yang asri dan luas serta bangunan dan patung keagamaan yang memberikan makna bagi yang melihat.
Jika dilihat dari segi jarak tempuh ke lokasi wisata, tidak menjadi kendala karena lokasi termasuk strategis, tambahnya. Namun potensi yang dimiliki tersebut
Universitas Sumatera Utara
baiknya dikembangkan agar mampu menarik wisatawan untuk melakukan kunjungan berulang, karena ada beberapa wisata religi di daerah lain yang terlihat lebih menarik.
Jetun juga mengatakan bahwa retribusi yang di tetapkan belum mampu memenuhi hal yang diinginkan oleh wisatawan. Jadi ada baiknya kaitan retribusi dan kenyamanan
lebih diperhatikan oleh pihak terkait.
10. Nama
: Hariati
Usia : 23 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswi
Haritati merupakan wisatawan yang baru pertama kali mengunjungi Taman Wisata Iman dan memperoleh informasi dari teman-temannya, dia berasal dari luar
kota Sidikalang yaitu Dolok Sanggul. Hal yang mendasari Hariati untuk mengunjungi TWI dikarenakan tertarik akan patung-patung dan bangunan yang ada sangat
menarik. Mengenai pelayanan baik di bagian retribusi maupun di bagian lain cukup baik dan ramah bagi pengunjung, ungkap Hariati.
Ada beberapa hal yang peru dibenahi misalnya memperhatikan kandang di Kebun binatang mini, jelas terlihat bahwa atap kandang terebut rusak dan roboh ke
bawah. Hal ini bisa saja melukai hewan yang ada di dalam, bahkan hewan bisa saja keluar dan mengganggu kenyamanan pengunjung, tambahnya.
4.3 Potensi Taman Wisata Iman Sitinjo