External Strategic Factor Analysis Strategy EFAS

memperlambat proses pembenahan fasilitas, pembangunan penambahan objek, pembiayaan promosi yang minim, dan lain-lain. 6. Kelemahan keenam Taman Wisata Iman Sitinjo adalah tarif retribusi yang tinggi dengan skor 0,05 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 2 kelemahan kecil. Tarif retribusi yang saat ini berlaku menjadi pertimbangan bagi wisatawan untuk berkunjung, dikarenakan tarif yang semakin mahal. Terutama jika wisatawan membawa rombongan untuk berkunjung, kenaikan tarif tersebut semakin terasa. 7. Kelemahan ketujuh Taman Wisata Iman Sitinjo adalah promosi yang kurang dengan skor 0,05 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 2 kelemahan kecil. Kurangnya promosi mempengaruhi pengembangan wisata, karena hal ini menghambat jalan untuk wisatawan mengetahui lebih dalam mengenai wisata religi ini. Promosi yang kurang juga menghambat beberapa pihak mengetahui wisata ini, seperti donatur. 8. Kelemahan yang terakhir Taman Wisata Iman Sitinjo adalah tidak adanya akomodasi bus dengan skor 0,05 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 2 kelemahan kecil. Akomodasi bus menjadi hal yang perlu dipertimbangkan juga, karena mengingat jarak antara gerbang masuk menuju lokasi wisata terbilang jauh untuk berjalan kaki dan jalan yang menanjak.

4.5.3 External Strategic Factor Analysis Strategy EFAS

Seperti faktor-faktor internal wisata, faktor-faktor eksternal yang telah teridentifikasi yang mana merupakan peluang dan ancaman, selanjutnya diberi bobot Universitas Sumatera Utara dan rating pada tabel EFAS External Strategic Factor Analisys Summary yang nantinya penjumlahan skor masing-masing diperbandingkan dan selanjutnya dipetakan dalam diagram SWOT untuk menentukan posisi wisata. Adapun proses analisis lingkungan dan eksternal EFAS adalah sebagai berikut: a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item EFAS yang paling penting dalam kolom faktor strategis eksternal, tunjukkan mana yang merupakan peluang dan ancaman untuk analisis eksternal.kelemahan utama b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 sangat penting, sampai dengan 0,0 tidak penting. faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategis wisata. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. Keterangan : Pemberian bobot dihitung pada lembar kerja. Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor terhadap organisasi, agar organisasi bisa berhasil dalam usaha. Jumlah seluruh bobot yang diberikan baik faktor-faktor yang merupakan peluang maupun faktor-faktor yang menjadi ancaman harus sama dengan 1,00. Untuk memudahkan pembobotan, beri nil ai 0 sampai 4 pada kolom “Nilai” : 0 = tidak penting; 2 = agak penting; 3 = penting; dan 4 = sangat penting. Setelah semua faktor-faktor kunci diberi nilai, nilai tersebut dijumlah, dan bobot suatu faktor kunci eksternal adalah nilai yang diberikan kepada faktor dibagi dengan jumlah nilai semua faktor dan apabila semua bobot faktor kunci internal dijumlahkan, akan diperoleh nilai satu. Universitas Sumatera Utara c. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Pemberian nilai rating ancaman kebalikannya, jika nilai ancaman sangat besar ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. Rating pada matrik EFAS: 1 = memiliki peluang yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat besar 2 = memiliki peluang yang sedikit atau ancaman yang besar 3 = memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil 4 = memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat kecil d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor. Berikut adalah penyajian faktor-faktor eksternal Taman Wisata Iman Sitinjo dalam tabel Eksternal Strategic Factor Analisys Summary EFAS : Tabel 4.5 EFAS Taman Wisata Iman Sitinjo Universitas Sumatera Utara FAKTOR-FAKTOR INDIKATOR EKSTERNAL Bobot Rating Bobot X Rating Peluang  Ragam kebudayaan dan pagelaran budaya  Pemerintah daerah yang antusias terhadap wisata  Berkembangnya teknologi informasi  Menjadikan objek wisata diluar Dairi sebagai peluang  Memanfaatkan objek wisata lain yang ada di Dairi  Lahan luas milik masyarakat dimanfaatkan  Komunitas peduli lingkungan  Masyarakat yang menyediakan jasa perjalanan open trip 0,15 0,05 0,10 0,05 0,15 0,10 0,05 0,05 4 3 4 3 4 4 4 4 0,60 0,15 0,40 0,15 0,60 0,40 0,20 0,20 Total Peluang 0.70 2,70 Universitas Sumatera Utara Ancaman  Perekonomian yang tidak stabil  Kenaikan tarif retribusi sesuai Perbup nomor 24 tahun 2015  Sifat wisatawan yang bosan akan satu objek wisata  Perubahan cuaca tidak menentu di daerah Dairi 0,10 0,05 0,05 0,10 1 1 1 2 0,10 0,05 0,05 0,20 Total Ancaman 0,30 0,40 TOTAL O + T 1 3,10 Sumber: Data Diolah 2016 Keterangan hasil analisis Matriks EFAS dari sisi Peluang terdapat 8 poin: 1. Peluang utama pertama Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu ragam kebudayaan dan pagelaran budaya dengan skor 0,60 melalui bobot 0,15 sangat penting dan rating 4 peluang yang sangat besar. Keragaman budaya serta pagelaran budaya seperti pesta Njuahnjuah yang ada di kabupaten Dairi menjadi aset yang memiliki potensial guna menarik wisatawan untuk berkunjung. Ragam budaya ini dapat dibuat menjadi satu atraksi budaya yang dilakukan secara rutin tidak hanya pada saat pagelaran saja, bahkan atraksi budaya dapat dilakukan di lokasi TWI Sitinjo, dan menambah keunikan wisata. 2. Peluang utama utama yang kedua Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu memanfaatkan objek wisata lain yang ada di Dairi dengan skor 0,60 melalui bobot 0,15 sangat penting dan rating 4 peluang yang sangat besar. Dairi Universitas Sumatera Utara yang memiliki potensi wisata yang sangat menjanjikan bisa menarik perhatian wisatawan. Potensi wisata tersebut seperti wisata alam, wisata kebudayaan, dan wisata sejarah. Dengan dilakukannnya pengelolaan yang lebih terhadap wisata yang berpotensi tersebut maka akan meningkatkan jumlah pengunjung ke kabupaten Dairi yang tentunya berimbas ke TWI Sitinjo. Karena wisatawan akan merasa puas juka mengunjungi objek wisata lebih dari satu di daerah yang sama. 3. Peluang ketiga Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu berkembangnya teknologi informasi dengan skor 0,40 melalui bobot 0,10 penting dan rating 4 peluang yang sangat besar. Perkembangan teknologi tentu berengaruh dal pengembangan wisata ini. Mempermudah promosi, mempermudah mencari informasi dengan adanya internet, dan kemudahaan lainnya. 4. Peluang keempat Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu lahan luas milik masyarakat dimanfaatkan dengan skor 0,40 melalui bobot 0,10 penting dan rating 4 peluang yang sangat besar. Adanya lahan masyarakat yang kosong tentunya bisa menjadi peluang untuk penyediaan sarana hiburan, rekreasi guna menambah daya tarik wisatawan untuk mengunjungi wisata religi ini. 5. Peluang kelima Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu komunitas peduli lingkungan dengan skor 0,20 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 4 peluang yang sangat besar. Komunitas peduli lingkungan yang kerap melakukan kegiatan kunjungan wisata bias menjadi peluang untuk meningkatkan citra dan sarana promosi secara tidak langsung. Komunitas Universitas Sumatera Utara yang melakukan aksi peduli lingkungan dilokasi TWI Sitinjo menjadi peluang perpanjangan tangan kepada publik untuk mengenalkan wisata religi ini. 6. Peluang keenam Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu masyarakat yang menyediakan jasa perjalanan opentrip dengan skor 0,20 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 4 peluang yang sangat besar. Dengan melihat adanya wisatawan yang berasal dari luar Dairi, luar provinsi atau luar negeri, hal ini tentunya menjadi peluang untuk menyediakan paket perjalanan dengan melakukan kerjasama dengan masyarakat yang menyediakan jasa perjalanan. 7. Peluang ketujuh Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu pemerintah yang antusias terhadap wisata dengan skor 0,15 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 3 peluang besar. Pengembangan wisata dengan adanya dukungan pemerintah akan semakin memperlancar program kerja yang telah disusun sebelumnya. Campur tangan pemerintah menjadi hal yang berpengaruh bagi pengembangan. 8. Peluang kedelapan Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu menjadikan objek wisata diluat Dairi sebagai peluang dengan skor 0,15 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 3 peluang besar. Wisata sejenis atau wisata yang tidak sejenis yang ada diluar Dairi dimanfaatkan menjadi peluang mendatangkan wisatawan, apalagi jika wisata tersebut memiliki jalan yang searah dengan kabupaten Dairi. Keterangan hasil analisis Matriks EFAS dari Ancaman terdapat 4 poin: 1. Ancaman pertama Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu kenaikan tarif retribusi sesuai Perbup nomor 24 tahun 2015 dengan skor 0,05 melalui bobot 0,05 Universitas Sumatera Utara cukup penting dan rating 1 ancaman yang sangat besar. Ancaman dari segi hukum ini, peraturan bupati yang menaikkan tarif retribusi, menjadi ancaman dalam mengembangkan wisata. Hal ini dikarenakan wisatawan merasa tidak puas dengan adanya peraturan perubahan tarif tersebut. 2. Ancaman kedua Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu sifat wisatawan yang bosan akan satu objek wisata dengan skor 0,05 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 1 ancaman yang sangat besar. Sifat wisatawan yang bosan akan satu objek wisata menjadi ancaman bagi pengembangan wisata. Karena akan menyebabkan wisatawan tidak melakukan kunjungan berulang sehingga menurunkan jumlah pengunjung dan pendapatan wisata. 3. Ancaman ketiga Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu perekonomian yang tidak stabil dengan skor 0,10 melalui bobot 0,10 cukup penting dan rating 1 ancaman yang sangat besar. Perekonomian yang tidak stabil akan mempengaruhi niat wisatwan untuk berkunjung. Misalnya ekonomi masyarakat yang turun akan menurunkan niat untuk melakukan kunjungan, sehingga mempengaruhi jumlah pengunjung dan pendapatan. 4. Ancaman pertama Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu perubahan cuaca tidak menentu di Dairi dengan skor 0,20 melalui bobot 0,10 cukup penting dan rating 2 ancaman besar. Perubahan cuaca yang tidak menentu menjadi ancaman yang mempengaruhi niat wisatawan untuk melakukan kunjungan. Dengan curah hujan yang tinggi saat ini di kawasan kabupaten Dairi membuat wisatawan menunda untuk melakukan kunjungan ke wisata religi ini, terutama bagi wisatawan yang tidak memiliki kendaraan pribadi. Cuaca yang tidak Universitas Sumatera Utara stabil juga menjadi kendala bagi wisatawan melakukan perjalanan selama berada di lokasi wisata.

4.5.4 Analisis Diagram SWOT

Dokumen yang terkait

Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dairi Oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Dairi

23 144 112

Ekotaksonomi Tumbuhan Paku Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara

5 87 89

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 0 15

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 1 2

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 0 9

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

1 6 37

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

1 1 2

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 0 9

Strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Dairi Terkait Pengembangan Taman Wisata Iman (TWI) dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan

0 0 4

Strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Dairi Terkait Pengembangan Taman Wisata Iman (TWI) dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan

0 0 2