Perubahan cuaca
tidak menentu di daerah Dairi
Sumber: Data Diolah, 2016
4.5.2 Internal Strategic Factor Analysis Strategy IFAS
Faktor-faktor lingkungan internal wisata yang telah teridentifikasi yang mana merupakan kekuatan dan kelemahan, selanjutnya diberi bobot dan rating pada tabel
IFAS Internal Strategic Factor Analisys Summary yang nantinya penjumlahan skor masing-masing diperbandingkan dan selanjutnya dipetakan dalam diagram SWOT
untuk menentukan posisi perusahaan. Adapun proses analisis lingkungan internal IFAS adalah sebagai berikut:
a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item IFAS yang paling penting
dalam kolom faktor strategis, tunjukkan mana yang merupakan kekuatan dan kelemahan untuk analisis internal.
b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 sangat penting,
sampai dengan 0,0 tidak penting. faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategis wisata. Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. Keterangan : Pemberian bobot dihitung pada lembar kerja. Bobot
menunjukkan kepentingan relatif dari faktor terhadap organisasi, agar organisasi bisa berhasil dalam usaha. Jumlah seluruh bobot yang diberikan
baik faktor-faktor yang merupakan kekuatan maupun faktor-faktor yang
Universitas Sumatera Utara
menjadi kelemahan harus sama dengan 1,00. Untuk memudahkan pembobotan, beri nilai 0 sampai 4 pada kolom “Nilai” : 0 = tidak penting; 2 =
agak penting; 3 = penting; dan 4 = sangat penting. Setelah semua faktor-faktor kunci diberi nilai, nilai tersebut dijumlah, dan bobot suatu faktor kunci
internal adalah nilai yang diberikan kepada faktor dibagi dengan jumlah nilai semua faktor dan apabila semua bobot faktor kunci internal dijumlahkan, akan
diperoleh nilai satu. c.
Hitung rating untuk masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan dengan memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor.
Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi nilai +1. Pemberian nilai rating
kelemahan kebalikannya, jika nilai kelemahan sangat besar ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai kelemahannya kecil ratingnya 4.
Rating pada matrik IFAS: 1= merupakan kelemahan utama
2 = merupakan kelemahan kelemahan yang kecil 3 = merupakan kekuatan yang kecil
4 = merupakan kekuatan utama Jadi : rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu
pada industri dimana perusahaan berada. d.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi
mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor.
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah penyajian faktor-faktor internal Taman Wisata Iman Sitinjo dalam tabel Internal Strategic Factor Analisys Summary IFAS :
Tabel 4.4 IFAS Taman Wisata Iman Sitinjo
FAKTOR-FAKTOR INDIKATOR INTERNAL
Bobot Rating
Bobot X
Rating
Universitas Sumatera Utara
Kekuatan Pengelola wisata yang kompeten
Pemasaran dengan kerjasama yang baik
antara pengelola pemerintah daerah Akomodasi penginapan yang memadai
Objek wisata religi yang unik Lokasi yang strategis
Suasana dengan latar belakang hutan pinus
Jasa photografer membantu dalam
mengabadikan momen
Pelayanan yang baik oleh pedagang
souvenir
Pengelola melakukan riset dengan
mengunjungi wisata diluar Dairi Variasi souvenir dengan harga terjangkau
0,05 0,05
0,05 0,10
0,05 0,05
0,05
0,05 0.05
0,05 4
3
4 4
4 4
3
4 3
4 0,20
0,15
0,20 0,40
0,20 0,20
0,15
0,20 0,15
0,20
Total Kekuatan 0.55
2,05 Kelemahan
Minimnya fasilitas tempat sampah, penerangan, penunjuk arah serta posisi
denah kurang tepat
Bangunan yang rusak dan sebagian jalan
tidak beraspal
Dikenakannya pembayaran menggunakan
sarana umum toilet Tarif retribusi yang tinggi
Promosi yang kurang
Pelayanan petugas retribusi dan
penampilan photografer yang kurang baik Minimnya dana
Tidak adanya akomodasi bus
0,05
0,05 0,05
0,05 0,05
0,05
0,05 0,10
1
1 1
2 2
1
1 2
0,05
0,05 0,05
0,10 0,10
0,05
0,05 0,20
Total Kelemahan 0,45
0,65 TOTAL S + W
1 2,70
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Data Diolah, 2016 Keterangan hasil analisis Matriks IFAS dari sisi Kekuatan terdapat 10 poin:
1. Kekuatan utama pertama Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu objek wisata religi
yang unik dengan skor 0,40 melalui bobot 0,10 sangat penting dan rating 4 kekuatan utama. Objek wisata yang unik dan berbeda dari wisata lain
menjadi hal yang sangat penting dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung.
2. Kekuatan yang kedua Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu pengelola wisata yang
kompeten dengan skor 0,20 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 4 kekuatan utama. Pengelola yang kompeten sangat penting untuk
mengembangkan produk wisata yang membuat ide. 3.
Kekuatan yang ketiga Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu akomodasi penginapan yang memadai dengan skor 0,20 melalui bobot 0,05 cukup
penting dan rating 4 kekuatan utama. Dengan disediakannya fasilitas akomodasi penginapan yang memadai, maka akan memberi kenyamanan bagi
wisatawan, sehingga wisatawan tidak perlu mencari penginapan diluar lokasi wisata.
4. Kekuatan yang keempat Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu lokasi yang
strategis dengan skor 0,20 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 4 kekuatan utama. Lokasi wisata yang strategis dengan kemudahan akses ke
jalan besar dan sarana umum lainnya menjadi pertimbangan bagi wisatawan untuk berkunjung.
Universitas Sumatera Utara
5. Kekuatan yang kelima Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu suasana dengan latar
belakang hutan pinus dengan skor 0,20 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 4 kekuatan utama. Lokasi wisata yang berada di kawasan hutan
pinus menjadi hal yang menambah daya tarik, karena memberi kenyamanan, keteduhan,kesejukan bagi wisatawan yang hendak beribadah, rekreasi, atau
olahraga santai. 6.
Kekuatan yang keenam Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu pelayanan yang baik oleh pedagang souvenir dengan skor 0,20 melalui bobot 0,05 cukup
penting dan rating 4 kekuatan utama. Pelayanan dari pedagang souvenir menjadi hal yang mempengaruhi niat wisatawan untuk melakukan kunjungan
berulang. Dengan keramahan yang diberikan maka memberi kenyamanan wisatawan.
7. Kekuatan yang ketujuh Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu variasi souvenir
dengan harga terjangkau dengan skor 0,20 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 4 kekuatan utama. Variasi souvenir dengan harga
terjangkau menjadi hal yang dipertimbangkan oleh wisatawan. Wisatawan mendapat banyak pilihan souvenir dengan harga terjangkau, sehingga tidak
terlalu membebani mereka dalam mengunjungi wisata religi ini. 8.
Kekuatan yang kedelpan Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu pemasaran dengan kerjasama yang baik antara pengelola dan pemerintah daerah dengan skor
0,15 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 3 kekuatan kecil. Pemasaran dengan kerjasama yang baik antar instansi daerah akan
memudahkan dalam setiap program pengembangan produk wisata.
Universitas Sumatera Utara
9. Kekuatan berikutnya Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu jasa photografer
membantu dalam mengabadikan momen dengan skor 0,15 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 3 kekuatan kecil. Adanya jasa photografer
menjadi hal yang memudahkan bagi wisatawan dalam mengabadikan momen ketika mengunjungi wisata religi ini. Sehingga wisatawan tidak perlu repot
untuk mencetak foto diluar lokasi wisata. 10.
Kekuatan yang terakhir Taman Wisata Iman Sitinjo yaitu pengelola melakukan riset dengan mengunjungi wisata diluar Dairi dengan skor 0,15
melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 3 kekuatan kecil. Dengan adanya risetpenelitian ke lokasi wisata lain makan akan membuat pengelola
melihat apa hal yang perlu dibenahi di TWI Sitinjo. Keterangan hasil analisis Matriks IFAS dari sisi Kelemahan terdapat 8 poin:
1. Kelemahan utama pertama Taman Wisata Iman Sitinjo adalah minimnya
fasilitas tempat sampah, penerangan, penunjuk arah serta posisi denah kurang tepat dengan skor 0,05 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 1
kelemahan utama. Dalam pengembangan banyak fasilitas yang masih harus dibenahi, seperti penambahan jumlah tempat sampah di beberapa titik, sarana
penerangan yang minim, penunjuk arah yang minim serta posisi letak denah lokasi wisata yang tidak strategis untuk dilihat. Hal ini tentu menggangu
kenyamanan wisatawan dalam berkunjung. 2.
Kelemahan kedua Taman Wisata Iman Sitinjo adalah bangunan yang rusak dan sebagian jalan tidak beraspal dengan skor 0,05 melalui bobot 0,05 cukup
penting dan rating 1 kelemahan utama. Beberapa bangunan ada yang rusak,
Universitas Sumatera Utara
seperti cat yang sudah lekang, kerusakan pada dinding, seperti Bahtera Nuh, dan beberapa bangunan lainnya. Terdapat juga bangunan toilet yang tidak
layak pakai, jembatan yang tepat diatas aliran sungai yang deras sudah tidak layak karena dapat membahayakan wisatawan yang berjalan diatasnya.
3. Kelemahan ketiga Taman Wisata Iman Sitinjo adalah dikenakannya
pembayaran menggunakan sarana umum toilet dengan skor 0,05 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 1 kelemahan utama. Pembayaran
dalam menggunakan sarana umum seperti toilet dapat mengganggu kenyamanan wisatawan. Hal ini dikarenakan telah adikenakannya retribusi
masuk ke lokasi wisata. 4.
Kelemahan keempat Taman Wisata Iman Sitinjo adalah pelayanan petugas retribusi dan penampilan photografer kurang dengan skor 0,05 melalui bobot
0,05 cukup penting dan rating 1 kelemahan utama. Pelayanan petugas yang kerap kali kurang ramah kepada pengunjung dapat mengganggu kenyamanan.
Petugas retibusi juga sering kali tidak memberikan tiket bukti pembayaran retribusi kepada wisatawan, hal ini tentu sangat berpengaruh bagi segala
aspek. Penampilan photografer yang kurang rapi juga menjadi penilaian bagi wisatawan. Wisatawan merasa kurang nyaman dengan hal itu karena
menimbulkan prasangka buruk bagi photografer tersebut, ditambah tidak jarang photografer bertatakrama tidak ramah ketika tawaran foto ditolak.
5. Kelemahan kelima Taman Wisata Iman Sitinjo adalah minimnya dana dengan
skor 0,05 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 1 kelemahan utama. Minimnya dana menjadi hal yang menghambat pengembangan wisata, yaitu
Universitas Sumatera Utara
memperlambat proses pembenahan fasilitas, pembangunan penambahan objek, pembiayaan promosi yang minim, dan lain-lain.
6. Kelemahan keenam Taman Wisata Iman Sitinjo adalah tarif retribusi yang
tinggi dengan skor 0,05 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 2 kelemahan kecil. Tarif retribusi yang saat ini berlaku menjadi pertimbangan
bagi wisatawan untuk berkunjung, dikarenakan tarif yang semakin mahal. Terutama jika wisatawan membawa rombongan untuk berkunjung, kenaikan
tarif tersebut semakin terasa. 7.
Kelemahan ketujuh Taman Wisata Iman Sitinjo adalah promosi yang kurang dengan skor 0,05 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 2 kelemahan
kecil. Kurangnya promosi mempengaruhi pengembangan wisata, karena hal ini menghambat jalan untuk wisatawan mengetahui lebih dalam mengenai
wisata religi ini. Promosi yang kurang juga menghambat beberapa pihak mengetahui wisata ini, seperti donatur.
8. Kelemahan yang terakhir Taman Wisata Iman Sitinjo adalah tidak adanya
akomodasi bus dengan skor 0,05 melalui bobot 0,05 cukup penting dan rating 2 kelemahan kecil. Akomodasi bus menjadi hal yang perlu
dipertimbangkan juga, karena mengingat jarak antara gerbang masuk menuju lokasi wisata terbilang jauh untuk berjalan kaki dan jalan yang menanjak.
4.5.3 External Strategic Factor Analysis Strategy EFAS