Berdasarkan hasil wawancara dengan ayahnya yaitu Bapak NS, mengatakan bahwa mereka merupakan keluarga yang berkecukupan dan tidak merasa kekurangan dengan
penghasilan yang di dapatnya apalagi mereka hanya memiliki satu anak saja. Penghasilan yang diterima oleh bapak NS setiap bulannya sekitar Rp 4.200.000, penghasilan Ibu R setiap
bulannya sekitar Rp. 3.000.000 sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap hari. Keluarga mereka tidak memiliki hambatan dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga.
Disamping itu, keluarga mereka juga memiliki kebiasaan untuk menabung sebagian dari sisa penghasilannya untuk masa depan anak mereka.
Bapak NS mengatakan bahwa beliau selalu mengajarkan AD dan saudaranya yang lain dengan memberi kebebasan pada anak-anaknya untuk melakukan aktivitas apa saja
terutama dalam hal pemilihan aktivitas di rumah dan di luar rumah. Bapak NS juga mengaku bahwa ia mengetahui segala aktivitas anaknya diluar rumah karena bapak NS selalu
mengajarkan anaknya untuk terbuka dan tidak menutup-nutupi apapun dari orang tuanya.
5.2.8 Informan Utama – III
Nama :
Ibu O Umur
: 43 Tahun
Pendidikan Terakhir :
SMA Agama
: Islam
Suku :
Batak Jumlah Anak
: 2
Status :
Bercerai Pekerjaan
: Buruh Cuci
Universitas Sumatera Utara
Ibu O sedang duduk didepan rumahnya bersama tetangganya saat peneliti menemuinya. Peneliti mendekati dengan bertegur sapa yang berlanjut pada izin untuk
melakukan wawancara. Ibu O saat ini berusia 43 tahun. Ibu O terlihat lebih tua dari usianya. Garis-garis kerutan diwajahnya tampak jelas.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu O, HP lahir dari pasangan Bapak LP dan Ibu O. Orangtua HP sudah menikah hampir 29 tahun hingga kini
status hubungan diantara mereka masih dalam hubungan suami dan isteri yang sah namun sudah terhitung sembilan tahun suaminya pergi meninggalkan rumah dan tidak lagi
menafkahi keluargan. Ibu O hanya dapat mengecap pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas SMA sementara suaminya merupakan lulusan sarjana. Ibu O memiliki 2 anak, anak
pertama yaitu HP, anak kedua perempuan yaitu AT dan saat ini merupakan pelajar aktif kelas XII di salah satu sekolah swasta di Lubuk Pakam.
“Keadaan ekonomi semakin sulit sejak bapak pergi nak. Kita semua harus banting tulang untuk menyekolahkan adiknya HP. Entah apa yang ada difikiran
bapak. Mungkin karena seringnya kami berantam membuat dia pusing dan malas melihat aku. Tapi kalaupun malas dia lihat aku, seharusnya anak-anaknya ini gak
ditinggalkannya gitu ajalah, aku kan jadi kewalahan kali dek. Untunglah udah besar- besar anakku, jadi bisa orang itu ngerti keadaan aku sama bapaknya”
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu O, ia menyatakan bahwa kondisi keluarga mereka saat ini memang sedang sulit. Sebelum suaminya meninggalkan rumah, Ibu O
mempunyai ketergantungan ekonomi terhadap suaminya. Kini penghasilan yang diperolehnya sangat rendah menjadi penghambat dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga
mereka sehari-hari. Biaya untuk menyekolahkan anak-anak semakin mahal dan terasa sulit untuk dipenuhi sendiri oleh ibu O. Penghasilan ibu O sendiri hanya berkisar Rp. 800.000
sebulan. Hal tersebut juga belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Begitu juga
Universitas Sumatera Utara
saat anaknya yang kedua pernah menderita sakit deman berdarah dan harus dirawat di Rumah Sakit, Ibu O pernah meminta bantuan biaya pengobatan kepada keluarganya. Raut wajah Ibu
O terlihat berubah saat menyatakan bahwa Ibu O juga memiliki ketakutan dengan keterbatasan pendapatan yang dimilikinya akan mengakibatkannya tidak sanggup untuk
membiayai sekolah anaknya. Ia khwatir anaknya akan berhenti dan tidak dapat melanjutkan sekolahnya.
Ibu O selalu mengajarkan HP dan saudaranya yang lain dengan memberi kebebasan pada anak-anaknya untuk melakukan aktivitas apa saja terutama dalam hal pemilihan
aktivitas di rumah dan di luar rumah. Ibu O juga mengaku bahwa ia mengetahui segala aktivitas anaknya diluar rumah karena ibu O selalu mengajarkan anaknya untuk terbuka dan
tidak menutup-nutupi apapun dari orang tuanya.
5.2.9 Informan Utama – IV