Ia menceritakan tentang dukanya menjalankan pekerjaannya. Diantaranya adalah pelanggan yang main kasar, tidak membayar dengan alasan pelayanannya kurang
memuaskan, ancaman akan dipukulin di luar karena ia pernah marah kepada pelanggan ketika uang yang dibayarkan tidak sesuai kesepakatan. Ketika berhubungan seksual, ada rasa
khawatir didalam hatinya terutama ketika pelanggan yang menyewa dirinya tidak memperkenankan ia memakai kondom. Ia Sudah sering terkena razia polisi atau satpol pp,
dihukum seminggu kemudian di bebasin. Ketika ditangkap, petugas hanya menanya-nanyai dan menyuruh ia untuk berhenti menjadi PSK, tidak pernah memberi binaan atau
keterampilan. “Pernah aku dapat pelanggan, dia mabuk-mabukan, aku sebenarnya gak mau,
tapi dia ngancam. Aku ladenin aja apa maunya. Aku gak diapa-apainnya. Cuma disuruhnya nemanin dia minum-minum aja. Aku gak sadar tiba-tiba
udah pagi aja. Kulihat tas ku, dompet sama hp ku udah gak ada. Dicurinya dek. “
Walaupun banyak duka yang dirasakannya ketika ia menjalankan pekerjaannya, namun FA mengaku menikmati
pekerjaannya dan tidak berniat meninggalkan pekerjaannya tersebut.
5.2.6 Informan Utama – I
Nama :
Bapak ER Umur
: 54 Tahun
Pendidikan Terakhir :
S1 Agama
: Buddha
Suku :
-
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Anak :
2 Status
: Menikah
Pekerjaan :
Wirausaha pemiik toko alat elektronik
Bapak ER sedang membersihkan toko elektroniknya saat itu. Peneliti mendekati dengan membeli pulsa yang berlanjut pada izin untuk melakukan wawancara. Bapak ER saat
ini berusia 54 tahun namun jika dilihat dari bentuk fisiknya, ia seperti masih berumus 30 tahunan. Bapak ER berkulit putih layaknya keturunan Tionghoa lainnya, memiliki rambut
hitam dan berbadan gemuk. Berdasarkan kronologisnya, EV lahir dari pasangan Bapak ER dan Ibu IK. Orangtua
EV sudah menikah hampir 41 tahun hingga kini status hubungan diantara mereka masih dalam hubungan suami dan isteri yang sah. Hubungan mereka pun dapat dikatakan harmonis.
Ayahnya EV sehari-harinya bekerja di toko alat elektronik milik keluarga, sementara Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Bapak ER lulusan strata satu dari suatu Perguruan Tinggi
dan ibunya hanya mengecap pendidikan sampai jenjang diploma. Bapak ER memiliki dua anak laki-laki, anak pertama yaitu IE berusia 36 tahun dan saat ini bekerja sebagai seorang
guru, sedangkan anak yang kedua yaitu EV. Berdasarkan hasil wawancara dengan ayahnya yaitu Bapak ER, mengatakan bahwa
mereka merupakan keluarga yang berkecukupan dan tidak merasa kekurangan dengan penghasilan yang di dapatnya. Penghasilan yang diterima oleh bapak ER setiap bulannya
sekitar Rp 8.000.000, sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap hari. Keluarga mereka tidak memiliki hambatan dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Disamping itu,
keluarga mereka juga memiliki kebiasaan untuk menabung sebagian dari sisa penghasilannya untuk masa depan anak-anak mereka.
Universitas Sumatera Utara
Bapak ER selalu mengajarkan EV dan saudaranya yang lain dengan memberi kebebasan pada anak-anaknya untuk melakukan aktivitas apa saja terutama dalam hal
pemilihan aktivitas di rumah dan di luar rumah. bapak ER mengatakan bahwa dia tidak tahu menau tentang keseharian dan aktivitas anaknya dirumah ataupun di luar rumah sebab beliau
sibuk seharian di toko mengurusi pekerjaannya dan tidak punya waktu untuk memperhatikan anak-anaknya. Istirnya Ibu IK pun begitu, Ibu IK lebih sering berada di toko daripada
dirumah. Berdasarkan hasil wawancara, Bapak ER mengatakan bahwa ia mengetahui tentang alasan
EV meninggalkan rumah. “saya dan istri sudah tahu kenapa EV itu pergi dari rumah. Teman-teman
saya yang kasih tau. Itulah kenapa saya dan istri tidak pernah mempermasalahkan keputusannya itu, saya sendiripun sudah tidak mengakui dia anak saya lagi sejak
saya tahu statusnya itu. Entah apa yang membuat anak itu berbeda. Buat malu keluarga saja. Anak-anak adik dan abang saya tidak ada yang seperti di itu. Bahkan
dari keluarga istri saya pun gak ada. Gak habis fikir saya nak” Menurut Bapak ER, ia dan keluarganya tidak menyadari sebelumnya kalau anaknya
waria. Diakuinya tingkah laku anaknya sudah gemulai sejak kecil. Namun waktu yang lebih banyak dihabiskan diluar membuat Bapak ER tidak dapat memperhatikan tumbuh kembang
anaknya.
5.2.7 Informan Utama – II