apabila sedang ada penjaringan. HP mengaku bebas dari HIV karena ia sudah pernah melakukan test HIV. Ia selalu menggunakan pengaman ketika berhubungan seks jadi
menurutnya sangat kecil kemungkinan ia terjangkit virus tersebut.
5.2.4 Informan Kunci - IV
Nama : RD
Umur : 21 Tahun
Pendidikan Terakhir
: Sedang Kuliah Agama
: Kristen Suku
: Batak Anak ke
: 1 dari 3 bersaudara Status
: Lajang Pekerjaan orang tua
a. Ayah angkat
: Pengacara b.
Ibu angkat : Dosen
Usia saat pertama kali menjadi PSK : 19 Tahun
RD merupakan anak ke pertama dari tiga bersaudara. Jika dilihat dari bentuk fisiknya, RD memiliki wajah yang oval dengan bentuk rahang pipi yang tirus, matanya yang sedikit
sayu dibalut dengan kacamata berbingkai hitam, dengan rambut hitam panjang bergelombang dan warna kulit putih. Tubuhnya tinggi semampai dan langsing. Jika dilihat sekilas, RD tidak
tampak seperti seorang waria melainkan seperti seorang wanita biasa. Peneliti sempat ragu ketika akan menghampiri untuk mewawancarainya. Saat RD mulai berbicara dengan
temannya, disitu lah peneliti yakin bahwa ia adalah seorang waria yang sedang mangkal di
Universitas Sumatera Utara
lapangan Tengku Raja Muda. Peneliti mencoba untuk mendekati RD dengan mengajak berkenalan, RD menyambut dengan sangat ramah.
Peneliti menanyakan seputar kehidupan dimasa kecilnya dan menanyakan bagaimana sikap orang tuanya ketika mengetahui bahwa ia adalah seorang waria. Dengan senang hati
RD menjelaskan bahwa semasa kecil, orangtua sebenarnya sudah mengetahui gejala-gejala aneh yang menjurus kepada orientasi waria. Gayanya feminin dan gemulai. Orang-orang di
sekitarnya sering meledek dengan ucapan-ucapan wandhu alias bencong bin banci. “Orangtua tiri ku gak pernah marah ketika aku bergaya seperti wanita dek
kak, mereka bahkan mendukung biar aku gak patah semangat. Menurut papa mama, aku kayak gini bukan lah suatu hal yang buruk. Karena orang itulah
aku jadi percaya diri, sejak itu juga lah aku jadi gak sungkan lagi bertingkah laku seperti wanita.”
Ketika memasuki SD, RD mendapatkan perlakuan tidak baik dan ejekan dari guru dan juga temannya. Mereka selalu menjadikannya sasaran tertawaan. Perlakuan seperti itu juga
dialaminya ketika duduk di bangku SMP. Bahkan ada satu kejadian yang tetap diingatnya hingga kini. Waktu jam olah raga lompat tinggi, RD terjatuh dan hampir pingsan. Bukannya
ditolong malah dijadikan bahan tertawaan mereka. “Padahal saat itu aku benar-benar merasa mau mati, tetapi mereka tidak
menolong kak malah menertawakan aku, ada juga yang mengejek laki-laki kok lemas seperti tali, dasar banci, banci, banci. Jujur aja, sampai sekarang aku
masih dendam sama mereka. Orang tuaku aja enggak pernah memperlakukan aku begitu.”
Setelah tamat SMP, RD melanjutkan ke SMEA, jurusan akuntansi. Di sini, dia juga mengalami hal serupa. Kata-kata umpatan banci selalu menjadi konsumsi sehari-hari. Hal
paling menyakitkan hati adalah setiap kali dia pergi ke kantin atau ke suatu tempat, teman-
Universitas Sumatera Utara
temannya langsung menyingkir. Setelah menyelesaikan pendidikan SMEA, RD melanjutkan kuliah di salah satu universitas swasta di Medan.
Menurut RD, keluarganya sangat tahu kalau ia waria karena tingkah lakunya sudah gemulai sejak kecil. Orangtuanya pun terkadang memberikan kado-kado yang tidak lazim
bagi anak laki-laki ketika RD berulang tahun. Semasa kecil RD selalu mendapatkan hadiah boneka barbie dan benda-benda yang berwarna merah jambu. Ia lebih memilih
menyampaikan tentang keadaan sesungguhnya kepada orang tuanya. Niat untuk menegaskan kepada keluarga bahwa ia waria dilakukan agar orangtuanya tidak merasa terganggu dan
menyesal karena telah mengadopsi RD dan adik-adiknya. Menurut RD, ia takut kalau kewariannya mengancam kehidupan adik-adiknya kelak. Jadi ia memilih berterus terang,
apabila orangtua tirinya tidak menerimanya, ia sudah bersiap untuk dikirimkan ke panti asuhan. Di luar dugaan, ternyata kedua orangtuanya dapat menerima keberadaan RD sebagai
bagian keluarga, sama seperti saudaranya yang lain. RD mengatakan bahwa ia memiliki selera yang tinggi, dari mulai pakaian, sepatu, tas,
dan benda-benda lain. Ia memilih barang-barang yang mewah dan dengan brand ternama. RD sangat suka berbelanja layaknya wanita sosialita. Produk luar negeri menjadi andalannya.
Menurutnya produk dalam negeri tidak bagus dan cepat rusak. RD menjalani perawatan tubuh di salah satu praktik dokter spesialis kulit dan kecantikan di Medan. Hobbynya adalah
menghabiskan waktu berlama-lama di salon, setiap minggu ia akan mengubah-ubah model rambutnya. Ia juga suka mengkoleksi jam tangan unik. RD menjaga kesehatan jasmaninya
dengan baik, RD tidak mengkonsumsi narkoba, namun diakuinya ia perokok aktif. Dalam sehari ia mampu menghabiskan 2 bungkus rokok, olahraga rutin dijalaninya, olahraga yang
biasa dilakukannya adalah futsal bersama komunitas yang dimilikinya. Peneliti juga menanyakan kepada RD tentang pengalaman bekerjanya selama ini. RD
mengatakan bahwa ia tidak memiliki pengalaman bekerja apapun karena sampai saat ini pun
Universitas Sumatera Utara
dia masih berstatus mahasiswa. Orangtua tirinya juga tidak mengizinkan ia kuliah sambil bekerja.
Berdasarkan kronologisnya, RD mengenal dunia malam dari teman-teman satu komunitasnya. Ketika sebelumnya RD tidak diterima dimanapun, berbeda dengan kali ini, ia
diterima dengan baik dikomunitas tersebut, hal ini lah yang membuat ia merasa sangat nyaman berada dalam komunitas tersebut. Ia seoalah-olah menemukan keluarga baru.
Ada banyak kegiatan yang dilakukan di komunitas tersebut termasuk kegiatan olahraga sampai kepada pelatihan kecantikan, tutorial make-up yang baik dan juga ada
kegiatan amal. RD mengatakan anggota dari komunitas tersebut sampai saat ini berjumlah 28 orang dan setengah dari jumlah tersebut adalah waria pekerja seks komersial. RD awalnya
tidak mau ikut-ikutan dengan kegiatan malam komunitas tersebut namun RD merasa tidak enakan jika tidak bergabung dan akhirnya ikut berkumpul di Lapangan Tengku Raja Muda
setiap malam, walaupun dia belum ikut-ikutan menjadi PSK saat itu. Didorong oleh rasa keingintahuan yang besar karena sering memperhatikan teman-temannya, akhirnya RD
memilih untuk mencoba sekali saja. Ia ingin tahu bagaimana rasanya dibawa pergi orang asing. Pertama kali mencoba, RD langsung mengurungkan niatnya lagi untuk melakukannya
bahkan RD berniat keluar dari komunitas tersebut. Setelah sebulan pasif dari komunitas tersebut, RD merasakan ada rindu yang mendalam dibatinnya dan ingin kembali bergabung
dengan komunitas itu dan melakukan rutinitas seperti yang dilakukan waria lainnya. Akhirnya hingga saat ini RD menjadi waria PSK. namun hal itu dilakukannya hanya jika ia
ingin karena rindu. “Awalnya saya hanya coba-coba dek, kali pertama saya mencoba saya
langsung jera. Bahkan saya sempat hengkang dari komunitas, padahal kan komunitas itu gak salah apa-apa ya. Wong saya yang memang getol ingin
mencoba. Pada akhirnya saya sendiri merasa kekosongan itu ada. Saya rindu
Universitas Sumatera Utara
mereka, saya kembali ke komunitas. Sesekali saya juga ikut melacur. Ini semua tanpa sepengetahuan ibu tiri saya dek. Ibu sangat baik, saya gak akan
mengecewakannya hanya karena insiden coba- coba.”
Berdasarkan hasil wawancara pada awalnya ia menjadi PSK karena teman dari satu komunitasnya memperkenalkan ia dengan seorang germo. Ia mengenal seorang germo SK di
salah satu lapangan futsal di daerah Bakaran Batu sejak dua tahun lalu ketika dia masih bergabung dalam komunitasnya. Ia kenalkan kepada SK oleh seorang temannya yang biasa
bermain futsal bersamanya. Awalnya SK menawarkan oral seks kepada RD dengan imbalan uang sebesar 50 ribu rupiah. Tanpa pikir panjang dan atas dorongan temannya yang
mengenalkan ia kepada SK, RD menuruti kemauan SK. Namun ternyata bukan SK yang melakukan oral seks kepada RD, namun ada laki-laki lain berusia sekitar 30 tahun.
“Aku fikir aku akan melakukannya dengan bang SK dek. Kulihat dia ganteng jadi aku mau. Aku gak lihat tergiur sama bayaran yang ditawarkannya karena
uangku pun banyak. Jadi aku merasa ditipu. Karena aku harus melakukan oral ke orang lain yang aku gak suka. Orang nya jelek badannya gendut.
Waktu itu kami melakukannya di kamar mandi lapangan futsal itu.” Setelah kejadian hari itu, RD mendapatkan uang seperti yang SK janjikan. Akhirnya
mereka bertukar pin BBM. Mulai dari hari itu, SK sering menghubungi RD untuk melakukan hal serupa dengan orang lain dan selalu menawarkan imbalan berupa uang. RD mengaku
sangat tidak suka diperlakukan begitu. Karena merasa tidak nyaman, akhirnya RD memilih vakum dari kegiatan dalam komunitasnya. Satu bulan vakum, akhirnya ia kembali ke
komunitasnya. Ia merasa bosan berada di rumah karena tidak ada kegiatan yang dilakukannya di rumah sepulang kuliah. Ia kemudian kembali mengikuti kegiatan futsal dan kembali
bertemu dengan SK.
Universitas Sumatera Utara
Mei 2015 RD dihubungi SK untuk melayani pelanggan. Ia disuruh ke rumahnya di Bakaran Batu. Tidak di sangka SK di minta untuk melakukan hubungan seks dengan
pelanggan melalui dubur. RD menyanggupinya dengan satu syarat yaitu ia hanya mau melayani laki-laki yang disukainya saja. RD memposisikan diri sebagai laki-laki dalam
berhubungan seks. Karena tak merasa dirugikan, RD mau saja melakukan hubungan seks tersebut. Ia mendapatkan uang sebesar 100 ribu rupiah untuk layanan kali ini. Bermula dari
sana, ia melayani banyak laki-laki yang ingin mendapatkan kepuasan seksual dari laki-laki lain.
Dalam seminggu, RD bisa melayani hingga lima orang tamu. Biasanya mereka melakukannya di rumah pelanggannya. Semua pelanggan melalui SK, tidak ada yang
langsung menghubungi dia. Sebab menurut RD, apabila melalui SK semua tamu yang diberikan memenuhi kriteria yang RD mau. Selain itu, uang yang dijanjikan juga sesuai
dengan yang RD terima. Saat ini RD belum mau meninggalkan profesinya sebagai PSK sebab dengan uang yang diperolehnya sangat membantu RD dalam memenuhi kebutuhan
pribadinya. Selama setahun ia bekerja sebagai PSK, ia banyak mengenal orang baru dan teman-teman yang mendukungnya sebagai PSK. Tidak ada alasan baginya untuk berhenti.
“Uang yang aku dapatkan lumayanlah bisa beli kebutuhan sendiri dek. Nggak harus minta sama orang tua kalau mau beli apa-apa. Lagian aku juga nggak
ada dirugikan sama pekerjaan ini. Aku dapat uang sekaligus enaknya.” Ia mengaku penghasilannya sekitar 300 ribu dalam seminggu. Untuk sekali melayani
ia dibayar oleh SK antara 50-100 ribu rupiah untuk waktu yang tidak ditentukan. Pelanggannya biasanya lelaki setengah baya yang berpenampilan rapi dan tinggi. Ia mengaku
menolak apabila ada tawaran dari lelaki yang tidak sesuai kriterianya. SK selaku germo juga selektif dalam memilih laki-laki yang akan ditawarkannya pada RD. Ia biasanya memuaskan
Universitas Sumatera Utara
pelanggan di rumah pelanggan, di kamar mandi futsal, atau ditempat yang telah disediakan SK.
RD mengaku belum pernah merasakan kecewa selama menjalani pekerjaannya. Hal ini dinilainya karena ia memiliki SK yang siap melindungi dan menyeleksi orang-orang yang
akan menyewa dirinya. Termasuk untuk menggunkan kondom ketika berhubungan. RD tentunya tidak mau dirugikan dalam pekerjaannya. RD tidak pernah terkena razia polisi atau
satpol pp, karena ia selalu diberi aba-aba oleh SK apabila sedang ada penjaringan. RD mengaku bebas dari HIV karena ia sudah pernah melakukan test HIV. Ia selalu
menggunakan pengaman ketika berhubungan seks jadi menurutnya sangat kecil kemungkinan ia terjangkit virus tersebut.
5.2.5 Informan Kunci - V