Bahasa Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Marhaminjon Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

2. Sahala Sahala adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula. 3. Begu Begu adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam. Beberapa begu yang ditakuti oleh orang Batakyaitu: 1. Sombaon, yaitu begu yang bertempat tinggal di pegunungan atau di hutan rimba yang gelap dan mengerikan. 2. Solobean, yaitu begu yang dianggap penguasa pada tempat-tempat tertentu 3. Silan, yaitu begu dari nenek moyang pendiri hutakampung dari suatu marga 4. Begu ganjang, yaitu begu yang sangat ditakuti, karena dapat membinasakan orang lain menurut perintah pemeliharanya. Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang terdapat dalam pustaha, yang walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi masih banyak orang Batak yang mempercayainya.

2.5 Sistem Mata Pencaharian

Kecamatan Pollung merupakan daerah yang berada di daerah lereng gunung dan tanah yang berbukit-bukit. Dari pengamatan yang penulis lakukan masyarakat yang tinggal di kecamatan ini sebagian besar merupakan petani. Khususnya masyarakat yang tinggal di Desa Pandumaan, dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, mata pencaharian penduduk adalah bertani seperti kopi, padi dan penyadap pohon haminjon kemenyan yang merupakan tumbuhan alami yang tumbuh disekitar desa tersebut. Selain sebagai petani ada juga beberapa orang yang berprofesi sebagai guru dan bekerja di pemerintahan. Namun sekalipun berprofesi sebagai guru dan pegawai pemerintah, mereka juga melakukan kegiatan bertani sebagai pekerjaan sampingan di saat senggang atau setelah pulang dari bekerja. Di desa ini juga dijumpai kegiatan menyadap kemenyan. Kemenyan ini diperoleh dari pohon haminjon yang masih tumbuh secara alami tanpa adanya niat untuk membudidayakan pohon haminjon tersebut. Di desa ini belum ada dijumpai orang yang membudidayakan pohon haminjon. Pohon haminjon yang disadap biasanya tumbuh di ladang milik orang. Panige harus minta ijin terlebih dahulu kepada pemilik ladang sebelum menyadap pohon kemenyan yang ada di ladangnya tersebut. Pemilik haminjon biasanya tidak pernah meminta atau mempermasalahkan pembagian dari hasil penjualan kemenyan tersebut nantinya. Semua tergantung dari parhaminjon yang menyadap pohon haminjon di ladang pemilik tersebut mau memberikan sebagian hasilnya atau tidak. 2.6 Kesenian 2.6.1 Seni musik Musik dalam masyarakat Batak Toba dikenal dengan istilah gondang biasanya mengacu pada beberapa arti, seperti ensambel musik, sebagai repertoar dan sebagai alatinstrumen musik. Menurut Hutajulu dan Harahap 2005:19, istilah penggunaan gondang bagi masyarakat Batak Toba beserta konteks pengertiannya, misalnya: 1. Gondang hasahatan; kata gondang memiliki makna sebuah komposisi. 2. Gondang debata; kata gondang memiliki makna repertoar, yakni terdiri dari tiga komposisi yang berbeda: “Debata Guru”, “Bane Bulan”, dan “Debata Sori”. 3. Gondang simonang-monang; kata gondang memiliki makna komposisi lagu sekaligus menunjukkan tempo pada lagu. 4. Gondang saem; kata gondang memiliki makna sebuah upacara penyembahan. 5. Gondang sabangunan atau gondang hasapi; kata gondang bermakna ensambel musik.