Simbol interval
Jlh nada
Jlh Laras
Nama dan jenis interval Contoh
nada 1P
1 Prime perfect murni
C – C 2M
2 1
Sekunda mayor besar C – D
3M 3
2 Terts mayor besar
C – E 4P
4 2,5
Kwart perfect murni C – F
5P 5
3,5 kwint mayor besar
C – G 6M
6 4,5
Sekta mayor besar C – A
7M 7
5,5 Septime mayor besar
C – B 8P
8 6,5
Oktaf perfectmurni C – c’
9M 9
7,5 None mayor
C – d’ 10M
10 8,5
Decime mayor C – E
Rumus interval Dim + ½ laras = m
m + ½ laras = M M + ½ laras = Ag
m – ½ laras = dim M – ½ laras = m
Ag – ½ laras = M P – ½ laras =dim
P + ½ laras = Ag
Dengan demikian, berdasarkan hukum interval diatas maka interval untuk komposisi melodi Ende marhaminjon di atas dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel Interval Komposisi Ende Marhaminjon
Nama Interval Posisi
Jumlah P
196 2M
49 45
2m 6
6 3M
1 3
3m 11
5 4P
2 2
5P 4
7 Total
337
PolaKadensa Cadence Patterns
Seperti kalimat bahasa yang diberi tanda baca berupa titik dan koma, maka demikian juga halnya dengan musik, juga diberi tanda baca melalui
kadens-kadens yang terdapat di dalamnya. Sebuah kadens adalah satu kerangka atau formula yang terdiri dari elemen-elemen harmonis, ritmis, dan melodis yang
menghasilkan efek kelengkapan yang bersifat sementara kadens tak sempurna, kadens gantung dan yang permanen kadens lengkap, sempurna.
Kadens yang berakhir pada nada tonal disebut kadens sempurna lengkap, sedangkan yang berakhir pada nada lain seperti nada dominan atau sub-dominan
disebut kadens gantung tak sempurna. Analoginya dengan kalimat, kadens sempurna itu merupakan titik; kadens merupakan tanda tanya atau titik koma.
Sebuah frase yang berakhir pada kadens gantung tak sempurna disebut frase anteseden dan biasanya kadens seperti ini akan segera pula diikuti oleh sebuah
frase konsequen yang berakhir dengan sebuah kadens sempurna lengkap. Contoh Kadens Tidak Sempurna
Disebut kadens tidak sempurna karena pada bar ke lima tepatnya pada ketukan ke 4, sebelum tanda istirahat terdapat nada D yang bukan merupakan nada tonal
dasar dari nyanyian ini.
Formula Melodic melodic formula
Dalam mendiskripsikan formula melodic, ada tiga hal penting yang akan dibahas yaitu bentuk frasa, dan motif. Bentuk adalah suatu aspek yang
menguraikan tentang organisasi musik. Unit terkecil dari suatu melodi disebut dengan motif, yaitu tiga nada atau lebih yang menjadi ide sebagai pembentukan
melodi. Gabungan dari motif adalah semi frasa dan gabungan dari semi frasa disebut frasa kalimat.
Menurut pendapat Malm Malm dalam Takari 1993:15-15, Bentuk juga dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
1. Repetitive, yaitu bentuk nyanyian yang mengalami pengulangan.
2. Ireratif, yaitu suatu bentuk nyanyian yang menggunakan formula melodi yang
kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan nyanyian.
3. Reverting, yaitu suatu bentuk nyanyian apabila di dalam nyanyian terjadi
pengulangan pada frase pertamasetelah terjadi penyimpangan melodis. 4.
Strofic, yaitu apabila bentuk nyanyian diulang dengan formalitas yang sama namun menggunakan teks yang baru.
5. Progressive, yaitu apabila bentuk nyanyian selalu berubah dengan
menggunakan teks yang baru. Berdasarkan jenis bentuk, Ende marhaminjondapat dikategorikan sebagai
bentuk Repetitive karena bentuk nyanyian yang mengalami pengulangan.
Kontur contour
Kontur dapat diartikan alur melodi yang biasanya ditandai dengan menarik garis pada notasi sebuah komposisi musik.Identifikasi kontur didasarkan pada
bentuk melodi musiknya. Menurut Malm, ada bebrapa jenis kontur Malm dalam Jonson 2000: 76, jenis-jenis kontur tersebut antara lain:
1. Ascending, yaitu garis melodi yang sifatnya naik dari nada rendah kenada
yang lebih tinggi, seperti gambar
2. Descending, yaitu garis melodi yang sifatnya turun dari nada yang tinggi
kenada yang rendah, seperti gambar:
3. Pendulous, yaitu garis melodi yang sifatnya melengkung dari nada yang
rendah kenada yang tinggi, kemudian kembali kenada yang rendah, begitu juga sealiknya, contoh gambar
4. Teracced, yaitu garis melodi yang sifatnya berjenjang seperti anak tangga dari
nada yang rendah ke nada yang lebih tinggi kemudian sejajar. 5.
Static, yaitu garis melodi yang sifatnya tetap atau apabla gerakan-gerakan intervalnya terbatas, seperti gambar:
Berdasarkan jenis kontur di atas, maka kontur ende marhaminjon yang disajikan penyaji tergolong jenis static karena garis melodi yang sifatnya tetap
atau apabila gerakan-gerakan intervalnya terbatas.
Contoh gambar:
Ende Marhaminjon
David Simanungkalit Elkando Purba
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pohon kemenyan styrax Benzoin adalah salah satu tanaman yang banyak tumbuh liar dan juga banyak telah dibudidayakan di daerah Humbang Hasundutan. Masyarakat
setempat Khususnya desa Pandumaan, kecamatan Polung menjadikan pohon ini sebagai sumber penghidupan, seperti si Parhminjon yang memang memilih mengerjakan hingga
memanen getah pohon kemenyan untuk dijual untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
Masyarakat Pandumaan memiliki kepercayaan terhadap mitos pohon kemenyan. Dalam mitos tersebut dikatakan bahwa pohon yang menjadi penghasil getah kemenyan
dulunya adalah seorang wanita cantik Boru Nangniagayang tinggal bersama orang tuanya yang dipaksa menikah dengan orang yang tidak disukainya, kemudian dia melarikan diri
kehutan, kemudian dia disana menangis tersedu-sedu dan lama kelamaan berubah menjadi pohon yang menghasilkan getah dan dinamai dengan Haminjon
Sebelum memanen haminjon, parhaminjon terlebih dahulu manige pohon kemenyan. Manige adalah sebuah pekerjaan tradisional yang harus dilakukan secara langsung oleh
seorang parhaminjon dengan cara membersihkan batang pohon dan melobanginya dengan panuktuk yaitu alat untuk melobangi pohon sebagai wadah dari getah yang akan keluar.
Parhaminjon selalu mengharapkan getah yang akan keluar nantinya cukup banyak dan berkualitas karena tidak jarang pohon kemenyan menghasilkan getah yang jumlahnya sangat
sedikit atau bahkan tidak menghasilkan sama sekali. Dengan harapan agar getah yang akan keluar jumlahnya banyak,maka biasanya petani kemenyan akan membujuk pohon tersebut
melalui ende nyanyian pada saat manige.
Ende yang digunakan parhaminjon untuk proses mengolah batang pohon kemenyan disebut Ende Marhaminjon nyanyian petani kemenyan yaitu nyanyian yang berisikan
tentang ratapan dan ungkapan hati parhaminjon. Dalam ende marhaminjon tersebut menceritakan kehidupan siparhaminjonyang serba kekurangan dalam memenuhi kebutuhan
hidup keluarga,misalnya memenuhi kebutuhan sandang pangan keluarga dan menyekolahkan anak. Oleh karena itu,maka siparhaminjon berharap agar getah yang keluar nantinya banyak
dan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Makna yang terkandungdalamteksEndemarhaminjonmendominasikepada :
a. siparhaminjon yang harus bekerja keras untuk mencari sumber penghidupan
b. hidup parhaminjon yang memprihatinkan
c. anak parhaminjon yang kelaparan.
Dari uraian-uraian tentang permasalahan dan pebahasan yang telah dibahas pada bab- bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis mencoba membuat kesimpulan bahwa
kepercayaan atau mitos yang berkembang dalam suatu kebudayaan hanya akan menjadi milik kebudayaan iu sendiri. Dalam proses manigeterlihat jelas bahwa apabila sebuah mitos kita
analisa dengan logika maka akan timbul pernyataan-pernyataan yang berbanding terbalik. Masyarakat Batak Toba di desa Pandumaan memiliki kepercayaan bahwa dengan marende
pada saat manigeakan menghasilkan getah yang lebih banyak.
Saran
Adapun saran penulis adalah sebagai berikut : Endemarhaminjon ini merupakan nyanyian yang digunakan pada saat mengolah atau
mengerjakan pohon kemenyan di masyarakat Batak Toba, penulis menyarankan agar nyanyian seprti ini seharusnya didokumentasikan dengan baik, baiik itu dalam bentuk tertulis
karya ilmiah, skripsi ataupun media digital rekaman audio atau video. Sehingga nyanyian tersebut tidak punah, karena sudh ada bentuk dokumentasinya. Selain itu, dokumentasinya
memberikan informasi kepada masyarakat yang ingin mengetahui serta mempelajari Endemarhaminjon ini.
Penulis juga menyarakan agar masyarakat suku Batak Toba selaku pendukung dan pemilik kebudayaan ini dapat meregenerasikan kebudayaan ini kepada keturunannya
khususnya endemarhaminjon ini dengan tetap menjalankannyasesuai adat dan istiadat yang terdapat dalam suku Batak Toba. Oleh karena itu penulis menyarankan dan mengharapkan
kepada siapa saja yang berminat melanjutkan penelitian iini untuk lebih mendalam lagi, sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan Etnomusikologi dan sebagai dokumentasi
data mengenai kebudayaan musikal yang berkaitan dengan Ende marhaminjon. Keseluruhan saran tersebut berguna supaya memberikan rangsangan moral dan
material kepada seniman-seniman dan pemerintahan yang terlibat dalam pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan tradisional Batak Toba secara umum dan khususnya pada Ende
marhaminjon ini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan
memberikan kontribusi yang positif terhadap apresiasi budaya dan pengetahuan terhadap ilmu pengetahuan secara Khusus dalam bidang Etnomusikologi. Adapun saran tambahan
penulis adalah sebagai berikut : 1.
Dengan membaca skripsi ini, kita dapat menyadari pentingnya menghargai nilai-nilai kebudayaan yang ada di tengah-tengah masyarakat, agar selalu ada dan tidak punah
mengingat budaya adalah sebua identitas yang sangat berharga. 2.
Dengan membaca skripsi ini, kita menget 3.
Akui kebudayaan kita sendiri, mencintai kebudayaan mengingat deras nya arus globalisasi sesuai perkembangan zaman yang dapat merusak atau mengakibatkan
kepunahan terhadap budaya yang kita miliki.