Teori Konsep dan Teori

pembaca. Selain makna teks, penulis juga akan menjabarkan berbagai hal tentang melodi yang terdapat dalam ende marhaminjon tersebut. Sebelum pekerjaan analisis musik dilaksanakan, terlebih dahulu penulis mentranskripsikan ende marhaminjon kedalam notasi balok. Nettl 1975:35 mengatakan bahwa mentranskripsi musik kedalam bentuk notasi adalah satu-satunya cara yang digunakan peneliti untuk dapat menganalisis suatu musik. Dalam menganalisis melodi ende marhaminjon, penulis menggunakan metode weighted scale bobot tangga nada dari William P. Malm. Berdasarkan metode ini, hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan sebuah melodi, yaitu 1 tangga nada, 2 nada dasar pitch center, 3 wilayah nada, 4 jumlah nada, 5 jumlah interval, 6 pola kadensa, 7 formula melodi, dan 8 kontur. Selain itu untuk melengkapi analisis melodi ende marhaminjon menyangkut 1 tonalitas, 2 ritme, 3 bentuk, 4 tempo, dan 5 kontur melodi digunakan juga teori Bruno Nettl 1964:1450-1550.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data- data yang sesuai dengan fakta dan kebenaran yang ada di lapangan. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 1989:3. Penulis memilih metode kualitatif karena menganggap bahwa metode ini akan memberikan hasil yang sesuai dengan yang penulis harapkan karena hasil informasi dan data yang diperlukan dapat terkumpul dengan maksimal. Untuk itu penulis berpedoman kepada pendapat yang dikemukakan oleh Curt Sachs dalam Nettl 1962:16 yang mengatakan bahwa penelitian dalam etnomusikologi dapat dibagi menjadi dua yaitu: kerja lapangan field work dan kerja laboratorium desk work. Kerja lapangan meliputi pengumpulan dan perekaman data dari aktivitas musikal dalam sebuah kebudayaan manusia, sedangkan kerja laboratorium meliputi pentranskripsian, menganalisis data dan membuat kesimpulan dari keseluruhan data yang diperoleh. Selanjutnya untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat, penulis mulai melakukan kerja lapangan. Penulis yang merupakan pemilik kebudayaan insider sebenarnya memiliki sedikit kemudahan untuk mencari tokoh masyarakat yang benar- benar cocok untuk dijadikan informan, karena penulis adalah Batak Toba. Pendekatan emik dan etik dipilih juga karena selain memang penting, pendekatan ini memberikan kemudahan bagi penulis untuk mendapatkan informasi dan data yang objektif. Setelah dilapangan, kemudian penulis menetapkan lima orang sebagai informan, yaitu dua 3 orang Parhaminjon, satu 1 orang pemerintah desa setempat Kepala Desa dan satu 1 orang tokoh agama Pendeta di desa tersebut.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan salah satu landasan dalam melakukan sebuah penelitian, yaitu dengan mengumpulkan sumber bacaan untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang objek penelitian. Sumber-sumber bacaan ini dapat berupa buku, ensiklopedi, jurnal, buletin, artikel, laoran penelitian dan lain-lain. Dengan studi kepustakaan, penulis akan mendapat cara yang lebih efektif dalam melakukan penelitian lapangan dan penyusunan tulisan ini. Hal pertama yang dilakukan penulis dalah studi kepustakaan adalah dengan cara mempelajari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek pembahasan. Dalam hal ini penulis mempelajari skripsi yang sudah pernah ditulis sebelumnya. Untuk melengkapi data-data utama dalam tulisan ini, penulis juga mengumpulkan data-data tersebut dengan menggunakan teknulogi utama internet, seperti dari www.google.com .

1.5.2 Penelitian Lapangan

Menurut Harsja W. Bachtiar 1985:108, bahwa pengumulan data dilakukan kerja lapangan fied work dengan menggunakan teknik observasi untuk melihat, mengamati objek penelitian dengan tujuan mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini, penulis juga langsung melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yaitu di Hutan kemenyan yang digarap oleh masyarakat desa Pandumaan, Kecamatan Pollung,Kabupaten Humbang Hasundutan, dan langsung melakukan wawancara antara penulis dengan informan yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara pertama dilakukan saat penulis menjumpai informan dirumahnya, wawancara kedua saat informan akan pergi ke kebun untuk manige dan wawancara dilakukan selama perjalanan dari rumah kekebun kemenyan.