Layanan Peminjaman Mandiri Self Service Check-Out Layanan Pengembalian Mandiri Self Service Check-Inreturns Latar Belakang Masalah

19 • peningkatan aksesibilitas karena jam buka lebih lama • meningkatkan pilihan pengembangan pribadi dan profesional untuk pstakawan • kesempatan untuk penghematan yang dihasilkan dari penghapusan tugas manual • diinvestasikan kembali ke dalam nilai tambah layanan perpustakaan Dari dua pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa, manfaat layanan mandiri di perpustakaan adalah untuk mengurangi resiko kesehatan dan keselamatan kerja, mengurangi waktu antrian, manajemen perpustakaan yang lebih efisien dan memberikan nilai tambah untuk layanan perpustakaan.

2.6 Layanan Peminjaman Mandiri Self Service Check-Out

Pelayanan sirkulasi memberikan kesempatan bagi pengguna yang ingin membaca buku di rumah atau di luar perpustakaan. Jasa yang diberikan perpustakaan yaitu meminjamkan buku kepada pengguna dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebijakan perpustakaan. Layanan peminjaman mandiri Self-Check-out adalah layanan yang disediakan bagi pengguna yang ingin meminjam koleksi perpustakaan. Sesuai dengan namanya, layanan peminjaman koleksi perpustakaan ini dilakukan oleh masing-masing pengguna secara individu melalui interaksi dengan mesin. Berbeda dengan peminjaman koleksi secara manual yang masih dibantu dengan interaksi antara pengguna dan pustakawan. Peminjaman koleksi dilakukan dengan menggunakan mesin layanan mandiri self service machine dengan teknologi Radio Frequency Identification RFID. 20 Mesin menampilkan instruksi pada layar untuk memandu pengguna. Kemudian mesin mengeluarkan slip receipt peminjaman yang dapat disimpan pengguna untuk referensi ketika ingin mengetahui batas waktu peminjaman.

2.7 Layanan Pengembalian Mandiri Self Service Check-Inreturns

Layanan pengembalian mandiri Self service Check-inreturns adalah layanan yang disediakan bagi pengguna yang ingin mengembalikan koleksi perpustakaan yang telah dipinjam. Sesuai dengan namanya, layanan pengembalian koleksi perpustakaan ini dilakukan oleh masing-masing pengguna secara individu melalui interaksi dengan mesin. Pengembalian koleksi secara mandiri dilakukan dengan menggunakan mesin layanan mandiri self service machine dengan teknologi Radio Frequency Identification RFID. Mesin menampilkan instruksi pada layar untuk memandu pengguna. Kemudian mesin mengeluarkan slip receipt pengembalian yang dapat disimpan pengguna untuk referensi.

2.8 Usabilitas Usability

Menurut Nielsen 1993 “Usability ketergunaan adalah suatu atribut yang digunakan untuk mengukur kualitas antarmuka interface yang digunakan”. Usability.gov mendefinisikan Usability adalah sebuah ukuran kualitas dari pengalaman pengguna ketika berinteraksi dengan sebuah produk atau system, yang dapat berupa sebuah halaman web, perangkat lunak, teknologi mobile, ataupun perangkat apapun. ISOIEC 9126-1, 2000 dalam Bevan 2000 memberikan definisi sebagai berikut: “Usability is the capability of the software product to be understood learned, used and attractive to the user, when used under specified condition.” Atau Usability adalah kemampuan sebuah produk perangkat lunak untuk dapat dipahami, 21 dipelajari, sesuatu yang biasa dan menarik bagi pengguna, saat digunakan dalam kondisi tertentu. Dalam International Organization for standardization ISO 9241 – 11, 1998 Usability adalah “sebagai tingkat dimana produk dapat digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuan efektivitas, efisiensi dan kepuasan dalam penggunaan pada konteks tertentu”. Sedangkan menurut IEEE std. 610, 12-1990 dalam Tatari dan ur-Rehman, 2011 mendefinisikan sebagai berikut: “Usability is the the easy with which a user can learn to operate, prepares inputs for, and interprets ouputs of a system or component”. Atau usability adalah kemudahan dimana pengguna dapat belajar untuk mengoperasikan, mempersiapkan input, dan menginterpretasikan output dari sistem atau komponen. Berdasarkan beberapa pengertian di atas usabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan sebuah produk dapat dipahami, dipelajari, digunakan, dan sejauh mana produk tersebut berhasil membantu pengguna mencapai tujuannya.

2.8.1 Karakteristik atau Atribut Usabilitas

Nielsen 2012 berpendapat bahwa atribut yang dapat dijadikan patokan dalam mengukur Usability, antara lain: • Learnability: How easy is it for users to accomplish basic tasks the first time they encounter the design? • Efficiency: Once users have learned the design, how quickly can they perform tasks? • Memorability: When users return to the design after a period of not using it, how easily can they reestablish proficiency? • Errors: How many errors do users make, how severe are these errors, and how easily can they recover from the errors? • Satisfaction: How pleasant is it to use the design? 22 Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa atribut yang dapat dijadikan patokan dalam mengukue Usability adalah: • Learnability mudah dipelajari: Seberapa mudahkan pengguna menyelesaikan tugas sederhana pada saat pertama kali penggunaan desain? • Efficiency efisiensi: Setelah pengguna mempelajari desain perangkat lunak, seberapa cepatkah mereka dapat menyelesaikan tugas? • Memorability mudah diingat: Ketika pengguna tidak menggunakan desain setelah beberapa waktu, seberapa mudahkan mereka mengembalikan keahlian mereka? • Errors jumlah kesalahan: Berapa kali pengguna membuat kesalahan, seberapa parahkah kesalahan tersebut, dan bagaimana mereka dapat memperbaiki kesalahan tersebut? • Satisfaction kepuasan: Seberapa memuaskankah desain tersebut menurut pengguna? 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan sebagai jantung Perguruan Tinggi merupakan salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar-mengajar mahasiswa dan dosen serta staf akademika lainnya yang memegang peranan sangat penting dalam memacu tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat. Sudah menjadi tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi menyediakan koleksi, mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, dan melaksanakan administrasi perpustakaan. Memberikan layanan merupakan tugas penting yang dilakukan langsung kepada pengguna, sehingga sudah seharusnya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pelayanan sebagai salah satu tugas perpustakaan Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk mewujudkan visi dan misi perpustakaan menjadikan pelayanan sebagai elemen penting untuk selalu ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan dimensi pelayanan yang ada menurut Haryono yang dikutip oleh Sarworini, 2008. Salah satu pelayanan perpustakaan yang berhubungan langsung dengan pengguna dan sering digunakan oleh pengguna adalah pelayanan sirkulasi, sehingga pelayanan sirkulasi dituntut untuk senantiasa memberikan layanan yang serba cepat. Saat ini perpustakaan ada yang menerapkan layanan sirkulasi dengan bantuan pustakawan, namun ada juga perpustakaan yang menerapkan layanan sirkulasi dengan sistem layanan mandiri self service. Pepustakaan yang menerapkan system layanan 2 mandiri ini akan sangat berbeda manajemennya dengan sistem layanan yang dilayani oleh pustakawan. Pelayanan sirkulasi di Perpustakaan Universitas Negeri Medan UNIMED menggunakan sistem otomasi dalam melaksanakan kegiatannya khususnya adanya layanan mandiri yang dapat dipakai pengguna secara langsung karena pada dasarnya pelayanan sirkulasi memerlukan sistem yang efisien dan mudah dijalankan agar pengguna dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat dan akurat yang pada akhirnya mampu meningkatkan tingkat efektivitas layanan. Penerapan teknologi berbasis layanan mandiri self service technology memiliki beberapa keunggulan yaitu: Bagi perpustakaan mempercepat penyampaian jasa, ketepatan, penyesuaian customization, mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas. Bagi pengguna self service technology juga memberikan beberapa keuntungan seperti penghematan waktu dan biaya, kontrol yang lebih tinggi pada pelayanan, memperpendek waktu tunggu, kemudahan lokasi, kesenangan dalam proses produksi dan kemudahan dalam penggunaaan. Penggunaan self service technology yang disebut sebagai self-help, yang mengacu pada teknologi yang memungkinkan pengguna untuk mempelajari, menerima informasi, melatih mereka sendiri dan memberikan pelayanan mereka sendiri dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas layanan yang disediakan perpustakaan kepada pengguna. Dari observasi awal diketahui bahwa terdapat beberapa kegiatan sirkulasi yang dapat dilakukan pengguna secara mandiri, yaitu kegiatan peminjaman mandiri dilakukan pengguna secara mandiri menggunakan layanan mandiri dengan alat yang bernama 3M Selfcheck V Series. Dalam penggunaan layanan ini pengguna membawa 3 kartu anggota perpustakaan dan buku yang akan dipinjam. Proses peminjaman dilakukan dengan scanning barcode kartu anggota dan barcode yang ada pada buku. Kegiatan pengembalian koleksi juga menggunakan layanan mandiri dengan alat yang bernama 3M Intelligent Return and Sorter System : FX Model 3M IRSS: FX Model. Pengguna yang akan mengembalikan koleksi buku memasukkan buku satu per satu ke dalam mesin, klik print receipt lalu membawa slip receipt yang keluar. Namun dalam penggunaan layanan mandiri oleh pengguna terjadi beberapa kesalahan error yaitu ketika pengguna selesai melakukan transaksi peminjaman dan akan membawa buku ke luar, detection system mendeteksi buku tersebut, karena pengguna salah meletakkan buku atau terbalik saat scanning barcode. Kesalahan lain terjadi pada pengguna yang melakukan peminjaman yaitu status buku terpinjam pada akun pengguna lain. Hal ini terjadi karena salah satu akun pengguna yang melakukan transaksi masih terbuka ketika pengguna lain melakukan transaksi peminjaman berikutnya. Selain itu, kesalahan juga terjadi ketika pengguna menggunakan layanan pengembalian buku mandiri yaitu ketika penguna ingin mengembalikan buku melalui layanan pengembalian buku mandiri, layar menampilkan pemberitahuan bahwa terjadi kesalahan sehingga tidak dapat dilakukan transaksi dan menyarankan pengguna untuk melapor ke pustakawan. Akibatnya, pengguna merasa kecewa karena transaksi harus dialihkan kepada pustakawan sehingga membutuhkan lebih banyak waktu karena transaksi dilakukan berulang. Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, peneliti ingin mengetahui tentang bagaimana usabilitas Usability layanan peminjaman buku mandiri dan layanan pengembalian buku mandiri di Perpustakaan UNIMED, maka peneliti 4 tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Usabilitas Layanan Peminjaman dan Pengembalian Buku Mandiri di Perpustakaan Universitas Negeri Medan”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimanakah usabilitas layanan peminjaman dan pengembalian buku mandiri di Perpustakaan Universitas Negeri Medan?

1.3 Tujuan Penelitian