2. Dasar Hukum Pengaturan Bank
Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan di Indonesia. Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum perbankan adalah hukum yang mengatur
segala sesuatu yang berhubungan dengan perbankan. Sumber hukum perbankan di Indonesia dapat dibedakan atas sumber hukum dalam arti formal maupun sumber
hukum dalam arti materil. Sumber hukum dalam arti materil adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum itu sendiri, sedangkan sumber hukum formal
tidak hanya terbatas pada sumber hukum tertulis, dimungkinkan adanya sumber hukum yang tidak tertulis.
98
Sumber hukum formal di Indonesia akan selalu menempatkan Undang-undang Dasar 1945 sebagai sumber utama. Sumber hukum
formal yang tertulis mengenai bidang perbankan antara lain sebagai berikut:
99
a. Undang-undang Dasar 1945 terutama Pasal 33
b. Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
c. Undang-undang No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia
d. Burgelijk Weboek Kitab Undang-undang Hukum Perdata
e. Wetboek van Koophandel Kitab Undang-undang Hukum Dagang
f. Undang-undang No.4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas
Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah. g.
Peraturan Pemerintah yaitu peraturan pelaksanaan dari Undang-undang Perbankan, seperti Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1992 tentang Bank Umun, Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1999 tentang
Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank.
98
E. Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1989, hlm. 84
99
Muhammad Djumhana, Op.Cit, hlm. 7
Universitas Sumatera Utara
Sumber hukum formal yang tidak tertulis antara lain adalah yurisprudensi, konvensi atau kebiasaan, doktrin, dan perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh para
pihak dalam kegiatan perbankan.
100
3. Fungsi Bank Sebagai Lembaga Keuangan
Yang menjadi fungsi utama bank di Indonesia seperti yang tercantum dalam Bab II Pasal 3 Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, adalah
“Sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Jadi dari yang di jelaskan diatas, bahwa bank itu bertugas untuk mengumpulkan dan menyalurkan dana yang
kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkannya ”. Dalam
perkembangan selanjutnya fungsi bank sebagai lembaga keuangan khususnya semakin bertambah yaitu bank berfungsi sebagai berikut:
101
a. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana-dana masyarakat atau
penerima kredit. Dalam pengertian ini bank menerima dana-dana yang berupa simpanan dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan
rekening giro. Dengan ini dapat dikatakan bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun dana dari pihak
ketiga.
b. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari masyarakat dalam
bentuk kredit atau sebagai lembaga pemberi kredit. Dengan ini dapat dikatakan bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara aktif.
c. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan
pembayaran uang. Hal ini diperlukan oleh nasabah tatkala ingin memperluas dan memerlukan
bantuan kredit dari bank. Fungsi pemberi jaminan mempersyaratkan agar bank secara moral dan yuridis dapat menjamin keamanan dana yang dipercayakan
100
Ibid
101
Johannes Ibrahim, Bank Sebagai Lembaga Intermediasi dalam Hukum Positif, Bandung: CV Utomo, 2003 hlm. 26
Universitas Sumatera Utara
kepadanya. Selain itu bank juga memiliki fungsi likuiditas mengandung arti bahwa bank mampu mengembalikan dana nasabahnya pada saat diperlukan.
Sesuai dengan Pasal 6 Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, maka fungsi ataupun usaha-usaha yang dapat dilakukan bank adalah:
102
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa giro, deposito berjangka, sertifikat, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
d. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun
untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. e.
Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah.
f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjam
dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana
lainnya.
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga. h.
Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
i. Melakukan tempat untuk menyimpan kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak. j.
Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di
bursa efek. k.
Kembali melalui pelelangan agunan semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank,
dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
l. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan
kegiatan wali amanat. m.
Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
peraturan pemerintah.
102
Pasal 6, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.
Universitas Sumatera Utara
n. Melakukan kegiatan yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang
tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Profil Bank SUMUT