BAB III PERJANJIAN KREDIT PADA BANK SUMUT
A. Aspek Hukum Perjanjian Kredit
Dalam kehidupan sehari-hari, kata kredit merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Perkataan kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat di
kota-kota besar, tetapi sampai di desa-desa kata kredit sudah sangat populer. Kegiatan perbankan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, terutama
dalam pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan bank yang sangat penting dan utama sehingga pendapatan dari kredit yang berupa bunga merupakan
komponen pendapatan paling besar dibandingkan dengan pendapatan jasa-jasa di luar bunga kredit yang biasa disebut dengan fee base income. Berbeda dengan
bank-bank di negara-negara yang sudah maju dimana laporan keuangannya menunjukan bahwa komponen pendapatan bunga dibandingkan dengan
pendapatan jasa-jasa perbankan lainnya sudah cukup berimbang.
69
1. Pengertian dan Unsur-unsur Kredit
Secara etimologi, kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu Credere yang mempunyai arti kepercayaan. Seseorang yang memperoleh kredit berarti
memperoleh kepercayaan.
70
Dalam bahasa Belanda disebut juga dengan Vertrouwen.
71
Pihak yang memberikan kredit kreditur percaya bahwa penerima
69
Ruddy Tri Santoso, Op.Cit, hlm. 5
70
Edy Putra, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Yogyakarta: Liberty, 1989, hlm. 1
71
Ibid
Universitas Sumatera Utara
kredit debitur di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan baik meyangkut jangka waktunya, maupun prestasi dan kontra
prestasinya.
Dilihat dari sudut pandang ekonomi, kredit diartikan sebagai penundaan pembayaran. Maksudnya pengembalian atas penerimaan uang atau suatu barang
tidak dilakukan bersamaan pada saat menerimanya, akan tetapi pengembaliannya dilakukan pada masa tertentu yang akan datang.
72
Di dalam Pasal 1 angka 11 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
mendefinisikan kredit sebagai berikut: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga”.
Beberapa sarjana mengemukakan pendapatnya sehubungan dengan pengertian kredit, adapun pendapat para sarjana mengenai pengertian kredit
adalah sebagai berikut:
72
Ibid, hlm. 2
Universitas Sumatera Utara
Savelberg menyatakan kredit mempunyai arti antara lain sebagai berikut:
73
a. Sebagai dasar dari setiap perikatan verbintenis dimana
seseorang berhak menuntut sesuatu dari orang lain. b.
Sebagai jaminan, dimana seseorang menyerahkan sesuatu kepada orang lain dengan tujuan untuk memperoleh kembali
apa yang diserahkan itu. J. A. Levy merumuskan arti hukum dari kredit sebagai berikut:
74
“Menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Penerima kredit berhak mempergunakan pinjaman itu
untuk keuntungannya dengan kewajiban mengembalikan jumlah pinjaman itu dibelakang hari.”
M. Jakile mengemukakan bahwa kredit adalah:
75
“Suatu ukuran kemampuan dari seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai ekonomis sebagai ganti dari janjinya untuk membayar kembali
hutangnya pada tanggal terten tu”.
Menurut OP. Simorangkir berpendapat:
76
“Kredit adalah pemberian prestasi misalnya uang, atau barang dengan balas prestasi kontra prestasi akan terjadi pada waktu mendatang
”.
73
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991, hlm. 21-22
74
Ibid
75
Ibid, hlm. 22
76
OP. Simorangkir, Seluk Beluk Bank Komersial, Jakarta: Aksara Persada Indonesia, 1988, hlm. 91
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan
dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu pada waktu yang akan datang, disertai dengan kontra prestasi berupa bunga, imbalan atau hasil keuntungan.
Dari uraian diatas, terdapat adanya beberapa unsur dalam kredit, maka unsur-unsur dalam kredit adalah:
77
a. Kepercayaan:
Yaitu suatu keyakinan dari pihak kreditur bahwa prestasi yang diberikannya berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali yaitu dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
b. Jangka waktu:
Yaitu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu
jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.
c. Degree of risk:
Yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya
jangka waktu.
Pengembalian kredit
akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macetnya
pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar pula resikonya. Resiko ini menjadi
tanggungan bank, baik resiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa
ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya. Dengan adanya unsur
resiko inilah maka timbul jaminan dalam pemberian kredit.
d. Prestasi:
Atau obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat bentuk barang atau jasa.
2. Tujuan dan Fungsi Kredit