Tujuan dan Fungsi Kredit

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu pada waktu yang akan datang, disertai dengan kontra prestasi berupa bunga, imbalan atau hasil keuntungan. Dari uraian diatas, terdapat adanya beberapa unsur dalam kredit, maka unsur-unsur dalam kredit adalah: 77 a. Kepercayaan: Yaitu suatu keyakinan dari pihak kreditur bahwa prestasi yang diberikannya berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali yaitu dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. b. Jangka waktu: Yaitu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. c. Degree of risk: Yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu. Pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macetnya pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar pula resikonya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya. Dengan adanya unsur resiko inilah maka timbul jaminan dalam pemberian kredit. d. Prestasi: Atau obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat bentuk barang atau jasa.

2. Tujuan dan Fungsi Kredit

Tujuan kredit di dasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya berusaha memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena pemberian 77 Thomas Suyanto, Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta: Gramedia, 1990, hlm. 12-13 Universitas Sumatera Utara kredit dimasudkan untuk memperoleh keuntungan, maka bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk kredit jika kreditur benar-benar yakin bahwa nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang diterimanya. Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank adalah sebagai berikut: 78 a. Mencari keuntungan: Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. b. Membantu usaha nasabah: Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, investasi maupun dana untuk modal kerja untuk dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu pemerintah: Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik. Semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor. Berikutnya akan dibahas mengenai fungsi suatu kredit, fungsi kredit itu antara lain adalah sebagai berikut: 79 a. Untuk meningkatkan daya guna uang: Seperti yang diketahui bahwa simpanan uang para nasabah pada suatu bank dapat berupa giro, deposito, atau tabungan. Uang tersebut pada presentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank dalam usaha peningkatan produktifitas. Dalam hal ini memberikan arti bahwa para debitur yang 78 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 96 79 Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 16 Universitas Sumatera Utara menikmati kredit dari bank, mempergunakan kredit tersebut untuk memperluas atau memperbesar usahanya, baik untuk peningkatan rehabilitasi, ataupun untuk memenuhi usaha baru. Dengan demikian dana yang ada di bank tersebut tidak mengendap atau diam, tetapi disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat. b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang: Kredit yang disalurkan oleh bank akan menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya, seperti cek, giro bilyet, wesel, dan sebagainya. Melalui kredit peredaran uang charteal maupun uang giral akan lebih berkembang oleh karena kredit menciptakan kegairahan berusaha, sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kwalitatif maupun secara kwantitatif. c. Untuk meningkatkan daya guna barang: Dengan adanya bantuan kredit dari bank, akan dapat membantu produsen untuk memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi, sehingga daya guna dari bahan tersebut meningkat. Misalnya dengan peningkatan daya guna kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapa atau minyak goreng, peningkatan daya guna benang tekstil dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara d. Sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional: Para debitur yang memperoleh kredit tentu saja berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usahanya berarti peningkatan profit. Bila keuntungan ini dikembalikan lagi, dalam arti dikembalikan ke dalam struktur modal, maka peningkatan akan berlangsung terus menerus. Dengan pendapatan yang terus meningkat, berarti adanya peningkatan pembayaran pajak oleh pihak debitur. Di lain pihak, kredit yang disalurkan untuk merangsang pertambahan kegiatan ekspor akan meghasilkan pertambahan devisa bagi negara. Apabila setiap pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal, dan buruh atau karyawan mengalami peningkatan pendapatan, maka pendapatan negara melalui pajak akan bertambah, penghasilan devisa bertambah, dan penggunaan devisa untuk komsumsi berkurang, dengan demikian secara langsung atau tidak, melalui pemberian kredit akan menambah pendapatan nasional. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi: Dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa Negara. Universitas Sumatera Utara f. Untuk menigkatkan gairah usaha: Setiap manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi, yaitu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi oleh peningkatan kemampuan. Karena itu pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank, dengan perjanjian kredit, kemudian dipergunakan untuk memperbesar volume usaha dan produktifitasnya. g. Sebagai alat penghubung ekonomi internasional: Bank sebagai lembaga pemberi kredit tidak saja bergerak di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. seperti yang diketahui bahwa negara-negara maju demi persahabatan antara negara- negara banyak memberikan bantuan kepada negara yang sedang berkembang. Bantuan-bantuan tersebut tercemin dalam bunga relatif kecil atau murah, dan jangka waktu penggunaan yang panjang. Melalui bantuan kredit antara negara inilah maka hubungan antar negara pemberi kredit dan negara penerima kredit akan bertambah erat terutama yang mengenai hubungan perekonomian dan perdagangan. 80 80 Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, Yogyakarta: Andi, 2000, hlm. 4 Universitas Sumatera Utara

3. Fungsi Perjanjian Kredit Bagi Para Pihak.