commit to user
Perkecambahan dan munculnya semai memerlukan suatu energi yang tinggi lewat respirasi cadangan makanan biji. Energi dalam ikatan kimia pada
karbohirat, lemak, dan protein dilepaskan oleh pencernaan dan fosforilasi oksidatif menghasilkan ATP berenergi tinggi. Hormon giberelin berperan penting
dalam hidrolisis cadangan makanan Gardner, 1991: 293-294. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan dibedakan menjadi
faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi tingkat kemasakan benih benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak
mempunyai viabilitas tinggi, ukuran benih benih yang berukuran besar mengandung cadangan makanan lebih banyak dan embrionya lebih besar,
sehingga tingkat perkecambahannya akan baik, dormansi disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi dengan perlakuan khusus benih dapat dirangsang untuk
berkecambah, dan penghambat perkecambahan larutan dengan tingkat osmotik tinggi, herbisida, coumarin, auxin, sianida, fluorida. Faktor luar meliputi air,
temperatur optimum untuk perkecambahan yaitu 26,5-35 C, cahaya, dan media
perkecambahan Sutopo, 2004: 25-38. Benih yang baru saja dipanen sangat rentan terhadap kerusakan, karena
memiliki kadar air yang sangat tinggi. Kadar air tinggi merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga penanganan kadar air benih
dengan benar dapat membatasi terjadinya kerusakan.
b. Dormansi Benih
Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang yang secara umum
dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan Sutopo, 2004: 30. Dormansi yaitu suatu keadaan pertumbuhan yang tertunda atau keadaan
istirahat, merupakan kondisi yang berlangsung selama suatu periode yang tidak terbatas walaupun berada dalam keadaan yang mengguntungkan untuk
perkecambahan Gardner, 1991: 304. Dormansi pada benih dapat berlangsung beberapa periode tergantung pada
jenis tanaman dan tipe dormansinya. Pertumbuhan tidak akan terjadi sebelum masa dormansinya, atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus. Dormansi
commit to user
pada benih dapat disebabkan keadaan fisik maupun keadaan fisiologis atau kombinasi keduanya. Kulit biji yang impermeable terhadap air dan gas sering
dijumpai pada benih-benih leguminosae.
Tipe-Tipe Dormansi Benih
1 Mekanisme fisik meliputi:
a Impermeabilitas kulit biji terhadap air yaitu benih-benih yang
termasuk dalam tipe dormansi ini disebut sebagai benih keras karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade
berdinding tebal terutama di permukaan paling luar, dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula. b Resistensi mekanis kulit biji
terhadap pertumbuhan embrio yaitu kulit biji cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan embrio, jika kulit biji dihilangkan, maka embrio akan tumbuh
dengan segera. c Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas, perkecambahan akan terjadi jika kulit biji dibuka atau jika tekanan oksigen di
sekitar benih ditambah. Merupakan dormansi yang mekanisme penghambatannya disebabkan oleh organ biji itu sendiri, terbagi menjadi mekanis embrio tidak
berkembang karena dibatasi secara fisik, fisik penyerapan air terganggu karena kulit biji yang impermeabel, dan kimia bagian bijibuah mengandung zat kimia
penghambat. 2
Mekanisme fisiologis Merupakan dormansi yang disebabkan oleh terjadinya hambatan dalam
proses fisiologis; terbagi menjadi photodormancy proses fisiologis dalam biji terhambat oleh keberadaan cahaya, immature embryo proses fisiologis dalam
biji terhambat oleh kondisi embrio yang tidakbelum matang, dan thermodormancy proses fisiologis dalam biji terhambat oleh suhu.
Cara Mematahkan Dormansi Benih
1 Perlakuan Mekanis Perlakuan ini digunakan untuk memecahkan masa dormansi yang
disebabkan impermeabilitas kulit biji baik terhadap air maupun gas yaitu dengan skarifikasi mencakup cara seperti mengikir, menggosok kulit biji dengan
commit to user
ampelas,dan melubangi kulit biji dan tekanan memberikan tekanan hidraulik terhadap biji.
2 Perlakuan Kimia Perlakuan menggunakan bahan kimia bertujuan agar kulit biji menjadi
lebih mudah untuk air saat imbibisi.Larutan yang biasa digunakan adalah asam sulfat dan asam nitrat. Perlakuan hormon seperti asam giberelat dan sitokinin
bertujuan untuk merangsang perkecambahan. 3 Perlakuan perendaman dengan air
Beberapa jenis benih diberi perlakuan perendaman dalam air panas bertujuan memudahkan penyerapan air.
4 Perlakuan pemberian temperatur tertentu yaitu stratifikasi memberikan temperatur rendah pada keadaan lembab untuk menghilangkan bahan-bahan
penghambat pertumbuhan serta perlakuan dengan temperatur rendah dan tinggi keadaan dormansi pada beberapa benih dapat diatasi dengan pemberian efek dari
temperatur rendah dan agak tinggi. 5 Perlakuan dengan cahaya
Pengaruh cahaya terhadap benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari. Penggunaan cahaya merah
lebih efektif dalam memecahkan masa dormansi. Gardner 1991: 313 menyatakan bahwa perkecambahan dapat terjadi
melalui peningkatan bahan perangsang pertumbuhan maupun penurunan penghambat pertumbuhan. Perlakuan dengan giberelin dapat menggantikan
kebutuhan akan cahaya pada biji fotoblastik dan mengganti kebutuhan akan suhu dingin pada biji yang membutuhkan stratifikasi. Pengaruh giberelin dapat
menghilangkan dormansi. Yucel dan Yilmaz 2009: 124-127 dalam penelitiannya menyatakan
bahwa GA
3
sangat efektif dalam menggantikan pengaruh pemanasan dan tekanan salinitas pada perkecambahan biji selada dan barley. Perkecambahan pada biji
Salvia cyanescens, perkecambahan tertinggi pada pemberian 1 GA
3
. Biji Plantago lanceolata mengalami kenaikan persentase perkecambahan setelah
pemberian GA3 100-400 ppm. Plantago lanceolata dapat digunakan untuk
commit to user
membantu proses penyembuhan emollient, expectorant, antimi
lanceolata mulai dibudidayakan
c. Giberelin