commit to user
5 GA
3
20 ppm 20 X
20 ppm sebanyak 100 ml: = 1000 100
X = 2 mg Jadi 2 mg hormon giberelin dilarutkan dengan etanol sebanyak 1 ml, kemudian
dicampur dengan 100 ml aquadest.
c. Perendaman Biji
Langkah berikutnya yaitu setelah biji siap maka dilanjutkan dengan perendaman biji tersebut. Biji direndam dalam larutan hormon pada masing-
masing konsentrasi selama 1 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam, dan 8 jam. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hyung T. Choe 1972 pada biji
Pisum sativum yang mempunyai struktur biji hampir sama dengan Mucuna preriens karena termasuk famili leguminosae.
d. Penyiapan Media
Media perkecambahan yang digunakan adalah arang sekam, tanah yang sudah diayak, dan kompos dengan perbandingan 1: 1: 1. Bahan-bahan tersebut
dicampur sampai merata dan ditempatkan pada polibag sebanyak ½ bagian ± ½ kg polibag.
e. Penanaman Biji
Biji direndam dalam larutan hormon GA
3
selama 1 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam, dan 8 jam pada masing-masing konsentrasi, kemudian biji-biji tersebut
diangkat dan diangin-anginkan sampai kering. Setelah kering, biji-biji tersebut direndam dalam larutan fungisida selama 2-3 menit untuk menghindari jamur
selama perkecambahan. Setiap polibag terdiri dari 5 biji yang ditanam dengan jarak 3-4 cm. Biji yang sudah tertanam semua kemudian ditutup lagi dengan
media secara tipis, lalu disiram dengan air sebanyak ± 50 ml.
f. Pemeliharaan
Polibag-polibag yang sudah berisi biji-biji yang sudah ditanam kemudian ditempatkan pada rumah kaca dengan paparan sinar matahari yang tidak terlalu
commit to user
banyak. Pemeliharaan yang dilakukan berupa penyiraman yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut. Media yang ada dalam polibag jika terlihat
tidak terlalu kering maka tidak dilakukan penyiraman karena jika terlalu basah dikhawatirkan biji akan busuk. Media yang ditumbuhi gulma perlu dibersihkan.
g. Transplanting
Bibit yang sudah memiliki 2-3 helai daun, memiliki batang yang kokoh, warna daunnya bagus, dan tidak terkena penyakit dapat segera dipindahkan ke
areal penanaman yang sesungguhnya.
h. Pengamatan Perkecambahan
Perkecambahan yang diamati meliputi : 1 Persentase Perkecambahan Germination Percentage
Jumlah kecambah normal yang dihasilkan Perkecambahan = X 100
Jumlah contoh benih yang diuji 2 Laju Perkecambahan Germination Rate
N
1
T
1
+ N
2
T
2
+ …………..N
x
T
x
Rata-rata Hari = Jumlah total benih yang berkecambah
Dimana: N = Jumlah benih yang berkecambah pada satuan waktu tertentu
T = Menunjukkan jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan akhir dari interval tertentu suatu pengamatan.
2. Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan identifikasi masalah dari hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti mengajukan alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan
pendekatan CTL yang disertai penggunaan modul untuk meningkatkan keterampilan proses pada aspek mengamati, mengklasifikasikan, menggunakan
commit to user
alat dan bahan, melaksanakan eksperimen, dan berkomunikasi. Tahap ini peneliti menyusun instrumen penelitian yang akan digunakan. Instrumen dalam penelitian
meliputi: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, soal pre-tes, soal post-tes, penyusunan modul, LKS petunjuk praktikum, lembar observasi, angket, pedoman
wawancara, dan dokumentasi. Modul hasil penelitian disusun berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
penelitian di laboratorium. Sebelum menyusun modul, peneliti terlebih dahulu melakukan eksperimen di laboratorium. Penelitian yang dilakukan yaitu upaya
untuk mempercepat perkecambahan biji koro benguk Mucuna pruriens dengan pemberian hormon asam giberelat GA
3
. Selama eksperimen berlangsung, peneliti memantau perkembangan perkecambahan setiap hari. Peneliti juga
mengambil dokumentasi dan data yang dibutuhkan setiap hari sampai batas pengambilan data selesai. Data dan dokumentasi yang telah dikumpulkan
kemudian dianalisis dan dijadikan dasar dalam pembuatan modul sebagai sumber belajar bagi siswa.
Susunan modul disesuaikan dengan kriteria penyusunan modul menurut Mulyasa 2005: 150 yang terdiri atas pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes
awal, pengalaman belajar, sumber belajar, dan tes akhir. Penyusunan modul disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan perkembangan kegiatan belajar
mengajar.
b. Tahap Pelaksanaan