commit to user
FC =
-------------------------------------- X 100
Kapasitas Fiskal Standar KFs
Jumlah PDRB Jumlah Penduduk KFs
= ------------------------------------------- Jumlah Kabupaten Di Indonesia
Semakin tinggi rata-rata kapasitas fiskal FC suatu daerah maka kemampuan daerah dalam mendanai kebutuhannya semakin memadai.
d. Rasio Upaya Fiskal Tax Effort dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Δ PAD
e = ----------
Δ PDRB
dimana e adalah elastisitas dan Δ adalah perubahan.
Semakin elastis PAD suatu daerah yang dipengaruhi oleh naiknya PDRB suatu daerah, maka struktur PAD di suatu daerah semakin membaik.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 tahun 1958 lembaran Negara Nomor 115 tahun 1958 Provinsi Sunda kecil dipecah menjadi daerah Swatantra tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur NTT. Kabupaten Timor Tengah Utara TTU yang terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 69 tahun 1958 lembaran Negara tahun
1958 Nomor 122. Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 691958 tentang
commit to user
pembentukan daerah-daerah tingkat II, maka daerah swantara tingkat I NTT dibagi menjadi 12 daerah swantara tingkat II termasuk daerah tingkat II TTU. Antara tahun 1958-1960
anggaran belanja untuk para swapraja belum dicabut dan baru pada 1 Januari 1961 disatukan dalam Anggaran Belanja Daerah Tk. II TTU berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTT nomor 81Des.65223 tanggal 15 Desember 1960. Secara astronomis posisi Kabupaten Timor Tengah Utara TTU terletak antara 9
02 48 LS - 9
37 36 LS dan antara 124 04 02 BT-124
46 00 BT. Batas-batas wilayah administratif adalah sebelah Selatan berbtasan dengan wilayah Kabupaten Timor Tengah
Selatan, sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Ambenu Negara Timor Leste dan Laut Sawu, sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kupang dan Timor Tengah
Selatan, serta sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Belu. Wilayah Kabupaten TTU merupakan daerah daratan dengan luas 2 669,70 km
2
atau hanya sekitar 5,6 dari luas daratan Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sedangkan sebagian
wilayah TTU yang berbatasan dengan laut sawu atau lazim dikenal dengan sebutan wilayah pantura memiliki luas lautan + 950 km
2
dengan panjang garis pantai 50 km. Dilihat dari aspek rona fisik tanah, wilayah dengan kemiringan kurang dari 40
meliputi areal seluas 2 065,19 km
2
atau 77,4 dari luas wilayah TTU, sedangkan sisanya 604,51 km
2
atau 22,6 mempunyai kemiringan lebih dari 40 . Wilayah dengan kemiringan kurang dari 40 sebagian besar berada pada ketinggian kurang dari 500 m dari
permukaan laut yakni seluas 1676,51 km
2
atau 62,8 . Dari Lembaga Penelitian Tanah LPT IPB Bogor, mengatakan bahwa di Kabupaten
TTU dapat ditemukan tiga jenis tanah yaitu litosal, tanah kompleks dan grumosal. Tanah
commit to user
litosal meliputi areal seluas 1 666,96 km
2
atau 62,4 ; tanah kompleks seluas 479,48 km
2
atau 18,0 dan tanah grumosal 522,26 km
2
atau 19,6 dari luas wilayah TTU. Dipandang dari aspek topografis, sebanyak 177,60 km
2
6,63 memiliki ketinggian kurang dari 100 m dari atas permukaan laut; sementara 1.499,45 km
2
56,17 berketinggian 100-500 m dan sisanya 993,19 km
2
37,20 adalah daerah dengan ketinggian diatas 500 m.
Dari 163 desakelurahan yang ada 2004, hanya 9 desa diantaranya yang secara geografis letak wilayahnya dikategorikan sebagai desadaerah pantai yakni desa Oepuah
Biboki Selatan, Humusu C dan Oesoko Insana Utara serta Nonotbatan, Maukabatan, Tuamese, Oemanu, Motadik, dan Ponu Biboki Anleu, sedangkan sisa 154 desa lainnya
yang tersebar di 9 wilayah kecamatan yang ada merupakan desadaerah bukan pantai. Seperti halnya pada tempat lain di Nusa Tenggara Timur, Kabupaten TTU dikenal
adanya dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Desember-April biasanya curah hujan relatif cukup memadai, sedangkan bulan Mei-Nopember sangat jarang
terjadi hujan, dan kalaupun ada biasanya curah hujan di bawah 50 mm. Pada tahun 2006, berdasarkan hasil rekaman stasiun pencatat yang masih berfungsi, rata-rata jumlah hari hujan
di Kabupaten TTU sebanyak 50 hari dengan curah hujan 1 276 mm. Sedangkan Pada tahun 2007, rata-rata jumlah hari hujan di Kabupaten TTU sebanyak 58 hari dengan curah hujan
sebesar 11 876 mm. Luas wilayah kabupaten TTU dirinci per kecamatan dapat di lihat dalam tabel dibawah
ini.
Tabel 4.1 . Luas Daerah Kabupaten TTU menurut Kecamatan Tahun 2008
commit to user
K e c a m a t a n Luas wilayah km
2
Persentase terhadap
luas Kabupaten
1. Miomaffo Barat 447,30
16,75 2. Miomaffo Timur
447,33 16,75
3. Noemuti 211,37
7,92 4. Kota Kefamenanu
79,00 2,96
5. Insana 559,08
20,94 6. Insana Utara
106,72 4,00
7. Biboki Selatan 349,10
13,08 8. Biboki Utara
263,40 9,87
9. Biboki Anleu 206,40
7,73
Kabupaten TTU 2 669,70
100,00
Sumber : BPN Kabupaten TTU data di olah
Sedangkan batas – batas wilayah dari seluruh kecamatan di Kabupaten TTU adalah :
Tabel 4.2. Batas Wilayah Kecamatan di Kabupaten TTU Tahun 2008 K e c a m a t a n
Batas Wilayah
Utara Selatan
Timur Barat
1.Miomaffo Barat Timor
Leste, Miomaffo
Timur Kab. TTS
Miomaffo Timur, Noemuti
Kab. Kupang
2.Miomaffo Timur
Insana Utara Miomaffo
Barat, Noemuti
Insana Utara,
Insana, Kota
Kefamenanu Timor Leste,
Miomaffo Barat
3. Noemuti Miomaffo
Timur, Kota Kefamenanu
Kab. TTS Kab. TTS
Miomaffo Barat
4.Kota Kefamenanu
Miomaffo Timur
Miomaffo Timur,
Noemuti Insana
Miomaffo Timur
commit to user
5. Insana Insana
Utara, Biboki
Selatan Kota
Kefamenanu, Kab. TTS
Kab. Belu Miomaffo
Timur, Kota
Kefamenanu 6. Insana Utara
Laut Sawu Insana
Insana, Biboki
Selatan Miomaffo
Timur, Timor Leste
7. Biboki Selatan Laut Sawu,
Biboki Anleu,
Biboki Utara
Insana Biboki
Anleu, Biboki
Utara, Kab. Belu
Insana Utara, Insana
8. Biboki Utara Biboki
Anleu Biboki
Selatan Kab. Belu
Biboki Anleu 9. Biboki Anleu
Laut Sawu Biboki
Selatan, Biboki Utara
Kab. Belu Biboki
Selatan Sumber: BPN Kabupaten TTU data di olah
B. GAMBARAN KONDISI PEREKONOMIN KABUPATEN TTU 1. Struktur Ekonomi