KAJIAN EMPIRIS A. PERUBAHAN DASAR HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

commit to user implementasinya. Lebih banyak informasi saling memberikan, lebih mudah pula bagi proses legalitas diantara ketiganya. Institusi yang ada diantara ketiga sektor tersebut dengan menggunakan prinsip tersebut menjadi akan lebih responsif dan kesamaan kedudukan diantara ketiganyapun akan lebih mudah ditegakkan. Dengan cara yang sama prinsip-prinsip lainnya dari good governance akan menghasilkan penyelenggaraan kegiatan kearah yang dituju, sesuai dengan porsinya masing-masing.

2. KAJIAN EMPIRIS A. PERUBAHAN DASAR HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Perjalananan penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah di Indonesia sebenarnya telah dimulai semenjak tahun 1974 yang ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Namun demikian, Undang-undang ini tidak terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Seiring dengan perubahan iklim politik yang ditandai dengan terjadinya reformasi penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 1998 maka tuntutan terhadap otonomi daerah yang lebih luas dapat terwujud yang ditandai dengan diberlakukannya Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Transisi kebijakan otonomi daerah selanjutnya ditandai dengan perubahan payung hukum penyelenggaraan otonomi daerah dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Perubahan terhadap payung hukum penyelenggaraan pemerintahan daerah selanjutnya membawa konsekuensi terhadap penyesuaian sub-sistem dan prosedur penyelenggaraan kepemerintahan di daerah, termasuk dalam hal ini sistem dan prosedur commit to user pengelolaan keuangan daerah. Masa pemberlakuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, sumber hukum utama penyelenggaraan keuangan daerah pada awalnya diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975 Tentang Pengurusan. Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1975 Tentang tentang Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Selanjutnya pengaturan tersebut dibakukan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri yaitu Permendagri Nomor 900099 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 020-595 tentang Manual Administrasi Barang Daerah, dan Permendagri Nomor 970 tentang Manual Administarsi Pendapatan Daerah. Dalam masa pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, Penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang kemudian diatur lebih teknis dengan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD. Seiring dengan transisi penyelenggaraan otonomi daerah yang ditandai dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan diberlakukannya paket perundangan tentang reformasi pengelolaan keuangan negara telah membawa implikasi terhadap perubahan sistem pengelolaan keuangan daerah. Beberapa perundangan utama yang mengatur tentang tata kelola pengelolaan keuangan daerah diantaranya adalah ; Undang-Undang Nomor 17 Tentang Keuangan Negara, PP Nomor 58 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan commit to user Keuangan Daerah yang terakhir terakhir di revisi dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan atas Perrmendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

B. PERUBAHAN SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN APBD 1. Sistem Penganggaran