Perubahan Struktur APBD PERUBAHAN SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN APBD 1. Sistem Penganggaran

commit to user formulir RKASKPD Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah. RKASKPD yang telah diisi oleh SKPD selanjutnya diserahkan kepada tim anggaran Pemerintah Daerah untuk ditelaah dan diperbaiki serta direkapitulasi menjadi rancangan awal APBD. Rancangan awal APBD selanjutnya dibahas di Panitia Anggaran yang beranggotakan Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Tim Anggaran Legislatif untuk dijadikan rancangan akhir APBD yang siap diserahkan kepada pemerintah atasan Propinsi untuk KabupatenKota dan Depdagri untuk Propinsi untuk dievaluasi. Hasil evaluasi dari pemerintah atasan selanjutnya diserahkan kembali kepada Pemerintah Daerah untuk diperbaiki serta dijadikan Peraturan Daerah Tentang APBD.

3. Perubahan Struktur APBD

Sesuai dengan ketetapan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 maka azas penganggaran yang dianut adalah anggaran berimbang dan dinamis dimana harus ada perimbangan antara pendapatan dan belanja serta tidak dimungkinkan adanya hutang dan pembiayaan yang mungkin dapat menjadi penyeimbang surplus atau defisit anggaran. Dengan demikian, struktur APBD pada masa itu hanya terdiri dari Pendapatan dan Belanja. Pendapatan terdiri dari Sisa lebih tahun lalu, Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Sumbangan dan Bantuan serta Penerimaan Pembangunan. Sedangkan belanja terdiri dari belanja rutin dan belanja pembangunan. Struktur APBD yang diamanatkan Kepemendagri nomor 29 tahun 2002, Permendagri nomor 13 tahun 2006 dan Permendagri nomor 59 nomor 2007 menganut azas surplusdefisit anggaran, dimana dimungkinkan adanya pos pembiayaan untuk mengakomodasi kondisi anggaran surplus ataupun defisit. Dengan demikian, struktur commit to user APBD pasca reformasi terdiri dari Pendapatan, Belanja dan pembiayaan. Pendapatan Terdiri dari; Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta Pendapatan Lain-Lain. Selanjutnya perbedaan struktur anggaran antara yang diamanatkan oleh Kepemendagri nomor 29 tahun 2002 dengan yang diamantkan oleh Permendagri nomor 13 tahun 2006 dan Permendagri nomor 59 tahun 2007 adalah pada struktur belanja sedangankan struktur pendapatan dan pembiayaannya sama. Pada APBD versi Kepemendagri Nomor 29 tahun 2002, belanja terdiri dari belanja Aparatur publik dan publik yang dibagi kedalam jenis belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan serta belanja modal. Sedangkan pada APBD versi Permendagri nomor 13 tahun 2006 dan Permendagri nomor 59 tahun 2007, belanja hanya dikategorikan kedalam belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja Langsung adalah belanja yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan dan pembangunan, sedangkan belanja tidak langsung terkait dengan belanja pegawai berupa gaji dan tunjangan yang tidak terkait dengan penyelenggaraan pelayanan dan pembangunan.

C. PERUBAHAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH