commit to user
Diagram 4.10. Trend Perkembangan PAD terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten TTU tahun 1996-2005.
D iag ram P endapatan A s li D aerah P A D terhadap T otal P enerimaan D aerah T P D di K abupaten T T U
T ahun 1996-2005
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
1996199719981999200020012002200320042005 T rend P A D terhadap
T P D K abupaten T T U
2. Persentase Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak BHPBP terhadap Total Penerimaan Daerah TPD
Sebelum Otonomi
Daerah Sesudah
Otonomi Daerah
Sebelum Otonomi
Daerah Sesudah
Otonomi Daerah
commit to user
Hasil perhitungan persentase Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak BHPBP terhadap Total Penerimaan Daerah TPD dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 4.25. Persentase Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak BHPBP Terhadap Total Penerimaan Daerah TPD Tahun 1996-2005
Tahun Persentase
BHPBP thdp TPD
Rata-Rata Kriteria
Keterangan
19961997 10,39
10,07 Kurang
Sebelum Otonomi
Daerah
19971998 11,17
19981999 11,32
19992000 10,13
2000 7,35
2001 5,29
5,65 Sangat
Kurang Sesudah
Otonomi Daerah
2002 5,54
2003 5,74
2004 6,12
2005 5,58
Sumber : Bagian Keuangan Setda TTU, 2010 data di olah.
Tolak ukur kriteria kemampuan daerah menurut hasil Litbang Depdagri- Fisipol UGM Munir, 2002 dalam J.P Saragih 2003 : 106 adalah :
commit to user
- Rasio BHPBP terhadap TPD adalah 0 – 10 = Sangat Kurang
- Rasio BHPBP terhadap TPD adalah 10 - 20 = Kurang
- Rasio BHPBP terhadap TPD adalah 20 -30 = Sedang
- Rasio BHPBP terhadap TPD adalah 30 - 40 = Cukup
- Rasio BHPBP terhadap TPD adalah 40 – 50 = Baik
- Rasio BHPBP terhadap TPD adalah 50 = Sangat Baik
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa prosentase BHPBP terhadap TPD di Kabupaten TTU pada masa sebelum otonomi daerah, yaitu pada tahun anggaran
19961997 sampai 2000 lebih besar jika dibadingkan pada masa sesudah otonomi daerah diberlakukan yaitu tahun anggaran 2001 sampai 2005. Hal tersebut ditunjukkan
dari rata-rata persentase BHPBP terhadap TPD pada masa sebelum otonomi daerah mencapai 10,07 , sedangkan pada masa sesudah otonomi daerah yang hanya
mencapai 5,65 . Apabila dilihat dari angka persentase BHPBP terhadap TPD dari tahun anggaran ke tahun anggaran, pada masa sebelum otonomi daerah selalu
mengalami kenaikan.ini berarti bahwa pada masa sebelum otonomi daerah kontribusi BHPBP terhadap TPD sesuai dengan kriteria yang ada Kurang yang rata-rata
persentasenya berada di antara 10- 20 yakni 10,07 . Sedangkan kontribusi BHPBP terhadap TPD sesudah otonomi sesuai dengan kriteria yang terlihat sangat kurang
yang rata-rata persentasenya berada dibawah 10 yakni 5,65 . Hal tersebut diatas umumnya disebabkan karena tidak adanya potensi sumber daya
alam di Kabupaten TTU yang dapat diandalkan sebagai sumber yang dapat mendongkrak peningkatan penerimaan daerah. Padahal sumber penerimaan daerah
melalui Bagi Hasil Bukan Pajak akan cukup besar untuk daerah yang memiliki potensi
commit to user
sumber daya alam yang cukup besar pula. Jadi dapat disimpulkan bahwa desentralisasi fiskal tingkat kemandirian daerah yang dilihat dari persentase BHPBP terhadap TPD
pada masa sebelum otonomi daerah lebih besar dibandingkan pada masa sesudah otonomi daerah. Dengan kata lain bahwa desentralisasi fiskal tingkat kemandirian
pada masa sesudah otonomi daerah diberlakukan menjadi melemah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat trend persentase perkembangan Bagi Hasil Pajak
dan Bukan Pajak terhadap total penerimaan Daerah Kabupaten TTU dari tahun 1996 – 2005 dalam Grafik dan Diagram dibawah ini.
Grafik 4.11. Trend Perkembangan BHPBP terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten TTU tahun 1996-2005.
Diagram 4.11. Trend Perkembangan BHPBP terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten TTU tahun 1996-2005.
Sebelum Otonomi
Daerah Sesudah
Otonomi Daerah
commit to user
3. Persentase Sumbangan Daerah SB terhadap Total Penerimaan Daerah TPD .