16
spesialisasi, dan tentunya hasil audit laporan yang dihasilkan juga pasti berbeda.
Auditor yang memiliki spesialisasi dalam bidang tertentu akan lebih memungkinkan untuk mendeteksi adanya kesalahan, kekeliruan maupun
penyimpangan dalam melakukan audit, dibandingkan dengan auditor yang tidak memiliki spesialisasi.
2.1.5. Ukuran Perusahaan Klien
Pada umumya ukuran perusahaan biasanya diukur dengan total aset, pendapatan, penjualan, atau jumlah karyawan dari perusahaan klien.
Perusahaan yang besar pasti memiliki aktivitas operasional dan pendapatan yang tinggi. Karena aktivitas operasional yang tinggi inilah maka
perusahaan besar tentunya memiliki sistem pengendalian internal yang lebih memadai dibandingkan dengan perusahanan yang lebih kecil dan memiliki
aktivitas operasional yang tidak terlalu tinggi. Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11PM1997 menjelaskan bahwa perusahaan kecil dan menengah
berdasarkan aktiva kekayaan adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah
badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Nugrahani 2013 membagi ukuran perusahaan menjadi tiga bagian
yaitu perusahaan besar large firms; perusahaan menengah medium firms; dan perusahaan kecil small firms. Total asset perusahaan merupakan
ukuran yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam penelitian ini untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
17
Bagi perusahaan besar peningkatan kualitas audit sangat bermanfaat positif untuk membuktikan kepada para investor bahwa pengendalian
internal dari perusahaan tersebut terbukti bagus. Pada perusahaan kecil peningkatan kualitas audit akan lebih memberikan manfaat positif kepada
para investor, karena hasil audit atas laporan keuangan tersebut membuktikan bahwa sistem pengendalian internal dari perusahaan kecil
tersebut juga tidak kalah dengan perusahaan besar, dan ini berdampak pada peningkatan kepercayaan para investor untuk berinvestasi di perusahaan
tersebut.Perusahaan kecil membutuhkan auditor yang memiliki sikap independensi dalam mengaudit laporan keuangan mereka. Semakin besar
suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula minat perusahaan tersebut dalam memilih auditor yang memegang teguh sikap independensi, agar
laporan keuangan yang diaudit memiliki peningkatan kualitas audit.
2.1.6. Auditor Switching