Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi

40 variabel independen yaitu spesialisasi auditor, ukuran perusahaan klien, auditor switching, dan audit fee. Ghozali 2013:19 menyatakan bahwa dengan statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang diperoleh menjadi lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Statistika deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajian hasil peringkasan data tersebut.

3.7.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji data statistik sebelum data tersebut diproses lebih lanjut. Pengujian menggunakan uji asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan nilai estimasi yang bersifat BLUE Best, Linear, Unbiased, estimator, yang artinya mendapatkan nilai estimator yang terbaik, linier dan tidak bias. Best artinya error yang dihasilkan kecil, yang dilihat dari garis regresi yang digunakan untuk peramalan dari data sebaran. Linear berarti variabel-variabel penduganya hanya berpangkat satu, atau dapat dikatakan bahwa analisis regresinya sesuai dengan kaidah model OLS Ordinary Least Square. Unbiased artinya nilai rata-rata b=b, dengan kata lain estimator dikatakan unbiased jika nilai harapan dari estimator b sama dengan nilai yang benar dari b.

3.7.2.1. Uji Multikolinieritas

Ghozali 2013:105 menjelaskan “pengujian multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model Universitas Sumatera Utara 41 analisis regresi ditemukan adanya pengaruh antar variabel-variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Model regresi yang tidak baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas”.Untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel bebas dapat dilihat dari nilai tolerance tolerance value yang tinggi dan nilai variance inflation factor VIF. Nilai toleransi diatas 0,1 atau VIF dibawah 10 merupakan model regresi yang bebas multikolinieritas. Multikolinieritas terjadi apabila nilai toleransi dibawah 0,1 atau VIF diatas 10. Pengujian multikolinieritas ini dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 : Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10; tidak terjadi multikolinieritas HA : Tolerance ≤ 0,1 dan VIF ≥ 10 ; terjad multikolinearitas

3.7.2.2. Uji Autokorelasi

Ghozali 2013:110 menjelaskan tujuan dari uji autokorelasi yang digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengunaan pada periode t dengan kesalahan pada t-1 pada sebuah model regresi linier. Jika setelah dilakukan pengujian terdapat korelasi maka kondisi ini dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi timbul karena adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu yang satu sama lainnya saling berkaitan. Munculnya masalah ini diakibatkan adanya residual kesalahan pengganggu yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Universitas Sumatera Utara 42 Penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson DW test untuk mendeteksi adanya autokorelasi, yang dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dengan table Durbin-Watson. Hipotesis yang dipakai sebagai berikut : H0 : tidak ada autokorelasi r = 0 HA : ada autokorelasi r ≠ 0 Tabel 3.3 Autokorelasi Hipotesis Nol Jika Keputusan Tidak ada autokorelasi positif 0 d dl Tolak Tidak ada autokorelasi positif dl ≤ d ≤ du No decision Tidak ada autokorelasi negatif 4 – dl d 4 – du Tolak Tidak ada autokorelasi negatif 4 – dl ≤ d ≤ 4 – du No decision Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Du d 4 – du Tidak ditolak

3.7.3. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit terhadap audit fees: studi empiris pada sektor manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2010-2013

0 6 145

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

Pengaruh Audit Tenure, Audit Fee, Rotasi Auditor, dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 6 75

PENGARUH ROTASI AUDITOR, AUDIT FEE, AUDIT Pengaruh rotasi auditor, audit fee, audit Tenure, client importance, dan auditor Spesialisasi industri terhadap kualitas audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPerio

0 4 15

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 8

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 2

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 9

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 20

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 1 2

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 11