33
No Kode
Saham Nama Perusahaan
Kriteria Sampel
1 2
3
41 PUDP
Pudjiati Prestige Tbk
√ √
√
26 42
PWON Pakuwon Jati Tbk
√ √
√
27 43
RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk
√ √
×
- 44
RDTX Roda Vivatex Tbk
√ √
×
- 45
RODA Pikko Land Development Tbk
√ √
√
28 46
SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk
√ √
√
29 47
SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
√ √
×
- 48
SMRA Summarecon Agung Tbk
√ √
√
30 49
TARA Sitara Propertindo Tbk
√ ×
×
- Sumber : Data Diolah
3.4. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang berarti informasi mengenai variabel yang diteliti diperoleh melalui laporan keuangan auditan dan
laporan tahunan perusahaan tahun 2013, 2014, dan 2015 pada perusahaan properti dan real estat. Data sekunder ini diperoleh dengan cara mengakses situs resmi
Bursa Efek Indonesia BEI yakni www.idx.co.id.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Data sekunder yang
didapat dari laporan keuangan auditan dan laporan tahunan pada perusahaan properti dan real estat mulai tahun 2013 sampai dengan 2015 ini dikumpulkan
kemudian dilakukan pencatatan dan perhitungan.
3.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini terdiri dari variabel dependen, yang merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
34
adalah kualitas audit. Selain variabel dependen, ada juga variabel independen yang merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari spesialisasi auditor, ukuran perusahaan klien, auditor switching, dan audit fee.
3.6.1. Variabel Dependen
Kualitas audit yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini yang dipengaruhi oleh variabel independen lainnya dan menjadi perhatian
utama peneliti. Sekaran 2011 menjelaskan bahwa variabel dependen merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam
investigasi. Al-Thuneibat et al 2011 menyatakan “tujuan dasar proses audit
adalah untuk mempertinggi kualitas proses pelaporan keuangan melalui penyediaan audit dengan perbaikan kualitas”. Hal ini menegaskan bahwa
dalam sebuah audit laporan keuangan, kualitas audit sangat diutamakan. Proksi terhadap kualitas audit pada penelitian ini, diukur dengan ukuran
Kantor Akuntan Publik KAP.Kantor Akuntan Publik KAP yang besar dan mempunyai reputasi KAP yang baik, sering digunakan perusahaan
untuk menjamin kredibilitas dari laporan keuangan perusahaan tersebut. Pengukuran kualitas audit dengan proksi ukuran Kantor Akuntan Publik
KAP dilakukan dengan cara melakukan pengujian terhadap perusaahn sampel yang termasuk pada klien KAP Big Four dan klien KAP Non Big
Four.
Universitas Sumatera Utara
35
Menurut Firth Liau Tan 1998 menjelaskan bahwa terdapat beberapa skala auditor yang sering digunakan KAP dalam memberikan
kualitas audit yang baik, yaitu ; 1 jumlah dan ragam klien yang ditangani oleh KAP; 2 banyaknya ragam jasa yang ditawarkan; 3 luas cakupan
geografis, termasuk adanya afiliasi internasional; dan 4 banyaknya staf audit dalam suatu KAP. Penelitian ini berdasarkan pada skala auditor yang
menggunakan ukuran besar atau kecil KAP, oleh sebab itu ukuran KAP merupakan variabel dummy yang diukur dengan nilai 1 untuk perusahaan
yang diaudit oleh KAP Big Four dan 0 untuk KAP Non Big Four. Kantor Akuntan Publik KAP dalam upayanya untuk menghasilkan
audit yang berkualitas, melakukan banyak cara salah satunya dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ataupun auditornya. De Angelo
1981 berpendapat bahwa kualitas audit adalah “kemungkinan probabilitas auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan suatu
pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya”. Pengungkapan dan pelaporan pelanggaran adalah sikap yang membutikan bahwa auditor itu
independen dan dengan adanya sikap yg independen ini, kita menyimpulkan bahwa auditor tersebut mampu melakukan audit laporan keuangan yang
memiliki kualitas.
3.6.2. Variabel Independen 3.6.2.1. Spesialisasi Auditor
Siregaret al. 2011 menjelaskan bahwa seorang auditor yang memiliki spesialisasi dan keahlian spesifik pada industri akan
Universitas Sumatera Utara
36
cenderung mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kesalahan atau ketidaknormalan, dibandingkan dengan auditor yang tidak mempunyai
keahlian spesifik tersebut. Seorang auditor dalam melakukan audit laporan keuangan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya jika
memiliki keahlian spesifik. Fitriany 2012 mengkategorikan auditor spesialis dan
nonspesialis berdasarkan data persentase klien perusahaan go public yang diaudit oleh suatu KAP pada industri tertentu, kemudian
dilakukan pembobotan weighting berdasarkan total aset perusahaan yang dikembangkan oleh Siregar et al. 2011, sebagai berikut :
jumlah klien KAP di industri tsb jumlah seluruh emiten di industri tsb
× rerata aset klien KAP di industri tsb
rerata aset seluruh emiten di industri tsb
Variabel spesialisasi auditor pada penelitian ini merupakan
KAP yang menguasai minimal 20pangsa pasar market share, yang diukur menggunakan variabel dummy. Jikaperusahaan diaudit oleh
KAP yang memiliki spesialisasi auditor diberikan nilai 1, dan jikaperusahaan tidak diaudit oleh KAP yang memiliki spesialisasi
auditor diberikan nilai 0.
3.6.2.2. Ukuran Perusahaan Klien
Menurut penelitianNugrahani 2013 membagi ukuran perusahaan menjadi tiga bagian yaitu perusahaan besar large firms;
perusahaan menengah medium firms; dan perusahaan kecil small firms. Besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek,
Universitas Sumatera Utara
37
seperti dari segi jumlah karyawan, jumlah pendapatan, ataupun total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Total asset perusahaan
merupakan ukuran yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam penelitian ini untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan, dengan cara
menghitung logaritma natural dari total aset perusahaan tersebut.
3.6.2.3. Auditor Switching
KMK NO. 17KMK.012008 menjelaskan tentang Jasa Akuntan Publik dalam memberikan jasa audit terhadap entitas yang
dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 tahun buku berturut-turut dan oleh Akuntan Publik paling lama 3 tahun buku berturut-turut.
Wajib rotasi diyakini dapat menjaga sikap independensi auditor yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas audit laporan keuangan.
Dilain sisi, adanya tenure yang panjang dapat menyebabkan keakraban yang berlebihan antara auditor dengan klien, sehingga
kemungkinan besar menghasilkan prosedur audit yang tidak memadai dan ketergantugan dengan hasil audit tahun sebelumnya. Auditor
switching menjadi jalan untuk memperbaiki keakraban yang berlebihan ini, sehingga auditor dapat melakukan audit dengan sikap
yang independen untuk tercapainya laporan audit yang berkualitas. Sikap independensi auditor yang tetap terjaga ini dapat meningkatkan
kepercayaan para pengguna laporan keuangan terhadap auditor tersebut. Variabel auditor switching dalam penelitian ini diukur
Universitas Sumatera Utara
38
dengan menggunakan variabel dummy, yaitu nilai 1 jika terjadi auditor switching, dan nilai 0 jika tidak terjadi auditor switching.
3.6.2.4. Audit Fee
Gammal 2012 berpendapat bahwa fee audit dapat didefenisikan sebagai jumlah biaya upah yang dibebankan oleh
auditor untuk proses audit kepada perusahaan yang diaudit auditee. Biasanya untuk menentukan besarnya audit fee yang akan
ditanggungkan kepada auditee, dilakukan kontrak kesepakatan antara kedua pihak sesuai dengan waktu dilakukannya proses audit, layanan,
dan jumlah staf yang dibutuhkan untuk proses audit. Audit fee diputuskan sebelum dilakukannya audit atas laporan keuangan
tersebut. Pada umumnya di Indonesia pengungkapan audit fee masih
bersifat voluntary disclosure sukarela yang artinya perusahaan bisa menyatakan besaran audit fee pada laporan keuangan mereka ataupun
tidak menyatakannya sama sekali. Pada penelitian ini audit fee dihitung menggunakan logaritma natural dari professional fee.
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional
Indikator Skala
Kualitas Audit
Y Kemungkinanprobabilitas
auditor mampu mengungkapkan dan
melaporkan suatu pelanggaran dalam sistem
akuntansi kliennya. Variabel dummy, nilai 1
untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big
Four, dan nilai 0 untuk perusahaan yang diaudit
oleh Non-Big Four. Nominal
Spesialisasi Auditor
Pemahaman auditor yang lebih khusus dalam
Variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang
Nominal
Universitas Sumatera Utara
39
Variabel Definisi Operasional
Indikator Skala
X
1
memberikan jasa untuk perusahaan tertentu.
diaudit oleh KAP yang memiliki spesialisasi
auditor, dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak
diaudit oleh KAP yang memiliki spesialisasi
auditor.
Ukuran Perusahaan
Klien X
2
Penilaian besar kecilnya perusahaan yang dinilai
dari jumlah total aset, pendapatan, penjualan, atau
jumlah karyawan. Logaritma Natural atas
total aset dari perusahaan.
Rasio
Auditor Switching
X
3
Rotasi auditor, yang dilakukan untuk
mengurangi keakraban yang berlebihan antara
auditor dengan klien yang juga dapat meningkatkan
independensi seorang auditor.
Variabel dummy, jika perusahaan melakukan
rotasi auditor diberikan nilai 1, dan jika
perusahaan tidak melakukan rotasi audit
diberikan nilai 0. Nominal
Audit Fee X
4
Pembayaran yang dilakukan secara legal atas
jasa audit yang jumlahnya ditentukan berdasarkan
kesepakatan perusahaan klien dengan auditor.
Logaritma natural dari professional fee.
Rasio
3.7. Teknik Analisis 3.7.1. Statistika Deskriptif
Ghozali 2013:19 menjelaskan bahwa statistika deskriptif berguna untuk mengetahui deskripsi data perusahaan yang dijadikan sampel
penelitian dengan cara menganalisis serta menyajikan data kuantitatif. Deskripsi data perusahaan ini dilihat dari nilai rata-rata mean, standar
deviasi, varian, nilai maksimum, nilai minimum, sum, average, kurtosis, dan skewness.Statistika deskriptif memberikan deskripsi variabel yang ada pada
penelitian yang terdiri dari variabel dependen yaitu kualitas audit, dan
Universitas Sumatera Utara
40
variabel independen yaitu spesialisasi auditor, ukuran perusahaan klien, auditor switching, dan audit fee.
Ghozali 2013:19 menyatakan bahwa dengan statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta
dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang diperoleh menjadi lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Statistika
deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajian hasil peringkasan data tersebut.
3.7.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji data statistik sebelum data tersebut diproses lebih lanjut. Pengujian menggunakan uji asumsi klasik
dilakukan untuk mendapatkan nilai estimasi yang bersifat BLUE Best, Linear, Unbiased, estimator, yang artinya mendapatkan nilai estimator
yang terbaik, linier dan tidak bias. Best artinya error yang dihasilkan kecil, yang dilihat dari garis regresi yang digunakan untuk peramalan dari data
sebaran. Linear berarti variabel-variabel penduganya hanya berpangkat satu, atau dapat dikatakan bahwa analisis regresinya sesuai dengan kaidah model
OLS Ordinary Least Square. Unbiased artinya nilai rata-rata b=b, dengan kata lain estimator dikatakan unbiased jika nilai harapan dari estimator b
sama dengan nilai yang benar dari b.
3.7.2.1. Uji Multikolinieritas
Ghozali 2013:105 menjelaskan “pengujian multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model
Universitas Sumatera Utara
41
analisis regresi ditemukan adanya pengaruh antar variabel-variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Model regresi yang tidak baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas”.Untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel bebas dapat dilihat dari
nilai tolerance tolerance value yang tinggi dan nilai variance inflation factor VIF.
Nilai toleransi diatas 0,1 atau VIF dibawah 10 merupakan model regresi yang bebas multikolinieritas. Multikolinieritas terjadi
apabila nilai toleransi dibawah 0,1 atau VIF diatas 10. Pengujian multikolinieritas ini dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 : Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10; tidak terjadi multikolinieritas
HA : Tolerance ≤ 0,1 dan VIF ≥ 10 ; terjad multikolinearitas
3.7.2.2. Uji Autokorelasi
Ghozali 2013:110 menjelaskan tujuan dari uji autokorelasi yang digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara
kesalahan pengunaan pada periode t dengan kesalahan pada t-1 pada sebuah model regresi linier. Jika setelah dilakukan pengujian terdapat
korelasi maka kondisi ini dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi timbul karena adanya observasi yang berurutan
sepanjang waktu yang satu sama lainnya saling berkaitan. Munculnya masalah ini diakibatkan adanya residual kesalahan pengganggu yang
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Universitas Sumatera Utara
42
Penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson DW test untuk mendeteksi adanya autokorelasi, yang dilakukan dengan
membandingkan nilai Durbin-Watson dengan table Durbin-Watson. Hipotesis yang dipakai sebagai berikut :
H0 : tidak ada autokorelasi r = 0 HA : ada autokorelasi r
≠ 0
Tabel 3.3 Autokorelasi
Hipotesis Nol Jika
Keputusan
Tidak ada autokorelasi positif
0 d dl Tolak
Tidak ada autokorelasi positif
dl ≤ d ≤ du
No decision Tidak ada autokorelasi
negatif 4 – dl d 4 – du
Tolak Tidak ada autokorelasi
negatif 4 – dl
≤ d ≤ 4 – du No decision
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Du d 4 – du Tidak ditolak
3.7.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan setelah uji asumsi klasik dilakukan. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah dengan menggunakan analisis
regresi logistik logistic regression.
3.7.3.1. Analisis Regresi Logistik
Ghozali 2013:211 menjelaskan bahwa regresi logistik logistic regression merupakan regresi yang digunakan untuk
menguji sampai sejauh mana probabilitas terjadinya variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen. Teknik analisis
Universitas Sumatera Utara
43
regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik logistic regression untuk menguji hipotesis. Regresi logistik digunakan dalam
penelitian ini, karena variabel dependen dalam penelitian ini merupakan variabel dhchotomus yaitu variabel yang pengukurannya
terdiri dari dua kategori. Kualitas audit yang merupakan variabel dependen dalam penelitian ini diukur dari ukuran KAP Big Four
dengan KAP non-Big Four dengan menggunakan dummy. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu spesialisasi auditor, ukuran
perusahaan klien, auditor switching, dan audit fee yang merupakan gabungan antara variabel metric dan non-metric sehingga digunakan
regresi logistik logistic regression. Persamaan model Regresi Logistik Logistic Regression
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ln KA= α + b
1
SA + b
2
UPK + b
3
SWITCH + b
4
LnFee+ e
Dengan : KA
= Kualitas Audit yang diukur menggunakanvariabel dummy, yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh
KAP Big Four, dan nilai 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh non-Big Four.
α = Konstanta
Universitas Sumatera Utara
44
SA = Spesialisasi Auditor, yang diukur dengan variabel
dummy, jika perusahaan diaudit oleh Spesialis auditor bernilai 1, dan jika tidak diaudit oleh spesialis auditor
bernilai 0. SIZE
= Ukuran perusahaan klien, yang diukur dengan natural logaritma dari nilai buku total aset perusahaan.
SWITCH = auditor switching rotasi auditor, yang diukur menggunakan variabel dummy, jika terjadi rotasi auditor
bernilai 1, dan jika tidak terjadi rotasi auditor bernilai 0. LnFee
= Logaritma natural dari professional fee. e
= Residual error.
3.7.3.2. Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit
Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fitdigunakan untuk menilai kelayakan model regresi. Ghozali 2013 menjelaskan bahwa
uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fitdigunakan menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model
tidak terdapat perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit. Untuk menilai uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness
Of Fitdilihat; a.
Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fitkurang dari atau sama dengan 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti
ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
Universitas Sumatera Utara
45
observasinya, sehingga Goodness Fit model menjadi tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya;
b. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fitlebih besar
dari 0,05, maka hipotesis nol diterima, yang berarti model dapat menjelaskan nilai observasinya atau dapat dikatakan model
dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
3.7.3.3. Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit
Ghozali 2013 menyatakan bahwa untuk menilai keseluruhan model overall model fit dengan menggunakan Log
Likehood value yaitu dengan membandingkan antara -2 log likehood padasaat model hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2 log
likehood block number = o dengan pada saat model memasukkan konstanta dan variabel bebas block number = 1. Apabila nilai -2 log
likehood block number = 0 nilai -2 log likehood block number = 1, maka keseluruhan model menunjukkan model regresi yang baik.
Penurunan -2 log likehood menunjukkan model semakin baik.
3.7.3.4. Koefisien Determinasi Nagelkerke R Square
Ghozali 2013 menjelaskan Nagelkerke R Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel
independen mampu menjelaskan dan mempengaruhi variabel dependen. Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien
Cox dan Snelluntuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 nol sampai 1 satu. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan
Universitas Sumatera Utara
46
Snell’s R
2
dengan nilai maksimumnya kemudian diinterpretasikan seperti nilai R
2
pada multiple regression.
3.7.3.5. Menguji Koefisien Regresi
Seberapa besar pengaruh dari variabel independen terhadap kualitas audit dalam penelitian ini yang dimasukkan dalam model
dapat diuji dengan melakukan pengujian koefisien regresi. P-Value probabilitas value digunakan untuk menentukan koefisien regresi
logistik. Pengujian hipotesis dengan regresi logistik dapat dilakukan dengan membandingkan p-value
terhadap tingkat signifikasnsi α yang digunakan sebesar 5 0,05. Penerimaan dan penolakan
hipotesis alternatif H
1
didasarkan pada signifikasnsi p-value. Jika p- value
α, maka hipotesis alternatif H
1
ditolak, sebaliknya jika p- value
α, maka hipotesis alternatif H
1
diterima.
Universitas Sumatera Utara
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi logistik. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, lalu dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian model, dan pengujian regresi
logistik dengan menggunakan software SPSS Statistical Product and Service Solution versi 20. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Objek penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2013 – 2015, dimana jumlah perusahaan Properti dan Real Estat tersebut adalah 49 perusahaan. Setelah data terkumpul, seluruh
perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan penyeleksian tersebut, maka diperoleh 30
perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian dengan 3 tahun periode pengamatan, sehingga diperoleh jumlah observasi 90.
4.2. Statistika Deskriptif 4.2.1. Analisis Statistika Deskriptif