Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Data Penelitian

33 No Kode Saham Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 41 PUDP Pudjiati Prestige Tbk √ √ √ 26 42 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ √ 27 43 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk √ √ × - 44 RDTX Roda Vivatex Tbk √ √ × - 45 RODA Pikko Land Development Tbk √ √ √ 28 46 SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk √ √ √ 29 47 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ × - 48 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ √ 30 49 TARA Sitara Propertindo Tbk √ × × - Sumber : Data Diolah

3.4. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang berarti informasi mengenai variabel yang diteliti diperoleh melalui laporan keuangan auditan dan laporan tahunan perusahaan tahun 2013, 2014, dan 2015 pada perusahaan properti dan real estat. Data sekunder ini diperoleh dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia BEI yakni www.idx.co.id.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Data sekunder yang didapat dari laporan keuangan auditan dan laporan tahunan pada perusahaan properti dan real estat mulai tahun 2013 sampai dengan 2015 ini dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan dan perhitungan.

3.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini terdiri dari variabel dependen, yang merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini Universitas Sumatera Utara 34 adalah kualitas audit. Selain variabel dependen, ada juga variabel independen yang merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari spesialisasi auditor, ukuran perusahaan klien, auditor switching, dan audit fee.

3.6.1. Variabel Dependen

Kualitas audit yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini yang dipengaruhi oleh variabel independen lainnya dan menjadi perhatian utama peneliti. Sekaran 2011 menjelaskan bahwa variabel dependen merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Al-Thuneibat et al 2011 menyatakan “tujuan dasar proses audit adalah untuk mempertinggi kualitas proses pelaporan keuangan melalui penyediaan audit dengan perbaikan kualitas”. Hal ini menegaskan bahwa dalam sebuah audit laporan keuangan, kualitas audit sangat diutamakan. Proksi terhadap kualitas audit pada penelitian ini, diukur dengan ukuran Kantor Akuntan Publik KAP.Kantor Akuntan Publik KAP yang besar dan mempunyai reputasi KAP yang baik, sering digunakan perusahaan untuk menjamin kredibilitas dari laporan keuangan perusahaan tersebut. Pengukuran kualitas audit dengan proksi ukuran Kantor Akuntan Publik KAP dilakukan dengan cara melakukan pengujian terhadap perusaahn sampel yang termasuk pada klien KAP Big Four dan klien KAP Non Big Four. Universitas Sumatera Utara 35 Menurut Firth Liau Tan 1998 menjelaskan bahwa terdapat beberapa skala auditor yang sering digunakan KAP dalam memberikan kualitas audit yang baik, yaitu ; 1 jumlah dan ragam klien yang ditangani oleh KAP; 2 banyaknya ragam jasa yang ditawarkan; 3 luas cakupan geografis, termasuk adanya afiliasi internasional; dan 4 banyaknya staf audit dalam suatu KAP. Penelitian ini berdasarkan pada skala auditor yang menggunakan ukuran besar atau kecil KAP, oleh sebab itu ukuran KAP merupakan variabel dummy yang diukur dengan nilai 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four dan 0 untuk KAP Non Big Four. Kantor Akuntan Publik KAP dalam upayanya untuk menghasilkan audit yang berkualitas, melakukan banyak cara salah satunya dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ataupun auditornya. De Angelo 1981 berpendapat bahwa kualitas audit adalah “kemungkinan probabilitas auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya”. Pengungkapan dan pelaporan pelanggaran adalah sikap yang membutikan bahwa auditor itu independen dan dengan adanya sikap yg independen ini, kita menyimpulkan bahwa auditor tersebut mampu melakukan audit laporan keuangan yang memiliki kualitas. 3.6.2. Variabel Independen 3.6.2.1. Spesialisasi Auditor Siregaret al. 2011 menjelaskan bahwa seorang auditor yang memiliki spesialisasi dan keahlian spesifik pada industri akan Universitas Sumatera Utara 36 cenderung mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kesalahan atau ketidaknormalan, dibandingkan dengan auditor yang tidak mempunyai keahlian spesifik tersebut. Seorang auditor dalam melakukan audit laporan keuangan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya jika memiliki keahlian spesifik. Fitriany 2012 mengkategorikan auditor spesialis dan nonspesialis berdasarkan data persentase klien perusahaan go public yang diaudit oleh suatu KAP pada industri tertentu, kemudian dilakukan pembobotan weighting berdasarkan total aset perusahaan yang dikembangkan oleh Siregar et al. 2011, sebagai berikut : jumlah klien KAP di industri tsb jumlah seluruh emiten di industri tsb × rerata aset klien KAP di industri tsb rerata aset seluruh emiten di industri tsb Variabel spesialisasi auditor pada penelitian ini merupakan KAP yang menguasai minimal 20pangsa pasar market share, yang diukur menggunakan variabel dummy. Jikaperusahaan diaudit oleh KAP yang memiliki spesialisasi auditor diberikan nilai 1, dan jikaperusahaan tidak diaudit oleh KAP yang memiliki spesialisasi auditor diberikan nilai 0.

3.6.2.2. Ukuran Perusahaan Klien

Menurut penelitianNugrahani 2013 membagi ukuran perusahaan menjadi tiga bagian yaitu perusahaan besar large firms; perusahaan menengah medium firms; dan perusahaan kecil small firms. Besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, Universitas Sumatera Utara 37 seperti dari segi jumlah karyawan, jumlah pendapatan, ataupun total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Total asset perusahaan merupakan ukuran yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam penelitian ini untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan, dengan cara menghitung logaritma natural dari total aset perusahaan tersebut.

3.6.2.3. Auditor Switching

KMK NO. 17KMK.012008 menjelaskan tentang Jasa Akuntan Publik dalam memberikan jasa audit terhadap entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 tahun buku berturut-turut dan oleh Akuntan Publik paling lama 3 tahun buku berturut-turut. Wajib rotasi diyakini dapat menjaga sikap independensi auditor yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas audit laporan keuangan. Dilain sisi, adanya tenure yang panjang dapat menyebabkan keakraban yang berlebihan antara auditor dengan klien, sehingga kemungkinan besar menghasilkan prosedur audit yang tidak memadai dan ketergantugan dengan hasil audit tahun sebelumnya. Auditor switching menjadi jalan untuk memperbaiki keakraban yang berlebihan ini, sehingga auditor dapat melakukan audit dengan sikap yang independen untuk tercapainya laporan audit yang berkualitas. Sikap independensi auditor yang tetap terjaga ini dapat meningkatkan kepercayaan para pengguna laporan keuangan terhadap auditor tersebut. Variabel auditor switching dalam penelitian ini diukur Universitas Sumatera Utara 38 dengan menggunakan variabel dummy, yaitu nilai 1 jika terjadi auditor switching, dan nilai 0 jika tidak terjadi auditor switching.

3.6.2.4. Audit Fee

Gammal 2012 berpendapat bahwa fee audit dapat didefenisikan sebagai jumlah biaya upah yang dibebankan oleh auditor untuk proses audit kepada perusahaan yang diaudit auditee. Biasanya untuk menentukan besarnya audit fee yang akan ditanggungkan kepada auditee, dilakukan kontrak kesepakatan antara kedua pihak sesuai dengan waktu dilakukannya proses audit, layanan, dan jumlah staf yang dibutuhkan untuk proses audit. Audit fee diputuskan sebelum dilakukannya audit atas laporan keuangan tersebut. Pada umumnya di Indonesia pengungkapan audit fee masih bersifat voluntary disclosure sukarela yang artinya perusahaan bisa menyatakan besaran audit fee pada laporan keuangan mereka ataupun tidak menyatakannya sama sekali. Pada penelitian ini audit fee dihitung menggunakan logaritma natural dari professional fee. Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Kualitas Audit Y Kemungkinanprobabilitas auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four, dan nilai 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh Non-Big Four. Nominal Spesialisasi Auditor Pemahaman auditor yang lebih khusus dalam Variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang Nominal Universitas Sumatera Utara 39 Variabel Definisi Operasional Indikator Skala X 1 memberikan jasa untuk perusahaan tertentu. diaudit oleh KAP yang memiliki spesialisasi auditor, dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak diaudit oleh KAP yang memiliki spesialisasi auditor. Ukuran Perusahaan Klien X 2 Penilaian besar kecilnya perusahaan yang dinilai dari jumlah total aset, pendapatan, penjualan, atau jumlah karyawan. Logaritma Natural atas total aset dari perusahaan. Rasio Auditor Switching X 3 Rotasi auditor, yang dilakukan untuk mengurangi keakraban yang berlebihan antara auditor dengan klien yang juga dapat meningkatkan independensi seorang auditor. Variabel dummy, jika perusahaan melakukan rotasi auditor diberikan nilai 1, dan jika perusahaan tidak melakukan rotasi audit diberikan nilai 0. Nominal Audit Fee X 4 Pembayaran yang dilakukan secara legal atas jasa audit yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kesepakatan perusahaan klien dengan auditor. Logaritma natural dari professional fee. Rasio 3.7. Teknik Analisis 3.7.1. Statistika Deskriptif Ghozali 2013:19 menjelaskan bahwa statistika deskriptif berguna untuk mengetahui deskripsi data perusahaan yang dijadikan sampel penelitian dengan cara menganalisis serta menyajikan data kuantitatif. Deskripsi data perusahaan ini dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, nilai maksimum, nilai minimum, sum, average, kurtosis, dan skewness.Statistika deskriptif memberikan deskripsi variabel yang ada pada penelitian yang terdiri dari variabel dependen yaitu kualitas audit, dan Universitas Sumatera Utara 40 variabel independen yaitu spesialisasi auditor, ukuran perusahaan klien, auditor switching, dan audit fee. Ghozali 2013:19 menyatakan bahwa dengan statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang diperoleh menjadi lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Statistika deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajian hasil peringkasan data tersebut.

3.7.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji data statistik sebelum data tersebut diproses lebih lanjut. Pengujian menggunakan uji asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan nilai estimasi yang bersifat BLUE Best, Linear, Unbiased, estimator, yang artinya mendapatkan nilai estimator yang terbaik, linier dan tidak bias. Best artinya error yang dihasilkan kecil, yang dilihat dari garis regresi yang digunakan untuk peramalan dari data sebaran. Linear berarti variabel-variabel penduganya hanya berpangkat satu, atau dapat dikatakan bahwa analisis regresinya sesuai dengan kaidah model OLS Ordinary Least Square. Unbiased artinya nilai rata-rata b=b, dengan kata lain estimator dikatakan unbiased jika nilai harapan dari estimator b sama dengan nilai yang benar dari b.

3.7.2.1. Uji Multikolinieritas

Ghozali 2013:105 menjelaskan “pengujian multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model Universitas Sumatera Utara 41 analisis regresi ditemukan adanya pengaruh antar variabel-variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Model regresi yang tidak baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas”.Untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel bebas dapat dilihat dari nilai tolerance tolerance value yang tinggi dan nilai variance inflation factor VIF. Nilai toleransi diatas 0,1 atau VIF dibawah 10 merupakan model regresi yang bebas multikolinieritas. Multikolinieritas terjadi apabila nilai toleransi dibawah 0,1 atau VIF diatas 10. Pengujian multikolinieritas ini dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 : Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10; tidak terjadi multikolinieritas HA : Tolerance ≤ 0,1 dan VIF ≥ 10 ; terjad multikolinearitas

3.7.2.2. Uji Autokorelasi

Ghozali 2013:110 menjelaskan tujuan dari uji autokorelasi yang digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengunaan pada periode t dengan kesalahan pada t-1 pada sebuah model regresi linier. Jika setelah dilakukan pengujian terdapat korelasi maka kondisi ini dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi timbul karena adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu yang satu sama lainnya saling berkaitan. Munculnya masalah ini diakibatkan adanya residual kesalahan pengganggu yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Universitas Sumatera Utara 42 Penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson DW test untuk mendeteksi adanya autokorelasi, yang dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dengan table Durbin-Watson. Hipotesis yang dipakai sebagai berikut : H0 : tidak ada autokorelasi r = 0 HA : ada autokorelasi r ≠ 0 Tabel 3.3 Autokorelasi Hipotesis Nol Jika Keputusan Tidak ada autokorelasi positif 0 d dl Tolak Tidak ada autokorelasi positif dl ≤ d ≤ du No decision Tidak ada autokorelasi negatif 4 – dl d 4 – du Tolak Tidak ada autokorelasi negatif 4 – dl ≤ d ≤ 4 – du No decision Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Du d 4 – du Tidak ditolak

3.7.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan setelah uji asumsi klasik dilakukan. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah dengan menggunakan analisis regresi logistik logistic regression.

3.7.3.1. Analisis Regresi Logistik

Ghozali 2013:211 menjelaskan bahwa regresi logistik logistic regression merupakan regresi yang digunakan untuk menguji sampai sejauh mana probabilitas terjadinya variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen. Teknik analisis Universitas Sumatera Utara 43 regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik logistic regression untuk menguji hipotesis. Regresi logistik digunakan dalam penelitian ini, karena variabel dependen dalam penelitian ini merupakan variabel dhchotomus yaitu variabel yang pengukurannya terdiri dari dua kategori. Kualitas audit yang merupakan variabel dependen dalam penelitian ini diukur dari ukuran KAP Big Four dengan KAP non-Big Four dengan menggunakan dummy. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu spesialisasi auditor, ukuran perusahaan klien, auditor switching, dan audit fee yang merupakan gabungan antara variabel metric dan non-metric sehingga digunakan regresi logistik logistic regression. Persamaan model Regresi Logistik Logistic Regression pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Ln KA= α + b 1 SA + b 2 UPK + b 3 SWITCH + b 4 LnFee+ e Dengan : KA = Kualitas Audit yang diukur menggunakanvariabel dummy, yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four, dan nilai 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh non-Big Four. α = Konstanta Universitas Sumatera Utara 44 SA = Spesialisasi Auditor, yang diukur dengan variabel dummy, jika perusahaan diaudit oleh Spesialis auditor bernilai 1, dan jika tidak diaudit oleh spesialis auditor bernilai 0. SIZE = Ukuran perusahaan klien, yang diukur dengan natural logaritma dari nilai buku total aset perusahaan. SWITCH = auditor switching rotasi auditor, yang diukur menggunakan variabel dummy, jika terjadi rotasi auditor bernilai 1, dan jika tidak terjadi rotasi auditor bernilai 0. LnFee = Logaritma natural dari professional fee. e = Residual error.

3.7.3.2. Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit

Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fitdigunakan untuk menilai kelayakan model regresi. Ghozali 2013 menjelaskan bahwa uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fitdigunakan menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model tidak terdapat perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit. Untuk menilai uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fitdilihat; a. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fitkurang dari atau sama dengan 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai Universitas Sumatera Utara 45 observasinya, sehingga Goodness Fit model menjadi tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya; b. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fitlebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol diterima, yang berarti model dapat menjelaskan nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

3.7.3.3. Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit

Ghozali 2013 menyatakan bahwa untuk menilai keseluruhan model overall model fit dengan menggunakan Log Likehood value yaitu dengan membandingkan antara -2 log likehood padasaat model hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2 log likehood block number = o dengan pada saat model memasukkan konstanta dan variabel bebas block number = 1. Apabila nilai -2 log likehood block number = 0 nilai -2 log likehood block number = 1, maka keseluruhan model menunjukkan model regresi yang baik. Penurunan -2 log likehood menunjukkan model semakin baik.

3.7.3.4. Koefisien Determinasi Nagelkerke R Square

Ghozali 2013 menjelaskan Nagelkerke R Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan dan mempengaruhi variabel dependen. Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snelluntuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 nol sampai 1 satu. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Universitas Sumatera Utara 46 Snell’s R 2 dengan nilai maksimumnya kemudian diinterpretasikan seperti nilai R 2 pada multiple regression.

3.7.3.5. Menguji Koefisien Regresi

Seberapa besar pengaruh dari variabel independen terhadap kualitas audit dalam penelitian ini yang dimasukkan dalam model dapat diuji dengan melakukan pengujian koefisien regresi. P-Value probabilitas value digunakan untuk menentukan koefisien regresi logistik. Pengujian hipotesis dengan regresi logistik dapat dilakukan dengan membandingkan p-value terhadap tingkat signifikasnsi α yang digunakan sebesar 5 0,05. Penerimaan dan penolakan hipotesis alternatif H 1 didasarkan pada signifikasnsi p-value. Jika p- value α, maka hipotesis alternatif H 1 ditolak, sebaliknya jika p- value α, maka hipotesis alternatif H 1 diterima. Universitas Sumatera Utara 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi logistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, lalu dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian model, dan pengujian regresi logistik dengan menggunakan software SPSS Statistical Product and Service Solution versi 20. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Objek penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013 – 2015, dimana jumlah perusahaan Properti dan Real Estat tersebut adalah 49 perusahaan. Setelah data terkumpul, seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan penyeleksian tersebut, maka diperoleh 30 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian dengan 3 tahun periode pengamatan, sehingga diperoleh jumlah observasi 90. 4.2. Statistika Deskriptif 4.2.1. Analisis Statistika Deskriptif

Dokumen yang terkait

Pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit terhadap audit fees: studi empiris pada sektor manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2010-2013

0 6 145

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

Pengaruh Audit Tenure, Audit Fee, Rotasi Auditor, dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 6 75

PENGARUH ROTASI AUDITOR, AUDIT FEE, AUDIT Pengaruh rotasi auditor, audit fee, audit Tenure, client importance, dan auditor Spesialisasi industri terhadap kualitas audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPerio

0 4 15

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 8

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 2

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 9

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 20

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 1 2

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 11