Independensi Auditor Kualitas Audit

12 adanya pengorbanan yang berupa berkurangnnya kemakmuran dari pemilik usaha principal. Untuk meminimalkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen ini, maka muncullah kebutuhan akan adanya pihak ketiga yang independen. Seorang auditor ditunjuk untuk menjadi pihak ketiga dengan tujuan memeriksa dan memberikan jaminan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen dan hasilnya akan diserahkan kepada pemilik usaha. Audit atas laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pengawasan kepada manajemen oleh pemilik usaha, hasil audit inipun berguna untuk meminimalkan kesenjangan informasi antara pemilik usaha principal dengan manajemen agent. Adanya auditor sebagai pihak ketiga antara prinsipal dan agen, diharapkan agar hasil audit yang diberikan juga berkualitas dan dapat dipercaya, karena hasil audit inilah yang nantinya akan diandalkan sebagai informasi bagi pemilik usaha maupun manajemen dalam mengambil keputusannya masing-masing.

2.1.2. Independensi Auditor

Menurut Mulyadi 2009 : 26 menjelaskan bahwa independensi berarti sikap mental bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Sesuai dengan Standar Umum kedua SA seksi 220 menyatakan “dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan auditor”. Pernyataan dari standar umum Universitas Sumatera Utara 13 kedua ini mengharuskan auditor agar dapat mempertahankan sikap independen, yang berarti bahwa seorang auditor tidak boleh mudah untuk dipengaruhi dalam menjalankan tugasnya. Seorang auditor tidak dibenarkan untuk memihak terhadap pihak manapun, agar auditor tersebut dapat mempertahankan kebebasan pendapatnya. Penunjukan auditor pada sebuah perusahaan, sering dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham, atau komite audit, hal ini guna untuk menekankan independensi auditor dari menejemen. Indepensi auditor merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi, agar seorang auditor mampu menghasilkan laopran audit yang handal dan berkualitas bagi pihak yang memerlukan hasil audit tersebut.

2.1.3. Kualitas Audit

Menurut Hartadi 2012 “kualitas merupakan komponen profesionalisme yang benar-benar harus dipertahankan oleh akuntan publik profesional”. Independensi merupakan komponen yang harus dipertahankan, karena dengan adanya sikap yang independen pada seorang akuntan publik, maka dia akan lebih mengutamakan kepentingan publik diatas kepentingan manajemen ataupun kepentingan auditor itu sendiri dalam pembuatan laporan audit. Al-Thuneibat et al 2011 menyatakan “tujuan dasar proses audit adalah untuk mempertinggi kualitas proses pelaporan keuangan melalui penyediaan audit dengan perbaikan kualitas”. Hal ini menegaskan bahwa dalam sebuah audit laporan keuangan, kualitas audit sangat diutamakan. Universitas Sumatera Utara 14 Agar dapat menghasilkan audit laporan keuangan yang berkualitas, seorang auditor harus memiliki sikap independen yang berarti mengutamakan kepentingan publik, tanpa berpihak pada pihak manapun. Menurut De Angelo 1981 kualitas audit adalah “kemungkinanprobabilitas auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya”.Pengungkapan dan pelaporan pelanggaran adalah sikap yang membutikan bahwa auditor itu independen dan dengan adanya sikap yg independen ini, kita menyimpulkan bahwa auditor tersebut mampu melakukan audit laporan keuangan yang memiliki kualitas. Selain sikap independen ini, seorang auditor juga harus mampu melaksanakan tugasnya dengan berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang releven untuk tercapainya hasil audit yang baik dan berkualitas. Sebuah hasil audit laporan keuangan yang berkualitas akan menambah nilai dari sebuah perusahaan, hasil audit ini akan dijadikan tolak ukur bagi para investor dalam melakukan investasi dan juga menjadi alat dalam mengambil keputusan bagi pihak manajemen.

2.1.4. Spesialisasi Auditor

Dokumen yang terkait

Pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit terhadap audit fees: studi empiris pada sektor manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2010-2013

0 6 145

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

Pengaruh Audit Tenure, Audit Fee, Rotasi Auditor, dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 6 75

PENGARUH ROTASI AUDITOR, AUDIT FEE, AUDIT Pengaruh rotasi auditor, audit fee, audit Tenure, client importance, dan auditor Spesialisasi industri terhadap kualitas audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPerio

0 4 15

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 8

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 2

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 9

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 20

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 1 2

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan Klien,Auditor Switching dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI)

0 0 11