36
cenderung mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kesalahan atau ketidaknormalan, dibandingkan dengan auditor yang tidak mempunyai
keahlian spesifik tersebut. Seorang auditor dalam melakukan audit laporan keuangan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya jika
memiliki keahlian spesifik. Fitriany 2012 mengkategorikan auditor spesialis dan
nonspesialis berdasarkan data persentase klien perusahaan go public yang diaudit oleh suatu KAP pada industri tertentu, kemudian
dilakukan pembobotan weighting berdasarkan total aset perusahaan yang dikembangkan oleh Siregar et al. 2011, sebagai berikut :
jumlah klien KAP di industri tsb jumlah seluruh emiten di industri tsb
× rerata aset klien KAP di industri tsb
rerata aset seluruh emiten di industri tsb
Variabel spesialisasi auditor pada penelitian ini merupakan
KAP yang menguasai minimal 20pangsa pasar market share, yang diukur menggunakan variabel dummy. Jikaperusahaan diaudit oleh
KAP yang memiliki spesialisasi auditor diberikan nilai 1, dan jikaperusahaan tidak diaudit oleh KAP yang memiliki spesialisasi
auditor diberikan nilai 0.
3.6.2.2. Ukuran Perusahaan Klien
Menurut penelitianNugrahani 2013 membagi ukuran perusahaan menjadi tiga bagian yaitu perusahaan besar large firms;
perusahaan menengah medium firms; dan perusahaan kecil small firms. Besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek,
Universitas Sumatera Utara
37
seperti dari segi jumlah karyawan, jumlah pendapatan, ataupun total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Total asset perusahaan
merupakan ukuran yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam penelitian ini untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan, dengan cara
menghitung logaritma natural dari total aset perusahaan tersebut.
3.6.2.3. Auditor Switching
KMK NO. 17KMK.012008 menjelaskan tentang Jasa Akuntan Publik dalam memberikan jasa audit terhadap entitas yang
dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 tahun buku berturut-turut dan oleh Akuntan Publik paling lama 3 tahun buku berturut-turut.
Wajib rotasi diyakini dapat menjaga sikap independensi auditor yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas audit laporan keuangan.
Dilain sisi, adanya tenure yang panjang dapat menyebabkan keakraban yang berlebihan antara auditor dengan klien, sehingga
kemungkinan besar menghasilkan prosedur audit yang tidak memadai dan ketergantugan dengan hasil audit tahun sebelumnya. Auditor
switching menjadi jalan untuk memperbaiki keakraban yang berlebihan ini, sehingga auditor dapat melakukan audit dengan sikap
yang independen untuk tercapainya laporan audit yang berkualitas. Sikap independensi auditor yang tetap terjaga ini dapat meningkatkan
kepercayaan para pengguna laporan keuangan terhadap auditor tersebut. Variabel auditor switching dalam penelitian ini diukur
Universitas Sumatera Utara
38
dengan menggunakan variabel dummy, yaitu nilai 1 jika terjadi auditor switching, dan nilai 0 jika tidak terjadi auditor switching.
3.6.2.4. Audit Fee
Gammal 2012 berpendapat bahwa fee audit dapat didefenisikan sebagai jumlah biaya upah yang dibebankan oleh
auditor untuk proses audit kepada perusahaan yang diaudit auditee. Biasanya untuk menentukan besarnya audit fee yang akan
ditanggungkan kepada auditee, dilakukan kontrak kesepakatan antara kedua pihak sesuai dengan waktu dilakukannya proses audit, layanan,
dan jumlah staf yang dibutuhkan untuk proses audit. Audit fee diputuskan sebelum dilakukannya audit atas laporan keuangan
tersebut. Pada umumnya di Indonesia pengungkapan audit fee masih
bersifat voluntary disclosure sukarela yang artinya perusahaan bisa menyatakan besaran audit fee pada laporan keuangan mereka ataupun
tidak menyatakannya sama sekali. Pada penelitian ini audit fee dihitung menggunakan logaritma natural dari professional fee.
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional
Indikator Skala
Kualitas Audit
Y Kemungkinanprobabilitas
auditor mampu mengungkapkan dan
melaporkan suatu pelanggaran dalam sistem
akuntansi kliennya. Variabel dummy, nilai 1
untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big
Four, dan nilai 0 untuk perusahaan yang diaudit
oleh Non-Big Four. Nominal
Spesialisasi Auditor
Pemahaman auditor yang lebih khusus dalam
Variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang
Nominal
Universitas Sumatera Utara
39
Variabel Definisi Operasional
Indikator Skala
X
1
memberikan jasa untuk perusahaan tertentu.
diaudit oleh KAP yang memiliki spesialisasi
auditor, dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak
diaudit oleh KAP yang memiliki spesialisasi
auditor.
Ukuran Perusahaan
Klien X
2
Penilaian besar kecilnya perusahaan yang dinilai
dari jumlah total aset, pendapatan, penjualan, atau
jumlah karyawan. Logaritma Natural atas
total aset dari perusahaan.
Rasio
Auditor Switching
X
3
Rotasi auditor, yang dilakukan untuk
mengurangi keakraban yang berlebihan antara
auditor dengan klien yang juga dapat meningkatkan
independensi seorang auditor.
Variabel dummy, jika perusahaan melakukan
rotasi auditor diberikan nilai 1, dan jika
perusahaan tidak melakukan rotasi audit
diberikan nilai 0. Nominal
Audit Fee X
4
Pembayaran yang dilakukan secara legal atas
jasa audit yang jumlahnya ditentukan berdasarkan
kesepakatan perusahaan klien dengan auditor.
Logaritma natural dari professional fee.
Rasio
3.7. Teknik Analisis 3.7.1. Statistika Deskriptif