Peranan Kejaksaan Dalam Penyelesaian Pembayaran Uang Pengganti Pada Perkara Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus Kejaksaan Negeri Kabupaten Fak-Fak)

(1)

Lampiran

SALINAN PUTUSAN No. 79/PID.B/2009/PN.F

“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Fakfak yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa pada peradilan tingkat pertama dengan Hakim Majelis, telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama Lengkap : DONNY STEVEN SONY, ST

Tempat Lahir : Kaimana.

Umur / Tgl. Lahir : 34 Tahun / 05 Juni 1975. Jenis Kelamin : Laki-Laki.

Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia.

Tempat Tinggal : Jln. Brawijaya No. 13 Fakfak.

A g a m a : Katholik.

Pekerjaan : Petani/Pekebun.

Pendidikan : S-1.

Terdakwa dalam perkara ini ditahan oleh :

1. Penyidik pada Kejaksaan Negeri Fakfak dengan jenis penahanan RUTAN Fakfak, dengan nomor : PRINT-279/T.1.14/Fd.1/08/2009 tertanggal 19 Agustus 2009 sejak tanggal 19 Agustus 2009 sampai dengan tanggal 07 September 2009 ;


(2)

2. Perpanjangan penahanan oleh Kepala Kejaksaan Negeri Fakfak Nomor : B-779/T.1.14/Fd.1/09/2009 tertanggal 01 September 2009 sejak tanggal 08 September 2009 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2009 ;

3. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Fakfak dengan Nomor : 65/Pen.Pid/2009/PN.F tertanggal 12 Oktober 2009, sejak tanggal 18 Oktober 2009 sampai dengan tanggal 16 Nopember 2009 ;

4. Penuntut Umum Nomor : Print-411/t.1.14/Ft.1/11/2009 tertanggal 16 Nopember 2009 sejak tanggal 17 Nopember 2009 sampai dengan tanggal 06 Desember 2009 ; 5. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Fakfak, Nomor : 80/Pen.Pid/2009/PN.F tertanggal

01 Desember 2009 sejak tanggal 01 Desember 2009 sampai dengan tanggal 30 Desember 2009 ;

6. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Fakfak dengan Nomor : 65/Pen.Pid/2009/PN.F tertanggal 23 Desember 2009, sejak tanggal 31 Desember 2009 sampai dengan tanggal 28 Februari 2010 ;

7. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura dengan Nomor : 54/Pen.Pid/2010/ PT.JPR tertanggal 23 Februari 2010, sejak tanggal 01 Maret 2010 sampai dengan tanggal 30 Maret 2010 ;

Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukum LA BAY, S.H dan WEMPY ERUBUN, S.H advokad/Pengacara yang berkantor di Jln. Mayjend Soetojo Kabupaten Fakfak, sebagaimana Surat Kuasa Khusus tertanggal 24 Agustus 2009 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Fakfak dibawah Nomor Register : W30.U6.KP.04.08-21/XII/2009 ;


(3)

Telah membaca:

1. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Fakfak, Nomor: 79/Pen.Pid/2009/PN.F., tanggal 01 Desember 2009, tentang Penunjukan Majelis Hakim yang mengadili perkara ini; 2. Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Fakfak Nomor: 79/Pen.Pid/2009/PN.F.,

tanggal 01 Desember 2009, tentang penetapan hari sidang;

3. Berkas perkara atas nama terdakwa DONNY STEVEN SONNY beserta seluruh lampirannya ;

Telah mendengar tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang pada pokoknya menuntut agar Hakim Pengadilan Negeri Fakfak yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan :

4. Menyatakan terdakwa DONNY STEVEN SONNY bersalah melakukan tindak pidana Korupsi melanggar pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana dalam surat dakwaan ; 5. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 7

(tujuh) tahun dikurangi selama terdakwa dalam tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan dan membayar denda sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) subsidair hukuman kurungan selama 6 (enam) bulan ;

6. Membayar uang pengganti sebesar Rp. 120.028.172,77 (seratus dua puluh juta dua puluh delapan ribu seratus tujuh puluh dua rupiah tujuh puluh tujuh sen) jika terdakwa tidak membayar uang pengganti tersebut paling lama dalam


(4)

waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap maka harta bendanya dapat disita dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut dalam hal terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti maka dipidana dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan ;

7. Menyatakan barang bukti berupa :

- 1 (satu) bendel Dokumen Pelaksana Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) TA.2007 No : 1.03.01.07.04.5.2 tanggal 22 Mei 2007 disita dari PPK Sdr. Wagiman, BE Dinas PU ;

- 1 (satu) bendel SK Kepala Dinas PU Kab. Fakfak No : 600/456 tanggal 28 Mei 2007 tentang Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak disita dari PPK Sdr. Wagiman, BE Dinas PU ;

- 1 (satu) bendel SK Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Prasarana Jalan dari Sumber Dana Alokasi Umum (DAU) TA. 2007 No : 01/600/460/KPJ-DAU/DPU.FF/VI/2007 tanggal 02 Juni 2007 tentang Pengangkatan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Kegiatan Prasarana Jalan dari Sumber Dana Alokasi Umum (DAU) TA. 2007 disita dari PPK Sdr. Wagiman, BE Dinas PU ;

- 1 (satu) lembar surat pengembalian uang muka No : 600/465 tanggal 31 Desember 2007 disita dari PPK Sdr. Wagiman, BE Dinas PU ;

- 1 (satu) lembar surat pemutusan kontrak No : 600/458 tanggal 28 Desember 2007 disita dari PPK Sdr. Wagiman, BE Dinas PU ;

- 1 (satu) lembar surat teguran No : 600/477 tanggal 03 Oktober 2007 disita dari PPK Sdr. Wagiman, BE Dinas PU ;


(5)

- 1 (satu) lembar surat teguran II No : 600/478 tanggal 07 Nopember 2007 disita dari PPK Sdr. Wagiman, BE Dinas PU ;

- 1 (satu) bendel Usulan Pemenang Kegiatan Prasarana Jalan Dana DAU, SILPA dan Papua Barat TA. 2007 ;

- 1 (satu) bendel Laporan Bulanan No : 04 tanggal 20 Desember 2007 ;

- 1 (satu) lembar Berita Acara Pembayaran No ; 600/385/DPU-FF/2007 tanggal 05 Desember 2007 ;

- 1 (satu) kwitansi pembayaran uang muka No : 07/TJ/FF/XII/2007 tanggal 05 desember 2007 ;

- 1 (satu) lembar rekening tagihan No : 05/TJ/RT/FF/XII/2007 tanggal 05 Desember 2007 ;

- 1 (satu) lembar Faktur No : 06/TJ/FF/XII/2007 tanggal 05 Desember 2007 ; - 1 (satu) lembar Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) No :

897/SP2d/BL/LS/APBD/2007 tanggal 13 Desember 2007 ;

- 1 (satu) lembar Surat Perintah Membayar (SPM) TA. 2007 No SPM : 479/SPM-LS/DAU/DPU/2007 tanggal 11 Desember 2007 ;

- 1 (satu) lembar Daftar Uji Kelengkapan Lampiran Dokumen tanggal 11 Desember 2007;

- 3 (tiga) lembar Surat Permintaan Pembayaran (SPP) No : 479/SPP-LS/DAU/DPU/2007 tanggal 11 Desember 2007 ;

- 1 (satu) bendel foto copy Surat Perjanjian Pemborongan No : 04/600/137.XII/PPK/KPJ-DSPB/DPU.FF/IX/2007 tanggal 04 September 2007 ; - 1 (satu) lembar surat teguran No : SCK/02/ST/X/2007 tanggal 1 Oktober 2007 ; - 1 (satu) lembar surat teguran II No : SCK/07/ST/XI/2007 tanggal 05 Nopember


(6)

- 1 (satu) lembar surat teguran III No : SCK/05/ST/XII/2007 tanggal 26 Desember 2007 ;

- 1 (satu) bendel foto copy Laporan Bulanan No : 06 tanggal 26 Desember 2007; tetap dalam berkas perkara ;

8. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).

Telah mendengarkan pembelaan (pledoi) dari Penasehat Hukum Terdakwa yang disampaikan secara tertulis pada tanggal 11 Februari 2010 yang pada pokoknya menyatakan terdakwa Donny Steven Sonny, S.T. tidak terbukti secara meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dan untuk itu harus dibebaskan dari dakwaan ;

Telah mendengarkan Replik Penuntut Umum yang disampaikan secara tertulis pada tanggal 18 Februari 2010 yang pada pokoknya menyatakan menolak atau mengesampingkan segala pembelaan/keberatan yang disampaikan Penasehat Hukum dalam bentuk yang membebaskan terdakwa dari dakwaan dan bertetap pada tuntutan pidana Jaksa Penuntut Umum ;

Telah pula mendengarkan Duplik Penasehat Hukum Terdakwa yang disampaikan secara tertulis pada tanggal 25 Februari 2010 yang pada pokoknya menyatakan tetap pada pembelaaan semula ;

Menimbang, bahwa Terdakwa didakwa sebagai berikut :

Bahwa ia terdakwa DONNY STEVEN SONY selaku Kuasa Usaha atau mewakili CV. Tuasi Jaya berdasarkan Surat Kuasa No : 07/TJ-SK/I/FF/2007 Tanggal 02 Januari 2007 dan RUFINA MAIRUMA (DPO) Direktris CV. Tuasi Jaya Fakfak pada hari dan tanggal yang sudah tidak dapat diingat lagi antara bulan September sampai bulan Desember 2007 atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang masih masuk tahun 2007 bertempat di


(7)

Kampung Gewerpe Fakfak atau setidak-tidaknya ditempat lain yang masih masuk daerah hukum Pengadilan Negeri Fakfak, yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara serta keadaan sebagai berikut :

- Bahwa CV. Tuasi Jaya yang dalam melaksanakan usahanya diwakili oleh terdakwa DONNY STEVEN SONY berdasarkan Surat Kuasa No: 07/TJ-SK/I/FF/2007 Tanggal 02 Januari 2007, mengerjakan Proyek Peningkatan Jalan Gewerpe - Jalan Kokas senilai Rp. 955.500.000,00 (Sembilan ratus lima puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) yang bersumber dari DAU (Dana Alokasi Umum) DPA – SKPD Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Fakfak T.A. 2007 sesuai perjanjian;

- Bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan proyek terdakwa yang mengurus dan menandatangani surat – surat berupa:

 Dokumen Tabel 5.1 Lampiran Berita Acara Pembukaan Penawaran (Tabel Rincian Hasil Pembukaan Penawaran Pengadaan), tanggal 18 Agustus 2007;

 Dokumen Tabel 5.2 Lampiran Berita Acara Rincian Dokumen Kualifikasi, tanggal 18 Agustus 2007;

 Dokumen Berita Acara Pemasukan dan Pembukaan Penawaran Nomor : 04.XII/PAN-PBJ/KPJ-DSPB/DPU.FF/VIII/2007, tanggal 18 Agustus 2007;

 Dokumen Daftar Hadir (Pemasukan dan Pembukaan Penawaran), tanggal 18 Agustus 2007;

 Dokumen Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (AANWIJZING) Nomor: 03/PAN-PBJ/KPJ-DSPB/ DPU.FF/VIII/2007, tanggal 13 Agustus 2007;


(8)

 Dokumen Daftar Hadir AANWIJZING (Penjelasan Pekerjaan), tanggal 13 Agustus 2007;

 Dokumen Pendaftaran/Pengambilan Dokumen Lelang, tanggal 08 Agustus 2007. Disamping itu terdakwa juga sebagai penanggungjawab pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut dilapangan.

Sedangkan RUFINA MAIRUMA (DPO) Direktris CV. Tuasi Jaya Fakfak menandatangani surat – surat sebagai berikut:

 Dokumen Penawaran Pengadaan Paket Peningkatan Jalan Ruas Gewerpe – Jalan Kokas Nomor : 02/CV TJ/FF/VIII/2007 tanggal 18 Agustus 2007 ;

 Dokumen Jaminan Penawaran JP.I.11 NO. 080712967, Nomor Bond : 11.20.06.2007.03020 senilai Rp. 19.110.000,- (Sembilan belas juta seratus sepuluh ribu rupiah) tanggal 18 Agustus 2007 ;

 Dokumen Rekapitulasi Biaya Peningkatan Jalan Ruas Gewerpe – Jalan Kokas, tanggal 18 Agustus 2007 ;

 Dokumen Daftar Kuantitas dan Harga Peningkatan Jalan Ruas Gewerpe – Jalan Kokas, tanggal 18 Agustus 2007 ;

 Dokumen Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama, Jenis Pekerjaan Galian Untuk Drainase Selokan dan Saluran Air, tanggal 18 Agustus 2007 ;

 Dokumen Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama, Jenis Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar, tanggal 18 Agustus 2007 ;

 Dokumen Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama, Jenis Pekerjaan Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang Dia. 75-120 Cm, tanggal 18 Agustus 2007 ;  Dokumen Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama, Jenis Pekerjaan Galian


(9)

 Dokumen Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama, Jenis Pekerjaan Galian Batu, tanggal 18 Agustus 2007 ;

 Dokumen Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama, Jenis Pekerjaan Timbunan Pilihan, tanggal 18 Agustus 2007 ;

 Dokumen Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama, Jenis Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, tanggal 18 Agustus 2007 ;

 Dokumen Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama, Jenis Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B, tanggal 18 Agustus 2007 ;

 Dokumen Daftar Harga Satuan Dasar Upah, tanggal 18 Agustus 2007 ;  Dokumen Daftar Harga Satuan Dasar Bahan, tanggal 18 Agustus 2007 ;  Dokumen Daftar Harga Satuan Dasar Sewa Alat, tanggal 18 Agustus 2007 ;  Dokumen Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, tanggal 18 Agustus 2007 ;

 Dokumen Berita Acara Pembayaran Nomor: 600/385/DPU-FF/2007, tanggal 05 Desember 2007;

 Dokumen Kwitansi Pembayaran Uang Muka 30 % atas Pekerjaan Peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas Nomor: 07/TJ/FF/XII/2007, tanggal 05 Desember 2007 ;

 Dokumen Rekening Tagihan Pembayaran Uang Muka 30 % atas Pekerjaan Peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas Nomor: 05/TJ/RT/FF/XII/2007, tanggal 05 Desember 2007 ;

 Dokumen Faktur Tagihan Uang Muka 30 % Nomor : 06/TJ/FF/XII/2007 tanggal 05 Desember 2007 ;

 Dokumen Surat Perjanjian Pemborongan Peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas Nomor : 04/600/137.XII/PPK/KPJ-DSPB/DPU.FF/IX/2007, tanggal 04


(10)

 Dokumen Surat Perintah Mulai Kerja Nomor : 05/600/138.XII/PPK/KPJ-DSPB/DPU.FF/ IX/2007, tanggal 04 September 2007 ;

 Dokumen Berita Acara Penyerahan Lapangan Nomor : 06/600/245.XII/PPK/KPJ-DSPB/DPU.FF/ IX/2007, tanggal 04 September 2007;

 Dokumen Jaminan Pelaksanaan JP.I.12 NO. 070705433, Nomor Bond : 12.20.06.2007.00673 senilai Rp. 47.775.000,- (Empat puluh tujuh juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) tanggal 04 September 2007 ;

 Dokumen Jaminan Uang Muka JP.I.13 NO. 120603575, Nomor Bond : 13.20.01.2007.00256 senilai Rp. 286.650.000,- (Dua ratus delapan puluh enam juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) tanggal 04 September 2007.

- Bahwa sesuai dengan pasal 8 huruf 3 Surat Perjanjian Pemborongan Nomor : 04/600/137.XII/ PPK/KPJ-DSPB/DPU.FF/IX 2007 tanggal 04 September 2007 RUFINA MAIRUMA (DPO) Direktris CV. Tuasi Jaya Fakfak melalui terdakwa DONNY STEVEN SONY selaku Kuasa Usaha atau mewakili CV. Tuasi Jaya mengajukan tagihan uang muka 30 % kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Prasarana Jalan dengan Surat/Faktur Nomor : 06/TJ/FF/XII/2007 tertanggal 05 Desember 2007 yang disertai bersama Kwitansi Nomor : 07/TJ/FF/XII/2007 tertanggal 05 Desember 2007 dan rekening tagihan Nomor : 05/TJ/FF/XII/2007 tertanggal 05 Desember 2007;

- Bahwa berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Nomor : 879/SP2D/BL/APBD/2007 tanggal 13 Desember 2007 RUFINA MAIRUMA (DPO) Direktris CV. Tuasi Jaya Fakfak menerima uang sejumlah sebagai berikut :

 Jumlah yang diminta (uang muka 30% dari harga borongan)--- : Rp. 286.650.000,-

 Jumlah potongan PPn dan PPh--- : Rp. 31.270.909,-


(11)

 Jumlah yang dibayarkan--- : Rp. 255.379.091,-

Dan uang sejumlah Rp. 255.379.091,- (Dua ratus lima puluh lima juta tiga ratus tujuh puluh sembilan ribu sembilan puluh satu rupiah) tersebut telah dibayarkan/masuk ke dalam rekening RUFINA MAIRUMA (DPO) Direktris CV. Tuasi Jaya Fakfak di Bank Papua Cabang Fakfak Nomor Rekening : 21.20.01.01007.2Bahwa uang sejumlah Rp. 255.379.091,- (Dua ratus lima puluh lima juta tiga ratus tujuh puluh sembilan ribu sembilan puluh satu rupiah) tersebut seharusnya dipergunakan oleh terdakwa untuk melaksanakan pekerjaan proyek berupa:

 Mobilisasi Alat Rp. 16.061.500,00

 Pekerjaan Drainase Rp. 44.986.212,00

 Pekerjaan Tanah Rp. 132.886.800,00

 Pekerjaan Perkerasan Berbutir Rp. 61.444.578,00 Jumlah Rp. 255.379.091,00

Akan tetapi, berdasarkan keterangan Saksi HAKIM, ST. dan Saksi WAGIMAN, BE. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam kenyataannya sampai akhir kontrak kerja tanggal 20 Desember 2007 kemajuan pekerjaan atau volume pekerjaan hanya mencapai 15.88 % atau senilai Rp. 137.921.475,30,- (Seratus tiga puluh tujuh juta


(12)

sembilan ratus dua puluh satu ribu empat ratus tujuh puluh lima rupiah tiga puluh sen) dan terdakwa hanya mengerjakan pekerjaan berupa:

 Pekerjaan Umum : Rp. 5.782.140,00,-

 Pekerjaan Tanah : Rp. 132.139.335,30,-

Jumlah Pekerjaan Yang Diselesaikan : Rp. 137.921.475,30,-

- Bahwa berdasarkan Keterangan Ahli MARTHINUS LENGAM, SE. (Bawasda) sampai akhir kontrak kerja tanggal 20 Desember 2007 kemajuan pekerjaan atau volume pekerjaan hanya mencapai 15.88 % dan terdakwa hanya mengerjakan item – item berupa:

 Pekerjaan Umum;  Pekerjaan Tanah.

Hal mana berdasarkan Keterangan Ahli MARTHINUS LENGAM, SE. (Bawasda) apabila suatu perusahaan dalam mengerjakan suatu proyek dengan dana dari uang muka 30 %, maka prestasi kerja (volume pekerjaan) yang seharusnya dikerjakan adalah 30 % atau lebih. Dan jika dalam kasus pengerjaan proyek jalan Gewerpe - jalan Kokas Kab. Fakfak TA. 2007 apabila volume pekerjaan masih kurang dari 30 %, maka kekurangan tersebut dapat dikatakan sebagai kerugian negara.

- Bahwa terdapat selisih dari jumlah yang diterima terdakwa DONNY STEVEN SONY selaku Kuasa Usaha atau mewakili CV. Tuasi Jaya dengan hasil perhitungan terhadap pekerjaan yang dikerjakan terdakwa DONNY STEVEN SONY yaitu Rp. 255.379.091,- (Dua ratus lima puluh lima juta tiga ratus tujuh puluh sembilan ribu sembilan puluh satu rupiah) dikurangi Rp. 137.921.475,30,- (Seratus tiga puluh tujuh juta sembilan ratus dua puluh satu ribu empat ratus tujuh puluh lima rupiah tiga puluh sen) = Rp.


(13)

117.457.615.70,- (Seratus tujuh belas juta empat ratus lima puluh tujuh ribu enam ratus lima belas rupiah tujuh puluh sen).

- Bahwa dari selisih uang sebesar Rp. 117.457.615.70,- (Seratus tujuh belas juta empat ratus lima puluh tujuh ribu enam ratus lima belas rupiah tujuh puluh sen) tersebut oleh terdakwa DONNY STEVEN SONY selaku Kuasa Usaha atau mewakili CV. Tuasi Jaya dipergunakan untuk membayar uang muka/DP sewa alat berat sebesar Rp. 90.000.000,- (Sembilan puluh juta rupiah) yang tidak ada dalam Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) dalam kontrak dan sisanya sebesar Rp. 27.457.615,70,- (Dua puluh tujuh juta empat ratus lima puluh tujuh ribu enam ratus lima belas rupiah tujuh puluh sen) dipakai oleh terdakwa DONNY STEVEN SONY selaku Kuasa Usaha atau mewakili CV. Tuasi Jaya untuk keperluan lain yaitu membayar utang saat pengurusan dokumen kontrak yang juga tidak dianggarkan dalam Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) Proyek Peningkatan Jalan Gewerpe-Jalan Kokas;

- Bahwa akibat perbuatan terdakwa DONNY STEVEN SONY selaku Kuasa Usaha atau mewakili CV. Tuasi Jaya dan RUFINA MAIRUMA (DPO) direktris CV. Tuasi Jaya Fakfak tersebut diatas Negara dalam hal ini daerah dirugikan kurang lebih sebesar Rp. 117.457.615.70,- (Seratus tujuh belas juta empat ratus lima puluh tujuh ribu enam ratus lima belas rupiah tujuh puluh sen) atau setidak-tidaknya sekitar jumlah itu.

--- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana ;


(14)

Menimbang, bahwa atas dakwaan tersebut terdakwa maupun Penasehat hukumnya tidak mengajukan keberatan / eksepsi ;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum tersebut telah didengar keterangan saksi-saksi, yang masing-masing memberikan keterangan di bawah sumpah didepan persidangan yaitu :

1. Saksi FARIDA SALIM :

 Bahwa saksi diperiksa sehubungan dugaan korupsi proyek peningkatan jalan Gewerpe-jalan Kokas yang dikerjakan oleh CV. Tuasi Jaya ;

 Bahwa proyek yang dikerjakan terdakwa adalah proyek dari Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak dan anggarannya dari APBD ;

 Bahwa nilai kontrak proyek jalan Gewerpe-jalan Kokas yang dikerjakan oleh CV. Tuasi Jaya senilai Rp. 955.500.000,- (sembilan ratus juta lima puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) ;

 Bahwa saksi tidak tahu proyek tersebut dikerjakan dari bulan berapa sampai bulan berapa ;

 Bahwa saksi adalah Bendahara pengeluaran TA.2007 di Dinas PU Kab. FakFak dan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati FakFak ;

 Bahwa tugas saksi selaku bendahara adalah menerima, menyimpan, membayar mempertanggungjawabkan keuangan dinas dalam hal ini Dinas PU Kab. FakFak;

 Bahwa yang menjadi PPK pada proyek tersebut adalah Bapak Wagiman, BE. dan rekannya adalah CV.Tuasi Jaya yang direktrisnya Ny.Rufina Mairuma, terdakwa merupakan kuasa usaha dari CV. Tuasi Jaya;


(15)

 Bahwa yang menjadi Ketua panitia lelang pada proyek tersebut adalah Bapak Ferdinand Pasambuna,ST, Sekretaris Musa Iba, anggota Heriyanto, Mathias Ngameh dan Elias Kabes.

 Bahwa dasar pelaksanaan proyek tersebut adalah Surat Perjanjian Pemborongan;

 Bahwa saksi tidak tahu persyaratan apa saja yang harus dilengkapi sehingga salah satu rekanan dinyatakan sebagai pemenang karena yang menentukan pemenang lelang adalah Panitia Lelang ;

 Bahwa proses pencairan dana kegiatan proyek yaitu Rekanan menyiapkan Berita Acara Pembayaran yang ditandatangani oleh Rekanan, , kwitansi, Faktur rekening tagihan, SPP pajak PPn dan Pph lalu Bendahara memproses SPP, Dokumen yang dilampirkan selanjutnya di verifikasi untuk kelengkapan berkas, selanjutnya berkas tersebut dibawah ke BPKD guna penyelesaian SP2D dan selanjutnya SP2D tersebut kami serahkan kepada rekanan dan dicairkan di Bank Papua Cab. FakFak ;

 Bahwa untuk pencairan uang muka sebesar 30 % dari nilai proyek syarat-syarat yang dibawah yaitu : Kontrak, Berita Acara Pembayaran, kwitansi, Faktur dan rekening tagihan, serta bukti setoran PPn dan PPH dan juga jaminan uang muka ;

 Bahwa uang muka 30% yang diterima rekanan atas pekerjaan proyek peningkatan jalan Gewerpe-jalan Kokas adalah tanggal 13 Desember 2007, sejumlah Rp. 286.650.000,- ;


(16)

 Bahwa yang mengajukan permohonan pembayaran uang muka 30 % adalah terdakwa Donny Steven Sony yang datang ke kantor Dinas PU Kab. Fakfak ;

 Bahwa setahu saksi dari PPK proyek jalan Gewerpe – Kokas belum selesai 30 %, yang baru diselesaikan hanya sekitar 15,88 % dan saksi tidak tahu mengapa pekerjaan tersebut tidak selesai ;

 Bahwa yang membuat SPP adalah saksi selaku bendahara atas perintah PPK yang kemudian SPM dan SPP ditandatangani oleh Kepala Dinas PU untuk kemudian dicairkan ke rekening CV. Tuasi Jaya ;

Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkannya ;

2. Saksi MUSA IBA, Amd.T :

 Bahwa saksi sejak tahun 1994 sampai dengan sekarang bekerja pada Dinas PU Kab. Fakfak dengan jabatan Staf pada Subdin Prasarana Jalan;

 Bahwa tugas dan kewenangan saksi selaku selaku sekretaris Panitia lelang dalam Proyek Peningkatan jalan Gewarpe -Kokas yaitu Selaku sekretaris Panitia Lelang dengan tugas melaksanakan pelelangan proyek dimaksud;  Bahwa dasar saksi melaksanakan tugas selaku sekretaris Panitia lelang

dalam Proyek Peningkatan jalan Gewarpe - Kokas yaitu berdasar Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen ;

 Bahwa saksi sudah lupa berapa rekanan calon pemenang dan saksi juga tidak ingat tahap-tahap dalam pelelangan tersebut ;


(17)

 Bahwa pemenang lelang proyek tersebut adalah CV. Tuasi Jaya dimana setahu saksi Direktur CV. Tuasi Jaya adalah Donny Steven Sonny ;

 Bahwa pelelangan tersebut dilakukan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak ;

 Bahwa saksi sudah tidak ingat lagi atas dasar apa Panitia Lelang menentukan CV. Tuasi Jaya sebagai pemenang dalam pelelangan tersebut ;

 Bahwa sakis pernah melihat dokumen penawaran dari CV. Tuasi Jaya tetapi saksi tidak pernah membacanya karena selalu disimpan oleh Ketua Panitia Lelang ;

 Bahwa pekerjaan rekanan pada proyek jalan Gewerpe – Kokas adalah galian dan timbunan dengan menggunakan alat berat, namun saksi tidak tahu apakah Tuasi Jaya mempunyai alat berat atau tidak ;

 Bahwa item-item pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh terdakwa Dony Steven Sony, ST selaku Rekanan sepengetahuan saksi yaitu pekerjaan ada yang dilaksanakan, akan tetapi mengenai presentasi fisik sekitar 15,88 %;  Bahwa saksi tidak tahu apakah Tuasi Jaya sudah mengambil uang muka

atau belum karena tugas saksi sebagai Sekretaris Panitia Lelang hanya sampai pada saat rekanan terpilih sebagai pemenang lelang ;

Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut menurut terdakwa ada yang tidak benar yaitu terdakwa bukan Direktur / Pimpinan CV. Tuasi Jaya ;


(18)

 Bahwa saksi dimintai keterangan sehubungan dengan masalah dugaan korupsi proyek peningkatan jalan Gewerpe – Kokas yang dikerjakan oleh terdakwa ;

 Bahwa dugaan korupsi yang saksi maksudkan adalah terdakwa Donny Steven Sonny sudah mengambil uang muka proyek namun pekerjaan proyek tersebut tidak selesai ;

 Bahwa saksi sebagai konsultas perencanaan dan pengawasan di CV. Sarana Cipta untuk proyek peningkatan jalan Gewerpe – jaian Kokas Kabupaten Fakfak pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Fakfak ;  Bahwa tugas dan tanggung jawab CV. Sarana Cipta Konsultan adalah

survey lokasi, menggambar rencana jalan, memberikan petunjuk lelang, membuat RAB dan mengadakan pengawasan di lapangan ;

 Bahwa yang meminta CV. Sarana Cipta sebagai konsultas perencana dan pengawas adalah Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak ;

 Bahwa rekanan pemenang lelang yang melaksanakan proyek peningkatan jalan Gewerpe jalan Kokas Kabupaten Fakfak TA. 2007 pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Fakfak adalah CV. Tuasi Jaya Fakfak direktumya dalam kontrak yang saya baca adalah Ny. Rufina Mairuma dan sebagai pelaksana yang saksi ketahui adalah Sdr. Donny Steven Sony, ST. ;

 Bahwa dasar pelaksaan proyek peningkatan jalan Gewerpe — jalan Kokas Kabupaten Fakfak TA. 2007 pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Fakfak yang dikerjakan oleh CV. Tuasi Jaya Fakfak yaitu sesuai dengan dokumen kontrak yang ada pada kantor konsultan kami yaitu Surat


(19)

Perjanjian Pemborongan dengan nilai borongan Rp. 995.500.000,- (Sembilan ratus Sembilan puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) termasuk PPN 10% dan PPh 2% dari nilai kontrak ;

 Bahwa proyek peningkatan jalan Gewerpe — jalan Kokas Kabupaten Fakfak TA. 2007 pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Fakfak yang dikerjakan oleh CV. Tuasi Jaya Fakfak yaitu sesuai perintah Kerja adalah tanggal 4 September 2007 dan berakhir tanggal 20 Desember 2007 dalam jangka waktu 108 (seratus delapan) hari kerja namun dalam kenyataannya proyek tersebut mulai dikerjakan pada bulan Desember 2007 ;

 Bahwa saksi sebagai perwakilan dari CV. Sarana Cipta mulai bekerja sejak mendapatkan kontrak dari Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak ;  Bahwa sebelum Tuasi Jaya memulai pekerjaannya saksi bersama

perwakilan CV. Tuasi Jaya pernah ke lapangan untuk survey lokasi yang akan dikerjakan ;

 Bahwa uang muka yang diterima oleh CV. Tuasi Jaya adalah 30% dari nilai kontrak ;

 Bahwa kalau uang muka sudah dicairkan maka pekerjaan fisik yang sudah harus terlaksana di lapangan minmal 30% atau lebih ;

 Bahwa pada bulan Desember 2007 saksi mengecek di lapangan ternyata pekerjaan yang dikerjakan volumenya hanya baru sampai 15,88% dari 30% yang ditargetkan sehingga masih ada pekerjaan yang tidak selesai sekitar 14,12% ;


(20)

 Bahwa saksi tahu besaran volume pekerjaan dengan cara saksi surfey dilapangan dengan melakukan pengukuran dikalikan dengan besar nilai kontrak ;

 Bahwa setelah melihat keadaan langsung dilapangan sampai batas waktu seperti dalam kontrak, tindakan saksi sebagai konsultan pengawas dalam proyek ini yaitu telah melakukan teguran secara lisan kepada rekanan maupun tertulis yang kami tujukan ke CV. Tuasi Jaya dan saksi juga laporkan kepada PPK ;

 Bahwa menurut saksi kendala yang dialami CV. Tuasi Jaya dalam mengerjakan proyek tersebut karena rekanan lain menggunakan alat-alat yang akan disewa sehingga CV. Tuasi Jaya yang tidak mempunyai alat-alat harus menunggu rekanan menyelesaikan pekerjaannya dulu dan mengakibatkan pekerjaannya terlambat ;

 Bahwa apabila rekanan belum bisa menyelesaikan pekerjaannya rekanan bisa mengajukan adendum namun CV. Tuasi Jaya sampai batas waktu yang ditentukan tidak mengajukan adendum / permohonan perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan ;

 Bahwa saksi pernah menyarankan kepada Pejabat Pembuat Komitmen agar menunjuk rekanan lain untuk melanjutkan sisa pekerjaan dan kami sebagai konsultan sanggup melaksanakan pengawasan sampai pekerjaan proyek tersebut selesai ;

 Bahwa tanggapan dari PPK atas saran dan pernyataan dari konsultan yaitu bahwa kontrak / perjanjian pemborongan atas pekerjaaan yang dilaksanakan oleh CV. Tuasi Jaya akan diputuskan kontraknya dan akan


(21)

dibuat kontrak baru dengan rekanan baru untuk menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut ;

Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut terdakwa keberatan yaitu tentang hasil perhitungan volume pekerjaan yang dianggap sebesar 15,88 % dan seharusnya perhitungan di lapangan tersebut harus melibatkan kontraktor ;

4. Saksi WAGIMAN, B.E :

 Bahwa saksi pernah diperiksa oleh penyidik dengan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya dan saksi merasa tidak ada paksaan dalam memberikan keterangan ;

 Bahwa saksi diperiksa sebagai saksi sehubungan dengan perkara tindak pidana korupsi penyelewengan dana Proyek Peningkatan jalan Gewarpe – Kokas ;

 Bahwa saksi waktu itu selaku Pejabat Pembuat Komitmen dalam Proyek Peningkatan Jalan Gewarpe-Kokas yang bertugas membantu Kuasa Pengguna Anggaran untuk menyiapkan administrasi dan fisik di lapangan serta melaporkan pekerjaan / proyek yang sedang dikerjakan oleh kontraktor / rekanan kepada Kuasa Pengguna Anggaran ;

 Bahwa dasar saksi selaku PPK dalam Proyek Peningkatan jalan Gewarpe - Kokas yaitu berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Kab. Fakfak ;

 Bahwa sumber dana proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Kokas dari Dana Alokasi Umum tahun 2007 sebesar Rp. 955.500.000,- (sembilan


(22)

 Bahwa kemudian saksi selaku Pejabat Pembuat Komitmen menerbitkan SK Panitia Lelang yang isinya menunjuk Panitia untuk melaksanakan pelelangan proyek tersebut selanjutnya hasilnya diajukan kepada saksi selaku PPK untuk ditetapkan sebagai pemenang lelang ;

 Bahwa sesuai usulan dari Panitia Lelang peserta lelangnya adalah CV. Tuasi Jaya, CV. Nurma Jaya dan CV. Serui Jaya dan sebagai pemenang lelang adalah CV. TUASI JAYA dengan Direktris Ny. Rufina Mairuma dengan kuasa usaha terdakwa Donny Steven Sony ;

 Bahwa dasar saksi menentukan CV. Tuasi Jaya sebagai pemenang lelang karena berkas-berkas yang diajukan oleh Panitia lelang seperti evaluasi dan lampiran-lampiran dokumennya sudah komplit, mempunyai alat berat dan penawarannya terkecil ;

 Bahwa rekanan juga bisa menjadi pemenang tender walaupun rekanan tersebut tidak mempunyai alat berat sendiri dengan cara menyewa namun harus tercantum dalam RAB ;

 Bahwa uang muka yang diterima rekanan dari proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Kokas sebesar 30% dari nilai proyek setelah dikurangi oleh PPN dan PPH ;

 Bahwa yang dikerjakan oleh rekanan dari uang muka 30% tersebut adalah mobilisasi alat berat, tanah, drainase dan pengerasan berbutir ;

 Bahwa proyek tersebut dikerjakan dari bulan September 2007 sampai dengan akhir Desember 2007 namun sampai dengan batas akhir waktu pengerjaan proyek rekanan tidak melaksanakan pekerjaan sampai selesai yang diatur dalam kontrak kerja dan baru mencapai volume 15,88 % atau


(23)

kalau dihitung dengan uang pekerjaan yang sudah diselesaikan oleh rekanan sekitar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) ;

 Bahwa menurut saksi surat perjanjian pemborongan dan Surat Perintah Mulai Kerja ditandatangani oleh terdakwa pada tanggal 04 September 2007 ;

 Bahwa dalam pelaksanaan proyek tersebut pihak yang ditunjuk konsultan ditunjuk konsultan pengawas CV. Sarana Cipta ;

 Bahwa pada waktu keterlambatan pekerjaan yang dilakukan oleh rekanan konsultan sudah melakukan teguran secara lisan dan tertulis;

 Bahwa saksi selaku PPK melakukan teguran lisan kemudian ditindaklanjuti dengan teguran tertulis yang pertama tanggal 03 Oktober 2007 dan ditindaklanjuti lagi dengan teguran kedua tanggal 07 Nopember 2007, selanjutnya saksi selaku PPK mengambil tindakan dengan melakukan pemutusan hubungan kerja tanggal 28 Desember 2007 ;

 Bahwa saksi yakin bahwa teguran yang saksi lakukan sampai ke CV. Tuasi Jaya karena yang mengantar surat teguran tersebut adalah staf administrasi CV. Tuasi Jaya ;

 Bahwa terdakwa Donny Steven Sony selaku rekanan pernah mengajukan permintaan pembayaran uang muka satu kali sebesar 30% pada tanggal 05 Desember 2007 dan uang muka tersebut dicairkan di rekening atas nama Rufina Mairuma ;

 Bahwa pencairan uang muka tersebut ditujukan untuk memperlancar pekerjaan di lapangan ;


(24)

 Bahwa uang muka bisa diambil sebelum proyek berjalan dan bisa juga tidak tergantung dari rekanan, kalau rekanan mampu biasanya uang muka tidak diambil dimuka karena rekanan mempunyai biaya untuk melaksanakan proyek tersebut ;

 Bahwa saksi mau mencairkan uang muka proyek sebesar 30% karena saksi tidak menyangka bahwa terdakwa tidak akan menyelesaikan pekerjaannya dan memang dalam kontrak ada diatur bahwa uang muka dapat diterima oleh rekanan walaupun pekerjaannya belum dikerjakan dan hal tersebut sudah saksi konsultasikan kepada atasan saksi selaku Kuasa Pengguna Anggaran dan atasan saksi mengatakan bahwa uang muka sudah diatur dalam kontrak dan harus dicairkan ;

 Bahwa selisih antara uang muka sebesar 30% yang dicairkan terdakwa dengan kisaran volume proyek sebesar 15,88% sampai sekarang belum dikembalikan oleh terdakwa dan saksi tidak tahu uang tersebut terdakwa gunakan untuk apa namun saksi sudah bersurat kepada CV. Tuasi Jaya untuk mengembalikan uang selisih tersebut ke kas negara ;

 Bahwa saksi selaku Pejabat Pembuat Komitmen tidak mengawasi langsung pekerjaan di lapangan namun saksi dibantu oleh Konsultan Pengawas dan dibantu staf teknis dari Dinas PU Kab. Fakfak ;

 Bahwa panjang peningkatan ruas jalan Gewerpe – Kokas yang harus dikerjakan rekanan adalah 800 meter ;

 Bahwa waktu monitoring di Kantor Dinas Pekerjaan Umum setelah teguran pertama terdakwa datang namun sewaktu saksi tanyakan berapa volume pekerjaan yang sudah dikerjakan terdakwa tidak menjelaskan dan


(25)

rekanan hanya menjelaskan bahwa rekanan sanggup menyelesaikan pekerjaannya ;

 Bahwa pelaksanaan pekerjaan bisa diperpanjang 30 (tiga puluh) hari apabila pekerjaan belum selesai namun anggarannya sudah ditutup karena akhir tahun ;

 Bahwa atas kebijakan Dinas demi terselesaikannya proyek pekerjaan jalan tersebut, sisa dana proyek sebesar 70 % diluncurkan dalam APPBD tahun 2008 dan sekarang telah dikerjakan oleh rekanan lain ;

 Bahwa sampai dengan sekarang belum ada serah terima pekerjaan peningkatan jalan Gewerpe – Kokas dari CV. Tuasi Jaya ke Dinas Pekerjaan Umum ;

 Bahwa yang menjadi syarat proyek dapat diserah terimakan ke Dinas adalah apabila pekerjaannya sudah selesaikan dengan baik dan benar sesuai kontrak kerja ;

Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut terdakwa keberatan yaitu tentang proyek peningkatan jalan Gewerpe – Kokas tersebut tidak dilelang serta terdakwa menandatangani kontrak dan BAP lelang bukan di bulan September tetapi di bulan Desember 2007 namun kontraknya dibuat tanggal 04 September 2007 ;

5. Saksi FERDINAN PASAMBUNA :

 Bahwa saksi pernah diperiksa oleh penyidik dengan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya dan saksi merasa tidak ada paksaan dalam memberikan keterangan ;


(26)

 Bahwa saksi diperiksa sebagai saksi sehubungan dengan adanya indikasi dugaan penyalahgunaan dana Proyek Peningkatan jalan Gewarpe – Kokas yang dikerjakan oleh terdakwa Donny Steven Sonny ;

 Bahwa saksi waktu itu ditunjuk sebagai Ketua Panitia Lelang proyek Peningkatan jalan Gewarpe – Kokas ;

 Bahwa saksi ditunjuk sebagai Ketua Panitia lelang berdasarkan SK dari Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Fakfak ;  Bahwa tugas dan tanggungjawab saksi sebagai Ketua Panitia lelang adalah

melakukan pelelangan terhadap proyek tersebut yang langkah-langkahnya antara lain pengumuman, pendaftaran / pengambilan dokumen, undangan, aambuijzing, pembukaan penawaran, evaluasi penawaran dan usul calon pemenang lelang ;

 Bahwa pengumumamn lelang tersebut mulai tanggal 04 Agustus 2007 sampai dengan pengusulan calon pemenang pada tanggal 28 Agustus 2007 ;

 Bahwa proyek peningkatan jalan Gewerpe – Kokas tersebut didanai oleh APBD Provinsi Papua Barat tahun 2007 sebesar Rp. 955.500.000,- (sembilan ratus lima puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) dan panjang proyek peningkatan jalan Gewerpe – Kokas sekitar 800 meter ;

 Bahwa proyek tersebut harus diselesaikan selama 76 (tujuh puluh enam) hari sejak penandatanganan kontrak tanggal 04 September 2007 sampai dengan tanggal 20 Desember 2007 ;

 Bahwa proyek peningkatan jalan Gewerpe – Kokas tersebut dilakukan tender dan ada 3 (tiga) rekanan yang mendaftar pada saat pengumuman


(27)

yaitu CV. Tuasi Jaya, CV. Nurma Jaya dan CV. Serui Jaya dan yang keluar sebagai pemenangnya adalah CV. Tuasi Jaya ;

 Bahwa setahu saksi Direktris CV. Tuasi Jaya adalah ibu Rufina Mairuma dan terdakwa merupakan Kuasa Usaha CV. Tuasi Jaya namun saksi tidak tahu hubungan terdakwa dengan Direktris CV. Tuasi Jaya karena saksi baru mengenal terdakwa pada saat pelelangan proyek tersebut ;

 Bahwa kriteria untuk menentukan pemenangnya adalah verifikasi berkas / pemeriksaan administrasi, pemeriksaan tehnis termasuk pemeriksaan peralatan, harga penawaran, personil perusahaan dan keuangan perusahaan kemudian kita usulkan pemenangnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen ;  Bahwa ketiga rekanan personilnya sudah mencukupi namun untuk

peralatan ketiga rekanan tersebut tidak memiliki eksavator dan alat berat lainnya ;

 Bahwa rekanan yang menjadi pemenang seharusnya mempunyai alat berat sendiri ;

 Bahwa waktu itu penawaran yang diajukan oleh CV. Tuasi Jaya sebesar Rp. 955.500.000,- (sembilan ratus lima puluh lima juta lima ratus ribu rupiah), CV. Norma Jaya sebesar Rp. 958.000.000,- (sembilan ratus lima puluh delapan juta rupiah) dan CV. Serui Jaya sebesar Rp. 958.500.000,- (sembilan ratus lima puluh delapan juta lima ratus ribu rupiah) dan hal tersebut merupakan salah satu alasan CV. Tuasi Jaya sebagai pemenang lelang ;

 Bahwa apabila rekanan / kontraktor menyewa alat berat maka rekanan / kontraktor tersebut harus menyerahkan surat bukti sewa alat dan apabila


(28)

rekanan / kontraktor mempunyai alat berat sendiri rekanan / kontraktor harus menyerahkan bukti kepemilikan alat berat ;

 Bahwa di RAB tersebut tidak dianggarkan untuk sewa alat berat yang ada hanya mobilisasi alat, sehingga alat berat merupakan urusan kontraktor apakah dia mau sewa atau memakai milik sendiri ;

 Bahwa saksi tidak ingat berapa nilai anggaran untuk mobilisasi alat ;  Bahwa saksi pernah bertemu dengan terdakwa saat evaluasi dan pada saat

itu terdakwa menyatakan siap mendatangkan alat berat ;

 Bahwa menurut saksi walaupun dalam RAB tidak ada untuk menyewa alat berat namun dimungkinkan untuk menyewa alat dengan biaya sendiri karena kalau tidak mempunyai alat berat tidak bisa menyelesaikan proyek tersebut ;

 Bahwa saksi tidak berwenang mengawasi proyek karena yang berwenang mengawasi proyek adalah Pejabat Pembuat Komitmen ;

 Bahwa di dalam kontrak diharuskan ada uang muka sebesar 30% dari total anggaran namun besaran rupiahnya saksi tidak tahu persis ;

 Bahwa apabila uang muka sudah dicairkan oleh rekanan sebesar 30% maka pekerjaan fisik yang seharusnya dikerjakan oleh kontraktor minimal 30% atau lebih ;

 Bahwa rekanan juga diharuskan membayar jaminan pelaksanaan pekerjaan sebesar 30% dan jaminan tersebut hangus kalau pekerjaan tidak diselesaikan ;

 Bahwa agar uang jaminan pelaksanaan pekerjaan tidak hangus maka harus memperpanjang waktu pekerjaan / adendum ;


(29)

 Bahwa saksi tidak tahu berapa volume pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh rekanan / kontraktor karena hal tersebut wewenang PPK untuk menilai namun menurut informasi yang saksi dengar kontraktor baru mengerjakan pekerjaan fisik sekitar 15,88% ;

 Bahwa dari Dinas sudah menbgingatkan terdakwa untuk menyelesaikan pekerjaannya dan terdakwa bersedia menyelesaikan pekerjaannya tetapi kenyataannya pekerjaan / proyek tersebut tidak selesai ;

 Bahwa saksi tidak tahu apakah ada perubahan rencana pada proyek jalan tersebut ;

Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut terdakwa tidak keberatan ;

6. Saksi Ahli MARTINUS LENGAM :

 Bahwa saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, tidak kenal dengan terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga ;

 Bahwa ahli adalah pegawai pada Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Kab. Fakfak menduduki jabatan sebagai Kepala Bidang Pembangunan dan Keuangan ;

 Bahwa dalam verifikasi di lapangan saksi ahli menggunakan metode analisis data perusahaan, dimana syarat utamanya suatu perusahaan harus mempunyai kemampuan modal dan memiliki alat berat apakah alat berat tersebut milik sendiri ataupun alat berat tersebut disewa ;


(30)

 Bahwa tujuan syarat tersebut agar pekerjaan / proyek yang dikerjakan oleh rekanan bisa selesai tepat waktu dan tidak melebihi dari besaran biaya yang dianggarkan ;

 Bahwa uang muka 30% dari nilai proyek sudah berhak diterima / dicairkan oleh rekanan walaupun rekanan belum mengerjakan pekerjaan / proyek dengan maksud untuk persiapan awal pekerjaan seperti mobilisasi alat, galian dan sebagainya (berdasarkan Keppres No. 80 tahun 2003 pasal 33) namun kalau rekanan mampu tidak masalah kalau uang muka diambil diakhir proyek ;

 Bahwa menurut saksi ahli proyek peningkatan Jalan Gewerpe – jalan Kokas dapat dikatakan merugikan negara karena rekanan sudah mengambil uang muka sebesar 30% namun pekerjaan fisik yang diselesaikan rekanan baru sebesar 15,88% ;

 Bahwa apabila pekerjaan fisik yang diselesaikan rekanan baru sebesar 15,88% maka selisih antara uang muka dengan pekerjaan fisik harus dikembalikan kepada negara ;

 Bahwa persoalan pada proyek tersebut adalah kontrak tahun tunggal oleh sebab itu pekerjaan harus diselesaikan di tahun bersangkutan supaya anggaran tidak dialihkan di tahun berikutnya ;

 Bahwa dasar saksi melakukan penilaian terhadap proyek Jalan Gewerpe

– Jalan Kokas berdasarkan keterangan saksi-saksi, konsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen dan peninjauan di lapangan ;


(31)

 Bahwa walaupun biaya untuk sewa alat berat tidak tercantum dalam RAB namun sebenarnya biaya untuk sewa alat berat sudah termasuk di dalam RAB yang sudah dirincikan setiap volume 1m3 pekerjaan dan alat berat menjadi urusan kontraktor / rekanan apakah alat berat milik sendiri atau disewa ;

 Bahwa untuk menentukan pemenang lelang proyek jalan yang harus diperhatikan yaitu kepemilikan alat yang dapat menunjang pekerjaan / proyek tersebut ;

 Bahwa apabila uang muka sudah cair 30% namun sampai kontrak berakhir rekanan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya maka harus dilakukan perhitungan dengan volume pekerjaan fisik yang sudah dikerjakan dari total pekerjaan 100% untuk mengetahui perbandingan antara besarnya uang muka yang dicairkan dengan volume pekerjaan yang dikerjakan ;

 Bahwa rekanan harus mengerjakan sesuai apa yang ada di dalam RAB ;  Bahwa pada saat penandatanganan kontrak proyek ini merupakan

tanggungjawab bersama antara Pejabat Pembuat komitmen dengan rekanan ;

 Bahwa sebelum menandatangani kontrak harus dilakukan peninjauan lapangan untuk mengetahui pekerjaan tersebut ;

 Bahwa pada saat saksi melakukan pengukuran di lapangan sudah ada perubahan pekerjaan karena sudah ada rekanan lain yang melanjutkan proyek tersebut ;


(32)

7. Saksi Ahli EDISON MANURUNG, di bawah sumpah dalam persidangan memberikan keterangan pada pokoknya sebagai berikut :

 Bahwa saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, kenal dengan terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga ;

 Bahwa ahli adalah pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak menduduki jabatan sebagai Kepala Bidang Bina Marga ;

 Bahwa kontrak tersebut yaitu sistem kontrak harga satuan yang disebut fais yaitu masih bersifat sementara ;

 Bahwa metode yang saksi gunakan dengan melihat kontrak seperti apa dan jangka waktu pelaksanaannya berapa lama ;

 Bahwa setelah menandatangani kontrak, rekanan bisa mencairkan dan mengambil uang muka dengan jaminan uang muka namun jaminan uang muka tergantung kelas proyeknya, kalau menengah kebawah (proyek kurang dari 1 milliar) jaminan uang muka 30% dan menengah keatas (proyek lebih dari 1 milliar) jaminan uang mukanya 20% ;

 Bahwa apabila tidak dilampirkan jaminan uang muka, menurut saksi uang muka yang diminta rekanan tidak bisa dicairkan ;

 Bahwa pencairan uang muka tidak ada hubungannya dengan pekerjaan fisik di lapangan karena uang muka 30% sebagai modal awal kontraktor untuk memulai pekerjaannya di lapangan dan juga dalam pencairan tidak disertai progresi volume pekerjaan / kemajuan fisik pekerjaan ;


(33)

 Bahwa apabila uang muka diambil diakhir tahun akibatnya anggarannya dialihkan ke tahun berikutnya karena penutupan anggaran ;

 Bahwa dengan uang muka 30% yang telah diterima oleh kontraktor seharusnya kontraktor telah mengerjakan item-item pekerjaan berupa mobilisasi alat, galian biasa, galian batu, penyiapan badan jalan, timbunan pilihan ;

 Bahwa apabila uang muka sudah dicairkan maka kontraktor mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan proyek tersebut kalau tidak Pejabat Pembuat Komitmen bisa mengklaim jaminan uang muka tersebut untuk dikembalikan ;

 Bahwa pertama kalau proyek yang dikerjakan rekanan tidak bisa selesai dalam waktu yang ditentukan masih memungkinkan kita lakukan addendum pekerjaan waktu dengan alasan yang dapat kita terima, kedua pihak PPK bisa lakukan pemutusan kontrak secara sepihak dengan terlebih dahulu memberikan surat teguran sebanyak 3 (tiga) kali dan mengenakan denda sebesar 5 % dari nilai kontrak ;

 Bahwa dalam kasus ini proyek yang dikerjakan tidak bisa diselesaikan rekanan, sebelum tenggang waktu proyek berakhir Pejabat Pembuat Komitmen harus melaporkan dan berkonsultasi dengan atasannya agar uang muka tersebut tidak dicairkan dan kalau sampai dicairkan yang bertanggungjawab adalah Pejabat Pembuat Komitmen ;

 Bahwa dari segi waktu tidak memungkinkan kontraktor tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya seharusnya uang muka tidak usah dicairkan ;


(34)

 Bahwa sifat pembayaran di proyek ini yaitu sesuai pekerjaan fisik di lapangan maksudnya rekanan hanya berhak menerima pembayaran sebesar volume yang dicapai pada saat batas akhir kontrak tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan bersama antara PPK, kontraktor dan konsultan ;

 Bahwa mobilisasi alat adalah bagaimana suatu alat bisa masuk ke tempat pekerjaan ;

 Bahwa apabila dalam RAB tidak ada dianggarkan untuk sewa alat berat maka anggaran tersebut tidak boleh dipergunakan untuk menyewa alat berat, kalaupun digunakan hal tersebut harus disampaikan ke Pejabat Pembuat Komitmen bahwa alat berat tersebut disewa supaya nanti dikontraknya disebutkan ;

 Bahwa kontraktor dalam mengajukan penawaran harus menyebutkan apakah alat berat yang akan digunakan miliknya sendiri atau disewa dan Panitia Lelang harus mengecek apakah benar ada alat berat atau tidak, tidak cukup dengan hanya melihat dokumen penawaran saja ;

Menimbang, bahwa dipersidangan Penasehat Hukum terdakwa telah mengajukan 1 (satu) orang saksi ade charge yang dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut :

8. Saksi MOHAMMAD ALI SENIN :

 Bahwa saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, kenal dengan terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga ;


(35)

 Bahwa terdakwa melalui karyawannya yang bernama Melky Hukuboy pernah meminta saksi untuk mengerjakan pemindahan instalasi pipa air yang terdapat pada proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Kokas yaitu intalasi pipa air 2 inchi dengan panjang sekitar 200 meter dan pipa air ¼ inchi ;

 Bahwa maksud dari relokasi pipa air tersebut karena pipa-pipa tersebut menghambat kelancaran pekerjaan proyek peningkatan jalan Gewerpe – jalan Kokas karena pipa-pipa tersebut melintasi pekerjaan jalan ;

 Bahwa untuk pekerjaan pemindahan pipa, penggalian dan perubahan aksesoris saksi meminta bayaran Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), dimana untuk uang muka saksi minta Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan setelah pekerjaan tersebut selesai terdakwa membayar kekurangan dari perjanjian pekerjaan sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) ;  Bahwa pekerjaan tersebut diluar pekerjaan dinas saksi sebagai pegawai

PDAM dan saksi tidak pernah menyampaikan kepada atasan saksi tentang pekerjaan tersebut namun atasan saksi sudah mengetahuinya ;

 Bahwa tanggapan dari Kepala PDAM Kab. Fakfak bahwa pekerjaan tersebut bisa dikerjakan selama tidak mengganggu kelancaran pasokan air minum kepada masyarakat ;

 Bahwa saksi mengerjakan relokasi tersebut pada awal Desember 2007 selama 10 (sepuluh) hari, dikerjakan setelah pulang jam dinas sekitar pukul 12.00 wit dan fokus pada hari libur, dikerjakan oleh 3 (tiga) orang termasuk saksi namun 2 (dua) orang yang lainnya bukan pegawai PDAM ;


(36)

 Bahwa pipa yang saksi pindahkan tidak masuk aset PDAM Kab. Fakfak karena retribusi dari air PDAM tersebut tidak pernah masuk ke kas PDAM Kab. Fakfak dan letak pipa-pipa tersebut di tanah hak ulayat, dimana pipa tersebut dikelola oleh Kampung sendiri dan hanya didanai oleh Pemerintah pada saat pemasangan awal ;

 Bahwa pekerjaan relokasi pipa-pipa air tersebut mengganggu distribusi air minum kepada masyarakat setempat namun sebelumnya saksi sudah melapor kepada Kepala Kampung setempat dan Kepala Kampung menyetujuinya ;

 Bahwa pekerjaan pemindahan pipa air tersebut diluar RAB proyek peningkatan jalan Gewerpe – Kokas ;

 Bahwa tidak ada kontrak kerja dalam relokasi pipa-pipa air tersebut ;

Menimbang, bahwa di persidangan telah pula didengar keterangan terdakwa DONNY STEVEN SONNY yang pada pokoknya sebagai berikut :

 Bahwa terdakwa diperiksa sehubungan dengan masalah proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas ;

 Bahwa proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas dengan panjang 800 meter dan lebar 6 meter, yang terdakwa kerjakan memakan waktu 3 (bulan) dari tanggal 04 September 2007 sampai dengan tanggal 20 Desember 2007 namun proyek baru dikerjakan pada bulan Desember 2007 dikarenakan Surat Perintah Kerja terlambat keluar ;


(37)

 Bahwa yang menandatangani kontrak peningkatan Jalan Gewerpe –Kokas adalah Direktris CV. Tuasi Jaya Ny. Rufina Mairuma dan terdakwa merupakan Kuasa Usaha CV. Tuasi Jaya ;

 Bahwa nilai kontrak peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas sebesar Rp. 955.500.000,- (sembilan ratus lima puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) ;  Bahwa secara administrasi proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas

tersebut dilakukan lelang dan tender tetapi kenyataannya tidak ada ;

 Bahwa terdakwa hanya 1 (satu) kali permintaan pembayaran yaitu permintaan pembayaran uang muka sebesar 30% dari uang muka sebesar Rp. 286.650.000,- (dua ratus delapan puluh enam juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) pada bulan Desember 2007 ;

 Bahwa uang muka sebesar 30% tersebut terdakwa tidak ingat secara pasti gunakan untuk apa saja karena banyaknya item yang harus dibayarkan namun yang saksi ingat mobilisasi alat seperti ekscavator, bomak, gleder dan dump truk, galian biasa, galian batu, menggaji karyawan, untuk pembelian bahan bakar, pembersihan lokasi, jaminan pekerjaan, pengurusan dokumen dan lain-lain ;

 Bahwa terdakwa sudah tidak ingat berapa banyak uang terdakwa yang terdakwa gunakan untuk pengurusan dokumen namun dalam RAB tidak ada item untuk pengurusan dokumen;

 Bahwa alat berat yang terdakwa gunakan untuk peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas adalah alat yang terdakwa sewa sebesar Rp. 90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah) ;


(38)

 Bahwa sewa alat berat, pekerjaan yang tidak termasuk dalam RAB namun terdakwa kerjakan adalah relokasi pipa air karena pipa air tersebut melintas di jalan yang dibongkar ;

 Bahwa sewa alat berat, relokasi pipa air, jaminan uang muka dan jaminan pelaksanaan pekerjaan terdakwa bayar menggunakan uang pribadi terdakwa tetapi setelah uang muka 30% cair baru terdakwa ganti ;

 Bahwa uang jaminan pekerjaan terdakwa bayar namun tidak dari pencairan uang muka ;

 Bahwa pekerjaan yang ada dalam RAB yang sudah dikerjakan antara lain mobilisasi alat, galian biasa, galian batu, timbunan jalan dan penyiapan badan jalan ;

 Bahwa sampai batas akhir proyek pada tanggal 20 Desember 2007, proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas tersebut belum selesai ;

 Bahwa terdakwa tidak tahu apakah proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas tersebut sudah diaudit atau belum karena terdakwa tidak di lokasi proyek ;

 Bahwa di lapangan terjadi perubahan pekerjaan dimana di dalam RAB tidak ada gunung dan ternyata di lapangan ada gunung, jadi gunung tersebut harus dicukur ;

 Bahwa menurut perhitungan terdakwa volume pekerjaan proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas lebih dari 30% bukan 15,88% sebagaimana perhitungan konsultan;

 Bahwa terdakwa tidak dilibatkan dalam pengukuran pekerjaan yang terdakwa kerjakan ;


(39)

 Bahwa terdakwa tidak pernah menerima surat teguran dari Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum Kab.Fakfak ;

 Bahwa saat pemutusan kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak terdakwa masih mengerjakan proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas karena terdakwa bekerja sampai akhir Januari 2008 ;

 Bahwa terdakwa tidak tahu mengapa Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak memutuskan kontrak kerja proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas ;

 Bahwa terdakwa tidak mengajukan perpanjangan waktu pekerjaan / adendum karena terdakwa menganggap bisa menyelesaikan tepat waktu ;

 Bahwa terdakwa dijanjikan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak bahwa proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas akan dilanjutkan pada tahun 2008 ;

 Bahwa terdakwa mempunyai keinginan untuk menyelesaikan proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas tersebut ;

Menimbang, bahwa dipersidangan telah diajukan barang-barang bukti sebagaimana yang terlampir dalam berkas perkara dan barang-barang bukti tersebut telah dikenal oleh saksi-saksi dan terdakwa ;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian, maka segala sesuatu yang terjadi di persidangan sebagaimana termuat dalam Berita Acara Persidangan dianggap telah termasuk dan dipertimbangkan pula dalam putusan ini;


(40)

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi, keterangan terdakwa, dan dihubungkan dengan barang bukti yang diajukan di persidangan, maka ditemukan adanya fakta hukum sebagai berikut :

 Bahwa terdakwa diperiksa sehubungan dengan masalah proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas ;

- Bahwa proyek peningkatan jalan Gewerpe – Kokas tersebut ada 3 (tiga)

rekanan yang mendaftar pada saat pengumuman yaitu CV. Tuasi Jaya, CV. Nurma Jaya dan CV. Serui Jaya dan yang keluar sebagai pemenangnya adalah CV. Tuasi Jaya ;

 Bahwa proyek tersebut dari Dinas Pekerjaan Umum dan sumber dananya dari APBD Provinsi Papua Barat tahun 2007 sebesar Rp. 955.500.000,- (sembilan ratus lima puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) ;

 Bahwa Direktris CV. Tuasi Jaya adalah Ny. Rufina Mairuma dan terdakwa merupakan Kuasa Usaha CV. Tuasi Jaya ;

 Bahwa yang menjadi Ketua Panitia Lelang adalah Ferdinand Pasambuna, ST, Sekretaris Musa Iba, A.Md.T, Pejabat Pembuat Komitmennya Wagiman, BE dan yang menjadi konsultan perencana dan pengawas adalah CV. Sarana Cipta ;

 Bahwa proyek peningkatan Jalan Gewerpe – Jalan Kokas dengan panjang 800 meter dan lebar 6 meter, harus diselesaikan dalam waktu 108 (seratus delapan) hari dari tanggal 04 September 2007 sampai dengan tanggal 20 Desember 2007 ;

 Bahwa CV. Tuasi Jaya sebagai pemenang lelang tidak mempunyai alat berat sendiri sehingga CV. Tuasi Jaya menyewa alat berat ;


(41)

 Bahwa dalam RAB proyek Jalan Gewerpe – Jalan Kokas tidak dianggarkan untuk sewa alat berat ;

 Bahwa berdasarkan Keppres No. 80 tahun 2003 pasal 33 uang muka 30% dari nilai proyek sudah berhak diterima rekanan walaupun rekanan belum mengerjakan proyek tersebut ;

 Bahwa terdakwa telah menerima pembayaran sebesar 30% dari uang muka setelah dipotong PPH dan PPN sebesar Rp. 286.650.000,- (dua ratus delapan puluh enam juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) pada tanggal 05 Desember 2007 ;

 Bahwa sampai dengan batas akhir proyek pada tanggal 20 Desember 2007 proyek Jalan Gewerpe – jalan Kokas tidak selesai dan baru dikerjakan 15,88% ;

 Bahwa selisih antara uang muka 30% yang diambil terdakwa dengan volume pekerjaan 15,88% belum dikembalikan terdakwa ;

 Bahwa proyek yang dikerjakan oleh terdakwa tersebut sampai sekarang belum diserah terimakan ke Dinas Pekerjaan Umum ;

 Bahwa proyek tersebut sekarang sudah dikerjakan oleh rekanan lain ;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut apakah terdakwa dapat dipersalahkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum kepadanya ;

Menimbang, bahwa seseorang dapat dinyatakan bersalah apabila apa yang dilakukan tersebut memenuhi semua unsur dari pasal-pasal yang dijadikan dasar oleh Penuntut Umum dalam membuat dakwaannya ;


(42)

Menimbang, bahwa terdakwa telah didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan tunggal yaitu 2 ayat (1) jo. Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis hakim akan mempertimbangkan unsur pasal Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana, yang unsur-unsurnya sebagai berikut :

1. Setiap orang ;

2. Secara melawan hukum ;

3. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi ;

4. Yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara ; 5. Sebagai orang yang melakukan atau turut serta melakukan ;

Ad. 1. Unsur setiap orang

Menimbang bahwa Yang dimaksud “setiap orang sebagaimana dalam pasal 1 angka 3 Bab Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor : 31 Tahun 1999 yang telah dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah orang perseorangan atau termasuk korporasi, yang meliputi pengertian siapa saja baik pegawai negeri atau bukan, yang mempunyai


(43)

kewenangan, jabatan / kedudukan atau tidak, yang telah didakwa melakukan tindak pidana korupsi ;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini yang telah didakwa melakukan tindak pidana korupsi adalah terdakwa Donny Steven Sonny, ST, hal mana sesuai dengan keterangan kesemua saksi dipersidangan yang menerangkan bahwa yang telah didakwa melakukan tindak pidana korupsi bukanlah orang lain selain terdakwa Donny Steven Sonny, ST selaku kuasa usaha dari CV. Tuasi Jaya sebagai pemenang tender proyek jalan Gewerpe – jalan Kokas, dan keterangan saksi-saksi tersebut menurut hemat Majelis Hakim sesuai dengan identitas terdakwa sebagaimana termuat dalam surat dakwaan Penuntut Umum, maka oleh karena itu

menurut hukum unsur “Setiap orang” telah terpenuhi ;

Ad. 2. Unsur secara melawan hukum

Me i a g, ahwa ya g di aksud de ga Se ara Melawa Huku berdasarkan penjelasan Pasal 2 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun dalam arti materiil, yakni meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan, namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat, maka perbuatan terse ut dapat dipida a ;

Menimbang, bahwa oleh karena pengertian perbuatan melawan hukum dalam arti materiil oleh Putusan Mahkamah Konstitusi No. 003/PUU-IV/2006,


(44)

tanggal 25 Juli 2006 dinyatakan bahwa Melawan Hukum Materiil dalam penjelasan pasal 2 ayat (1) undang Nomor 31 tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tidak mempunyai kekuatan mengikat, maka dalam hal ini Majelis hanya akan mempertimbangkan perbuatan melawan hukum dalam arti formil saja ;

Menimbang, bahwa dari keterangan saksi Farida Salim, saksi Hakim, ST, saksi Wagiman, BE, saksi Ferdinand Pasambuna, dan keterangan ahli Martinus Lengam, yang bersesuaian dengan keterangan Terdakwa, bukti surat serta barang bukti yang diajukan dipersidangan, ditemukan fakta-fakta hukum bahwa terdakwa sebagai Kuasa Usaha dari CV. Tuasi Jaya yang merupakan pemenang dari proyek jalan Gewerpe – Jalan Kokas dimana menurut saksi ahli Martinus Lengam rekanan pemenang tender jalan seharusnya mempunyai alat berat sendiri yang dibuktikan dengan kepemilikan alat-alat berat namun dalam kenyataannya CV. Tuasi Jaya ternyata tidak mempunyai alat berat sendiri dan untuk mengerjakan proyek tersebut CV. Tuasi Jaya telah menyewa alat berat sebesar Rp. 90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah) dan juga dari keterangan saksi a de charge yang dibenarkan terdakwa dipersidangan menerangkan bahwa terdakwa telah pula mengerjakan pekerjaan berupa pengalihan pipa PDAM yang menelan anggaran sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), sedangkan sewa alat berat dan pengerjaan pengalihan pipa PDAM tidak dianggarkan dalam RAB maupun dalam perjanjian kontrak kerja, maka dengan demikian Majelis berpendapat bahwa biaya pekerjaan-pekerjaan di luar RAB maupun di luar yang diperjanjikan dalam kontrak kerja tidak dapat dibebankan pada anggaran proyek Jalan Gewerpe – Jalan Kokas tersebut ;


(45)

Menimbang, bahwa dari fakta yang diperoleh dipersidangan bahwa proyek pengerjaan jalan Gewerpe – jalan Kokas harus diselesaikan dalam waktu 108 (seratus delapan) hari kalender atau dimulai dari tanggal 04 September sampai dengan paling lambat tanggal 20 Desember 2007, akan tetapi menurut keterangan terdakwa maupun Penasehat Hukumnya yang disampaikan dalam pledoi maupun dupliknya, bahwa terdakwa baru mengerjakan proyek tersebut pada bulan Desember 2007, sehingga ditinjau dari segi waktu proyek tersebut tidak mungkin akan selesai pada tanggal yang telah disepakati dalam kontrak kerja yaitu paling lambat tanggal 20 Desember 2007 ;

Menimbang, bahwa meskipun terdakwa menyadari bahwa proyek tersebut tidak akan mungkin dapat diselesaikan pada tanggal 20 Desember 2007, akan tetapi terdakwa tidak menolak untuk tidak mengerjakan proyek tersebut dan juga tidak mengajukan adendum perpanjangan waktu, melainkan terdakwa justru mencairkan uang muka 30% sebesar Rp. 286.650.000,- (dua ratus delapan puluh enam juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai Surat Pencairan Dana Nomor : 897/SP2D/BL/LS/APBD2007, sedangkan dari keterangan saksi-saksi bahwa proyek yang dikerjakan terdakwa volumenya baru 15,88% atau sebesar Rp. 134.453.178,- (seratus tiga puluh empat juta empat ratus lima puluh tiga ribu seratus tujuh puluh delapan rupiah) dari 30% yang ditargetkan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Farida Salim, saksi Hakim, ST, saksi Wagiman, BE, saksi Ferdinand Pasambuna bersesuaian dengan keterangan terdakwa ditemukan fakta-fakta di persidangan bahwa CV. Tuasi Jaya selaku rekanan pemenang proyek Jalan Gewerpe – Jalan Kokas baru mengerjakan proyek jalan tersebut pada bulan Desember 2007 dengan alasan


(46)

menunggu Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan sewaktu monitoring di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak setelah teguran pertama tanggal 03 Oktober 2007 terdakwa Donny Steven Sonny, ST selaku Kuasa Usaha CV. Tuasi Jaya menjelaskan bahwa sanggup menyelesaikan pekerjaannya namun setelah dilakukan teguran kedua pada tanggal 07 Nopember 2007 sampai batas akhir pengerjaan proyek jalan Gewerpe – jalan Kokas pada tanggal 20 Desember 2007 CV. Tuasi Jaya tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya sehingga terlihat tidak adanya itikad baik dari terdakwa dimana tetap mengerjakan proyek tersebut sampai akhir Januari 2008 tanpa mengajukan adendum / perpanjangan waktu ke Pejabat Pembuat Komitmen, maka dengan demikian dapat dinilai bahwa perbuatan terdakwa tersebut merupakan perbuatan melawan hukum dan oleh karena itu Majelis berpendapat unsur secara melawan hukum ini telah pula terpenuhi ;

Ad. 3. Unsur melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi

Me i a g, ahwa ya g di aksud de ga ele e Per uata e perkaya diri se diri atau ora g lai atau korporasi , adalah per uata dengan sengaja untuk membuat dirinya sendiri atau orang lain atau suatu korporasi menjadi lebih kaya dari sebelumnya, atau dapat menambah harta kekayaannya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Farida Salim, saksi Hakim, ST, saksi Wagiman, BE, saksi Ferdinand Pasambuna, dan keterangan ahli Martinus Lengam, yang bersesuaian dengan keterangan Terdakwa, bukti surat serta barang bukti yang diajukan dipersidangan,


(47)

ditemukan fakta-fakta hukum bahwa terdakwa sebagai Kuasa Usaha dari CV. Tuasi Jaya yang merupakan pemenang dari proyek jalan Gewerpe – Jalan Kokas, dimana proyek tersebut harus diselesaikan oleh CV. Tuasi Jaya dalam 108 (seratus delapan) hari kalender sejak Surat Perintah Mulai Kerja Nomor : 05/600/138.XII/PPK/KPJ-DSPB/DPU.FF/IX/2007 tanggal 04 September 2007 atau paling lambat tanggal 20 Desember 2007 dan CV. Tuasi Jaya sudah mencairkan uang muka 30% sebesar Rp. 286.650.000,- (dua ratus delapan puluh enam juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai dengan Surat Perintah Pencairan Dana Nomor : 897/SP2D/BL/LS/APBD/2007 tertanggal 13 Desember 2007 dan dana tersebut selanjutnya ditransfer ke rekening Bank Papua Cabang Fakfak atas nama Ny. Rufina Mairuma namun sampai batas akhir pengerjaan proyek tanggal 20 Desember 2007 CV. Tuasi Jaya baru menyelesaikan volume proyek jalan Gewerpe – jalan Kokas sebesar 15,88% atau sebesar Rp. 134.453.178,- (seratus tiga puluh empat juta empat ratus lima puluh tiga ribu seratus tujuh puluh delapan rupiah) dari 30% yang ditargetkan sehingga ada pekerjaan yang tidak selesai sekitar 14,12% atau sebesar Rp. 119.232.072,- (seratus sembilan belas juta dua ratus tiga puluh dua ribu tujuh puluh dua rupiah) tersebut tidak dikembalikan terdakwa kepada negara sehingga hal tersebut dapat memperkaya diri terdakwa atau CV. Tuasi Jaya ;

Menimbang, bahwa dengan demikian unsur “melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi’ telah terpenuhi ;


(48)

Ad. 4. Unsur merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Farida Salim, saksi Hakim, ST, saksi Wagiman, BE, saksi Ferdinand Pasambuna, dan keterangan ahli Martinus Lengam, yang bersesuaian dengan keterangan Terdakwa, bukti surat serta barang bukti yang diajukan dipersidangan, ditemukan fakta-fakta hukum bahwa terdakwa sebagai Kuasa Usaha dari CV. Tuasi Jaya yang merupakan pemenang dari proyek jalan Gewerpe – Jalan Kokas, dimana proyek tersebut harus diselesaikan oleh CV. Tuasi Jaya dalam 108 (seratus delapan) hari kalender sejak Surat Perintah Mulai Kerja Nomor : 05/600/138.XII/PPK/KPJ-DSPB/DPU.FF/IX/2007 tanggal 04 September 2007 atau paling lambat tanggal 20 Desember 2007 dan CV. Tuasi Jaya sudah mencairkan uang muka 30% sebesar Rp. 286.650.000,- (dua ratus delapan puluh enam juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai dengan Surat Perintah Pencairan Dana Nomor : 897/SP2D/BL/LS/APBD/2007 tertanggal 13 Desember 2007 dan dana tersebut selanjutnya ditransfer ke rekening Bank Papua Cabang Fakfak atas nama Ny. Rufina Mairuma namun sampai batas akhir pengerjaan proyek tanggal 20 Desember 2007 CV. Tuasi Jaya baru menyelesaikan volume proyek jalan Gewerpe – jalan Kokas sebesar 15,88% dari 30% yang ditargetkan sehingga ada pekerjaan yang tidak selesai sekitar 14,12%, sedangkan diketahui bahwa proyek jalan Gewerpe – jalan Kokas dikerjakan menggunakan dana yang diambil dari APBD Kab. Fakfak Tahun Anggaran 2007 yang merupakan uang negara ;


(49)

Menimbang, dari perbuatan terdakwa sebagaimana diuraikan dalam pertimbangan tersebut diatas, apabila dihubungkan dengan keterangan kesemua saksi-saksi di persidangan, maka dapat dihitung bahwa akibat dari perbuatan terdakwa tersebut Negara mengalami kerugian yang besarnya sebagai berikut :

Nilai kontrak Rp. 955.500.000,-

Uang muka 30% 30% x 955.500.000,- = Rp. 286.650.000,-

Ppn 10% Rp. 28.665.000,-

Pph 1,5% Rp. 4.299.750,- -

Terima bersih Rp. 253.685.250,-

Daya serap fisik 15,88% Rp. 134.453.178,- -

Selisih dana / kerugian Rp. 119.232.072,-

Menimbang, bahwa dengan demikian unsur “merugikan keuangan

negara atau perekonomian negara” telah terpenuhi ;.

Ad. 5. Unsur sebagai orang yang melakukan atau turut melakukan.

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur sebagai orang yang melakukan atau turut serta melakukan adalah delik penyertaan (deelneming) sebagaimana dimaksud dalam rumusan pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP adalah orang yang melakukan, menyuruh lakukan dan atau turut serta melakukan suatu perbuatan ;


(50)

Menimbang, bahwa Noyon Langemeyer (1982 : 333-334) merumuskan arti melakukan atau plegen bilamana terdapat satu orang yaitu orang yang termasuk pengertian “barangsiapa” seperti disebut dalam tiap-tiap pasal undang-undang pidana, yaitu orang yang dituju oleh hukum pidana, dengan kata lain orang yang memenuhi seluruh uraian delik di dalam undang-undang pidana ;

Menimbang, bahwa Hazewinkel Suringa (1989:383) merumuskan arti turut serta melakukan suatu perbuatan atau medeplegen bilamana dua orang atau lebih bekerjasama secara sadar dan bersama-sama melakukan perbuatan-perbuatan yang secara keseluruhan mewujudkan delik ataupun sesuai dengan kesepakatan pembagian peran melakukan perbuatan yang sangat penting bagi terwujudnya delik ;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini pelakunya bukan hanya terdakwa sendiri tetapi juga melibatkan Ny. Rufina Mairuma (DPO) selaku Direktris CV. Tuasi Jaya;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini ada perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh Ny. Rufina Mairuma (DPO) dan terdakwa Donny Steven Sonny, ST saling berkaitan, dilakukan berdasarkan kerjasama secara sadar melakukan perbuatan-perbuatan yang secara keseluruhan mewujudkan delik ataupun sesuai dengan kesepakatan pembagian peran melakukan perbuatan yang sangat penting bagi terwujudnya delik ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi yaitu Farida Salim, Hakim, ST, Wagiman, BE, Ferdinan Pasambuna yang


(51)

bersesuaian dengan keterangan terdakwa bahwa CV. Tuasi Jaya sebagai pemenang lelang proyek peningkatan jalan Gewerpe – Jalan Kokas dimana Direktris CV. Tuasi Jaya adalah Ny. Rufina Mairuma dengan kuasa usahanya adalah terdakwa Donny Steven Sonny, ST berdasarkan surat kuasa No: 07/TJ.SK/FF/2007 tanggal 02 Januari 2007 dimana terdakwa selaku kuasa usaha CV. Tuasi Jaya menjalankan usaha untuk mewakili tugas direktris di lapangan seperti mengikuti pelelangan, monitoring dengan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak, mengambil Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) No : 897/SP2D/BL/LS/APBD/2007 tanggal 13 Desember 2007 dan mencairkan pembayaran uang muka 30% proyek peningkatan jalan Gewerpe – jalan Kokas ke rekening CV. Tuasi Jaya atas nama Ny. Rufina Mairuma ;

Menimbang, bahwa dengan demikian Unsur sebagai orang yang melakukan atau turut melakukan telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum;

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dalam dakwaan tunggal melanggar Pasal pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana telah terbukti secara sah dan meyakinkan oleh perbuatan terdakwa, maka terdakwa dapatlah dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana “Korupsi yang dilakukan secara bersama-sama” sebagaimana dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut ;


(52)

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi yang dilakukan secara bersama-sama, maka ketentuan pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 yang mengatur mengenai pidana tambahan haruslah dikenakan pula atas diri terdakwa yaitu mengembalikan uang negara yang digunakan terdakwa secara melawan hukum ;

Menimbang, bahwa oleh karena dalam perkara ini terdakwa ditahan atas surat perintah penahanan yang sah, maka pidana yang dijatuhkan nanti haruslah dikurangkan sepenuhnya dari masa tahanan yang telah dijalani oleh terdakwa ;

Menimbang, bahwa oleh karena dipersidangan Majelis tidak memperoleh cukup alasan untuk segera mengeluarkan terdakwa dari tahanan maka Majelis memerintahkan agar terdakwa tetap ditahan ;

Menimbang, bahwa oleh karena perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan, sedangkan selama dan dalam persidangan tidak ditemukan adanya alasan pemaaf dan pembenar yang dapat menghapus pidana, maka terdakwa harus dipidana setimpal dengan perbuatannya ;

Menimbang, bahwa barang bukti yang diajukan di persidangan statusnya akan ditentukan dalam amar putusan dibawah ini ;

Menimbang, bahwa selanjutnya sebelum menjatuhkan hukuman akan dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan pada diri para terdakwa sebagai berikut :


(53)

Hal-hal yang memberatkan :

- Terdakwa pernah melarikan diri saat penyidikan ; - Terdakwa telah menikmati hasil kejahatannya ; - Terdakwa belum mengembalikan kerugian negara ;

- Perbuatan terdakwa sangat bertentangan dengan program pemerintah yang sedang giat-giatnya memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme ;

Hal-hal yang meringankan :

- Terdakwa belum pernah dihukum

- Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan

Menimbang, bahwa dengan berdasarkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan tersebut diatas, maka menurut hemat Majelis, bahwa pidana yang dijatuhkan dibawah nanti adalah cukup adil ;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dijatuhi pidana, maka terdakwa harus dibebani untuk membayar biaya perkara ;

Mengingat serta memperhatikan khususnya Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana, UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Undang-Undang No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang No. 8 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum serta ketentuan lain yang berhubungan dengan perkara ini ;


(54)

M E N G A D I L I :

1. Menyatakan terdakwa DONNY STEVEN SONNY, ST tersebut diatas terbukti secara sah da eyaki ka ersalah elakuka ti dak pida a Korupsi Yang Dilakukan Secara Bersama-sama ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa DONNY STEVEN SONNY, ST oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun penjara ;

3. Menjatuhkan pidana denda terhadap terdakwa sebesar Rp. 200.000.000,- (dua

ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila pidana denda tidak dibayar, maka terdakwa dikenakan hukuman pengganti berupa pidana kurungan selama 6 (enam) bulan ;

4. Menghukum terdakwa dengan pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti sebesar Rp. 119.232.072,- (seratus sembilan belas juta dua ratus tiga puluh dua tujuh puluh dua rupiah) dengan ketentuan apabila dalam waktu selama 1 (satu) bulan setelah putusan ini memperoleh kekuatan hukum tetap terdakwa tidak membayar, maka harta bendanya disita dengan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dan jika tidak mempunyai harta benda cukup untuk membayar uang pengganti, maka diganti dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan ; 5. Menetapkan agar masa penahanan yang telah dijalankan oleh terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; 6. Memerintahkan agar terdakwa tetap ditahan ; 7. Menyatakan barang bukti berupa :


(1)

dan suami yang telah banyak membantu penulis dalam berbagai hal, baik segi penelitian dan segi penulisan.

5. Kepada yang paling penulis sayangi Silvy Fahliza yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan menemani penulis selalu selama proses penyelesaian skripsi yang penulis kerjakan hingga selesai.

6. Dan yang terakhir kepada seluruh teman-teman penulis Kennie, Irene, amel, henni, emi, silvia, samuel, juna, rishelly, nonie, eddy, ryan, jefri dan semua teman-teman penulis di fakultas hukum stambuk 2008 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirulkalam, sebagaimana kata pepatah tiada gading yang tak retak dan tiada manusia yang sempurna. Namun demikian harapan penulis skripsi ini kiranya daikan manfaat tidak hanya bagi penulis tetapi juga bagi masyarakat dan ilmu hukum khususnya jurusan pidana

Medan, Oktober 2012 Penulis


(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang…...1

B. Rumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian...6

D. Keaslian Penulisan...6

E. Tinjauan Pustaka...7

1. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana...7

2. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Korupsi...10

3. Dasar Hukum Uang Pengganti Dalam Hukum Pidana...28

F. Metode Penelitian...30

G. Sistematika Penulisan...33

BAB II PIDANA TAMBAHAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI YANG BERUPA UANG PENGGANTI A. Pidana Tambahan Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Berupa Uang Pengganti...35

B. Penetapan Uang Pengganti...39

C. Prosedur Penyelesaian Pembayaran Uang Pengganti...43

BAB III PERANAN KEJAKSAAN DALAM PENYELESAIAN


(3)

PIDANA KORUPSI DIKEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN FAK-FAK

A. Peranan Kejaksaan dalam Pelaksanaan Pembayaran Uang Pengganti Pada Tindak Pidana Korupsi Dikejaksaan Negeri Fak-Fak...49 B. Hambatan Yang dihadapi Pihak Kejaksaan dan Upaya

Penyelesaiannya...70 C. Penyelesaian Pembayaran Uang Pengganti Melalui Instrumen

Hukum Perdata...85

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...104 B. Saran...105

DAFTAR PUSTAKA...106 LAMPIRAN


(4)

Peranan Kejaksaan Dalam Penyelesaian Pembayaran Uang Pengganti Pada Perkara Tindak Pidana Korupsi

(Studi Kasus Kejaksaan Negeri Kabupaten Fak-Fak)

ABSTRAKSI

Rozhi Ananda Sitepu1

Prof.Dr.Syafruddin Kalo, S.H.M.Hum2

Dr.Mahmud Mulyadi, S.H.M.Hum3

Korupsi merupakan perbuatan yang sangat merugikan keuangan negara dan masyarakat sehingga dapat menghambat jalannya pembangunan nasional, oleh karenba itu segala macam perbuatan yang sifatnya merugikan keuangan negara perlu dikikis habis diantaranya adalah dengban cara memaksimalkan daya kerja dan daya paksa dari peraturan perundang-undangan yang ada baik melalui penegakan hukum pidana maupun melalu i penegakan hukum perdata.

Khusus untuk skripsi ini pembahasan lebih difokuskan kepada peranan kejaksaan dalam pengembalian Uang Pengganti dalam Tindak Pidana Korupsi.

Peranan kejaksaan dalam pengembalian uang pengganti tersebut dapat dilihat dari UU No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU. No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Bertitik tolak dari uraian diatas maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan kejaksaan dalam pelaksanaan pembayaran uang

pengganti?

1 Penulis Skripsi 2 Dosen Pembimbing I


(5)

2. Bagaimana pelaksanaan dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pihak

kejaksaan dalam pelaksanaan pembayaran uang pengganti pada perkara

tindak pidana korupsi di Daerah Kabupaten Fak-Fak Papua Barat?

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan yuridis normatif dan yuridis

empiris. Pendekatan yuridis normatif dimaksudkan untuk melakukan pengkajian

terhadap hukum pidana dan penerapan pidana sebagai sarana kebijakan hukum

pidana, dalam rangka pembangunan dan pembaharuan hukum pidana Indonesia.

Pendekatan yuridis empiris dimaksudkan untuk melakukan penelitian terhadap

eksistensi pidana badan di Indonesia dan aplikasinya terhadap penegakan hukum

di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pengembalian dan pembayaran uang pengganti kerugian yang

diderita negara.

a. Pelaku tindak pidana korupsi dihukum oleh hakim untuk membayar uang

pengganti kerugian yang diderita negara karena sampai saat putusan

diucapkan pelaku tidak pernah mengembalikan kekayaan negara yag

dikorupsinya.

b. Pelaku tindak pidana korupsi dihukum oleh hakim untuk membayar uang

pengganti dengan harta bendanya apabila pelaku tindak pidana korupsi tidak

dapat membayar sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan hakim.

c. Jaksa ditunjuk oleh hakim selaku pengeksekusi putusan dari hakim mengenai

pengembalian uang pengganti dalam tindak pidana korupsi.

2. Faktor-faktor yang mempegaruhi penuntutan pertanggungjawaban perdata


(6)

eksekutor dalam melaksanakan putusan hakim tentang pembayaran uang

pengganti kerugian terhadap negara adalah meliputi faktor-faktor nonyuridis

sebagai berikut :

a) Faktor-faktor yuridis.

1) Kesulitan dalam pembuktian

2) Terpidana mempergunakan upaya hukum dan grasi

b) Faktor-faktor nonyuridis.

1) Harta terpidana tidak mencukupi untuk membayar uang pengganti

kerugian negara.

2) Kurangnya sumber daya manusia yang potensial.

3) Tidak tersedianya anggaran biaya untuk mengajukan gugatan.

Dari skripsi ini ada suatu hal penting yang perlu dicatat bahwa peranan

kejaksaan mengenai pengembalian uang pengganti sangatlah penting dimana

sesuai Tugas pokok Jaksa dalam Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 39 Undang-Undang

No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 serta Pasal 39 UU

No. 30 Tahun 2002 dimana di undang-undang tersebut dikatakan bahwa tugas dan

wewenang dari pihak kejaksaan yaitu berupa Penyelidikan, Penyidikan, serta