korupsi didaerah Kabupaten Fak-Fak, melalui sebuah penelitian untuk kepentingan penyusunan skripsi dengan judul:
“Peranan Kejaksaan dalam Penyelesaian Pembayaran Uang Pengganti pada Perkara Tindak Pidana Korupsi di Daerah Kabupaten Fak-
Fak Papua Barat. ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam skripsi ini adalah :
3. Bagaimana peranan kejaksaan dalam pelaksanaan pembayaran uang pengganti?
4. Bagaimana pelaksanaan dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pihak kejaksaan dalam pelaksanaan pembayaran uang pengganti pada perkara
tindak pidana korupsi di Daerah Kabupaten Fak-Fak Papua Barat?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan mengkaji tentang peranan kejaksaan dalam pelaksanaan pembayaran uang pengganti pada tindak pidana korupsi di
Daerah Kabupaten Fak-Fak Papua Barat. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh kejaksaan
dalam penyelesaian pembayaran uang pengganti pada tindak pidana korupsi dan upaya yang telah dilaksanakan oleh kejaksaan untuk
mengatasi hambatan tersebut.
D. Keaslian Penulisan
Skripsi ini berjudul “Peranan Kejaksaan Dalam Penyelesaian Pembayaran Uang Pengganti Pada Perkara Tindak Pidana Korupsi Studi Kasus Kejaksaan
Universitas Sumatera Utara
Negeri Kabupaten Fak- Fak”. Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan
studi kepustakaan dan melakukan riset ke Kejaksaan Negeri Kabupaten Fak-Fak Papua Barat guna memperoleh data-data yang dapat mendukung penulisan skripsi
ini. Sehubungan dengan pemeriksaan yang penulis lakukan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara itu dalam rangka pembuktian bahwa
judul skripsi tersebut belum ada atau belum terdapat di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, maka telah terbukti skripsi ini benar-benar
merupakan hasil pemikiran dari penulis sendiri dan bukan dari karya tulis orang lain.
E. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana
A. Pengertian Tindak Pidana Sebelum menguraikan mengenai pengertian korupsi, terlebih dahulu akan
diuraikan pengertian tentang tindak pidana, pembentukan Undang-Undang kita menggunakan istilah straafbaarfeit untuk menyebutkan nama tindak pidana, tetapi
tidak memberikan penjelasan secara rinci mengenai straafbaarfeit tersebut. Dalam bahasa Belanda straafbaarfeit terdapat dua unsur pembentuk kata,
yaitu straafbaar dan feit. Perkataan feit dalam bahas a Belanda diartikan “sebagian
dari kenyataan”, sedangkan straafbaar berarti “dapat dihukum”, sehingga secara harfiah perkataan straafbaarfeit
berarti “sebagian dari kenyataan yang dapat dihukum” yang sudah tentu tidak tepat. Oleh karena itu, kelak akan kita ketahui
bahwa yang dapat dihukum adalah manusia sebagai pribadi bukan kenyataan, perbuatan, atau tindakan.
11
11
Evi Hartanti, Loc.Cit, Hal 5.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Simons dalam rumusannya straafbaarfeit itu adalah : “Tindakan
melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh
Undang-Undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum ”.
12
Menurut E.utrecht menerjemahkan straafbaarfeit dengan istilah Peristiwa Pidana yang sering juga disebut delik, karena peristiwa itu suatu perbuatan
handelen atau doen-positif atau suatu melalaikan nalaten-negatif, maupun akibatnya keadaan yang ditimbulkan karena perbuatan atau melalaikan itu.
Peristiwa pidana merupakan suatu peristiwa hukum rechtsfeit, yaitu peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh hukum Tindakan semua
unsur dari peristiwa pidana, yaitu perilaku manusia yang bertentangan dengan hukum unsur melawan hukum, oleh sebab itu dapat dijatuhi suatu hukuman dan
adanya seorang pembuat dalam arti kata bertanggung jawab. Menurut Moeljanto, straafbaarfeit adalah perbuatan yang dilarang suatu aturan hukum, larangan yang
mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan
yang dilarang hukum dan diancam pidana asal saja dalam hal itu diingat bahwa larangan ditujukan pada perbuatan yaitu kejadian atau keadaan yang ditimbulkan
oleh kelakuan orang, sedangkan ancaman pidananya ditujukan pada orang yang menimbulkan kejahatan.
13
Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa straafbaarfeit pada dasarnya mengandung pengertian sebagai berikut :
1. Bahwa kata feit dalam istilah sraafbaarfeit mengandung arti kelakuan atau tingkah laku;
2. Bahwa pengertian straafbaarfeit dihubungkan dengan kesalahan orang yang mengadakan kelakuan tersebut.
14
B. Hukum Pidana Umum dan Khusus Hukum pidana umum adalah hukum pidana yang ditujukan dan berlaku
untuk semua warga negara subjek hukum dan tidak membeda-bedakan kualitas pribadi subjek hukum tertentu.
12
Ibid. hal. 5.
13
Ibid., hal. 7.
14
Pengertian Tindak Pidana, http:uddin76.blogspot.com201007pengertian-tindak- pidana-dan.html
Universitas Sumatera Utara
Hukum Pidana khusus adalah mempelajari suatu hukum dibidang pidana yang pada umumnya berada ketentuannya diatur diluar KUHP yang berhubungan
dengan hukum pidana umum. Pidana umum dan penyimpangan – penyimpangan
yang ada terhadap hukum pidana umum dalam bentuk serta lembaga yang berwenang mengadilinya.
15
Tujuan dari pidana khusus adalah membahas bentuk-bentuk hukum pidana yang tergolong kedalam hukum pidana khusus :
1. Latar belakang 2. Jenis-jenis
3. Perundang-undangan yang mengaturnya 4. Proses penyelesaian
16
Latar belakang munculnya Tindak Pidana Khusus :
1. Karena dalam kenyataan sehari – hari banyak ditemukan delik – delik yang tidak diatur dalam KUHP.
2. Adanya delik yaitu pidananya relatif ringan, sedangkan delik itu pada waktu sekarang mempunyai dampak yang besar.
17
Van Hattum dalam P.A.F. Lamintang menyebutkan bahwa hukum pidana umum adalah hukum pidana yang dengan sengaja telah dibentuk untuk
diberlakukan bagi setiap orang umum, sedangkan hukum pidana khusus adalah hukum pidana yang dengan sengaja telah dibentuk untuk diberlakukan bagi orang-
orang tertentu saja misalnya bagi anggota Angkatan Bersenjata, ataupun
15
Hukum Pidana Khusus, http:vanplur.wordpress.com20110423hukum-pidana- khusus, Diunduh Rabu, 6 Juni 2012 Pukul 01.18 WIB.
16
Ibid.
17
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
merupakan hukum pidana yang mengatur tindak pidana tertentu saja misalnya tindak pidana fiskal.
18
2. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana korupsi
A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi
Salah satu jenis kejahatan yang sulit dijangkau oleh aturan hukum pidana adalah korupsi. Perbuatan korupsi merupakan suatu perbuatan curang dan tidak
jujur yang bermula sebagai perbuatan jahat yang memerlukan kemampuan berpikir inteligensi, dengan pola perbuatan yang demikian itu kemudian paling
mudah merangsang untuk ditiru dan menjalar di lapisan masyarakat. Sebagaimana dimaklumi bahwa terbentuknya kelompok masyarakat kriminal itu diciptakan dari
perbuatan meniru yang tumbuh dalam masyarakat. Secara tata bahasa kata korupsi berasal dari bahasa latin, corruptio atau
corruptus yang artinya merusak, tidak jujur, dapat disuap. Korupsi juga mengandung arti kejahatan, kebusukan, keburukan, tidak bermoral, dan
kebejatan.
19
Arti harfiah dari kata ini adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian kata-
kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
20
Selanjutnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud dengan korupsi adalah
18
P.A.F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru, Bandung, 1984, hal. 1-2.
19
Alfitra, Hukum Pembuktian Dalam Beracara Pidana, Perdata Dan Korupsi Di Indonesia, Raih Asa Sukses, Jakarta, 2011, hal. 146
20
Martiman Prodjohamidjojo, Penerapan Pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi, Mandar Maju, Bandung, 2001, hal. 7
Universitas Sumatera Utara