Sistem Pengelolaan Punguan Ugasan Torop

“Ugasan Torop sangat membantu apabila dapat dimanfaatkan dengan sesungguhnya, tidak dimainkan dan sebagainya. Karena akibat yang dapat ditimbulkannya sangat berat, tidak pun dialami oleh kita sebagai peminjam, akibatnya bisa berimbas kepada anak cucu kita kelak”wawancara pada oktober 2010. Dari kalimat ini kita bisa menelaah sedikit bahwa di dalam diri penganut Ugamo Malim tertanam nilai-nilai kejujuran yang sangat tinggi, sehingga mereka benar-benar takut melakukan sesuatu yang tidak benar karena mereka meyakini efek dari tindakan mereka bukan hanya mereka saja yang bisa terkena imbasnya, namun juga bisa mengenai anak cucu mereka kelak. 4.6. Pengelolaan Ugasan Torop Dan Nilai- Nilai Dalam Ugamo Malim Sebagai Pendukung Perkembangan Ugasan Torop

4.6.1. Sistem Pengelolaan Punguan

Ugasan Torop yang dengan tujuan awalnya untuk membantu masyarakat Parmalim yang kurang mampu, yatim piatu, janda dan lainnya saat ini telah berkembang menjadi suatu lembaga yang fungsinya tidak hanya di seputar masalah social saja. Ugasan Torop telah mampu berkembang untuk tujuan yang lebih besar lagi. Pasca perkembangan Ugamo Malim menjadi cabang-cabang atau punguan-punguan ternyata mendorong lebih tersistematisnya pengelolaan Ugasan torop. Ugasan Torop juga menganut sistem Cross Subsidi kebijakan silang, artinya apabila di satu cabang mengalami defisit atau kekurangan maka cabang Universitas Sumatera Utara atau Punguan lain bisa membantu cabang yang lainnya yang sedang membutuhkan bantuan. “pinjaman bisa juga diaplikasikan untuk cabang atau Punguan yang memang membutuhkan. Namun itu sifatnya pinjaman, tentu ada kesepakatan sebelumnya berapa lama cabang atau Punguan tersebut akan mengembalikan pinjaman tersebut” wawancara pada oktober 2010. Setiap Punguan juga memiliki aturannya sendiri dalam pengaplikasian konsep pinjaman dalam punguannya. Di Laguboti pinjaman yang di ajukan awalnya dalam bentuk uang, kemudian jumlah yang diminta tersebut akan dikomparasikan dengan jumlah padi. Contoh:  pinjaman uang Rp 3000.000  harga padi 8000 perkilo, maka  uang yang dipinjam Rp 3000.000 : 8000 = 375 kg  375 : 16 = 23,5 kaleng  Maka yang di pinjam adalah sebesar 23,5 kaleng dan yang harus dibayarkannya nantinya adalah sebesar 23,5 kaleng disesuaikan dengan harga padi di saat dia membayar pinjamannya. Universitas Sumatera Utara Kelebihan dari sistem ini adalah penyusutan nilai uang bisa dihindari oleh pengelola Ugasan Torop. Di Punguan Laguboti peminjam mayoritas bermatapencharian petani, artinya bisa timbul masalah apabila peminjam tersebut mengalami gagal panen atau lain sebagainya, Ugasan Torop dengan Misinya yang membantu bukan menyengsarakan tentunya akan menyesuaikan dengan kondisi si peminjam. Artinya waktu pembayaran dapat menjadi lebih lama dari yang sudah disepakati. supaya dapat tetap bertahan dan eksis membantu umat yang lainnya system ini dirasa cukup efektif. Sedangkan di Punguan Medan cara yang digunakan seperti sistem pinjaman, artinya jumlah yang dipinjam tetap menggunakan mata uang untuk menilainya. Namun yang menjadi titik tekan adalah kesepakatan waktu mengembalikan pinjaman.

4.6.2. Penghimpunan Dana di Ugasan Torop

Dokumen yang terkait

Parmalim (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Adaptasi Penganut Agama Malim Di Kota Medan)

12 102 142

Studi Deskriptif Dan Musikologis Gondang Sabangunan Dalam Upacara Mardebata Pada Masyarakat Parmalim Hutatinggi-Laguboti Di Desa Siregar Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

3 39 117

Perjanjian Tukar-Menukar (Barter) Tanah Hak Milik (Studi Kasus : Gugatan Perdata NOMOR:06/Pdt.G/2006/PN. Tembilahan-Riau)

23 200 102

PERKEMBANGAN UGAMO MALIM DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 8 21

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN KERJA KERAS DALAM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Implementasi Karakter Peduli Sosial dan Kerja Keras dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus LSM Taruna Siaga Bencana Kabupaten Ngawi).

0 1 13

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN KERJA KERAS DALAM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Implementasi Karakter Peduli Sosial dan Kerja Keras dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus LSM Taruna Siaga Bencana Kabupaten Ngawi).

0 3 18

BENTUK PENYAJIAN GONDANG MALIM PADA UPACARA RITUAL PARMALIM SI INUM URAS DI KECAMATAN PINTUPOHAN MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

0 2 28

PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT SEBAGAI KONTROL SOSIAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI : Studi Kasus Terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat Bandung Institute of Governance Studies/BIGS di Bandung.

0 0 43

TRANSFORMASI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT MENUJU WIRAUSAHA SOSIAL: STUDI KASUS KOMUNITAS FILM AYOFEST

0 0 11

BAGAIMANA PERANAN LEMBAGA ADAT MEMPERTAHANKAN MODAL SOSIAL MASYARAKAT? (STUDI KASUS DI KABUPATEN SAROLANGUN)

0 0 20