Sejarah Berdirinya Ugasan Torop Lokasi

Pimpinan Pusat Ihutan Sekretaris Bendahara Pimpinan Cabang Ulupunguan Sekretaris bendahara Pimpinan Cabang Ulupunguan Sekretaris bendahara Pimpinan Cabang Ulupunguan Sekretaris bendahara Struktur Organisasi Agama Malim

4.1.2. Sejarah Berdirinya Ugasan Torop

Ugasan Torop telah ada dan berkembang di masyarakat Batak dari sejak dahulu kala. Perintah untuk mendirikan Ugasan Torop merupakan sebuah titah dari Raja Sisingamangaraja I Nasiakbagi. Hal itu yang kemudian menjadi Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Universitas Sumatera Utara ketetapan baku yang diyakini oleh masyarakat Parmalim. Yang hal tersebut masih terus diaplikasikan sampai saat ini. Pasca masuknya agama Kristen ke tanah Batak, banyak ajaran Malim yang terdegradasi karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh penyebar agama pada saat itu, Jadi tidak perlu diaplikasikan dan secara perlahan ajaran tersebut menghilang atau kehilangan nilai fundamentalnya sendiri. hal ini diperparah pasca kematian raja Sisingamangaraja XII pada 17 juni 1907 klaim Belanda, yang menyebabkan duka yang sangat mendalam di tanah Batak, dan memunculkan dua gelombang besar, gelombang orang yang pesimis dan orang- orang yang optimis dengan perjuangan melawan penjajah. Raja Mulia selaku orang yang diserahi tanggung jawab oleh raja Sisingamangaraja XII sebelum wafat untuk memegang “Ugamo Hamalimon” inti ajaran dalam menjalankan hubungan dengan Mulajadi Nabolon. Tetap menjaga inti ajaran dan menyatukan barisan Orang-orang yang optimis tersebut yang kemudian melembagakan ajaran “Hamalimon”.

4.1.3. Lokasi

Ugasan Torop milik agama Parmalim berpusat di desa Pardomuan Nauli, kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir, dan memiliki cabang atau punguan yang ada diseluruh Indonesia, mengikuti banyaknya jumlah cabang atau Punguan Ugamo Malim. Saat ini seluruhnya berjumlah 41 cabang atau Punguan, sebagian besar terletak di pulau Sumatera dan Jawa. Universitas Sumatera Utara 1 Laguboti 2 Sibadihon 3 Sihorbo 4 Siregar 5 Toba Holbung 6 Lbn L.Parik 7 Saitnihuta 8 Binangalom 9 Silosung 10 Pangaloan 11 Sipakko 12 Tujuan Laut 13 Hatoguan 14 Tomok 15 Nagasaribu 16 Bah Sampuran 17 Tiga Dolok 18 Timuran 19 Marihat Bandar 20 Maligas 21 Limausunde 22 Pagurawan 23 Desa Gaja 24 Wonosari NO NAMA PUNGUAN CABANG Universitas Sumatera Utara 25 Medan 26 Pangkatan 27 Semayang 28 Jakarta 29 Dolok Masihul 30 Kampung Mudik 31 Ladang Tonga 32 Lobu Tua 33 Tangerang 34 Duri 35 Batam 36 Mandumpang 37 Pekan Baru RumbaiPerawang 38 Sibolga 39 Panamean 40 Bengkulu 41 Sp Benar

4.1.4. Tujuan Didirikannya Ugasan Torop

Dokumen yang terkait

Parmalim (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Adaptasi Penganut Agama Malim Di Kota Medan)

12 102 142

Studi Deskriptif Dan Musikologis Gondang Sabangunan Dalam Upacara Mardebata Pada Masyarakat Parmalim Hutatinggi-Laguboti Di Desa Siregar Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

3 39 117

Perjanjian Tukar-Menukar (Barter) Tanah Hak Milik (Studi Kasus : Gugatan Perdata NOMOR:06/Pdt.G/2006/PN. Tembilahan-Riau)

23 200 102

PERKEMBANGAN UGAMO MALIM DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 8 21

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN KERJA KERAS DALAM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Implementasi Karakter Peduli Sosial dan Kerja Keras dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus LSM Taruna Siaga Bencana Kabupaten Ngawi).

0 1 13

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN KERJA KERAS DALAM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Implementasi Karakter Peduli Sosial dan Kerja Keras dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus LSM Taruna Siaga Bencana Kabupaten Ngawi).

0 3 18

BENTUK PENYAJIAN GONDANG MALIM PADA UPACARA RITUAL PARMALIM SI INUM URAS DI KECAMATAN PINTUPOHAN MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

0 2 28

PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT SEBAGAI KONTROL SOSIAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI : Studi Kasus Terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat Bandung Institute of Governance Studies/BIGS di Bandung.

0 0 43

TRANSFORMASI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT MENUJU WIRAUSAHA SOSIAL: STUDI KASUS KOMUNITAS FILM AYOFEST

0 0 11

BAGAIMANA PERANAN LEMBAGA ADAT MEMPERTAHANKAN MODAL SOSIAL MASYARAKAT? (STUDI KASUS DI KABUPATEN SAROLANGUN)

0 0 20