Profil Informan TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

yang dianggap tempat bertanya dan menerima laporan tahunan. Dalam Ugasan Torop secara keseluruhan merupakan sebuah sistem yang saling berkoordinasi antara satu punguan dengan punguan yang lain. STRUKTUR ORGANISASI UGASAN TOROP

4.2. Profil Informan

A. Informan Kunci 1. Bapak Marnangkok Naipospos Ihutan pemimpin agama Parmalim Bapak Marnangkok naipos-pos adalah seorang ayah dengan beberapa orang cucu, beliau lahir di kecamatan Laguboti kabupaten Tobasa. Beliau berdomisili tidak hanya di Laguboti namun juga rumah beliau terdapat di Medan dan rumah beliau dijadikan Parsantian tempat Ibadah. Pak Marnangkok PUNGUAN PUSAT PUNGUAN DAERAH CABANG PUNGUAN DAERAH CABANG PUNGUAN DAERAH CABANG Universitas Sumatera Utara merupakan Ihutan, pimpinan pusat sekaligus pemimpin umat dan juga merupakan ulama Religious Specialist. Kepemimpinan dalam agama malim bukanlah melalui pemilihan sebagaimana berlaku pada organisasi keagamaan lainnya tetapi diangkat melalui pengakuan moral dari seluruh anggota Parmalim. Dan pak Marnangkok merupakan generasi ketiga dalam sistem kepemimpinan agama Malim. 2. Bapak Monang Naipospos Adik kandung pemimpin keagamaan Bapak Monang naipospos adalah seorang ayah dengan beberapa orang anak. Profesi beliau adalah seorang wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Toba Samosir. Bapak Monang merupakan adik kandung dari bapak Marnangkok Naipospos. Sebagai seorang pengamal agama Malim dari kecil banyak hal tentang aturan dan perintah yang juga diketahui oleh bapak Monang. Sebelum bapak Marnangkok menetap di Hutatinggi bapak Monang yang berperan dalam menerima tamu orang-orang yang berkepentingan dengan para penganut Ugama Malim, namun bapak Monang bukanlah seorang Ulupunguan dalam Ugamo Malim. Artinya bapak Monang tidak bisa menggantikan bapak Marnangkok dalam upacara keagaaman. 3. Bapak Sabar Simanjuntak Ulupunguan di Laguboti Sekaligus Sebagai Pengurus Ugasan Torop Pusat Bapak Sabar Simanjuntak adalah seorang kakek dengan beberapa orang cucu, beliau menetap di desa Lumban Julu, Laguboti. Beliau merupakan Universitas Sumatera Utara Ulupunguan atau pimpinan cabang di Laguboti juga merangkap sebagai bendahara pengurus ugasan torop pusat. Artinya bapak Sabar sangat berperan besar dalam menangani seluk beluk permasalahan Ugasan Torop. 4. Bapak Poltak Simanjuntak orang yang diberi kepercayaan melakukan Rekapitulasi keuangan Ugasan Torop pusat Bapak Poltak adalah anak kandung dari bapak Sabar yang mendapat kepercayaan dalam merekapitulasi keuangan dalam Ugasan Torop Pusat. Artinya pak Poltak memegang peranan yang sangat besar dalam merapikan data-data yang terdapat di pusat. B. Informan Biasa 1. Bapak Mindo Simanjuntak Bapak mindo Simanjuntak adalah seorang bapak dengan tiga orang anak. Ia memulai usahanya di Medan setelah menikah dengan wanita yang juga pemeluk agama Parmalim. Usaha yang digeluti oleh pak Simanjuntak adalah menjahit pakaian. Usaha ini bertempat di jalan seksama medan. Jenis usaha ini dipilih oleh pak Simanjuntak karena menjahit pakaian adalah skill yang dimiliki oleh pak Simanjuntak dari muda dan telah dikuasai dengan baik. Pada tahun yang sama pak Simanjuntak mengalami musibah, yaitu tempat usahanya dimasuki pencuri yang mengambil semua peralatan usahanya yang berharga. Dalam kondisi seperti ini banyak yang menyarankan agar ia meminjam dari Ugasan Torop. Universitas Sumatera Utara Dengan segala pertimbangan dan dukungan dari keluarga dan teman-teman akhirnya pak Simanjuntak memberanikan diri meminjam dari Ugasan Torop. Besarnya jumlah uang yang dipinjam pada saat itu sebesar Rp 300.000, menurut penuturan dari pak Simanjuntak jumlah segitu pada saat itu sudah cukup besar. Dan pembayaran yang dilakukan oleh Pak simanjuntak dengan cara cicilan dan beliau berjanji menyelesaikan pinjamannya sebelum satu tahun dan beliau merealisasikannya. Jumlah Ginurgur yang beliau berikan kepada ugasan Torop tidak ia katakan secara spesifik namun beliau disebabka karena rasa syukurnya mnegatakan bahwa jumlahnya lebih besar dari jumlah yang dipinjam. Ia mengatakan memang begitulah seharusnya ketika kita merasa sudah terbantu dengan Ugasan Torop. 2. Bapak Ober Harianja Bapak Ober Simanjuntak adalah seorang bapak dengan lima orang anak dan beberapa orang cucu. Usaha yang di geluti oleh pak Harianja adalah berjualan Ikan di pajak, beliau sebelumnya memang sudah berjualan namun suatu ketika beliau membutuhkan uang untuk menambah Modal usahanya agar ia dapat bersaing dengan para pedagang yang lain. Oleh karena itu dengan pertimbangan karena meminjam dari ugasan Torop tidak ada bunga dan tidak mengikat dan jika di bandingkan dengan meminjam kepada bank atau kepada rentenir dengan bunga yang cukup besar maka beliau memutuskan untuk meminjam dari Ugasan Torop. Keputusan dalam meminjam kepada Ugasan Torop juga melalui kesepakatan bersama antara Pak Harianja dan Istri karena itu merupakan satu prasyarat mutlak Universitas Sumatera Utara yang harus dipenuhi oleh yang ingin meminjam dari Ugasan Torop. Jumlah yang di pinjam oleh pak Harianja adalah sebesar Rp 8000.000 dengan janji di kembalikan setelah satu tahun. Seiring berjalannya waktu pak Harianja berhasil dan tepat waktu dalam mengembalikan pinjamannya. Atas rasa Syukur dan terima kasih Karena ia mendapatkan laba lebih maka ia memberikan Ginurgur sebesar Rp 1000.000. 3. Ibu Nurmala Br Manurung Ibu Nurmala adalah seorang ibu dengan 2 orang anak dan tinggal di jalan Menteng VII, Gg. Nasional. Beliau kelahiran dari desa Lumban Julu, kota Parapat. Mulai menetap di Medan setelah menikah. Usaha yang beliau geluti adalah berjualan di pajak Simpang limun. Barang dagangannya merupakan hasil dari bertani beliau sendiri. Pada tahun 2007 ibu Nurmala merasa sangat membutuhkan kendaraan Becak Untuk membawa kendaraannya. Sebelumnya beliau menggunkan transportasi becak untuk membawa hasil ladangnya dan dirasa hal ini merugikan dirinya. Setelah berkonsultasi dengan keluarga maka ibu Nurmala memberanikan dir meminjam dari Ugasan Torop sebesar Rp 5000.000, yang bakal ia pergunakan untuk membeli satu buah sepeda motor yang dipasangi becak yang kendaraan itu akan ia pergunakan untuk membawa barang dagangan dan diselingi untuk disewakan bagi siapa saja yang membutuhkan kendaraan tersebut. Ibu Nurmala berjanji untuk menyelesaikan pinjamannya selama satu tahun, namun karena beberapa hal ia baru bisa menyelesaikannya dalam waktu satu setengah tahun. Universitas Sumatera Utara

4.3. Ugamo malim

Dokumen yang terkait

Parmalim (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Adaptasi Penganut Agama Malim Di Kota Medan)

12 102 142

Studi Deskriptif Dan Musikologis Gondang Sabangunan Dalam Upacara Mardebata Pada Masyarakat Parmalim Hutatinggi-Laguboti Di Desa Siregar Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

3 39 117

Perjanjian Tukar-Menukar (Barter) Tanah Hak Milik (Studi Kasus : Gugatan Perdata NOMOR:06/Pdt.G/2006/PN. Tembilahan-Riau)

23 200 102

PERKEMBANGAN UGAMO MALIM DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 8 21

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN KERJA KERAS DALAM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Implementasi Karakter Peduli Sosial dan Kerja Keras dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus LSM Taruna Siaga Bencana Kabupaten Ngawi).

0 1 13

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN KERJA KERAS DALAM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Implementasi Karakter Peduli Sosial dan Kerja Keras dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus LSM Taruna Siaga Bencana Kabupaten Ngawi).

0 3 18

BENTUK PENYAJIAN GONDANG MALIM PADA UPACARA RITUAL PARMALIM SI INUM URAS DI KECAMATAN PINTUPOHAN MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

0 2 28

PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT SEBAGAI KONTROL SOSIAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI : Studi Kasus Terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat Bandung Institute of Governance Studies/BIGS di Bandung.

0 0 43

TRANSFORMASI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT MENUJU WIRAUSAHA SOSIAL: STUDI KASUS KOMUNITAS FILM AYOFEST

0 0 11

BAGAIMANA PERANAN LEMBAGA ADAT MEMPERTAHANKAN MODAL SOSIAL MASYARAKAT? (STUDI KASUS DI KABUPATEN SAROLANGUN)

0 0 20