Kelebihan dari sistem ini adalah penyusutan nilai uang bisa dihindari oleh pengelola Ugasan Torop. Di Punguan Laguboti peminjam mayoritas
bermatapencharian petani, artinya bisa timbul masalah apabila peminjam tersebut mengalami gagal panen atau lain sebagainya, Ugasan Torop dengan Misinya yang
membantu bukan menyengsarakan tentunya akan menyesuaikan dengan kondisi si peminjam. Artinya waktu pembayaran dapat menjadi lebih lama dari yang sudah
disepakati. supaya dapat tetap bertahan dan eksis membantu umat yang lainnya system ini dirasa cukup efektif.
Sedangkan di Punguan Medan cara yang digunakan seperti sistem pinjaman, artinya jumlah yang dipinjam tetap menggunakan mata uang untuk
menilainya. Namun yang menjadi titik tekan adalah kesepakatan waktu mengembalikan pinjaman.
4.6.2. Penghimpunan Dana di Ugasan Torop
Seperti halnya lembaga lainnya, Ugasan Torop juga memerlukan dana untuk Operasionalnya, namun bukan dana untuk operasional dalam tataran
propesional, seperti gaji pegawai dan lain-lain. Dalam Ugasan Torop kas di dapat dari pendirian Ugasan Torop setiap keluarga penganut Ugamo Malim yang telah
mampu untuk memberikannya. “pendirian Ugasan Torop dilakukan setahun sekali sebelum pelaksanaan
sipahalima, tepatnya pada sipahaopat” wawancara pada oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
Setiap keluarga yang telah memenuhi kriteria diwajibkan untuk mendirikan Ugasan Torop setahun sekali. Dahulu ketika penggunaan mata uang
masih minim pendirian Ugasan Torop di lakukan dengan pemberian padi hasil panen.
Ada jumlah tertentu yang diharuskan untuk dibayarkan setiap tahunnya oleh setiap keluarga, dan juga ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi agar
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendirian Ugasan Torop bagi sebuah keluarga, menurut penuturan dari
seorang pengurus Ugasan Torop adalah: “setiap tahun sebuah keluarga yang telah mampu wajib mendirikan
Ugasan Torop, jumlah yang harus dibayarkan adalah 3 kaleng padi, 1 kaleng padi sekitar 30 kg” wawancara pada oktober 2010.
4.6.3. kriteria Penerima Bantuan Dan Pinjaman
Sebagai sebuah lembaga tentu saja ada beberapa peraturan dan ketentuan yang sifatnya baku dan wajib untuk dilaksanakan, yang tujuannya untuk menjaga
stabilitas lembaga tersebut agar tetap bisa bertahan dan eksis dalam menjalankan misinya. Berikut beberapa peraturan mendasar tentang siapa saja yang berhak
mendapat bantuan dari Ugasan Torop: 4.6.3.1. Penerima Bantuan Santunan Dari Ugasan Torop
Yang wajib diberikan santunan adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Umat Parmalim yang benar-benar miskin dan tidak ada kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. misalnya dikarenakan gagal panen atau usahanya bangkrut.
2. Yatim, piatu atau keduanya. Dalam keyakinan agama Malim anak-anak
yang lahir dari seorang penganut agama Malim adalah anggota komunitasnya. Artinya mereka juga bertanggung jawab terhadap masa
depan anak yang kurang beruntung tersebut. Dan cara yang paling efektif untuk membantu mereka adalah dengan Ugasan Torop.
3. Janda juga merupakan termasuk orang yang pantas untuk di santunin,
apalagi seorang Janda yang sudah memasuki usia tidak produktif lagi. Namun hal ini tidak membuat mengambil Santunan jadi hal yang mudah bagi
yang di santuni. Hal ini di karenakan agama Malim sangat mengedepankan nilai kerja keras.
“Namun semuanya itu diberikan jika memang individu yang mengalami hal tersebut meminta santunan dari Ugasan Torop baru santunan itu diberikan.
Tidak langsung diberikan begitu saja. Hal ini dilakukan untuk menghindari kecendrungan malas, dan hanya mengharapkan Santunan dari Ugasan Torop.
Biasanya seorang Janda apabila dia memiliki seorang anak, anaknya akan malu apabila ibunya meminta Santunan. ketika telah diberikan juga akan
selalu dibimbing agar mampu untuk mandiri dan bangkit sehingga mampu membantu yang lain lagi”wawancara pada oktober 2010.
4.6.3.2. Penerima Pinjaman
Dalam Ugasan Torop semua keluarga parmalim bisa meminjam Uang dari Ugasan Torop, namun ada beberapa ketentuan dasar yang dijadikan landasan
Universitas Sumatera Utara
pemberian pinjaman kepada keluarga yang ingin mengajukan pinjaman kepada Ugasan Torop. Pemberian pinjaman selalu mengacu kepada:
1. Penggunaan uang tersebut
Hal ini sangat penting, penggunaan uang dari Ugasan Torop seyogyanya seperti yang diketahui adalah untuk menyantuni membantu yang memang sangat
membutuhkan, jadi ketika uang tersebut salah diberikan maka akan sangat fatal akibatnya.
2. Skala Prioritas
Uang yang terdapat di kas Ugasan Torop tidak seperti lembaga keuangan lainnya, kalau lembaga keuangan konvensional bisa mengajukan pinjaman ke
lembaga konvensional lainnya yang lebih besar untuk mencukupi kebutuhan kasnya tersebut. Namun Ugasan torop kasnya melalui anggotanya, artinya pasti
suatu saat ada keterbatasan dana, apalagi mendirikan Ugasan Torop bagi sebuah keluarga sifatnya hanya setahun sekali. Dan dengan komunitas yang cukup kecil
di sebuah punguan atau cabang, hal seperti kekurangan dana masih sangat sering ditemui. Oleh karena itu pemberian pinjaman dari Ugasan Torop mengacu kepada
nilai Skala Prioritas, siapakah yang lebih berhak untuk diberikan pinjaman.
Universitas Sumatera Utara
4.6.4. Struktur Inti Pengelola Ugasan Torop
Dalam keyakinan agama Malim dikenal konsep kelembagaan masyarakat yang selalu mengacu kepada empat orang raja utama yang disebut Suhi Ni
Ampang Naopat. Raja Sisingamangaraja sebagai penerima amanah dari Raja Uti penerima amanah untuk mengajarkan Hamalimon dan pola penyembahan
terhadap Mulajadi Nabolon menjalankan kerajaannya mengacu kepada konsep ini. Mereka disebut Pargomgom, Pangumei, Partahi, Namora.
Seiring berjalannya waktu konsep kelembagaan ini masih diaplikasikan dan dijalankan oleh para penganut Ugamo Malim. Namun dalam
pengaplikasiannya saat ini berubah, dikarenakan perubahan struktural Ugamo Malim. Saat ini Suhi Ni Ampang Naopat berada di setiap cabang atau punguan
Merekalah yang mengatur perjalanan keorganisasian Parmalim sekaligus menjalankan Ugasan Torop.
Dalam menjalankan fungsinya tidak terdapat kasta di antara para Raja, mereka memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Mereka saling
berkoordinasi untuk memcahkan sebuah masalah disebuah cabang dan berkoordinasi menjalankan Ugasan Torop kea rah yang lebih baik lagi. Jika ada
yang mengajukan pinjaman maka para pengelola akan bekerja sama untuk menganalisis apakah yang bersangkutan memang pantas untuk memperoleh
pinjaman atau tidak, atau memang ternyata ada yang lebih pantas mendapatkan pinjaman tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4.6.5. Nilai-Nilai yang mendukung