Latar Belakang Masalah Pendahuluan

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Keberagaman suku bangsa dan agama di Indonesia adalah sumber kekayaan yang tidak ternilai harganya. Sebelum masuknya agama-agama besar ke Indonesia ternyata di Indonesia sendiri telah ada agama yang menjadi nilai luhur yang di pedomani dan di ikuti oleh para pengikutnya dan terbukti mampu mendorong pengikutnya menuju kehidupan yang lebih baik dan ternyata juga ajarannya mampu menggiring para pengikutnya mengikuti perkembangan jaman sehingga para pengikutnya mampu hidup dan bersaing secara sosial dan ekonomi dengan para pemeluk agama besar lainnya. Indonesia adalah sebuah negara yang sangat kaya akan keberadaan suku bangsa. Secara horizontal dalam struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan agama, adat dan perbedaan kedaerahan Nasikun, 1993. Salah satu unsur dari keberagaman bangsa Indonesia adalah keberagaman keagamaan. Aliran kepercayaan merupakan suatu ajaran pandangan hidup berkepercayaan kepada Tuhan YME yang tidak bersandarkan sepenuhnya kepada ajaran agama-agama yang ada. Dengan kata lain, dalam kehidupan moralnya maupun dalam rangka menyembah kepada Tuhan penganut paham aliran Universitas Sumatera Utara kepercayaan tidak berpegang ataupun tidak menganut pada suatu ajaran agama tertentu http:www.indopubs.comarchives apakabarsaltmine.radix.net. Sudah di akui secara umum oleh para pengkaji bahwa semua masyarakat yang dikenal di dunia ini, bersifat relijius. Bangsa Indonesia juga merupakan masyarakat yang relijius yang mana hal ini juga tertulis pada dasar negara yaitu pancasila, sila ketuhanan yang maha esa. Hal tersebut, tercermin baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara. Dalam lingkungan masyarakat terlihat terus meningkat kesemarakan dan kekhidmatan kegiatan keagamaan baik dalam bentuk ritual, maupun dalam bentuk sosial keagamaan. Secara filosofis, sosio- politis dan historis agama bagi bangsa Indonesia sudah berurat dan berakar dalam kehidupan bangsa. Agama juga telah menjadi bagian dari sistem kenegaraan sebagai hasil konsensus nasional dan konvensi dalam praktek kenegaraan Republik Indonesia WWW.depag.go.id , 19 Februari 2010 : 20: 34 WIB. Keberadaan agama di Indonesia telah ditetapkan pemerintah yang mengacu pada ketetapan presiden Nomor 1 tahun 1965. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha adalah agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia. Selain dari pada itu agama-agama dan kepercayaan lain boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Pemerintah mempunyai kewajiban untuk mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut. Negara memiliki tugas memberikan perlindungan, pelayanan dan membantu pembangunan dan pemeliharaan sarana Universitas Sumatera Utara peribadatan serta mendorong pemeluk agama yang bersangkutan agar menjadi pemeluk agama yang baik. Kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa telah ada sejak dahulu kala. Sebagian aliran kepercayaan ini membawa dampak, yaitu adanya usaha agar aliran kepercayaan tersebut disejajarkan sebagai agama. Sebelum agama-agama resmi masuk ke nusantara, di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan asli, seperti agama sunda Wiwitan yang kini tersisa pada etnis Baduy di kanekes Banten; agama sunda wiwitan aliran madrais, juga dikenal sebagai agama cigugur di kuningan, jawa barat; agama buhun di jawa barat ; kejawen di jawa tengah dan jawa timur; agama parmalim, agama asli batak; agama kaaringan di Kalimantan; keercayaan tonaas walian di minahasa, Sulawesi utara ; tolottang di Sulawesi selatan; wetu telu di Lombok; naurus di pulau seram di propinsi Maluku, dan lain sebagainya WWWP.presidenby.info , 21 Februari 2010 : 21: 30. Agama menurut Yinger, adalah “sistem kepercayaan dan peribadatan yang digunakan oleh berbagai bangsa dalam perjuangan mereka mengatasi persoalan- persoalan tertinggi dalam kehidupan manusia”Scharf 2004:35. Agama memiliki peran sentral dalam perkembangan sebuah komunitas dan sebuah negara, agama mampu mendorong terciptanya sebuah kondisi yang baik melalui ajaran-ajaran dan dogma-dogma agamanya. Seperti yang telah diuraikan oleh Max Weber dalam The Protestant Ethic and the The Spirit Capitalisme yang diterbitkan pada tahun 1904, dimana ditampilkan mengenai bukti-bukti mengenai hubungan antara Universitas Sumatera Utara berbagai bentuk tertentu agama protestan dan perkembangannya yang sangat cepat menuju kapitalisme. Max Weber menemukan bahwa bagi pemeluk agama protestan bekerja adalah nilai intrinsic, bukan sekedar konsekuensi dari tuntutan hukum atas diri Adam. Dalam Calvinisme, bukan ajaran Katholik atau Lutheran, menekankan kebebasan untuk memilih panggilan, bukan kewajiban untuk menerima ketetapan yang diberikan kepada manusia ketika dilahirkan. Kedua aspek dari doktrin panggilan ini , yakni kesungguhan dalam bekerja dan hak serta tugas individu untuk memilih bidang kegiatannya, jelas akan membantu perkembangan ekonomi bila keduanya tidak hanya diajarkan, tetapi dipraktekkan secara actual. Weber berkeyakinan bahwa kedua aspek tersebut secara merata dipraktekkan di mana saja doktrin Calvinisme tentang takdir dipegang secara sungguh-sungguh. Konsekuensinya, mereka berada dalam aktivitas yang tiada henti-hentinya, dalam disiplin pribadi yang kuat, dan dalam meraih tujuan-tujuan mereka secara metodik, disertai keyakinan bahwa mereka benar-benar termasuk di antara orang-orang yang terpilih oleh tuhan untuk diselamatkan Betty R. Scharf, 2004. Parmalim adalah salah satu kepercayaan yang di anut oleh masyarakat yang ada di provinsi sumatera utara. Penganut parmalim menyebutnya sebagai Ugamo malim yang merupakan agama asli suku batak toba dan merupakan kelanjutan dari agama lama Situmorang, 1993: 230. Dasar kepercayaan agama ini adalah melaksanakan tita-titah yang dipercayai berasala dari tuhan debata mulajadi nabolon tuhan yang maha esa sebagai pencipta manusia, langit, bumi, Universitas Sumatera Utara dan segala isi alam semesta dan roh nenek moyang. Segala perintah dan ajaran- ajaran debata mulajadi nabolon disampaikan melalui raja nasiakbagi yaitu sisingamangaraja yang disebut juga nabi parmalim. Sisingamangaraja adalah salah satu roh yang diyakini kesaktiannya, karena dialah yang “maningahon adat dohot uhum” menyampaikan segala perintah hukum dan adat istiadat kepada keturunannya. Agama ini pada saat ini dipimpin oleh seorang oleh seseorang pimpinan tertinggi yaitu, raja Marnangkok Naipospos dan berpusat di desa pardomuan nauli dan di bawah pimpinan tertinggi ada juga pimpinan yang ada di luar daerah yaitu pimpinan di setiap cabang parmalim yang di sebut ulu punguan, yang bertugas memimpin dan mengontrol penganut parmalim diberbagai daerah. Parmalim mempunyai keperayaan terhadap ajaran-ajaran ataupun perintah debata mulajadi nabolon yang harus di amalkan dalam kehidupan bermasyarakat. Ada beberapa pendapat yang mengatakan seputar kapan timbulnya ajaran kepercayaan parmalim. Menurut karl helbig dan paderson, ajaran kepercayaan parmalim timbul sekitar tahun 1870 sidjabat, 1982: 326, dan hortling, 1913: 163 berpendapat bahwa kepercayaan parmalim timbul sekitar tahun 1892. Dalam buku sitomorang, agama parmalim didirikan oleh seorang tokoh spiritual yaitu guru somalaing pardede pada tahun 1890-an yang merupakan penasehat dan pembantu utama sisingamangaraja XII dlam masa perlawanan penjajahan Belanda. Dalam hal ini kepercayaan ini menjadikan sisingamnagraja sebagai Universitas Sumatera Utara tokoh sentral karena dianggap titisan mulajadi nabolon sitomorang, 2004 ; 65- 72. Berdasarkan pendapat-pendapat yang berbeda sebenarnya sulit ditentukan sejak kapan pastinya agama parmalim itu muncul. Apabila kita lihat dari sistem kepercayaan dan tata aturan yang di jalankan oaleh penginkutnya bahwa ajaran ini telah ada sejak dahulu, namun belum terlembaga menjadi sebuah agama. Pusat penyebaran agama ini terdapat di Kabupaten Toba Samosir dan tersebar 34 cabang di seluruh Indonesia. Jumlah pengikutnya di Kabupaten Toba Samosir diperkirakan 1000 kk, sedangkan jumlah penganut yang tercatat di seluruh Indonesia sekitar 500 kk Tempo, edisi Hari Kemerdekaan, 2006 hal; 41. Desa huta tinggi adalah tempat berdirinya salah satu pusat kegiatan dan peribadatan agama parmalim. Dalam perkembangannya desa hutatinggi itu di gabung dengan desa-desa kecil menjadi satu kesatuan desa yang besar yang di sebut desa pardomuan Nauli. Di desa inilah pusat agama parmalim berkembang yang di pimpin oleh raja marnangkok naipospos. Jumlah pengikut agama parmalim yang kecil menunjukkan adanya perubahan sistem religi pada masyarakat batak asli di desa Pardomuan Nauli ini. Agama parmalim merupakan agama kuno yang hampir dilupakan oleh negara. Hal tersebut berpengaruh terhadap kehidupan penganutnya dalam bermasyarakat maupun bernegara. Dimana penganutnya mengalami diskriminasi sebagai kelompok minorotas dan tidak mendapat pengakuan sebagai agama resmi. Universitas Sumatera Utara Tapi walaupun dalam kondisi demikian agama ini sampai sekarang mampu bertahan dan agama ini melalui lembaga-lembaga sosialnya bisa menaikkan taraf hidup penganutnya menuju kesejahteraan. Salah satu lembaga sosial milik masyarakat parmalim adalah lembaga ugasan torop. Lembaga ugasan torop lahir melalui inisiatif dari dari seorang raja yang pernah memimpin masyarakat parmalim, raja nasiak bagi mengajarkan untuk mendirikan Ugasan Torop, setiap tahun masing-masing warga mengumpulkan sejumlah tertentu padi atau uang dalam lumbung kas, tujuannya menyantuni kehidupan warga yang tidak mampu, yatim piatu dan warga miskin dijamin oleh harta bersama ini. Yang kurang mampu tidak diwajibkan untuk memberikan sumbangan hingga kehidupannya lebih baik, namun memiliki hak yang sama. Parmalim tidak mengenal konsep panti karena dalam budaya batak adat do palomehon pinahan, alai tihas do palumehon jolma, memliharakan ternak adalah hal biasa dengan konsep bagi hasil, namun memeliharakan karena cacat, miskin dan jompo manusia adalah pantangan besar. Bentuk apapun manusia yang di anugerahkan kepada keluarga adalah menjadi tanggung jawabnya dan komunitasnya. Konsep itu tetap hidup dalam parmalim sehingga warga parmalim dalam keadaan apapun tidak dia anjurkan masuk apnti asuhan dan tidak berusaha membentuk panti. Kehidupan dijamin dengan adanya ugasan torop. Universitas Sumatera Utara Sebuah konsep kelembagaan yang bentuknya mirip dengan Ugasan Torop adalah Baitul Maal atau balai usaha terpadu, sebuah lembaga yang memadukan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat setempat. Kegiatan ekonomi tersebut adalah dengan mendorong kegiatan menabung, dan membantu pembiayaan usaha ekonomi anggota dan masyarakat lingkungan. Sedangkan fungsi sosialnya adalah dengan menggalang dana titipan sosial untuk kepentingan masyarakat seperti ZIS Zakat, Infak, dan Sadaqah. Bertitik tolak dari kenyataan ini penulis mencoba memaparkan lembaga Ugasan Torop milik masyarakat Parmalim. Pada kenyataanyya komunitas pemeluk agama parmalim hanyalah komunitas kecil yang masih berpegang teguh pada ajaran dan norma adatnya, namun di tengah segala keterbatasan dan diskriminasi yang di hadapi oleh kepercayaan ini para penganutnya membuktikan mereka mampu bangkit dan membuktikan eksistensinya di masyarakat. Dari pengamatan sementara dari penulis di dapat sebuah fenomena yang luar biasa dimana ugasan torop mampu memberikan bantuan kepada para anak-anak dari pengikut agama parmalim untuk berkuliah di luar negeri, dan hal ini semakin menguatkan penulis untuk meneliti seperti apakah sistem yang terdapat di lembaga ini sehingga mampu membuat agama ini secara perlahan-lahan menuju kesejahteraannya. Universitas Sumatera Utara

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Parmalim (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Adaptasi Penganut Agama Malim Di Kota Medan)

12 102 142

Studi Deskriptif Dan Musikologis Gondang Sabangunan Dalam Upacara Mardebata Pada Masyarakat Parmalim Hutatinggi-Laguboti Di Desa Siregar Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

3 39 117

Perjanjian Tukar-Menukar (Barter) Tanah Hak Milik (Studi Kasus : Gugatan Perdata NOMOR:06/Pdt.G/2006/PN. Tembilahan-Riau)

23 200 102

PERKEMBANGAN UGAMO MALIM DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 8 21

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN KERJA KERAS DALAM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Implementasi Karakter Peduli Sosial dan Kerja Keras dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus LSM Taruna Siaga Bencana Kabupaten Ngawi).

0 1 13

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN KERJA KERAS DALAM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Implementasi Karakter Peduli Sosial dan Kerja Keras dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus LSM Taruna Siaga Bencana Kabupaten Ngawi).

0 3 18

BENTUK PENYAJIAN GONDANG MALIM PADA UPACARA RITUAL PARMALIM SI INUM URAS DI KECAMATAN PINTUPOHAN MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

0 2 28

PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT SEBAGAI KONTROL SOSIAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI : Studi Kasus Terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat Bandung Institute of Governance Studies/BIGS di Bandung.

0 0 43

TRANSFORMASI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT MENUJU WIRAUSAHA SOSIAL: STUDI KASUS KOMUNITAS FILM AYOFEST

0 0 11

BAGAIMANA PERANAN LEMBAGA ADAT MEMPERTAHANKAN MODAL SOSIAL MASYARAKAT? (STUDI KASUS DI KABUPATEN SAROLANGUN)

0 0 20