Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Definisi konsep

1.2. Perumusan Masalah

Mengacu kepada pernyataan moleong 1996:62 bahwa; masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua factor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan yaitu suatu yang tidak di pahami atau tidak dapat diterangkan waktu itu. Berangkat dari latar belakang masalah berikut uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba untuk menarik suatu permasalahan agar lebih mengarah pada penelitian yang di maksud yaitu: 1. Bagaimana pengelolaan lembaga ugasan torop dalam masyarakat parmalim? Universitas Sumatera Utara 2. Mengapa lembaga Ugasan Torop tetap eksis dan bertahan sampai sekarang ini?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah: 1. Untuk mengetahui pengelolaan lembaga Ugasan Torop milik masyarakat Parmalim. 2. Untuk mengetahui mengapa lembaga Ugasan Torop tetap eksis dan bertahan sampai sekarang.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang di harapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis  Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian di bidang ilmu sosial, khususnya dalam ilmu sosiologi.  Hasil dari penelitian ini bisa menjadi kajian ilmiah bagi mahasiswa khususnya mahasiswa sosiologi, masyarakat maupun instansi terkait pada umumnya dalam mengetahui keberadaan lembaga Ugasan Torop dan perannya terhadap masyarakat Parmalim. Universitas Sumatera Utara 2. Manfaat Praktis  Untuk memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam melihat keberadaan lembaga- lembaga yang ada di sebuah aliran kepercayaan.  Mensosialisasikan keberadaan lembaga Ugasan Torop dengan harapan prinsip-prinsip dasar dan kelebian-kelebihan lembaga tersebut juga dapat diterapkan di komunitas lainnya.

1.5. Definisi konsep

Dalam penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dalam memfokuskan penelitian. Agar tidak menimbulkan polemik atau kesalahpahaman konsep yang di pakai dalam penelitian, maka di buat batasan-batasan makna dan arti konsep yang di pakai, yaitu: 1. Agama Secara sosiologis agama dilihat sebagai pemahaman dan pengalaman masyarakat, bukan ajaran atau wahyu tuhan Sachari, 2003: 12. Arti agama dapat dilihat sebagai berikut: Secara eksklusif, agama merupakan seperangkat keprecayaan dan simbolis yang berkaitan dengan perbedaan antara sumber empiris dan super empiris. Universitas Sumatera Utara Secara inklusif, agama adalah suatu sistem kepercayaan yang disatukan oleh praktek-praktek yang bertalian dengan hal-hal yang suci, hal-hal yang dibolehkan dan dilarang. Menurut Pemerintah Indonesia parmalim merupakan aliran kepercayaan dan telah disahkan pada departemen pendidikan dan kebudayaan RI dengan nomor invebatarisasi: I. 136F.31.11980. 2. keyakinan Kepercayaan mengandung pengertian: kebatinan yang mengandaikan adanya ruang lingkup di dalam diri manusia yang bersifat kekal; kejiwaan yang mengajarkan psychotehnik tekhnik kejiwaan manusia menyadari apa yang ada di luar dirinya; kerohanian yang memperhatikan jalan Hadikusuma, 1993: 19. Dalam hal ini konsep kepercayaan yang menyangkut dengan kepercayaan Agama Parmalim. 3. Lembaga Lembaga sosial dalam kehidupan sehari-hari biasanya adalah badan ilmiah, ikatan sarjana atau berbagai bentuk organisasi yang mempunyai tujuan amal atau memelihara dan memepreluas pengetahuan dan lain sebagainya. Namun dalam sosiologi, lembaga social institution yaitu suatu kompleks atau sistem peraturan – peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai – nilai yang penting. Universitas Sumatera Utara Lembaga itu bertujuan untuk mengatur antar hubungan yang diadakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang paling penting. Bruce J. Cohen: “Lembaga sosial merupakan sistem pola sosial yang tersusun rapi dan secara relatif bersifat permanen serta mengandung perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan manusia Dalam pengertian ini lembaga sebagai suatu jaringan sarana hidup berisi peranan yang menjalankann fungsi masyarakat secara terus menerus dan berulang-ulang. Secara umum lembaga lahir dari cara-cara berbuat Usage yang menjadi kebiasaan Folksway , lalu tumbuh menjadi tata-kelakuan mores, dan apabila tata kelakuan ini bertambah matang, disertai adanya aturan dan pengenaan sanksi yang relative berat terhadap pelanggar tersebut, maka berarti telah terbentuk apa yang disebut sebagai adat-istiadat Customs. Dengan kata lain lembaga merupakan kebiasaan berbuat yang dilakukan secara sadar, bersifat permanen dan rasional super folksway www.pdfsearchengine.com. 4. Parmalim Kata “Parmalim” berasal dari bahasa Batak Toba yang berarti pengikut ajaran kesucain Hamalimon, Par adalah pengikut dan dan malim adalah suci, sedangkan hamalimon berarti kesucian. Agama Parmalim atau disebut juga Ugamo Malim menurut Guru Somalaing Pardede merupakan kelanjutan dari agama lama, tetapi cara peribadatannya dipengaruhi agama-agama lain. Mereka berkumpul uantuk berdoa kepada tuhan yang maha pencipta yang disebut dengan Universitas Sumatera Utara Debata Mulajadi Nabolon. Adakalanya mereka menggunakan istilah “Jahowa” yang berasal dari Yehowa dalam injil Agama Parmalim adalah suatu bentuk keyakinan, kepercayaan agama pada masyarakat batak yang menganggap bahwa manusia tidak lepas dari eksistensi alam dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan leluhur yang dianggap mengawasi kehidupan mereka sehari-hari. 5. Lembaga Ugasan Torop Pengurus dari ugasan torop tidak mendapat insentif dari perkembangan harta ini karena berprinsip mengabdikan diri terhadap pesan raja sisingamangaraja- raja nasiakbagi. Ugasan torop banyak digunakan sebagai modal awal keluarga baru yang memulai kehidupan baru sehingga semakin berkembang. Pengelolaannya pun semakin berkembang, yang semula orientasi sosial semata, namun karena memberi kehidupan yang lebih baik oleh yang menggunakannya sehingga lajim memberikan “ginugur” bagian dari laba usahanya yang tidak dipatok. Target dalam pengertian yang lebih luas, ugasan torop diharapkan mampu menyantuni warga seluruhnya bila mengalami kegagalan panen, atau usaha sehingga terancam kehidupannya dalam satu tahun berjalan. Ugasan torop memiliki sebuah aplikasi nyata yang dapat membuat masyarakat parmalim bertahan sampai sekarang, salah satu factor yang Universitas Sumatera Utara melatarbelakangi terciptanya hal ini adalah kuatnya penanaman trust yang berkembang menjadi modal sosial, modal sosial dapat didiskusikan dalam konteks komunitas yang kuat, masyarakat sipil yang kokoh, maupun identitas negara bangsa. Modal sosial termasuk elemen-elemen didalamnya seperti keercayaan, kehesifitas, altruism, gotong royong, jaringan dan kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai mekanisme, seperti meningkatnya rasa tanggungb jawab terhadap kepentingan public, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kekerasan dan kejahatan Barkeley dan Suggate, 1997 a;Suharto, 2005a;suharto2005b;. Para Pengelola Ugasan Torop ini disebut juga Suhi Ni Ampang Naopat. Mereka ada di setiap cabang dan mengelola secara mandiri. Di Pusat disebut juga Suhi Ni Ampang Naopat, tugasnya mengevaluasi perkembangan Ugasan Torop dan melakukan kebijakan croos subsidi. Bila di salah satu cabang ada masalah yang harus disantuni Ugasan Torop dan harta mereka tidak mencukupi, kas dari cabang lainnya dapat digunakan untuk mengatasi masalah itu. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen yang terkait

Parmalim (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Adaptasi Penganut Agama Malim Di Kota Medan)

12 102 142

Studi Deskriptif Dan Musikologis Gondang Sabangunan Dalam Upacara Mardebata Pada Masyarakat Parmalim Hutatinggi-Laguboti Di Desa Siregar Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

3 39 117

Perjanjian Tukar-Menukar (Barter) Tanah Hak Milik (Studi Kasus : Gugatan Perdata NOMOR:06/Pdt.G/2006/PN. Tembilahan-Riau)

23 200 102

PERKEMBANGAN UGAMO MALIM DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 8 21

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN KERJA KERAS DALAM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Implementasi Karakter Peduli Sosial dan Kerja Keras dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus LSM Taruna Siaga Bencana Kabupaten Ngawi).

0 1 13

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN KERJA KERAS DALAM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Implementasi Karakter Peduli Sosial dan Kerja Keras dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus LSM Taruna Siaga Bencana Kabupaten Ngawi).

0 3 18

BENTUK PENYAJIAN GONDANG MALIM PADA UPACARA RITUAL PARMALIM SI INUM URAS DI KECAMATAN PINTUPOHAN MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

0 2 28

PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT SEBAGAI KONTROL SOSIAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI : Studi Kasus Terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat Bandung Institute of Governance Studies/BIGS di Bandung.

0 0 43

TRANSFORMASI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT MENUJU WIRAUSAHA SOSIAL: STUDI KASUS KOMUNITAS FILM AYOFEST

0 0 11

BAGAIMANA PERANAN LEMBAGA ADAT MEMPERTAHANKAN MODAL SOSIAL MASYARAKAT? (STUDI KASUS DI KABUPATEN SAROLANGUN)

0 0 20