Sistem dan Instrument KCKT

13 jumlah lempeng teoritis sebanyak 100.000 lempengmeter. Instrumen KCKT modern sudah dilengkapi dengan pengatur suhu kolom heater agar suhu kolom tetap konstan Skoog dkk, 2004. d. Detektor Detektor KCKT seringkali berupa modifikasi spektofotometer yang memantau konsentrasi atau massa dari analit yang terelusi Ahuja dan Dong, 2005 . Detektor yang paling banyak digunakan untuk KCKT yakni berdasarkan absorbsi sinar ultra violet – sinar tampak, fluoresens, indeks bias dan detektor elektrokimia. Detektor spektrometri massa saat ini sudah cukup populer, akan tetapi pada campuran analit yang kompleks, perpaduan KCKT dengan detektor spektrometri massa memberikan resolusi yang kurang bagus Skoog dkk, 2007. Secara umum terdapat empat jenis teknik kromatografi cair yang sering digunakan yaitu kromatografi fase normal, kromatografi fase terbalik, kromatografi pertukaran ion, kromatografi ekslusi ukuran. Kromatografi fase terbalik merupakan jenis kromatografi yang paling banyak digunakan, hampir 90 analisis sampel dengan bobot molekul rendah menggunakam kromatografi fase terbalik. Pemisahannya berdasarkan gaya hidrofobik atau interaksi van der Waals. Permukaan dari fase diam pada tipe ini bersifat hidrofobik dan bersifat non polar Kazakevich dan Lobrutto, 2007.

II.5.3 Parameter dalam KCKT

Tiap-tiap analit yang spesifik dalam sebuah kromatogram ditampilkan dalam bentuk puncak. Adanya interaksi yang kuat antara analit dan fase diam pada konsentrasi analit yang relatif rendah akan menghasilkan puncak yang simetris dan mengikuti distribusi normal tipe kurva Gaussian. Teori kolom dapat digunakan sebagai petunjuk dalam mendesain pengoperasian KCKT Kazakevich dan Lobrutto, 2007. a. Waktu retensi t R Merupakan jarak antara puncak maksimum dari awal sampel diinjeksikan yang dinyatakan dalam waktu dan menunjukkan analit yang teridentifikasi 14 dalam sampel serta sifat dari analit tersebut. Waktu retensi merupakan parameter yang mudah diukur. Waktu retensi tergantung dari laju alir fase gerak dan dimensi kolom, dimana semakin cepat laju alir yang digunakan makan semakin kecil singkat waktu retensinya. Selain itu, waktu retensi tergantung dari kestabilan laju alir. b. Faktor kapasitas Faktor kapasitas merupakan parameter penting yang dapat digunakan untuk menjelaskan laju migrasi analit dalam kolom. Untuk spesi A, faktor kapasitas k‟A didefinisikan sebagai berikut : Faktor kapasitas, k‟ = t t t R  ………………. Persamaan II.1 Jika k‟ bernilai 0 nol berarti bahwa komponen atau analit tidak diretensi dan dielusi bersama dengan pelarut. Jika k‟ bernilai satu artinya komponen diretensi secara lemah oleh fase diam dalam kolom, sementara jika k‟ bernilai duapuluh artinya komponen diretensi secara kuat dan berinteraksi dengan fase diam cukup lama. Pada sebagian besar analisis, nilai k‟ untuk analit yang terelusi berkisar antara 1 sampai 20, sehingga mempunyai peluang yang cukup untuk berinteraksi dengan fase diam menghasilkan pemisahan yang baik Ahuja dan Dong, 2005. t R adalah waktu retensi, dan t adalah waktu yang tidak teretensi. Beberapa pustaka merekomendasikan faktor kapasitas yang baik adalah 1 k‟10. c. Faktor selektivitas Faktor selektivitas adalah kemampuan sistem kromatografi untuk membedakan analit. Pemisahan antara dua komponen hanya mungkin terjadi jika keduanya mempunyai kecepatan migrasi yang berbeda saat melewati kolom Ahuja dan Dong, 2005. Faktor selektivitas α dari suatu kolom untuk spesi A dan B dinyatakan sebagai berikut :