12 ketepatan, kecepatan dan kemampuan untuk memisahkan komponen yang sulit
dipisahkan Hanai, 1999.
II.5.2 Sistem dan Instrument KCKT
Sistem KCKT terdiri dari dua bagian, yaitu sistem pemisahan dan sistem pendeteksi. Sistem pemisahan dengan bagian utamanya pompa yang mengalirkan
pelarut dan sampel yang diinjeksikan melalui injektor ke dalam kolom, sedangkan sistem pendeteksi adalah detektor yang dihubungkan pada ujung akhir
kolom. a.
Pompa Fungsi pompa di dalam sistem KCKT adalah untuk mendorong fase gerak
masuk ke dalam kolom. Biasanya menggunakan katup
inlet
terhubung ke pelarut dan katup
outlet
terhubung ke kolom. Pada dasarnya pompa KCKT mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yaitu harus inert
terhadap pelarut organik fase gerak, dapat memompakan fase gerak secara konstan, mempunyai tekanan maksimum yang cukup tinggi 400 psi dan
mempunyai noise yang rendah Skoog dkk, 2007. b.
Sistem injektor Adanya injektor pada KCKT memungkinkan volum sampel yang tepat masuk
ke dalam kolom. Injektor manual terdiri dari katup enam
port
dengan rotor, loop sampel dan jarum
port
. Pada saat posisi
load
, aliran datang dari pompa melalui salah satu
port
dan keluar melalui
port
yang lain menuju ke kolom Ahuja dan Dong, 2005.
Loop yang digunakan bisa disesuaikan berdasarkan ukuran sampel dengan kisaran loop antara 5 sampai 500 μL Skoog dkk,
2004. Sistem injeksi dapat dilakukan secara manual atau diotomatisasi melalui
autosampler
Skoog dkk, 2007. c.
Kolom Kolom KCKT pada umumnya terbuat dari pipa baja tahan karat. Sebagian
besar kolom mempunyai panjang antara 10 sampai 30 cm dengan diameter dalam 2 - 5 mm, ukuran partikel antara 3 sampai 10
µm dan memiliki jumlah lempeng teoritis 40.000 sampai 60.000 lempengmeter. Saat ini sudah tersedia
mikrokolom yang dikemas dengan ukuran partikel 3 atau 5 µm dan memiliki
13 jumlah lempeng teoritis sebanyak 100.000 lempengmeter.
Instrumen KCKT modern sudah dilengkapi dengan pengatur suhu kolom
heater
agar suhu kolom tetap konstan Skoog dkk, 2004.
d. Detektor
Detektor KCKT seringkali berupa modifikasi spektofotometer yang memantau konsentrasi atau massa dari analit yang terelusi Ahuja dan Dong, 2005
. Detektor yang paling banyak digunakan untuk KCKT yakni berdasarkan
absorbsi sinar ultra violet – sinar tampak, fluoresens, indeks bias dan detektor
elektrokimia. Detektor spektrometri massa saat ini sudah cukup populer, akan tetapi pada campuran analit yang kompleks, perpaduan KCKT dengan
detektor spektrometri massa memberikan resolusi yang kurang bagus Skoog dkk, 2007.
Secara umum terdapat empat jenis teknik kromatografi cair yang sering digunakan yaitu kromatografi fase normal, kromatografi fase terbalik, kromatografi
pertukaran ion, kromatografi ekslusi ukuran. Kromatografi fase terbalik merupakan jenis kromatografi yang paling banyak digunakan, hampir 90
analisis sampel dengan bobot molekul rendah menggunakam kromatografi fase terbalik. Pemisahannya berdasarkan gaya hidrofobik atau interaksi van der Waals.
Permukaan dari fase diam pada tipe ini bersifat hidrofobik dan bersifat non polar Kazakevich dan Lobrutto, 2007.
II.5.3 Parameter dalam KCKT
Tiap-tiap analit yang spesifik dalam sebuah kromatogram ditampilkan dalam bentuk puncak. Adanya interaksi yang kuat antara analit dan fase diam pada
konsentrasi analit yang relatif rendah akan menghasilkan puncak yang simetris dan mengikuti distribusi normal tipe kurva Gaussian. Teori kolom dapat
digunakan sebagai petunjuk dalam mendesain pengoperasian KCKT Kazakevich dan Lobrutto, 2007.
a. Waktu retensi t
R
Merupakan jarak antara puncak maksimum dari awal sampel diinjeksikan yang dinyatakan dalam waktu dan menunjukkan analit yang teridentifikasi