18 metode tidak ada atau kurang baik, metode dapat dilengkapi dengan prosedur
analisis pendukung yang memadai seperti pemisahan Ermer dan Miller, 2005.
Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau
pembawa plasebo dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi. Penyimpangan hasil jika ada merupakan selisih dari hasil uji keduanya. Pada
metode analisis yang melibatkan kromatografi, selektivitas ditentukan melalui perhitungan daya resolusinya R
s
ICH, 1994.
II.8.2 Linearitas
Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik,
proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Pengujian kelinieran dilakukan untuk membuktikan bahwa larutan sampel memberikan respon analit
yang berbanding lurus dengan konsentrasi Ibrahim, 2005.
Parameter linearitas ini diuji dengan membuat kurva baku, dimana kelinieran kurva baku yang baik dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi r yang ≥ 0,999
serta nilai koefisien variansi fungsi regresi V
x0
≤ 2,0 untuk kurva baku penetapan kadar obat dalam sediaan atau bahan baku, dan ≤ 5,0 untuk analisis
obat dalam kajian metabolit dan bahan biologis. Nilai koefisien korelasi r 0,999 sudah cukup dan dapat digunakan untuk membuktikan kelinieran kurva
baku Ibrahim, 2005.
II.8.3 Kecermatan Akurasi
Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen peroleh kembali
pada saat analisis, menggunakan prosedur analisis yang tepat, dengan cara penambahan sejumlah analit yang telah diketahui kadarnya terhadap sampel
Chan, 2004.
19 Akurasi ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi
spiked-placebo recovery
atau metode penambahan baku
standard addition method
. Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke dalam campuran
bahan pembawa sediaan farmasi plasebo lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan kadar yang
sebenarnya. Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan
dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya hasil yang diharapkan. Dalam kedua metode tersebut, persen peroleh kembali
dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya.
Perhitungan persen perolehan kembali dinyatakan dengan rumus :
A A
F
C C
C kemba li
Peroleha n
………………. Persamaan II.5 C
F
= konsentrasi total sampel yang diperoleh dari pengukuran C
A
= konsentrasi sampel sebenarnya C
A
= konsentrasi analit yang ditambahkan Harmita, 2004.
II.8.4 Keseksamaan Presisi
Presisi atau keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-
rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi diukur sebagai simpangan baku atau
simpangan baku relatif koefisien variasi. Presisi dapat dinyatakan sebagai keterulangan
repeatability
atau ketertiruan
reproducibility
.
Keterulangan adalah presisi metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Ketertiruan
adalah presisi metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda. Kriteria